Keberhasilan Program Praktek Kerja Industri

seperti yang dikemukakan oleh Nana Sudjana 1989: 28 yang menyatakan bahwa: “Belajar adalah suatu proses yang di tandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang yang sedang belajar, perubahan itu sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti: pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan dan kemampuan, daya reaksi, daya penerimaan dan lain-lain aspek yang ada di individu tersebut.” Berdasarkan penjelasan penyataan di atas dapat dikatakan bahwa hasil penyelenggaraan program keahlian teknologi sudah berjalan dengan baik. dan ini terlihat dari persentase yaitu sebesar 70,83, sehingga dapat hasil penyelenggaraan program keahlian teknologi sepeda motor berada pada kategori baik. Jadi, bisa dikatakan bahwa sebagian siswa telah mampu memenuhi kriteria penilaian, dengan kata lain siswa telah memahami materi pelajaran dan menyelesaikan tugas-tugas dengan baik. Tetapi, masih ada sebagian siswa yang belum mampu memenuhi kriteria penilaian, misalnya dengan tidak dapat menyelesaikan ujian-ujian dan menyelesaikan tugas-tugas yang disebabkan oleh rendahnya motivasi, minat, kemampuan, usaha belajar siswa, guru yang kurang kreatif dalam proses pembelajaran, kondisi fisiologis siswa dan lingkungan belajar siswa itu sendiri.

4.2.2. Kesiapan Siswa Dalam Menghadapi Dunia Kerja

Berdasarkan hasil penelitian bahwa kesiapan siswa dalam menghadapi dunia kerja berada pada tingkat presentase 43,892. Jadi, dapat dikatakan bahwa kesiapan siswa dalam menghadapi dunia pada kategori yang kurang begitu baik.. Hasil sebaran angket, responden mengungkapkan sebesar 60,435 siswa belum mengetahui tentang lapangan pekerjaan yang sebenarnya dan apa yang harus dilakukan, sedangkan hanya 29,565 siswa yang mengetahui kondisi lapangan pekerjaan yang ada di Industri. Sebanyak 67,977 siswa yang tidak mengetahui kondisi pekerjaan yang dihadapi atau yang dikerjakan, sehingga siswa akan menjadi kebingungan apa yang harus dilakukan ketika mendapatkan suatu kondisi pekerjaan. Sebanyak 67,958 siswa kurang mengetahui tentang tuntutan yang harus dipenuhi di Industri sehingga responden berpendapat bahwa kondisi pekerjaan yang ada di Industri kurang di sosialisasikan dan di jelaskan oleh pihak sekolah kepada para siswa yang menyebabkan rendahnya pengetahuan siswa tentang lapangan pekerjaan, kondisi pekerjaan dan tuntutan dari Industri. Sebanyak 53,629 siswa kurang memahami mengenai pemeliharaan motor dan komponen-komponenya, dimana ini mengindikasikan bahwa adanya ketidak sesuaian kompetensi yang diterima di sekolah dengan kompetensi yang ada di Industri, sehingga perlu adanya kerja sama yang lebih intensif antara sekolah dan pihak Industri, misalnya agar kekurangan-kekurangan yang ada di sekolah bisa di kurangi. Hasil temuan ini di dukung oleh pendapat Djumhur dan Moh Surya 1996: 80 yang menyatakan: “Memperoleh informasi tentang dunia pekerjaan, dengan demikian murid dapat membuat penyesuaian antara pemahaman tentang dirinya dengan pekerjaan. Murid akan mempunyai pilihan dan disesuaikan dengan pemahaman mereka terhadap bakat, sikap, minat dan kecakapan mereka. Murid akan mempunyai cita-cita yang didasarkan pada kemampuan diri dan kemungkinan yang tersedia”.