Analisis isi krtik sosial dalam rubrik Opini Suara Mahasiswa di surat kabar Seputar Indonesia periode Januari-Juni 2007

(1)

ANALISIS ISI KRITIK SOSIAL

DALAM RUBRIK OPINI SUARA MAHASISWA

DI SURAT KABAR SEPUTAR INDONESIA

PERIODE JANUARI– JUNI 2007

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh:

A S T I N A H

NIM: 102051025446

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan:

1....Skrip si merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatulah Jakarta. 2....Semu

a sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3....Jika kemudian hari terbukti bahwa hasil karya saya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sangsi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 23 Juni 2009

ASTINAH

ANALISIS ISI KRITIK SOSIAL

DALAM RUBRIK OPINI SUARA MAHASISWA

DI SURAT KABAR SEPUTAR INDONESIA


(3)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh

ASTINAH

NIM: 1020510446

Pembimbing:

Drs. Suhaimi, MSi

NIP. 19670906 199403 1 002

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(4)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul ”ANALISIS ISI KRITIK SOSIAL DALAM RUBRIK OPINI SUARA MAHASISWA DI SURAT KABAR SEPUTAR INDONESIA PERIODE JANUARI – JUNI 2007” telah diujikan dalam sidang munaqosah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 23 Juni 2009. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) pada Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam.

Jakarta, 23 Juni 2009 Sidang Munaqosah

Ketua Merangkap Anggota,

Drs. Study Rizal LK, MA NIP: 19640428 199303 1 002

Sekretaris Merangkap Anggota,

Umi Musyarofah, MA NIP: 19710816 199703 2 002 Anggota,

Penguji I,

Drs. Wahidin Saputra, MA NIP: 150276299

Penguji II,

Drs. Masran, M.A NIP: 150275384 Pembimbing,

Drs. Suhaimi, M.Si NIP: 19670906 199403 1 002


(5)

ABSTRAK

Astinah

Analisis Isi Kritik Sosial dalam Rubrik Opini Suara Mahasiswa di Surat Kabar Seputar Indonesia Periode Januari – Juni 2007

Mahasiswa sering dilukiskan sebagai kelompok yang paling berani melakukan kritik maupun perlawanan. Mahasiswa, sebagai salah satu kaum yang dianggap vokal di negeri ini, lebih banyak menyuarakan suaranya melalui demo. Hal ini adalah sebagai salah satu bentuk sensitifitas mahasiswa sebagai bagian anggota masyarakat terhadap perilaku menyimpang yang dilakukan oleh sebagian masyarakat. Perilaku menyimpang yang menurut James Vander Zanden (1979) merupakan perilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai hal yang tercela dan di luar batas toleransi. Mengingat salah satu fungsi media massa yang di ungkapkan oleh Harold Lasswell yaitu pengawasan. Dalam sosiologi, media massa merupakan agen sosialisasi yang dapat menjangkau sejumlah besar anggota masyarakat. Karena sifatnya itu media massa menjadi media yang sangat tepat untuk melakukan pengawan secara luas. Ini terbukti dengan takutnya seorang Napoleon di bandingkan seribu serdadu dengan senapan terhunus.

Pembatasan dari masalah-masalah tersebut adalah pada pesan-pesan yang yang mengandung kritik sosial. Dari pembatasan masalah tersebut ditemukan rumusan masalah: Apakah terdapat pesan kritik sosial dalam Rubrik Opini Suara Mahasiswa di Surat Kabar Seputar Indonesia Periode Januari – Juni 2007?

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pesan kritik sosial dalam Rubrik Opini Suara Mahasiswa di Surat Kabar Seputar Indonesia Periode Januari – Juni 2007.

Penelitian ini menggunakan penelitian analisis isi. Adapun unit analisis dalam penelitian ini adalah Opini Suara Mahasiswa. Dan dalam pengambilan sample dengan mengunakan simple random sederhana, populasinya 155 dengan berdasarkan ukuran sample 20% itu berarti samplenya berjumlah 31.

Berdasarkan hasil analisa data, dengan melakukan uji hipotesa dengan menggunakn uji t dengan tingkat signifikansi 5%, maka diketahui Hipotesis nol (Ho) ditolak dan Hipotesis alteratif (H1) diterima. Karena nilai t hasil pengamatan

lebih besar dari t table (nilai t 6,45 > t table 1,697). Dapat disimpulkan pesan dalam Rubrik Suara Mahasiswa Di Surat Kabar Seputar Indonesia Periode Januari – Juni 2007 mengandung kritik sosial. Dengan hasil 59 kalimat tersurat dengan prosetase 37 % dan 99 kalimat tersirat dengan prosentase 63%.


