Kontribusi Pajak Kendaraan Bermotor Pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Wilayah XXXI (Cimahi)

(1)

LEMBAR PENGESAHAN

KONTRIBUSI PAJAK KENDARAAN BERMOTOR PADA

DINAS PENDAPATAN DAERAH PROVINSI

WILAYAH XXXI (CIMAHI)

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Mata Kuliah Kerja Praktek

Jenjang D3 Program Studi Akuntansi

Oleh:

NAMA : ANDRI PRASETYO NIM : 21307049

Telah diperiksa dan disetujui sebagai Laporan Kerja Praktek Pada tanggal

Bandung, Desember 2009 Menyetujui,

Dosen Pembimbing Pembimbing Instansi

Wati Aris Astuti SE., Msi. Eeng Somadi, SE. NIP.4127.34.03.010 NIP .19580424.19940.1001

Mengetahui

Ketua Program Studi Akuntansi

Sri Dewi Anggadini.,SE.,M.Si


(2)

Salam Sejahtera

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan dan menyusun Laporan Kerja Praktek yang telah sesuai dengan tujuan dan tepat pada waktunya.

Dalam penyusunan laporan kerja praktek ini penulis mengambil judul

“ Kontribusi Pajak Kendaraan Bermotor Pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Wilayah XXXI (Cimahi)”.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnyakepada pihak-pihak yang telah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung memberikan bantuan, bimbingan dan dorongan baik berupa moril serta materil hingga terselesaikannya laporan kerja praktek ini. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc., selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia, Bandung.

2. Prof. Dr. Umi Narimawati, SE., MS., Ak., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Sri Dewi Anggadini, SE.., M., Si., selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Komputer Indonesia.

4. Wati Aris Astuti, SE., Msi., selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing penulis dalam penyelesaian laporan kerja praktek ini.


(3)

5. Seluruh Dosen, Staff, Pengajar, Administrasi dan seluruh karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia yang telah banyak membantu dan memberikan saran dan masukan dalam menyelesaikan studi.

6. Ibu Hj. Iska Wahyuni, SE.,Msi., selaku Kepala UPPD Wilayah XXXI Cimahi yang telah memberikan izin untuk melakukan kerja praktek pada penulis.

7. Bapak Agus, selaku bagian Tata Usaha yang memberikan kesempatan mengajukan surat permohonan kerja praktek.

8. Bapak Eeng, selaku bagian pengarsipan yang memberikan masukan dan mengajari penulis dalam melaksanakan tugas-tugas selama melakukan kerja praktek.

9. Bapak Iwan yang selalu membantu dan memberikan masukan dalam menjalankan kerja praktek.

10. Kepada seluruh karyawan/karyawati baik yang berada di Divisi Keuangan, Divisi Pajak Kendaraan Bermotor atau BBNKB pada UPPD Wilayah XXXI Cimahi. 11. Kepada para Sekuriti dan Staff pembantu lainnya pada UPPD Wilayah XXXI

Cimahi

12. Ayah dan Ibuku tercinta yang telah memberikan do’a dan semangat dukungan baik secara moril maupun materil serta perhatian dan curahan kasih sayang yang dapat memberikan semangat kepada penulis.

13. Nenek aku yang selalu memberikan do’a sehingga saya dapat menyelesaikan laporan kerja praktek.

14. Adik aku yang selalu memberikan semangat dan dorongan sehingga laporan kerja praktek dapat diselesaikan.


(4)

kreatif dalam menyusun laporan kerja praktek ini.

16. Buat Sahabat-sahabatku Andika, Askar, Ganjar, Rahmat, Frans dan semua temanku Anak 3 Ak-6 yang telah memberikan dorongan, terima kasih atas semua bantuan dan doa kepada penulis.

17. Seluruh pihak yang telah membantu penyelesaian laporan ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu terima kasih atas bantuannya.

Bandung, Desember 2009

Penulis


(5)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR ………i

DAFTAR ISI ……….iv

DAFTAR TABEL ………...vi

DAFTAR GAMBAR....………..vii

DAFTAR LAMPIRAN ………viii

BAB I PENDAHULUAN .………...1

1.1 Latar Belakang Kerja Praktek .………...1

1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek ………....4

1.2.1 Maksud Kerja Praktek……….4

1.2.2 Tujuan Kerja Praktek………..5

1.3 Kegunaan Kerja Praktek ………5

1.4 Metode Kerja Praktek ……….5

1.5 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek ………6

1.5.1 Lokasi Kerja Praktek……….6

1.5.2 Waktu Kerja Praktek ……….7

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ………...8

2.1 Sejarah Singkat Perusahaan ……….8

2.2 Dasar Hukum Kelembagaan ………..10

2.3 Dasar Hukum Pungutan………..10

2.4 Visi dan Misi Perusahaan/Instansi ……….11

2.5 Struktur Organisasi Perusahaan/Instansi ………12

2.6 Uraian Tugas Perusahaan ………13

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK ………28

3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek ………28

3.1.1 Kontribusi ………28

3.1.2 Pajak ……… 28


(6)

3.1.5 Subyek Pajak ………32

3.1.6 Wajib Pajak ………..33

3.2 Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek ……….33

3.3 Pembahasan Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek ………..34

3.3.1 Tata Cara Pemungutan Dengan Pendaftaran Atau Pendataan ………34

3.3.2 Dasar Pengenaan, Tarif Pajak dan Tata Cara Perhitungan Pajak Kendaraan Bermotor ……….35

3.3.3 Wilayah dan Kewenangan pemungutan ……… 36

3.3.4 Pembagian hasil Penerimaan Pajak ……… 37

3.3.5 Ketetapan Pajak dan Administratif ……… …….38

3.3.6 Dokumen-dokumen yang digunakan dalam PKB …………..41

3.4 Metode Kontribusi Pajak Kendaraan Bermotor Pada Dinas Pendatan Provinsi Wilayah XXXI Cimahi ……… 41

3.4.1 Kontribusi Pajak Kendaraan Bermotor Sebagai Pembangunan ……….. 41

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ……….. 43

4.1 Kesimpulan ………..43

4.2 Saran ………44

DAFTAR PUSTAKA ………...45

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ……….46

LAMPIRAN-LAMPIRAN ………...47


(7)

DAFTAR TABEL

Hal TABEL KEGIATAN KERJA PRAKTEK………..7


(8)

Hal 2.5 STRUKTUR ORGANISASI……… 12


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Hal

Lampiran 1 Surat Permohonan Kerja Praktek ………48

Lampiran 2 Surat Balasan dari UPPD Wilayah XXXI Cimahi ………..49

Lampiran 3 Surat Keterangan Hasil Kerja Praktek (dari Dosen Pembimbing) ………50

Lampiran 4 Surat Keterangan Hasil Kerja Praktek (dari Perusahaan/Instansi)……….51

Lampiran 5 Daftar Kehadiran mahasiswa/i UNIKOM selama Kerja Praktek …...52

Lampiran 6 Absensi Praktek Kerja lapangan UPPD Wilayah XXXI Cimahi. …...53

Lampiran 7 Pendapatan UPPD Provinsi Wilayah XXXI Cimahi Dari tahun Anggaran 2002-2004 ……….54

Lampiran 8 Pendapatan UPPD Provinsi Wilayah XXXI Cimahi Dari tahun Anggaran 2005-2007………..55

Lampiran 9 SPPKB Pengesahan ………56

Lampiran 10 Tanda Terima Dokumen Pengesahan………..57

Lampiran 11 Tanda Periksa Kendaraan ………...58

Lampiran 12 Lampiran Hasil Cek Phisik Kendaraan Bermotor………...59

Lampiran 13 Surat Ketetapan Pajak Daerah PKB/BBNKB ……… 60

Lampiran 14 Surat tanda Nomor Kendaraan Bermotor……… 61 Lampiran 15 Surat Pendaftaran dan Pendataan Kendaraan Bermotor (SPPKB)…. 62


(10)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kerja Praktek

Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk Republik sebagaimana tercantum dalam UUD 1945 Pasal 1 Ayat (1), Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional menggariskan bahwa tujuan pembangunan nasional adalah untuk mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur merata baik materiil dan spirituil berdasarkan UUD 1945, dalam wadah negara kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu, berkedaulatan rakyat dalam suasana perikehidupan bangsa yang aman, tentram, tertib, dan dinamis.

Untuk merealisasikan tujuan tersebut negara memerlukan sumber dana yang cukup besar, sumber dana tersebut memegang peranan penting guna mendukung kelangsungan pemerintahan dan masyarakat itu sendiri. Sumber dana tersebut dapat diperoleh melalui peran serta masyarakat secara bersama dalam berbagai bentuk satu diantaranya adalah pajak, karena pajak merupakan pendapatan yang besar di dalam suatu negara. dengan berkembangnya suatu negara semakin banyak masyarakat yang maju dan meningkat dalam taraf hidup. disamping meningkatnya taraf hidup masyarakat semakin banyak masyarakat untuk membayar pajak kepada negara dan semakin banyak juga pendapatan yang diperoleh negara dari pembayaran pajak.