(6)

KATA PENGANTAR

Bismillaahhirah Rahmaanir Rahim

Segala Puji bagi Allah Yang Maha Tunggal dengan Keagungan Diraja-Nya, dan Yang Maha Esa dengan Keindahan Kekuasaaan-Diraja-Nya, Perkasa dengan Keluhuran Ahadiyah-Nya, Maha Suci dengan Ketinggian Shamadiyah-Nya. Maha Besar dalam Dzat-Nya dari segala cakrawala setiap yang memandang-Nya, dan bersih dalam Sifat-sifat-Nya dari segala bentuk dan proyeksi. Berkat izin dan ridho-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan penelitian ini yang tertuang dalam tulisan skripsi ini.

Skripsi ini merupakan salah satu tugas akhir yang harus diselesaikan untuk memenuhi syarat dalam menempuh ujian munaqosah Strata Satu (SI) pada Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dari penulisan skripsi ini, banyak pihak yang telah membantu dan memberikan bimbingan dan pemikiran serta dukungan baik moril maupun materil. Mungkin ucapan terima kasih tak bisa membalas atas semua yang telah dilakukan, mudah-mudahan Allah akan memberikan balasan yang berlipat ganda banyaknya kepada mereka semua. Dan penulis haturkan terima kasih yang sebesar-besarnya serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. Murodi, MA, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang telah memberikan kesempatan kepada penulis dengan mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh dalam bentuk karya ini.


(7)

s

2. Bapak. Drs. Suhaimi, M.Si, selaku pembimbing, yang dengan sabar membimbing dan mengarahkan penulis dalam pembuatan skripsi ini.

3. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang telah memberikan ilmunya serta membimbing kami tanpa lelah, mudah-mudah setiap tetes keringat yang mengalir dari tubuhnya menjadi motivasi kami untuk giat lagi belajar serta mengamalkan ilmu yang telah diberikan.

4. Staf dan Karyawan Fakultas Dakwah dan Komunikasi dari Jurusan sampai Fakultas.

5. Staf dan Karyawan Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Komunikasi dan Perpustakaan Utama, yang telah membantu penulis dalam pemenuhan referensi.

6. Pimpinan Redaksi Harian Surat Kabar Seputar Indonesia berserta staf, yang telah membantu penyelesaian penelitian ini.

7. Ayahanda H. Murdani dan Ibunda Mursiah, yang dengan sabar memberikan dukungan moril dan materil kepada ananda. Adikku M. Yusril Al-Fikri dan kepada seluruh keluarga besar ku yang selalu mendukung.

8. Teman-teman KPI angkatan 2002, Nurhasanah, Leni, Mubayyinah, Nana Nuraina, Nurchasanah. Rekan-rekan KMPLHK RANITA Angkatan 17, Rekan-rekan KARANG TARUNA dan Rumah Baca Bina Insan Madani serta sahabat-sahabat ku yang tak dapat ku sebutkan satu persatu-satu, selamanya kalian akan selalu ku kenang dalam sanubari ku.


(8)

Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya kepada masyarakat luas.

Akhir kata, hanya do’a yang penulis panjatkan kepada Allah swt, semoga Allah membalas segala amal baik mereka. Amin.

Jakarta, 23 Juni 2009 Penulis


(9)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... 5

C. Hipotesis ... 5

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 6

E. Metodologi Penelitian... 6

F. Sistematika Penulisan ... 11

BAB II TINJAUAN TEORITIS ... 13

A. Karakteristik Komunikasi Massa ... 14

B. Macam-Macam Media Massa ... 16

C. Fungsi Media Massa ... 27

D. Media Massa sebagai Komunikasi Massa ... 28

E. Operasionalisai Konsep ... 28

BAB III PROFILE SURAT KABAR SEPUTAR INDONESIA ... 32


(10)

B. Sejarah dan Perkembangan Rubrik Opini Suara Mahasiswa .. 35 C. Rubrikasi ... 36 D. Redaksional ... 43

BAB IV ANALISA DATA DAN HASIL PENELITIAN... 44 Analisa Data Rubrik Opini Suara Mahasiswa di Harian Surat Kabar Seputa Indonesia Periode Januari – Juni 2007 ... 44

BAB V PENUTUP ... 49 A....Kesi

mpulan ... 49 B....Saran

-Saran ... 49

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(11)

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mahasiswa sering dilukiskan sebagai kelompok yang paling berani melakukan kritik maupun perlawanan. Kritik yang dilontarkan merupakan bentuk-bentuk pemikiran yang dikeluarkan mahasiswa yang bersih dari kepentingan pihak tertentu. Mahasiswa, sebagai salah satu kaum yang dianggap vokal di negeri ini, lebih banyak menyuarakan suaranya melalui demo. Oleh karena itu perlu adanya sarana yang tepat agar ide dan aspirasi yang disampaikan bias tercapai. Sarana ini menjadi penting karena pemerintah dan masyarakat dapat melihat secara jelas apa sebenarnya pesan yang diinginkan mahasiswa. Selain itu, karena wilayah kita sangat luas serta pusat kekuasaan sentralistis di Jakarta, maka peranan media massa menjadi sangat penting dalam gerakan ini.

Dalam setiap aksinya (demo), mahasiswa sering menlontarkan pendapat-pendapatnya dalam bentuk kritikan yang langsung dan tajam kepada penguasa pada saat ini tidak lagi mendengarkan aspirasi dan persoalan masyarakat dan terkadang tidak sedikit orang menganggap mahasiswa sebagai tukang demo. Mahasiswa adalah komponen masyarakat yang selalu berpikir terbuka dan bebas sebagai akademisi, sehingga menyadarkan mereka terhadap permasalahan yang dihadapi masyarakat.

Kritik yang dilontarkan merupakan bentuk-bentuk pemikiran yang dikeluarkan mahasiswa yang bersih dari kepentingan pihak tertentu. Mahasiswa, sebagai salah satu kaum yang dianggap vokal di negeri ini, lebih banyak


(12)

menyuarakan suaranya melalui demo. Hal ini adalah sebagai salah satu bentuk sensitifitas mahasiswa sebagai bagian anggota masyarakat terhadap perilaku menyimpang yang dilakukan oleh sebagian masyarakat. Perilaku menyimpang yang menurut James Vander Zanden (1979) dalam Kamanto Sumarto (1993), merupakan perilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai hal yang tercela dan di luar batas toleransi.1

Mengingat salah satu fungsi media massa yang di ungkapkan oleh Harold Lasswell yaitu pengawasan.2 Dalam sosiologi, media massa merupakan agen sosialisasi yang dapat menjangkau sejumlah besar anggota masyarakat. Karena sifatnya itu media massa menjadi media yang sangat tepat untuk melakukan pengawan secara luas.

Bahkan seorang Napoleon yang amat berpengaruh di masa jayanya berkata bahwa ia lebih takut kepada empat surat kabar dari pada seratus serdadu dengan senapan terhunus.3 Apalagi sekarang ini kebebasan pers, sekarang orang bebas mengungkapkan ide-idenya di media massa tanpa takut seperti yang terjadi di massa Orde Baru.

Media komunikasi memberikan pengaruh besar pada banyak aspek kehidupan manusia sebagai individu. Media juga mempengaruhi kehidupan kelompok dan masyarakat serta dunia. Pentingnya komunikasi bagi kehidupan sosial, budaya, pendidikan, dan politik sebenarnya sudah disadari oleh para

1

Daniel Fernandez (Dosen Universitas Muhammadiyah Prof. HAMKA), Diktat Kuliah Sosiologi 1, 1998, h. 40.

2

Charles R Wright, Sosiologi Komunikasi Massa, (Bandung: PT, Remaja Rosdakarya, 1998), cet. 3, h. 7.

3

Suyono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada, 2006), cet. 6, h. 10.


(13)

cendekiawan sejak zaman Aritoteles yang hidup ratusan tahun sebelum masehi.4 Karena komunikasi merupakan suatu proses sosial yang sangat mendasar dan vital dalam kehidupan manusia.5

Kalau selama ini mahasiswa dalam mengekspresikan ketidaksetujuannya terhadap hal-hal yang dianggapnya telah menggangu kehidupan orang banyak berupa demontrasi yang ditujukan kepada pihak-pihak tertentu. Seiring waktu mahasiswa mulai menggunakan media cetak sebagai media untuk menyampaikan aspirasinya. Berbagai tulisan baik puisi, artikel, karikatur, dan lain sebagainya dikirim dengan harapan dapat di muat di media cetak dan dapat diketahui banyak pihak serta mendapat respon dari semua kalangan. Mengingat kekuatan media dalam mempengaruhi masyarakat. Karena secara implisist fungsi mempengaruhi surat kabar terdapat pada tajuk rencana dan artikel.6