Maka pemerintah daerah diharapkan lebih mampu menggali sumber-sumber keuangan khususnya untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan pemerintahan dan pembangunan didaerahnya melalui Pendapatan Asli Daerah (PAD). Oleh karenanya


(11)

2

penyelenggaraan otonomi daerah akan lebih berdaya guna dan berhasil, dengan kemampuan yang kuat dari daerah dalam mengembangkan atau meningkatkan potensi sumber-sumber keuangan secara optimal. Hal itu berarti, pemerintah daerah dituntut untuk lebih mandiri dalam membiayai kegitan operasional di daerahnya. Mengingat tidak semua sumber pembiayaan diberikan kepada daerah, maka daerah diwajibkan untuk menggali sumber-sumber keuangannya sendiri berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Persoalan keuangan daerah merupakan suatu hal yang sangat potensi dan sentral bagi setiap daerah. Potensi karena segenap aspek penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah amat ditentukan atas factor keuangan ini. Sentral karena bisa mempengaruhi bidang-bidang yang lain. Pemerintah daerah tidak akan dapat melaksanakan fungsinya dalam rangka memberikan pelayanan dan pembangunan kepada masyarakat secara efisien dan efektif tanpa tersedianya dana yang memadai.

Untuk itu, pemerintah daerah berupaya semaksimal mungkin dalam mengembangkan atau meningkatkan potensi sumber-sumber keuangan daerah yang didukung oleh perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah, seperti yang tercantum dalam UU No. 33 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintahan pusat dan pemerintah daerah. Sementara, sejauh ini dana perimbangan yang merupakan transfer keuangan oleh pusat kepada daerah dalam rangka mendukung pelaksanaan otonomi daerah, meskipun jumlahnya relatif memadai yakni sekurang-kurangnya sebesar 25 persen dari Penerimaan Dalam Negeri dalam APBN, maka dari itu daerah harus lebih kreatif dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah.


(12)

Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan indikator penting untuk menilai tingkat kemandirian pemerintah daerah di bidang keuangan. Semakin tinggi peran Pendapatan Asli Daerah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), mencerminkan keberhasilan usaha atau tingkat kemampuan daerah dalam pembiayaan dan penyelenggaraan pembangunan dalam pemerintah. Dengan meningkatnya Pendapatan Asli Daerah (PAD), akan mengurangi ketergantungan pemerintah daerah terhadap subsidi atau bantuan dari pemerintah pusat. Selain itu pemerintah daerah akan lebih leluasa membelanjakan penerimaannya sesuai dengan prioritas pembangunan yang sedang dilaksanakan di daerahnya.

Dari sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang paling dominan memberikan kontribusi terbesar dalam struktur Pendapatan Asli daerah (PAD) adalah pendapatan yang berasal dari hasil pajak daerah. karena pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah.

Dan salah satu pajak yang merupakan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yaitu pajak kendaraan bermotor, karena pajak kendaraan bermotor (PKB) merupakan salah satu primadona dalam membiayai pembangunan daerah. Karena di sektor pajak kendaraan bermotor pada Pendapatan Asli Daerah (PAD) memberikan kontribusi terbesar dalam pembangunan daerah.

Pada daerah Provinsi wilayah Cimahi pajak kendaraan bermotor juga merupakan pendapatan yang paling besar dan memberikan kontribusi yang besar dalam


(13)

4

perkembangan daerah. Dari pajak kendaraan bermotor pendapatan tersebut dikelola oleh pemerintah melalui Kantor Dinas Pedapatan Daerah Provinsi Wilayah XXXI Cimahi, Kantor Dinas Pedapatan Daerah tersebut bertugas sebagai Pengelola dan Pelaksanaan administrasi di bidang Pendapatan Daerah serta penyelenggara pelayanan umum di bidang Pendapatan Daerah.

Menurut Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Wilayah XXX1 (Cimahi), pendapatan yang terbesar dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) yaitu dari pajak kendaraan bermotor, dikarenakan banyak masyarakat yang menggunakan kendaraan bermotor, sehingga pendapatan yang diterima dari pajak kendaraan bermotor memberikan kontribusi terbesar dalam Pendapatan Asli daerah yang dapat memberikan kemajuan daerah kota Cimahi baik dari segi pembangunan dan kesejahteraan masyarakat .

Dari uraian tersebut penulis menyusun laporan kuliah kerja praktek yang berjudul “ Kontribusi Pajak Kendaraan Bermotor pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Wilayah XXX1 (Cimahi )”

1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek

1.2.1 Maksud kerja Praktek

a. Untuk mengetahui tahap-tahap kegiatan yang terdapat dalam kontribusi pajak kendaraan bermotor pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Wilayah XXX1 (Cimahi).

b. Untuk mengetahui Dokumen-dokumen yang diperlukan


(14)

1.2.2 Tujuan kerja Praktek

a. Mahasiswa dapat menyerap ilmu yang ada dilapangan serta menjalin kerja sama yang mutual dengan instansi tempat mahasiswa melakukan kerja praktek.

b. Guna menumbuhkan kesiapan mental mahasiswa untuk memasuki dunia kerja.

1.3 Kegunaan Kerja Praktek

Adapun kegunaan dari kerja praktek adalah membandingkan antara teori dan praktek dalam perusahaan, serta mahasiswa mengenal situasi kerja lapangan yang berkaitan dengan kontribusi pajak kendaraan bermotor pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Wilayah XXX1 (Cimahi).

1.4 Metode Kerja Praktek

Metode kerja praktek yang digunakan yaitu menggunakan metode deskritif dengan pendekatan kuantitatif dengan melakukan pengumpulan data dengan cara sebagai berikut :

1. Studi Kepustakaan (Library Research), yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan membaca berbagai bahan pustaka yang berkaitan dengan judul laporan, di antaranya menggunakan berbagai buku, artikel maupun sumber-sumber lainnya yang sekiranya mampu memberikan informasi dan data yang dibutuhkan secara lengkap.


(15)

6

2. Observasi, dilakukan dengan cara melakukan pengamatan langsung ke Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Wilayah XXX1 (Cimahi), melalui kegitan Kuliah Kerja Praktek.

3. Wawancara (Interview), yaitu mengumpulkan data-data melalui tanya jawab dengan pihak-pihak yang bersangkutan.

1.5 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek 1.5.1 Lokasi Kerja Praktek

Kerja praktek dilakukan di Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Wilayah XXX1 (Cimahi) yang berlokasi di jalan Raya Cibabat No.331A Cimahi. Mulai dari tgl 6 Juli – 10 Agustus, kegiatan kerja praktek dimulai pukul 07.30-15.00 WIB pada hari senin s.d jum’at, dan hari sabtu pukul 07.30-12.00 WIB.


(16)

1.5.2 Waktu Kerja Praktek

Tabel 1.1 Waktu kerja Praktek

N

o Keterangan

Bulan Jul

i Agst Sep

Ok t

No

v Des

1 Persiapan Surat Menyurat

2

Pelaksanaan Kerja Praktek

a. Perkenalan terhadap Lingkungan Kerja b. Pengarsipan Notice STNK Kendaraan-

Bermotor

c. Menghitung Pajak Kendaraan Bermotor Yang

Tercantum dalam Notice Kendaraan Bermotor

3

Pelaporan

a. Bimbingan Kerja Praktek b. Membuat laporan Kerja Praktek c. Revisi laporan Kerja Praktek

d. Pengumpulan laporan Kerja Praktek


(17)

BAB II

PROFIL UPPD PROVINSI WILAYAH XXXI (CIMAHI)

2.I Gambaran Umum UPPD Provinsi Wilayah XXXI (Cimahi)

Berdasarkan perkembangan Kota Cimahi Mulai dikenal sejak tahun 1811, pada saat Gubernur Jenderal Williem Deandels membuat jalan Anyer – Panarukan, dengan dibuatnya pos penjagaan (loji) di Alun-alun Cimahi sekarang. Perkembangan ini kemudian berlanjut pada tahun 1874 – 1893 ketika dilaksanakan pembuatan jalan Kereta Api Bandung – Cianjur sekaligus pembuatan Stasiun Kereta Api Cimahi dan tahun 1886 dimulai pembangunan Pusat Pendidikan Militer dan fasilitas lainnya. Pada tahun 1935, Cimahi menjadi Kecamatan. Sejak kemerdekaan Kota Cimahi berkembang terus, pada tahun 1962 dibentuk setingkat kedewanan, meliputi 4 kecamatan, yaitu : Cimahi, Padalarang, Batujajar dan Cipatat. Dengan perkembangan tersebut Kota Cimahi pada tahun 1975 ditingkatkan statusnya menjadi Kota Administratif melalui peraturan Pemerintahan Nomor 29 Tahun 1975, yang diresmikan pada tanggal 29 januari 1976. Kota Cimahi merupakan Kotip pertama di Jawa Barat dan ketiga di Indonesia. Sesuai dengan kondisi Kota Cimahi yang semakin berkembang, Kota Cimahi ditingkatkan statusnya menjadi Kota Otonom seiring dengan ditetapkannya Undang-undang Nomor 9 Tahun 2001 tanggal 21 Juni 2001 tentang Pembentukan Kota Cimahi dan diresmikan pada tanggal 17 Oktober 2001.