Mahasiswa yang juga sebagai kaum intelektual diharapkan mempunyai interest yang tinggi untuk mengisi persurat kabaran di Indonesia. Menurut Thabrani, kaum intelektual bertanggung jawab atas tinggi rendahnya mutu surat kabar di Indonesia. Masalah pers harus mendapatkan perhatian khusus, tanpa ada perbedaan aliran politik, keyakinan maupun agama. Seperti yang di ungkapkan Pangeran Ahmad Nurdin Redaktur Opini koran SINDO, bahwa umumnya di banyak media massa mahasiswa itu tidak mendapatkan ruang, karena rubrik opini umumnya ditujukan untuk well known people. Ini tak terlepas dari kultur kita yang menilai ketenaran seseorang dulu, baru isi pikirannya. 7

4

Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek, (Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya), h. 23.

5

Charles R Wright, Sosiologi Komunikasi Massa, (Bandung: PT, Remaja Rosdakarya, 1998), cet. 3, h. 1

6

Ibid., h.

7


(14)

Kaum dokter, ahli hukum, insinyur, seniman, ahli pertanian dan kehewanan, para pendidik diharapkan kesadaranya bahwa dengan menulis dalam pers Indonesia berarti ikut dalam pendidikan nasional bagi Indonesia. Baru sedikit di antara mereka yang berhubungan dengan dunia pers, masih terbatas pada tokoh pemimpin pergerakan nasional.8

Surat kabar Seputar Indonesia, menawarkan kepada mahasiswa untuk menumpahkan ide-ide dan inspirasinya melalui Kolom Opini yang diberi nama Suara Mahasiswa. Kolom opini di berikan secara khusus oleh redaksi kepada mahasiswa, untuk menumpahkan semua ide-idenya. Dan kolom ini hanya di isi oleh mahasiswa. Tentunya informasi yang disampaikan pun harus benar-benar dapat dipertanggung jawabkan kepada pembacanya. Memberikan informasi yang akurat kebenarannya sehingga nantinya tidak menimbulkan penafsiran yang salah kaprah.

Sasaran dari pada kontrol, kritik, dan koreksi pers bukan hanya saja pemerintah dan aparatnya, melainkan setiap bentuk kekuasaan dalam masyarakat dalam masyarakat, termasuk lembaga-lembaga swasta termasuk parpol dan ormas. Maka jelaslah bahwa menurut hakikatnya, kontrol, kritik, dan koreksi terhadap bentuk kekuasaan bukanlah untuk merongrong pemegang kekuasaan, melainkan membantu agar kekuasaan itu tetap berwibawa, karena dilaksanakan untuk mencapai sasaran yang sebenarnya dengan tepat. ( Kompas, 5 Mei 1976).9

Oleh karena pertimbangan di atas, maka peneliti tertarik untuk mengambil penelitian yang berjudul “Analisis Isi Kritik Sosial Dalam Rubrik Opini Suara Mahasiswa Di Surat Kabar Seputar Indonesia Periode Januari – Juni 2007”.

8

M. Ghani, Surat Kabar Indonesia Pada Tiga Zaman, (DEPPEN: 1973), h. 79.

9


(15)

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti membatasi penelitiannya hanya pada pesan-pesan yang mengandung Kritik Sosial dalam Rubrik Opini Suara Mahasiswa di Surat Kabar Seputar Indonesia periode Januari – Juni 2007. 2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

Apakah terdapat kalimat kritik sosial dalam Rubrik Opini Suara Mahasiswa di Surat Kabar Seputar Indonesia periode Januari – Juni 2007?

C. Hipotesis

Bentuk hipotesis yang di gunakan adalah hipotesis statistik. Pada penelitian ini diturunkan hipotesis sebagai berikut:

H0 : ρ = o : Tidak ada pesan kritik sosial dalam rubrik opini Suara

Mahasiswa

H1 : ρ ≠ o : Rubrik opini Suara Mahasiswa mengandung pesan kritik sosial

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah

Untuk mengetahui apakah terdapat pesan kritik sosial dalam rubrik Opini Suara Mahasiswa di Surat Kabar Seputar Indonesia periode Januari – Juni 2007.

Adapun hasil dari penelitian ini, diharapkan bermanfaat bagi:

1. Penelitian ini diharapkan menjadi media komunikasi yang efektif bagi masyarakat dengan pemerintah, masyarakat dengan masyarakat.


(16)

2. Penelitian ini juga diharapkan peran media masa sebagai sosial kontrol dapat memainkan perannya tanpa harus membedakan agama, suku, dan lain sebagainya dan masyarakat dapat memanfaatkan sebaik mungkin media komunikasi massa ini untuk menciptakan keseimbangan dalam bermasyarakat.

E. Metodologi Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini dalah analisis isi. Analisis isi digunakan untuk memperoleh keterangan dari isi komunikasi yang disampaikan dalam bentuk lambang. Analiasis isi dapat digunakan unuk menganalisis semua bentuk komunikasi: surat kabar, buku, puisi, lagu, cerita rakyat, lukisan, pidato, surat peraturan, undnag-undang, musik teater, dan sebagainya.10 Yang menurut Barelson analisis isi adalah tehnik penelitian untuk keperluan mendeskripsikan secara objektif, sistematis dan kuantitatif tentang manifestasi komunikasi.11 1. Populasi dan Sample

Populasi adalah kelompok besar yang merupakan sasaran generalisasi peneliti.12 Dan yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Suara Mahasiswa di Harian Seputar Indonesia Periode Januari – Juni 2007 sebanyak 155 suara mahasiswa.

Sample adalah bagian dari kumpulan objek penelitian ( populasi) yang dipelajari dan di amati.13 Pecahan sampling 0,01 atau 0,02 sering dianggap

10

Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi Dilengkapi Contoh Analisis Statistik, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), cet. 13, h. 89.

11

Soejono dan Abdurrahman, Metode Penelitian: Pemikiran Dan Penerapan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), h.13-14.

12

Consuela G, dkk., Pengantar Metode Penelitian, (Jakarta: Universitas Indonesia, 1993), cet. 1, h. 76.

13

Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994), h. 78.


(17)

banyak penelitian sebagai ukuran sampel yang memadai.14 Karena peneliti mengambil ukuran sampel 0,02 maka yang menjadi sampelnya berjumlah 31 opini Suara Mahasiswa. (lihat table. 1).

Tabel. 1

Tabel sample Suara Mahasiswa yang mengandung kritik sosial Bulan Tanggal

terbit Judul

Januari 1

4 25 29

Impor Beras Petani vs Pejabat Potret Buruk Pelayanan Haji Kejujuran Dan Keselamatan

Profesionalisme Manajemen Pendidikan Kita

Februari 8

12 23 28

Cepat Tanggap Banjir

Kapan Ibu Kota Bebas Banjir? Menuntaskan Reformis TNI-Polri Lempar Bola Kasus Pelanggaran HAM

Maret 8

9 14 21 24 27 28

Hilangnya Jiwa Keadilan Di LP Reformasi Total Sistem Transportasi Nasib Penyelesaian Pelanggaran HAM Negeri Penih Kepalsuan

Remanagemenisasi Senjata Polri Lupakan Dulu Syarat S-1 Memedulikan Korban Lapindo

April 6

23 24 28 30

Pendidikan Bukan Kekerasan Paradigma Ujian Nasional

Reshuffle Dan Problematika Kebangsaan Pendidika Kini Menangis

Mengakhiri Dehumanisasi Pendidikan

Mei 1

4 5 9 10 12 15

Buruh Dan Depauperesasi

Ekspansi Kapitalis Pada Perburuhan Pendidikdan Pelanggaran Negara Reshuffle Untuk Perubahan Kabinet Baru, Keraguan Baru Hentikan Premanisme Di Kampus Mei Dalam Ingatan

JUNI 5

13 20 28

Marinir Adalah Mesin Perang, Bukan Polisi Sengketa Tanah Dan Reformasi Agraria Ketidaksinergisan Pendidikan Kita Tanggung Jawab Kepada TKI

14


(18)

Dalam penelitian, objek penelitian ini di sebut satuan analisis (units of analysis) atau unsur-unsur populasi.15 Dan yang menjadi satuan analisis dalam penelitian ini adalah Rubrik Opini Suara Mahasiswa.