Batas Administratif Kota Cimahi, Wilayah Kota Cimahi berdasarkan UU Nomor 9 Tahun 2001 tentang pembentukan Kota Cimahi Meliputi 3 Kecamatan, yaitu :


(18)

Kecamatan Cimahi Utara, Kecamatan Cimahi Tengah, dan Kecamatan Cimahi Selatan dengan luas wilayah 4036 Ha.

Adapun batas-batas Kota Cimahi adalah :

- Sebelah Utara : Wilayah Kabupaten Bandung Khususnya Kecamatan Parongpong, Cisarua dan Ngamprah.

- Sebelah Timur : Wilayah Kota Bandung khusunya Kecamatan Sukahaji, Kecamatan Cicendo, dan kecamatan Andir.

- Sebelah Barat : Wilayah Kecamatan Padalarang dan Batujajar.

Wilayah Kota Cimahi merupakan wilayah yang pertumbuhannya pesat, karena memiliki sistem ekonomi yang saling berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi dan sosial yang terintegrasi antara Kota Bandung dan Kabupaten Bandung. berkaitan dengan itu perlu dilihat dari sejarah masa lalu yang tidak terlepas dari peran militer yang cukup kuat sebagai “Kawah Candradimuka” (Pusat Pendidikan Militer). Dan untuk jumlah penduduk di Wilayah Kota Cimahi menurut data dari Dinas Kependudukan Kota Cimahi sampai dengan bulan September 2009 terdiri dari

- Perempuan : 293.641 Jiwa - Laki-laki : 299.699 Jiwa Total : 593.340 Jiwa

Dengan laju pertumbuhan penduduk kira-kira 2.66%

Dengan perkembangan pemerintah Kotip Cimahi menjadi Kota Cimahi dan sektor pajak merupakan salah satu Pendapatan Asli Daerah dalam pelaksanaan pembangunan maka dengan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2002, tanggal 12 April 2002 maka terbentuklah Unit Pelayanan Pendapatan Daerah Provinsi Wilayah XXXI Cimahi.


(19)

10

2.2 Dasar Hukum Kelembagaan

1) Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 15 Tahun 2000 tanggal 12 Desember 2003 tentang Dinas Daerah provinsi Jawa Barat . Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 5 Tahun 2002 tanggal 12 april 2002 tentang perubahan atas peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 15 tahun 2000 tentang Dinas Daerah Provinsi Jawa Barat.

2) Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 53 Tahun 2001 tanggal 4 Desember 2001 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Rincian Tugas Unit dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat.

3) Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 63 Tahun 2002 tanggal 2 Desember 2002 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Rincian Tugas pada Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat.

2.3 Dasar Hukum Pungutan

1) Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2001 tanggal 18 Juni 2001 tentang Pajak Pengambilan dan pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air

Permukaan.

2) Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 7 Tahun 2001 tanggal 18 Juli 2001 tentang Pajak Kendaraan Bermotor.

3) Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 8 Tahun 2001 tanggal 18 Juli 2001 tentang Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor.

4) Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2001 tanggal 18 Juli 2001 tentang Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor.


(20)

5) Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 5 Tahun 2004 tanggal 4 Maret 2004 tentang Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah (RPKD)

6) Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 11 Tahun 2002 tanggal 13 Mei 2002 tentang Petunjuk Pelaksana Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2001.

7) Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 12 Tahun 2002 tanggal 13 Mei 2002 tentang Petunjuk Pelaksana Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 7 Tahun 2001.

8) Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 13 Tahun 2002 tanggal 13 Mei 2002 tentang Petunjuk Pelaksana Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 8 Tahun 2001.

9) Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 14 Tahun 2002 tanggal 13 Mei 2002 tentang Petunjuk Pelaksana Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2001.

10) Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 20 Tahun 2002 tanggal 2 Juli 2002 tentang Petunjuk Pelaksana Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2001.

2.4 Visi dan Misi UPPD Provinsi Wilayah XXXI Cimahi

Adapun Visi dari UPPD Provinsi Wilayah XXXI Cimahi yaitu “Menjadi pengelola Pendapatan Daerah yang amanah dengan berorientasi kepada kepuasan pelayanan publik”. Dan untuk Misi dari UPPD Provinsi Wilayah XXXI Cimahi yaitu sebagai berikut :


(21)

12

1. Meningkatkan penerimaan Pendapatan Daerah. 2. Meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat. 3. Memantapkan kinerja sumber daya manusia dan organisasi.

4. Menjalin jaringan kerja (networking) dan koordinasi secara sinergis di bidang Pendapatan Daerah.

2.5 Stuktur Organisasi Unit Pelayanan Pendapatan Daerah Provinsi Wilayah XXXI (Cimahi)

SUBBAGIAN TATA

USAHA

SEKSI PKB /

BBNKB SEKSI NON PAJAK

SEKSI PAJAK NON PKB / BBNKB KEPALA UPPD

INSTALASI KELOMPOK

JABATAN FUNGSIONAL


(22)

2.6 Uraian Tugas perusahaan Kepala UPPD

1) Kepala UPPD mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan pelayanan pendapatan daerah.

2) Dalam melaksanakan tugas pokok, kepala UPPD mempunyai fungsi : a. Pelaksanaan teknis operasioanal di bidang pendapatan daerah. b. Penyelenggaraan pelayanan umumdi bidang pendapatan daerah. 3) Rincian tugas Kepala UPPD adalah sebagai berikut :

a. Memimpin, mengatur, mengendalikan seluruh pelaksanaan kegiatan UPPD

b. Menetapkan rencana kerja operasional tahunan sesuai dengan kebijakan teknis operasional dinas.

c. Memberikan saran, pertimbangan dan atau informasi kepada kepala dinas sebagai bahan kebijakan.

d. Menyelenggarakan pengaturan pelayanan umum bidang PKB/BBNKB Pajak Non PKB/BBNKB dan Non pajak serta pendapatan lain yang menjadi kewenangan Propinsi.

e. Melaksanakan koordinasi dengan instasi terkait.


(23)

14

Subbagian Tata Usaha

1) Subbagian tata usaha mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan rencana kerja, pengelolaan administrasi kepegawaian, keuangan, perlengkapan umum dan pelaporan.

2) Dalam melaksanakan tugas pokok, Subbagian tata usaha mempunyai fungsi : a. Pelaksanaan penyusunan remcana kerja UPPD;

b. Pelaksanaan administrasi kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan umum.

3) Rincian tugas Subbagian Tata Usaha adalah sebagai berikut : a. Melaksanakan kegiatan dalam bidang ketatausahaan. b. Menyiapkan dan menyusun rencana anggaran;

c. Melaksanakan pengolahan di bidang kepegawaian, keuangan, perlengkapan umum di lingkungan UPPD;

d. Memberikan saran atau pertimbangan kepada Kepala UPPD mengenai hal-hal berkaitan dengan pelaksanaan tugas-tugas kedinasan;

e. Mengumpulkan dan mengolah bahan /laporan di bidang administrasi serta maengajukan pemecahan masalah dan pertimbangan kepada Kepala UPPD untuk menjadikan bahan pertimbangan lebih lanjut; f. Melaksanakan pengurusan rumah tangga UPPD.


(24)

Kelompok Jabatan Fungsional

Rincian tugas Kelompok Jabatan Funsional ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Setiap Kelompok Jabatan Fungsional dikoordinasikan oleh seseorang tenaga fungsional profesional yang ditunjuk di antara tenaga fungsional yang berada dilingkungan UPPD dan Kepala UPPD.

a. Pembantu Pemegang Kas Rutin (Kasir BAU)

1. Menerima, membukukan, mengeluarkan dan mempertanggung jawabkab anggaran Kas Rutin sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Melaksanakan kegiatan belanja barang kebutuhan kantor.

3. menyelenggarakan pembukuan dan pencatatan Bend 10, 11, 12, 15, 24, 25.

4. Menyusun dan membuat laporan bulanan keuangan kas rutin yang menjadi tanggung jawabnya.

5. Menerima dan mendistribusikan Gaji Pegawai Gol II, Tunda 6. Menerima dan menyetorkan PPH Pasal 21 yang menjadi

tanggung jawabnya.

b. Pemegang Kas Pembantu (Pentor) UPPD

1. Menerima setoran penerima Pajak Non PKB/BBNKB dan Non Pajak dari wajib pajak.


(25)

16

2. Menyetorkan hasil penerimaan Pajak Non PKB/BBNKB dan Non Pajak ke kas daerah melalui Bank jabar.

3. Menyelenggarakan pembukuan Bend 10, 16, 17 dan pembukuan lainnya yang menjadi tanggung jawab.

4. Membuat rekap setoran penerimaan Pajak Non PKB/BBNKB dan Non Pajak.

5. Menyusun dan membuat laporan mingguan dan bulanan PAD Non PKB dan Non Pajak yang menjadi tanggung jawabnya.

c. Pembantu Pemegang Kas Bendahara wan Pentor PKB/BBNKB 1. Menerima setoran penerimaan PKB/BBNKB dan Kasir.

2. Menyetorkan penerimaan PKB dan BBNKB dari Kasir ke Kas Daerah melaui Bank Jabar.

3. Menyelenggarakan pembukuan Bend 10, 16, 17, sampai III-2 dan pembukuan lainnya yang menjadi tanggung jawabnya. 4. Menghimpun dan membuat rekap setoran penerimaan

PKB/BBNKB.

5. Membuat laporan Mingguan dan bulanan hasil pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.


(26)

d. Pengelola DPP BO

1. Menerima, membukukan dan mendistribusika DPP BO

2. Menerima dan menyetorkan PPh pasal 21 yang menjadi tanggung jawabnya.

3. Menyusun Laporan bulanan Penerimaan dan Pendiatribusian DPP BO.

e. Pelaksanaan Dinas Luar pada Seksi Pajak Non PKB/BBNKB

1. Mendata, mencatat, memeriksa pemakaian dan pemanfaatan air oleh WP.

2. Menyampaikan SPTPD, SKPD, kepada WP Air. 3. Melaksanakan penagihan Pajak Air ke perusahaan.

4. Membantu mengerjakan Administrasi Pembukuan Pajak Air.

f. Pelaksana Seksi Non Pajak

1. Melaksanakan tugas Dinas luar RKPD dan,

2. Melaksanakan Administrasi Pembukuan Non Pajak.

g. Petugas Loket Pendaftaran Merangkap Penaggung Jawab TUUP 1. Memberiakn SPT dan penerangan kepada Wajib Pajak yang akan

menyelesaikan pembayaran PKB/BBNKB.

2. Menerima, meneliti dan memriksa kelengkapan berkas dari Wajib Pajak.


(27)

18

3. Mencatat dan membukukan pengeluaran SPT sesuai Nomor Polisi.

4. Membuat Laporan bulanan Penerimaan dan penggunaan SPT yang dikelolanya.

5. Mengkoordinir Administrasi dan pembuatan FAD serta pelaksanaan Administrasi Samsat Lainnya (TUPP)

6. Membantu Kasi Pajak mengkoordinir pembuatan Laporan bulanan PAD Samsat.

h. Penanggung jawab Supervisor Ruang Kontrol

1. Melaksanakan dan menggunakan Operasional Sistem komputer Samsat.

2. Mengerjakan perbaikan dan memelihara data masukan, dan data KB dan pasword.

3. Mengkoordinir pencetakan laporan yang dilaksanakan petugas operator (Sam II-2, Sam III-2).

4. Membuat Back Up Data.

5. Membantu menyusun Laporan bulanan PAD Samsat.

6. Melaksanakan tugas lainnya yang berkaitan dengan sistem komputer Samsat.


(28)

i. Pengurus barang Merangkap

1. Mengelola barang Dinas (Barang Investasi Kantor).

2. Mengerjakan pembukuan/Administrasi pengurusan Barang Dinas.

3. Menyusun Laporan Penerimaan dan Pengeluaran/Penggunaan Barang Investor Kantor.

4. Membantu tugas lainnya di Sub Bagian TU.

j. Pelaksana UPPD

1. Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait.

2. Membantu tugas dinas lapangan pajak Non PKB/BBNKB. 3. Staf Ahli penyusunan program UPPD.

k. Petugas Penetapan

1. Menerima, meneliti dan memeriksa kelengkapan berkas dari loket pendaftaran.

2. Menetapkan besarnya PKB/BBNKB Loksus dalam SKPD dan Denda Kas.

3. Meneruskan berkas yag telah disahkan PKB/BBNKB dan Dendanya kepada penetapan SWDKLLJ.

4. Membuat Laporan harian penetapan PKB/BBNKB.

5. Menyusun laporan penggunaan SKPD dan membuat BAP SKPD BATAL.


(29)

20

6. Melaksanakan pembukuan produksi penetapan (SAM II-2) harian sebagai bahan laporan bulanan .

7. Membantu Kasi Pajak menyusun Laporan bulanan Samsat.

l. Petugas Penerimaan Pembayaran Kasir Samsat

1. Menerima pembayaran PKB/BBNKB sesuai SKPD dari WP. 2. Menerima/validasi SKPD yang telah dibayar oleh WP.

3. Meneruskan berkas dan tindasan SKPD kepada petugas pencetakkan STNK/pengesahan STNK.

4. Menyetorkan hasil penerimaan PKB/BBNKB ke Pemegang Kas Pembantu/Bendaharawan Pentor melalui SAM II-3.

5. Mengerjakan Administrasi/Pembukuan yang menjadi tanggung jawabnya.

m. Juru Ketik dan Tugas lainnya

a. Melaksankan pengetikan surat-surat Dinas. b. Membantu pengerjaan administrasi TU. c. Operator telepon.

Seksi PKB / BBNKB

1) Seksi PKB/BBNKB mempunyai tugas pokok melaksanakan pelaksanaan di bidang pungutan PKB/BBNKB.


(30)

2) Dalam melaksanakan tugas pokok, seksi PKB/BBNKB mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Pelaksanaan pelayanan di bidang pungutan PKB/BBNKB melalui proses pemungutan yang didasarkan pada ketentuan perundang-undangan yang berlaku;

b. Pelaksanaan koordinasi tugas pelayanan di bidang pungutan PKB/BBNKB;

c. Pengendalian tugas pelayanan di bidang pungutan PKB/BBNKB. 3) Rincian tugas Seksi PKB/BBNKB adalah sebagai berikut :

a. Melaksanakan administarasi pendaftaran dan pendataan, penelitian, perhitungan dan penetapan, penagihan pembayaran dan penyetoran di bidang pungutan PKB/BBNKB;

b. Melaksanakan pelayanan terhadap permohonan keberatan yang diajukan oleh para wajib pajak mengenai besarnya PKB/BBNKB dan tata cara pelunasan pembayaran PKB/BBNKB;

c. Menyusun rumusan guna penyelesaian lebih lanjut terhadap tunggakan PKB/BBNKB dan atas keberatan yang diajukan oleh para wajib pajak bayar sebagaimana yang dimaksud huruf b;

d. Melaksanakan koordinasi dengan instasi terkait; e. Melaksanakan evaluasi dan laporan.


(31)

22

Seksi Pajak Non PKB / BBNKB

1) Seksi Pajak Non PKB/BBNKB mempunyai tugas pokok melaksanakan pelayanan Pajak Non PKB/BBNKB.

Dalam melaksanakan tugas pokok, seksi Pajak Non PKB/BBNKB mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Pelaksanaan pelayanan di bidang Pajak Non PKB/BBNKB melaui proses pemungutan yang didasarkan pada ketentuan undang-undang yang berlaku;

b. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas pelayanan di bidang Pajak Non PKB/BBNKB;

c. Pengendalian tugas pelayanan di bidang Pajak Non PKB/BBNKB; d. Pelaporan seluruh kegiatan dalam pelaksanaan tugas pelayanan di

bidang pajak Non PKB/BBNKB. 2) Rincian tugas Seksi Pajak Non PKB/BBNKB

a. Melaksanakan administrasi pendaftaran dan pendataan, penelitian perhitungan dan penetapan, penagihan, pembayaran dan penyetoran di bidang pungutan Pajak Non PKB/BBNKB;

b. Melaksanakan pelayanan dan penyetoran di bidang pungutan Pajak Non PKB/BBNKB;

c. Menyusun rumusan guna pelaksanaan penyelesaian lebih lanjut terhadap tunggakan Pajak Non PKB/BBNKB dan atas keberatan yang diajukan oleh para wajib pajak Non PKB/BBNKB;


(32)

Seksi Non Pajak

1) Seksi Non Pajak mempumnyai tugas pokok melaksanakan pelayanan di bidang pungutan Non Pajak.

Untuk melaksanakan tugas pokok, seksi Non Pajak Mempunyai fungsi sebagai berikut :

d. Pelaksanaan administrasi pelayanan di bidang pungutan retribusi daerah melalui proses pemungutan yang didasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku;

e. Pelaksanaan monitoring dalam bidang penerimaan pendapatan lain-lain yang dikelola oleh dinas/instasi penghasil di lingkungan provinsi maupun hasil penerimaan pemerintah pusat;

f. Pengendalian pelayanan di bidang pungutan retribusi daerah dan pungutan Non Pajak.