Dan penarikan sample menggunakan sampling purposif, yaitu, memilih orang-orang karena di anggap – berdasarkan penilaian tertentu – mewakili

statistik, tingkat signifikansi, dan prosedur penilaian hipotesis.16 2. Operasionalisasi Konsep

a. Suara Mahasiswa

Suara mahasiswa adalah salah satu rubrik opini yang memuat secara khusus tulisan mahasiswa di Surat Kabar Seputar Indonesia yang terbit setiap hari kecuali hari minggu. Dengan ketentuan 2.500 karakter. Tulisan itu dapat berbentuk pendapat, komentar, kritikan, maupun simpati terhadap sesuatu hal. b. Kritik Sosial

1. Manifest Content (isi tersurat/nyata). Pengertian berdasarkan kamu Bahasa Indonesia dari halaman 44 sampai 1227.

Kesalahan Pengemis Menuntut Bobrok Carut-marut Bentrok Penyelewengan Penghianat Kritik : : : : : : : : :

Hal yang selalu salah Orang yang meminta-minta

Meminta dengan keras (setengah mengharuskan supaya dipenuhi

Rusak sama sekali

Bermacam-macam perkataan yang keji atau goresan yang tidak karuan arahnya

Cekcok; berselisih; karena kurang komunikasi. Berlawanan; bertentangan.

Proses, cara, perbuatan pnyelewengan; penyimpangan; penghianatan; penyalagunaan Orang yang tidak setia pada negara atau teman sendiri

Kecaman atau tanggapan, kadang-kadang disertai uraian/pertimbangan baik buruk terhadap suatu hasil

15

Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi Dilengkapi Contoh Analsis Statistik, (Bandung: Remaja Rosdakarya, Mei, 2007), cet. 13, h.78

16


(19)

Kepalsuan Kekerasan Aksi Protes Menindas Eksploitasi Privatisasi Pelanggaran Anarkisme Tuntutan Demontrasi Barbar Perampasan Kegagalan : : : : : : : : : : : : : :

karya, pendapat, dsb Perihal palsu; kelancungan

Perbuatan sesorang atau kelompok orang yang menyebkan cedera atau matinya orang lain atau menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain Gerakan, gerakan yang bermaksud memulihkan keamanan (istilah yang digunakan Belanda ketika memerangi Indonesia)

Pernyataan tidak menyetujui, menentang, menyangkal, dsb

Memperlakukan dengan sewenang-wenang (dengan lalim, dengan kekerasan); menggencet; memperkuda (memeras dsb). Memadamkan (pemberontakkan dsb) menguasai dengan paksa; memerangi (memberantas dsb)

Pemanfaatan untuk kepentingan sendiri; penghisapan; pemerasan (ttg tenaga orang)

Proses, cara, perbuatan menjadi milik perseorangan (dari milik negara).

Perbuatan (perkara) melanggar; tindak pidana yang lebih ringan terhadap kejahatan

Ajaran (paham) yang menentang setiap kebijakan kekuatan negara.

Sesuatu yang dituntut (seperti permintaan keras); gugatan; dakwaan

Pernyataan protes yang dikemukaan secara massal Tidak beradab

Proses, cara, perbuatan merampas; perebutan Perihal gagal; ketidak berhasilan

Perihal gagal; ketidakberhasilan.

2. Latent Content (isi tersirat) adalah susunan kata-kata yang mengandung makna ditujukan untuk penilaian yang positif berupa dukungan, usulan, atau saran, dan penilaian negatif berupa protes, keluhan atau sindiran berupa protes, keluhan atau sindiran terhadap suatu permasalahan. Contohnya:

a. Keputusan itu tidak hanya membuktikan kesalahan pemerintah dalam menganalisis keadaan, tetapi juga menunjukkan kebebalan pemerintah terhadap aspirasi rakyat.


(20)

b. Hal ini sering pula diperparah dengan pemaksaaan jam lembur oleh perusahaan.

c. Sifat Kritik Sosial

Ada dua bentuk kritik sosial yang terdapat dalam masyarakat:

a. Positif, suatu kritikan yang mengarah pada penilaian yang positif berupa dukungan, usulan, atau saran terhadap suatu objek pemasalahan

b. Negatif suatu kritikan yang mengarah pada penilaian negatif, berupa protes keluhan atau sindiran terhadap suatu permasalahan

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam teknik pengumpulan data digunakan langkah-langkah sebagai berikut: a. Observasi

Teknik observasi yang penulis lakukan adalah bersifat langsung mengamati objek yang di teliti yaitu Rubrik Opini Suara Mahasiswa di Surat Kabar Seputar Indonesia Periode Januari – Juni 2007.

Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja, sistematis untuk memperoleh data serta mengadakan pencatatan dari hasil observasi.17

b. Dokumentasi

Sebagai penujang untuk melengkapi data-data tersebut, maka dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan artikel-arikel Suara Mahasiswa, data-data dari internet, serta buku-buku yang berkaitan dengan penelitian. c. Wawancara

17

Andi Bulaeng, Metode Penelitian Komunikasi Kontemporer, (Yogyakarta: Andi Yogyakarta, 2004), h. 63.


(21)

Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data dalam metode survey melalui daftar pertanyaan yang diajukan secara lisan terhadap responden.18 Dan yang menjadi responden dalam wawancara ini adalah Redaktur Opini Surat Kabar Seputar Indonesia.

3. Teknik Analisa Data

Karena peneliti menggunakan tes t, maka penulis mengunakan tabel frekuensi yang biasa dan kemudian menghitung rata-rata (means) setelah data dimasukkan kedalam lembar koding. Setelah penulis memperoleh nilai rata-rata dengan menghitung jumlah kalimat yang di teliti baru kemudian menghitung tes t. Dan rumus tes t yang digunakan adalah :

t = X - Y

Σ D2 - (Σ D)2

N N (N -1)

Dimana : X = rata-rata skor kelompok I Y = rata-rata skor kelompok II

D = selisih skor kelompok I dan kelompok II N = jumlah pasangan skor19

Dan untuk menghitung prosentase mengunakan rumus:

18

Rosadi Ruslan, Metode Penelitian Public Relation Dan Komunikasi, (Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada, 2003), h. 23.

19

Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi Dilengkapi Contoh Analsis Statistik, (Bandung: Remaja Rosdakarya, Mei, 2007), cet. 13, h.161


(22)

P =

ƒ

x 100% N

Dimana : P = prosentase yang dicari ƒ = frekuensi dari hasil jawaban N = jumlah seluruh sample20

4. Tehnik Penulisan

Adapun tehnik penulisan yang digunakan dalam skripsi ini mengacu kepada Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi)21

F. Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan skripsi ini terbagi menjadi lima bab:

BAB I Pendahuluan meliputi: Latar Belakang, Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah, Hipotesis, Tujuan dan Kegunaan Penelitian, Metodologi Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

BAB II Tinjauan Teoritis: Pengertian Komunikasi Massa, Karakteristik Media Massa, Macam-Macam Media Massa, Fungsi Komunikasi Massa, Media Massa Sebagai Komunikikasi Massa, Sejarah Rubrik Opini Suara Mahasiswa.

20

Anas sudjono, Pengantar Statistis Pendidikan, (Jakarta: Raja grafindo Persada, 1994), cet. 16, h. 40

21

Hamid Hamid, dkk.,Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi), CeQDA (Center For Quality Development and Assurance), UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, April 2007 cet. II,


(23)

BAB III Gambaran Umum Harian Seputar Indonesia, meliputi Sejarah berdirinya Surat Kabar Seputar Indonesia, Sejarah dan Perkembangan Suara Mahasiswa, Rubrikasi dan Redaksional. BAB IV Analisa Data dan Hasil Penelitian, meliputi Analisa Data Suara

Mahasiswa Di Surat Kabar Seputar Indonesia BAB V Penutup, yang meliputi: Kesimpulan dan Saran


(24)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian Analisis Isi

Menurut Barelson analisis isi adalah tehnik penelitian untuk keperluan mendeskripsikan secara objektif, sistematis dan kuantitatif tentang manifestasi komunikasi. Weber menyatakan bahwa analisis isi adalah metodologi penelitian yang memanfaatkan seperangkat prosedur untuk menarik kesimpulan yang sahih dari sebuah buku atau dokumen. Definisi berikutnya dikemukakan oleh Krippendroff, yaitu analisis isi adalah tehnik penelitian yang dimanfaatkan untuk menarik kesimpulan yang reflikatif dan sahih dari data-data atas dasar konteksnya. Terakhir Holsty memberikan definisi yang agak berlainan dan menyatakan bahwa analisis isi adalah tehnik apapun yang digunakan untuk menarik kesimpulan melalui usaha menemukan karakteristik pesan yang dilakukan secara objektif dan sistematis.22

B. Pengertian Komunikasi Massa

Beberapa pengertian tentang komunikasi massa di ungkapkan oleh ahli di bidangnya adalah:

1. Pengertian komunikasi massa menurut Michael W Gamble dan Teri Lewel Gamble adalah pesan-pesan yang disebarkan, di kontrol oleh sejumlah individu dalam lembaga sebelum disiarkan lewat media massa.