2) Rincian tugas Seksi Non Pajak

a. Melaksanakan administrasi penagihan, pembayaran dan penyetoran di bidang pungutan tertentu dalam lingkup pungutan Non Pajak;

b. Melaksanakan pelayanan terhadap permohonan keberatan yang diajukan oleh para wajib bayar mengenai besarnya pungutan dan tata cara pelunasan pembayaran pungutan tertentu dalam lingkup Non Pajak;

c. Menyusun rumusan guna pelaksanaan penyelesaian lebih lanjut terhadap tunggakan pungutan Non Pajak dan atas keberatan yang


(33)

24

diajukan oleh para wajib bayar sebagaimana dimaksud pada bagian b di atas;

d. Melaksanakan monitoring dalam bidang penerimaan pendapatan lain-lain yang dikelola oleh dinas/instasi penghasil dilingkungan propinsi maupun hasil penerimaan dari pemerintah pusat;

e. Melaksanakan koordinasi dengan instasi terkait; f. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan.

Intalasi

Intalasi mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian kegiatan operasional UPPD di bidang pelayanan pendapatan daerah di wilayah kerja atau wilayah pelayanan tertentu.

Untuk menyelenggarakan tugas pokok, adapun fungsi instalasi adalah sebagai berikut :

a. Pelaksanaan penyusunan rencana kerja instalasi;

b. Pelaksanaan administrasi pendaftaran dan pendataan, penelitian perhitungan dan penetapan, penagihan, pembayaran dan penyetoran di bidang pungutan Pajak PKB/BBNKB, Pajak Non PKB/BBNKB dan Non Pajak;


(34)

2.7 Kegiatan Perusahaan

Kegiatan yang dilakukan pada Dinas Pendapatan Provinsi Wilayah XXXI Cimahi yaitu :

A. Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan Asli Daerah (PAD). 1. Pengefektifan Tim Intensifikasi dan Ekstensifikasi PAD.

2. Kunjungan kesatuan kerja perangkat daerah.

3. Melakukan identifikasi produk hukum tentang tarif pungutan. 4. Pendataan potensi Pendapatan Asli Daerah.

5. Melakukan penelitian potensi PAD, bekerja sama dengan LSM dan PT. 6. Menganalisis potensi yang layak dijadikan PAD.

7. Menganalisis sistem dan mekanisme Sumbangan Pihak Ketiga. 8. Tukar menukar informasi.

9. Sosialisasi Pajak dan Retribusi berkaitan dengan Perda-perda baru. 10. Pemberian penghargaan kepada Wajib Pajak

B. Pemberdayaan SDM

1. Mengikuti Diklat Struktural.

2. Mengikuti Diklat Fungsional / Kursus-kursus 3. Mengadakan Pelatihan.

C. Peningkatan sarana dan prasarana pelayanan 1. Perbaikan sarana dan prasarana pelayanan 2. Pemasangan online sistem (lanjutan).


(35)

26

D. Peningkatan Kinerja

1. Kunjungan kerja (studi Banding)

2. Rapat koordinasi dan evaluasi Pendapatan Daerah.

3. Penyempurnaan prosedur administrasi dalam pembayaran Pajak dan Retribusi.

4. Pemberian penghargaan kepada UPPD dan PNS yang terbaik. 5. Pemberian insentif.

E. Intenfikasi PAD

1. Pendataan subyek dan obyek Pajak serta Retribusi daerah setiap tahun anggaran.

2. Melakukan sosialisasi terhadap pembayar Pajak dan Retribusi melalui pelayanan prima.

3. Mengadakan perubahan terhadap beberapa Perda yang tidak sesuai lagi dengan kondisi sekarang.

4. Meningkatkan koordinasi dengan Instansi terkait

5. Memperketat pengawasan dan pendaftaran bagi kendaraan bermotor Non DA yang keberadaannya lebih 90 hari.

6. Mengintensifkan pengecekan BBN-KB II bagi yang sudah dijual belikan pada loket di Kantor Bersama Samsat.

7.Mengembangkan potensi personil dengan jalan meningkatkan kemampuan petugas.


(36)

F. Ekstenfikasi PAD

1. Mengadakan survey terhadap potensi daerah yang bekerjama . 2. Mempelajari kemungkinan revenue sharing atas penerimaan pusat yang masih ada di daerah.

3. Tukar menukar informasi dengan Provinsi lain untuk di kembangkannya sesuai potensi di daerah.


(37)

BAB III

PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek

Bidang pelaksanaan kuliah kerja praktek pada Unit Pelayanan Pajak Daerah Provinsi Wilayah XXXI Cimahi penulis ditempatkan pada bagian pengarsipan dokumen administrasi, dalam pelaksanaannya penulis diberikan pengarahan dan bimbingan mengenai kegiatan instansi khususnya dibagian Pajak Kendaraan Bermotor yang salah satu tugasnya mengarsipkan Notice STNK.

3.1.1 Kontribusi

Kontribusi merupakan pendapatan atau tingkat pendapatan yang dapat dihasilkan oleh suatu Instasi atau perusahaan yang dapat mempengaruhi pendapatan, misalnya kontribusi pajak yang dapat memberikan peningkatan pendapatan pemerintah yang dapat dialokasikan sebagai pembangunan daerah. (Menurut Sujana Ismaya dalam bukunya “Kamus Besar Akuntansi”.

3.1.2 Pajak

Pajak merupakan iuran kepada Negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapatkan prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan gunanya adalah untuk


(38)

membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung dengan tugas Negara yang menyelenggarakan pemerintahan.

Menurut Rachmad. Soemitro, dalam bukunya Dasar-dasar Hukum Pajak dan Pajak Pendapatan (1990:5) menyatakan “Pajak adalah iuran pajak kepada kas Negara berdasarkan UU (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapatkan jasa timbal (kontraprestasi). Yang dapat langsung di tujukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum”.

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri yang melekat pada pengertian pajak adalah :

1. Pajak dipungut berdasarkan UU serta aturan pelaksanaannya yang sifatnya dapat dipaksakan.

2. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukan adanya kontra prestasi individual oleh pemerintah.

3. Pajak dipungut oleh Negara baik Pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

4. Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah, yang bila dari pemasukannya masih terdapat surplus, dipergunakan untuk membiayai public investment.


(39)

30

3.1.3 Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)

Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) merupakan salah satu Pajak Propinsi yang sejak tahun 1976 telah dipungut dengan menggunakan sistem administrasi manunggal di bawah satu atap yang menggabungkan pelayanan administrasi kendaraan bermotor dan pembayaran pajak. Penerimaan PKB tergantung pada perkembangan jumlah dan peningkatan nilai jual kendaraan bermotor tersebut. Pada wilayah Kota Cimahi, terdapat peningkatan jumlah dan nilai jual kendaraan bermotor secara terus-menerus, hal ini harusnya menjadikan PKB menjadi pajak yang potensial, akan tetapi sepertinya potensi pajak ini belum tergali dengan baik, hal ini terlihat dari kurangnya dana untuk membiayai berbagai sarana dan prasarana umum yang diperlukan berkaitan dengan pertambahan jumlah kendaraan sehingga terjadi kemacetan yang sangat mengganggu kenyamanan berkendaraan. Berdasarkan fenomena ini maka ingin diketahui efektifitas pelaksanaan administrasi pemungutan PKB pada wilayah Kota Cimahi dengan kurun waktu penelitian tahun 2003 sampai 2005. Efesiensi administrasi pemungutan PKB Membandingkan biaya yang dikeluarkan untuk memungut pajak tersebut dengan hasil yang diperoleh, akan tetapi tidak dapat digunakan pada administrasi pemungutan PKB karena tidak terdapat jumlah biaya pemungutan pajak yang khusus untuk pemungutan PKB. Dari segi jumlah wajib pajak memberikan gambaran tentang kemampuan menjaring wajib pajak, akan tetapi tidak digunakan pada administrasi pemungutan PKB. dari segi objek pajak memberikan gambaran rasio dari objek pajak yang telah dijaring oleh instansi pajak dan diukur dengan membandingkan realisasi penerimaan pajak dengan rencana penerimaan pajak. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan diketahui telah semakin efektifnya pelaksanaan administrasi pemungutan PKB di Samsat Wilayah Kota Cimahi. Akan tetapi


(40)

masih terdapat beberapa kendala yaitu ketiadaan pengarsipan SPPKB oleh Dispenda dan ketidak teraturan administrasi PKB yang mengakibatkan pendataan objek pajak kendaraan bermotor belum dapat dilaksanakan secara optimal, dan ketiadaan informasi yang berkaitan dengan pengeluaran formulir SPPKB sehingga kinerja fungsi pendataan objek pajak tidak dapat dinilai secara tepat. Bagi Samsat Kota Cimahi, perlu dipertimbangkan perluasan/penyebaran tempat pembayaran pajak dan pengiriman SPPT/ SKPD kepada setiap wajib pajak serta pengesahan STNK tidak perlu dilakukan setiap tahun sehingga biaya yang ditanggung oleh.wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya dapat dikurangi. Selain itu juga diperlukan adanya suatu sistem yang sederhana, cepat dan memanfaatkan tehnologi informasi sehingga dapat memberikan kemudahan, kecepatan dan kenyamanan bagi wajib pajak dalam membayar PKB. Faktor-faktor yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi pertumbuhan basis pajak juga harus dihitung dalam penentuan rencana penerimaan PKB sehingga rencana penerimaan akan lebih realitis.

3.1.4 Obyek Pajak

1. Setiap penyerahan kendaraan bermotor di daerah akibat perjanjian dua pihak atau lebih atau perbuatan sepihak yang berakibat pemindahan hak milik atau penguasaan yang dilakukan melalui jual beli, warisan, hibah, lelang, dan sebagainya.

2. Penguasaan kendaraan bermotor yang dikuasai untuk jangka waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan oleh pribadi atau badan yang bukan pemiliknya dihitung


(41)

32

sejak saat penguasaan itu adalah akibat dari perjanjian dan sewa menyewa termasuk leasing.

3. Pemasukan kedaraan bermotor yang dimasukkan oleh kontraktor asing ke wilayah Provinsi Jawa Barat yang tidak di Re-eksport setelah proyek selesai. 4. Penyerahan kendaraan bermotor dari penasukan luar negeri untuk dipakai

secara tetap di Indonesia, kecuali :

a. Untuk dipakai sendiri oleh orang yang bersangkutan sepanjang di negara asalnya telah didaftarkan atas nama sendiri dengan menunjukkan bukti-bukti sah;

b. Untuk dikeluarkan kembali dari wilayah pabean Indonesia;

c. Untuk diperdagangkan dengan tujuan pameran, penelitian dan kegiatan olahraga bertaraf internasional.

5. Perubahan bentuk kendaraan bermotor yang mengakibatkan bertambahnya nilai jual kendaraan bermotor yang bersangkutan;

6. Penggantian mesin kendaraan bermotor, baik mesin baru maupun mesin lama.

3.1.5 Subyek Pajak

1. Subyek pajak adalah :

a. Orang pribadi atau badan yang menerima penyerahan kendaraan bermotor. b. Untuk merubah bentuk dang anti mesin subyek pajaknya adalah yang

memiliki kendaraan bermotor.


(42)

a. Untuk orang pribadi adalah orang yang bersangkutan, kuasanya atau ahli warisnya dan orang yamg menerima hibah.

b. Untuk badan adalah pengurus atau kuasanya.

3.1.6 Wajib Pajak

Wajib Pajak Kendaraan Bermotor adalah setiap orang pribadi atau badan yang menerima penyerahan kendaraan bermotor atau pada saat pembelian kendaraan bermotor.

3.2 Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek

Penulis melaksanakan kuliah kerja praktek pada Unit Pelayanan Pajak Daerah Provinsi Wilayah XXXI Cimahi. Pelaksanaan Kuliah Kerja Praktek dilaksanakan selama 30 (Tiga Puluh) hari mulai Tanggal 6 Juli 2009 s/d 10 Agustus 2009 dan penulis ditempatkan pada bagian pengarsipan. Dalam teknis pelaksanaan kerja praktek, aktivitas atau kegiatan yang dilakukan penulis yaitu mengarsipkan data-data secara manual.

1. Pengarsipan

Mengambil data atau Dokumen dari bagian Arsip yang belum di Arsip dan data-data atau Dokumen disusun berdasarkan Tanggal, Bulan, Tahun, dan Lokasi (Kode Plat Nomor bagian terakhir) seperti XY, UH, X, FQ dan data tersebut dilakukan pengecekan dengan dimasukan kedalam formulir Surat Pendaftaran dan Pendataan Kendaraan Bermotor (SPPKB) sesuai dengan nama pemilik. Setelah data-data tersebut disusun, penulis mengarsipkan berdasarkan jenisnya diantaranya Kendaraan baru dan Mutasi kendaraan. Setelah Data tersebut sudah


(43)

34

diselesaikan dan dicocokkan Data tersebut dimasukan kedalam Map warna merah dan dikembalikan kedalam bagian Arsip.

3.3 Pembahasan Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek

3.3.1 Tata Cara Pemungutan Dengan Pendaftaran Atau Pendataan

1). Untuk mendapatkan data atau informasi mengenai Obyek Pajak dan Subyek Pajak, dilaksanakan pendaftaran dan atau pendataan terhadap Wajib Pajak dan Obyek Pajak yang berdomisili di daerah.

2). Pendaftaran dan atau pendataan sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) pasal 5, dilaksanakan dengan menggunakan formulir SPPKB.

3). Formulir SPPKB wajib diisi dengan jelas, lengkap dan benar serta ditandatangani oleh Wajib Pajak atau kuasanya dan disampaikan kepada Dinas sesuai jangka waktu yang ditentukan, yaitu :

a. Paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak kepemilikan yaitu tanggal yang tercantum dalam faktur atau kuitansi dan atau alat bukti penyerahan hak lainnya dihitung 1(satu) hari, kemudian sisanya 29 (dua puluh sembilan) hari dihitung kedepan termasuk hari libur dan hari besar;

b. Untuk kendaraan bermotor pindahan didalam dan dari luar daerah, cara penghitungan waktu pendaftaran sama seperti penghitungan kendaraan bermotor baru, yaitu tanggal yang tercantum dalam Surat Fiskal Antar Daerah dihitung 1 (satu) hari kemudian sisanya 29 (dua puluh sembilan) hari dihitung kedepan termasuk hari libur dan hari besar;


(44)

c. Apabila jatuh tempo pada hari libur dan hari besar, pendaftaran dilakukan pada hari kerja berikutnya.

4). Apabila SPPKB tidak disampaikan tepat waktu yaitu 30 (tiga puluh) hari sejak penyerahan kendaraan bermotor baik kendaraan bermotor baru maupun penyerahan hak milik pindahan dari luar daerah, maka pajak yang terutang dihitung secara jabatan dan dikenakan sanksi administrasi berupa denda sebesar 25% (dua puluh lima persen) dari pokok pajak terutang. 5). Keterlambatan pendaftaran kendaraan bermotor dihitung 30 (tiga puluh)

hari kalender sejak tanggal penyerahan, termasuk kendaraan bermotor yang mengalami perubahan bentuk, ganti fungsi dan ganti mesin.

3.3.2 Dasar Pengenaan, Tarif Pajak dan Tata Cara Perhitungan Pajak Kendaraan Bemotor

(Pasal 7)

1). Dasar pengenaan pajak adalah nilai jual kendaraan bermotor.

2). Nilai jual Kendaraan Bermotor sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) pasal ini, ditetapkan oleh Gubernur dengan berpedoman pada keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah.

(Pasal 8)

1). Dalam hal Nilai Jual Kendaraan Bermotor belum tercantum dalam tabel yang ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah, Gubernur menetapkan Nilai Jual Kendaraan Bermotor sebagimana dimaksud dalam Pasal 7 Peraturan Daerah ini.


(45)

36

2). Nilai Jual Kendaraan Bermotor sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) pasal ini, dilaporkan kepada Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah. (Pasal 9)

1). Besarnya Tarif Pajak adalah :

a. Untuk penyerahan pertama, sebesar 10% (sepuluh persen).

b. Untuk penyerahan kedua dan selanjutnya, sebesar 1% (satu persen). c. Untuk penyerahan karena warisan, sebesar 0.1% (satu persepuluh

persen.

(Pasal 10)

Besarnya Pajak terutang, dihitung dengan mengalikan tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 Peraturan Daerah ini dengan dasar pengenaan pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 atau Pasal 8 Peraturan Daerah ini.

3.3.3 Wilayah dan Kewenangan Pemungutan

(Pasal 11)

1). Pajak dipungut di daerah tempat kendaraan bermotor didaftarkan.

2). Apabila terjadi pemindahan kendaraan bermotor dari satu daerah ke daerah lain, maka wajib pajak yang bersangkutan harus memperlihatkan surat Keterangan fiskal Antar Daerah dari daerah asalnya.

(Pasal 12)

1). Gubernur mempunyai kewenangan pemungutan pajak meliputi : a. Pendaftaran dan atau pendataan;


(46)

b. Penetapan; c. Penyetoran;

d. Angsuran dan permohonan penundaan penbayaran; e. Pembukaan dan pelaporan;

f. Keberatan dan banding; g. Penagihan;

h. Pembetulan, pembatalan, pengurangan penetapan dan penghapusan atau pengurangan sanksi administrasi, dan;

i. Pengembalian kelebihan pembayaran.

2) Kewenangan pelaksanaan pemungutan pajak sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) pasal ini dilaksanakan oleh Dinas.

3.3.4 Pembagian Hasil Penerimaan Pajak

1). Hasil Penerimaan Pajak diserahkan kepada Daerah Kabupaten/Kota paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dengan memperhatikan aspek pemerataan dan potensi Daerah.

2). Tata cara pembagian hasil penerimaan pajak untuk Kabupaten/Kota diatur lebih lanjut oleh Gubernur.

3). Apabila Potensi terkonsentrasi pada suatu Daerah Kabupaten/Kota maka Gubernur mengatur lebih lanjut.


(47)

38

3.3.5 Ketetapan Pajak dan Sanksi Administratif

(Pasal 16)

1). Berdasarkan SPTPD sebagaimana dimaksud pasal 14 ayat (1) Peraturan Daerah ini, Pajak ditetapkan dengan menerbitkan SKPD atau dokumen lain yang ditentukan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2). Apabila SPTPD tidak disampaikan kepada Gubernur atau pejabat dalam jangka waktu sebagimana dimaksud dalam pasal 14 Ayat (1) peraturan Daerah ini, dikenakan sanksi administrasi berupa denda sebesar 25% (dua puluh lima persen) dari pokok pajak.

3). Bentuk, isi, kualitas dan ukuran SKPD sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) pasal ini, ditetapkan oleh Gubernur.

(Pasal 17)

Setiap Kendaraan Bermotor yang mengalami perubahan bentuk atau penggantian mesin yang tidak dilaporkan sebagaimana dimaksud dalam pasal 14 Ayat (4) Peraturan Daerah ini, dikenakan sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 25% (dua puluh persen) dari pajak terutang.

(Pasal 18)

1). Dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sesudah saat terutangnya pajak, Gubernur dapat menerbitkan :


(48)

1. Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain pajak yang terutang tidak atau kurang dibayar;

2. Apabila kewajiban mengisi SPTPD tidak dipenuhi, pajak yang terutang dihitung secar jabatan.

b. SKPDKBT, apabila ditemukan data baru dan atau data yang semula belum terungkap yang menyebabkan penambahan jumlah pajak terutang;

c. SKPDN, apabila jumlah pajak yang trutang sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak.

2). Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam SKPDKB sebagaimana dimaksudkan pad ayat (1) huruf a butir 1 dan butir 2 pasal ini, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan, dihitung dari pajak yang kurang atau terlambat dibayar untuk jangka waktu paling lama 24 (dua puluh empat) bulan di hitung sejak saat terutangnya pajak.

3). Jumlah pajak yang terutang dalam SKPDKB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a butir 2 pasal ini, dikenakan sanksi administrasi berupa denda sebesar 25% (dua puluh lima persen) dari pokok pajak, ditambah sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan, dihitung dari pajak yang kurang atau terlambat dibayar untuk jangka waktu paling lama 24 (dua puluh empat) bulan, dihitung sejak saat terutangnya pajak.


(49)

40

4). Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam SKPDKBT sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) huruf b pasal ini, dikenakan sanksi administrasi berupa kenaikan sebesr 100% (seratus persen) dari jumlah kekurangan pajak tersebut.

5). Kenaikan sebagaimana dimaksud pada Ayat (3) pasal ini, tidak dikenakan apabila Wajib Pajak melaporkan sendiri sebelum dilakukan tindakan pemeriksaan.

(Pasal 19) 1). Gubernur dapat menerbitkan :

a. Pajak dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar;

b. Dari hasil penelitian SPTPD terdapat kekurangan pembayaran sebagai akibat salah tulis dan atau salah hitung;

2). Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam STPD sebagaimana dimaksud pada Ayat (21) huruf a dan huruf b pasal ini, ditambah dengan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) setiap bulan untuk paling lama 15 (lima belas) bulan sejak saat terutangnya pajak.

3). SKPD yang tidak atau kurang dibayar setelah jatuh tempo pembayaran dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan, ditagih melalui STPD untuk paling lama 15 (lima belas) bulan sejak saat terutangnya pajak.

4). Bentuk isi dan tata cara penyampaian STPD ditetapkan oleh Gubernur


(50)

3.3.6 Dokumen-dokumen yang Digunakan Dalam PKB a. Dokumen PKB

b. Dokumen STNK

c. Dokumen SPPKB dan SPPD

3.4 Metode Kontribusi Pajak Kendaraan Bermotor Pada Dinas Pendapatan Provinsi Wilayah XXXI Cimahi

Setiap perusahaan atau instansi dalam pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) mempunyai metode pemungutan masing-masing tergantung dari kebijakan yang sudah ditetapkan dalam perusahaan atau instansi tersebut. Metode Pemungutan yang berlaku pada Unit Pelayanan Pajak Daerah Provinsi Wilayah XXXI (UPPD) Ciamhi tentang Pajak Kendaraan Bermotor dasarnya menganut metode Self Assessment System (Penetapan Pajak oleh wajib pajak sendiri). Dalam sistem ini wajib pajak harus aktif, sedang fiskus dalam pelaksanaanya hanya memberi bimbingan, pengarahan dan mengawasinya. Keuntungan sistem ini bahwa wajib pajak (WP) dapat langsung mengontrol pajaknya, kesalahan penetapan pajaknya dapat dengan mudah dikoreksi dan pelayanannya lebih cepat. Sistem ini dilaksanakan dengan Sistem Administrasi Manunggal dibawah Satu Atap yang dikenal dengan SAMSAT.

3.4.1 Kontribusi Pajak Kendaraan Bermotor Sebagai Pembangunan

Pembangunan adalah titik perhatian bagi pemerintah dengan segala kegiatan dan berbgai tujuan. Pembangunan yang dilakukan secara menyeluruh dan merata


(51)

42

terhadap berbagai aspek kehidupan bernegara yang meliputi aspek politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan dan diharapkan mampu pula dirasakan oleh berbagai lapisan masyarakat, dimana aspek-aspek tersebut sebagai mata rantai yang satu sama lain tidak dapat dipisahkan dalam kelangsungan hidup bernegara.

Sedangkan pembangunan nasional yang hendak dicapai oleh bangsa Indonesia bertujuan untuk menciptakan suatu masyarakat yang adil dan makmur juga merata material dan spiritual.

Sedangkan yang paling dominan sebagai sumber dana adalah sektor perpajakan dimana yang turut menentukan berlangsungnya pembangunan yang akan tercapai. Sedemikian pentingnya sehingga pihak pemerintah menaruh perhatian terhadap sektor perpajakan ini dengan adanya peraturan-peraturan yang diperbaharui ataupun adanya perundang-undangan yang baru.

Dan salah satu pajak yang merupakan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yaitu pajak kendaraan bermotor, karena pajak kendaraan bermotor (PKB) merupakan salah satu primadona dalam membiayai pembangunan daerah. Karena di sektor pajak kendaraan bermotor pada Pendapatan Asli Daerah (PAD) memberikan kontribusi terbesar dalam pembangunan daerah.


(52)

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil pembahasan dan analisa maka penulis akan menarik beberapa kesimpulan dan mencoba mengemukakan saran-saran yang disampaikan sebagai berikut :

4.1 Kesimpulan

1. Pelayanan di UPPD Provinsi Wilayah XXXI Cimahi sangat memuaskan sesuai dengan Visi dan Misi yang telah dibuat dan dapat langsung menangani keluhan-keluhan sehingga Wajib Pajak merasa puas membayar Pajak di UPPD Privinsi Wilayah XXXI Cimahi.

2. Dalam program Pemerintah mengenai pembangunan daerah, UPPD/Kantor Dinas Pendapatan Provinsi Wilayah XXXI Cimahi memberikan Kontribusi yang sangat besar khususnya pada Pajak Kendaraan Bermotor.

3. Dalam bagian perpanjangan STNK sangat memiliki peranan penting dalam PKB(Pajak Kendaraan Bermotor) pada UPPD Provinsi Wilayah XXXI Ciamhi dan memiliki tanggung jawab yang besar.

4. User error dalam memasukan data. 5. Komputer sering error.

6. Belum tersediaanya Fasilitas online dalam hal pembayaran.

7. Belum adanya nomor seri kendaraan sehingga menyulitkan user dalam memasukan data.


(53)

44

4.2 Saran

1. Membenahi fasilitas sehingga agar tidak memperlambat proses kinerja para staf di UPPD Provinsi Wilayah XXXI Cimahi.

2. Pengawasan dan disiplin harus dijalankan dengan sebaik mungkin yang sangat mendukung perkembangan kinerja para staf.

3. User harus lebih teliti dalam memperhatikan data-data yang mau di input sehingga tidak terjadi kesalahan.

4. Membuat program baru untuk memasukkan nomor seri kendaraan yang belum tercantum pada program komputer sebelumnya.

5. Pengawasan khusus dalam Wajib Pajak yang akan membayar pajak agar langsung membayarkan pajaknya langsung kepada petugas sehingga tidak terjadi proses percaloan.

6. Meningkatkan cara kerja di UPPD Provinsi Wilayah XXXI Cimahi agar lebih meningkatkan pendapatan dalam Pajak Kendaraan Bermotor sehingga memberikan peningkatan pendapatan daerah guna pembangunan dan membangun fasilitas-fasilitas bagi masyarakat dalam kesejahteraan masyarakat.

7. Membuat program atau cara untuk mempermudah Wajib Pajak dalam pembayaran pajaknya.


(54)

Kamus Kecil Akuntansi 2004. Kontribusi

Keputusan Kepala Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat. 2004. Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pungutan Pajak Kendaraan Bermotor

Mulyadi. 2005 , Perpajakan . Jakarta salemba Empat

Perda. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 8 Tahun 2004 tentang Pajak Kendaraan Bermotor

Perda Jawa Barat Nomor 5 Tahun 2004 tanggal 4 maret 2004 tentang Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah (RPKD)

Waluyo. 2004 . Perpajakan Indonesia . Jakarta Salemba Empat


(55)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Andri Prasetyo

Tempat, Tanggal Lahir : Sragen, 9 Desember 1988

Alamat Tetap : Asrama II Armed 4 Kebun Rumput Cimahi Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Kristen

Anak Ke : 1(satu) dari 2 (dua) Bersaudara

Pendididikan formal

2004-2007 SMAN 1 TANGEN KAB.SRAGEN JAWA TENGAH

2002-2004 SMP NEGERI 1 TANGEN KAB. SRAGEN JAWA TENGAH

1995-2002 SDN 1TANGEN KAB.SRAGEN JAWA TENGAH

1994-1995 TK MUJAHIDIN KAB.SRAGEN

Pendidikan Non Formal

Januari-Pebruari

2007 Pelatihan Toefel Bahasa Inggris 27 April-20

Agustus 2009

Pelatihan Pajak Brevet A & B Terpadu Angkatan V Gelombang II

Pengalaman Organisasi

2003 Anggota Gerakan Pramuka

2004 Anggota SSB (Sekolah Sepak Bola) 2006-2007 Anggota Grub Musik School


(56)

(1)

42

terhadap berbagai aspek kehidupan bernegara yang meliputi aspek politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan dan diharapkan mampu pula dirasakan oleh berbagai lapisan masyarakat, dimana aspek-aspek tersebut sebagai mata rantai yang satu sama lain tidak dapat dipisahkan dalam kelangsungan hidup bernegara.

Sedangkan pembangunan nasional yang hendak dicapai oleh bangsa Indonesia bertujuan untuk menciptakan suatu masyarakat yang adil dan makmur juga merata material dan spiritual.

Sedangkan yang paling dominan sebagai sumber dana adalah sektor perpajakan dimana yang turut menentukan berlangsungnya pembangunan yang akan tercapai. Sedemikian pentingnya sehingga pihak pemerintah menaruh perhatian terhadap sektor perpajakan ini dengan adanya peraturan-peraturan yang diperbaharui ataupun adanya perundang-undangan yang baru.

Dan salah satu pajak yang merupakan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yaitu pajak kendaraan bermotor, karena pajak kendaraan bermotor (PKB) merupakan salah satu primadona dalam membiayai pembangunan daerah. Karena di sektor pajak kendaraan bermotor pada Pendapatan Asli Daerah (PAD) memberikan kontribusi terbesar dalam pembangunan daerah.


(2)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil pembahasan dan analisa maka penulis akan menarik beberapa kesimpulan dan mencoba mengemukakan saran-saran yang disampaikan sebagai berikut :

4.1 Kesimpulan

1. Pelayanan di UPPD Provinsi Wilayah XXXI Cimahi sangat memuaskan sesuai dengan Visi dan Misi yang telah dibuat dan dapat langsung menangani keluhan-keluhan sehingga Wajib Pajak merasa puas membayar Pajak di UPPD Privinsi Wilayah XXXI Cimahi.

2. Dalam program Pemerintah mengenai pembangunan daerah, UPPD/Kantor Dinas Pendapatan Provinsi Wilayah XXXI Cimahi memberikan Kontribusi yang sangat besar khususnya pada Pajak Kendaraan Bermotor.

3. Dalam bagian perpanjangan STNK sangat memiliki peranan penting dalam PKB(Pajak Kendaraan Bermotor) pada UPPD Provinsi Wilayah XXXI Ciamhi dan memiliki tanggung jawab yang besar.

4. User error dalam memasukan data. 5. Komputer sering error.

6. Belum tersediaanya Fasilitas online dalam hal pembayaran.

7. Belum adanya nomor seri kendaraan sehingga menyulitkan user dalam memasukan data.


(3)

44

4.2 Saran

1. Membenahi fasilitas sehingga agar tidak memperlambat proses kinerja para staf di UPPD Provinsi Wilayah XXXI Cimahi.

2. Pengawasan dan disiplin harus dijalankan dengan sebaik mungkin yang sangat mendukung perkembangan kinerja para staf.

3. User harus lebih teliti dalam memperhatikan data-data yang mau di input sehingga tidak terjadi kesalahan.

4. Membuat program baru untuk memasukkan nomor seri kendaraan yang belum tercantum pada program komputer sebelumnya.

5. Pengawasan khusus dalam Wajib Pajak yang akan membayar pajak agar langsung membayarkan pajaknya langsung kepada petugas sehingga tidak terjadi proses percaloan.

6. Meningkatkan cara kerja di UPPD Provinsi Wilayah XXXI Cimahi agar lebih meningkatkan pendapatan dalam Pajak Kendaraan Bermotor sehingga memberikan peningkatan pendapatan daerah guna pembangunan dan membangun fasilitas-fasilitas bagi masyarakat dalam kesejahteraan masyarakat.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Kamus Kecil Akuntansi 2004. Kontribusi

Keputusan Kepala Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat. 2004. Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pungutan Pajak Kendaraan Bermotor

Mulyadi. 2005 , Perpajakan . Jakarta salemba Empat

Perda. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 8 Tahun 2004 tentang Pajak Kendaraan Bermotor

Perda Jawa Barat Nomor 5 Tahun 2004 tanggal 4 maret 2004 tentang Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah (RPKD)

Waluyo. 2004 . Perpajakan Indonesia . Jakarta Salemba Empat


(5)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Andri Prasetyo

Tempat, Tanggal Lahir : Sragen, 9 Desember 1988

Alamat Tetap : Asrama II Armed 4 Kebun Rumput Cimahi Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Kristen

Anak Ke : 1(satu) dari 2 (dua) Bersaudara

Pendididikan formal

2004-2007 SMAN 1 TANGEN KAB.SRAGEN JAWA TENGAH

2002-2004 SMP NEGERI 1 TANGEN KAB. SRAGEN JAWA TENGAH

1995-2002 SDN 1TANGEN KAB.SRAGEN JAWA TENGAH

1994-1995 TK MUJAHIDIN KAB.SRAGEN

Pendidikan Non Formal

Januari-Pebruari

2007 Pelatihan Toefel Bahasa Inggris 27 April-20

Agustus 2009

Pelatihan Pajak Brevet A & B Terpadu Angkatan V Gelombang II

Pengalaman Organisasi

2003 Anggota Gerakan Pramuka

2004 Anggota SSB (Sekolah Sepak Bola) 2006-2007 Anggota Grub Musik School


(6)

Dokumen yang terkait

Analisis Kinerja UPPD Provinsi Wilayah XXXI Cimahi Dalam Meningkatkan Pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor Pada Kantor Bersama Samsat Cimahi

1 11 105

ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DAN BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH.

4 21 12

Pengaruh Kontribusi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) Terhadap Pendapatan Asli Daerah (Studi Kasus Pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara)

13 127 86

ANALISIS KONTRIBUSI DAN POTENSI PAJAK KENDARAAN BERMOTOR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA.

7 29 23

Pengaruh Pajak Kendaraan Bermotor terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Cimahi.

1 1 15

Analisis Pengaruh Kontribusi Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Kota Bandung Terhadap Pendapatan Asli Daerah Provinsi Jawab Barat.

0 0 21

Pengaruh Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor, BEA Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor terhadap Pendapatan Asli Daerah Provinsi Jawa Barat (Studi Kasus Pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Barat).

1 6 25

Pengaruh Kontribusi Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor terhadap Pendapatan Asli Daerah Provinsi Jawa Barat: Studi Empirik pada Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat.

2 14 22

Pengaruh Pajak Kendaraan Bermotor terhadap Penerimaan Pajak Daerah: Studi Kasus pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Barat.

0 0 18

ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK KENDARAAN BERMOTOR PAJAK BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR DAN PAJAK BAHAN BAKAR KENDARAAN BERMOTOR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN

0 1 12