22

Soejono dan Abdurrahman, Metode Penelitian: Pemikiran dan Penerapan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), h. 13-14


(25)

2. Sedangkan Britner, Mass Communication: an Introduction (1980), mengartikan komunikasi massa adalah pesan-pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang.23

3. Menurut Jay Balanch dan Frederich, komunikasi massa adalah sebuah proses dimana pesan-pesan diproduksi secara massal atau tidak sedikit itu disebarkan kepada massa penerima pesan yang luas.

4. Menurut Josep a Devito, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio atau visual.

5. Defleur dan Dennis, dalam bukunya Understanding Mass Communication

(1985), mendefinisikan dengan komunikasi massa adalah suatu proses dalam mana komunikator-komunikatornya menggunakan media untuk menyebarkan pesan-pesan secara luas, dan secara terus menerus menciptakan makna yang diharapkan dapat mempengaruhi khalayak yang besar dan berbeda-beda dengan melalui berbagai cara.24

C. Karakteristik Komunikasi Massa

Komunikasi massa mempunyai beberapa karakteristik yang antar lain: 1. Pesan komunikasi massa sifatnya, masalitas/bersifat umum. Yaitu pesan

komunikasi sifatnya terbuka untuk semua orang, menyangkut kepentingan orang banyak, tidak hanya untuk kepentingan perorangan/pribadi. Siapa saja boleh menikmati, sekalipun niat penulis kolom pada surat kabar itu ditujukan hanya untuk seseorang yang dicarinya.

23

Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: Remadjakarya, 1985), h. 174

24

Sasa Djuarsa Sandjaya, Pengantar Komunikasi, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1999), h. 158


(26)

2. Audience komunikasi massa bersifat heterogen, yakni meliputi: (a) Penduduk yang bertempat tinggal dalam kondisi yang sangat berbeda dan kebudayaan yang beragam. (b) Berasal dari berbagai lapisan masyarakat. (c) Mempunyai pekerjaan yang berjenis-jenis. Untuk itu mereka berbeda pula dalam kepentingan. (d) Berbeda dalam standar hidup dan derajat kehormatan, kekuasaan dan pengaruh. Jelasnya komunikasi dalam komunikasi massa adalah: (1) sejumlah orang yang disatukan oleh suatu minat yang sama. (2) mempunyai bentuk tingkah laku yang sama. (3) terbuka bagi pengaktifan tujuan yang sama.

3. Penyampaian pesan komunikasi massa menimbulkan keserempakan, yakni: kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh, dan penduduk tersebut satu sama lainnya berada dalam keadaan terpisah. Bahkan mungkin terbatas baik secara geografis maupun kultural.

4. Hubungan komunikator dan komunikan bersifat non pribadi, maksudnya antara komunikator dan komunikan tidak saling kenal, karena teknologi dari penyebaran yang massal.

5. Biasanya komunikasi massa berlangsung satu arah. Sesuatu yang terjadi pada siaran radio/televisi tidak dapat diprotes secara cepat. Andai kata saat itu sudah banyak yang mengunakan jasa telepon interaktif secara langsung, namun tidak semua audiencenya dapat memberikan umpan balik dengan mudah, atau masih terbatas.

6. Kegiatan komunikasi massa melalui media massa dilakukan secara terencana, terjadwal dan terorganisir. Acara yang disiarkan sudah direncanakan dan terjadwal secara teratur. Demikian juga komunikator pada media massa


(27)

bekerja melalui aturan organisasi dan pembagian kerja yang jelas. Identitas yang dibawakan bukan identitas pribadi, tetapi justru identitas yang ditonjolkan adalah identitas organisasi.

7. Penyampaian pesan komunikasi massa dilakukan secara berkala, tidak bersifat temporer seperti dalam penerbitan buku, namun mempunyai keteraturan dalam terbit dan tanyangannya. Contohnya penerbitan koran, majalah, tabloid, dan lain-lain, contohnya majalah bulanan, dua mingguan, atau setiap hari. Demikian pula dengan radio dan televisi.

8. Sifat dari komunikasi massa menurut Hyman, harus menimbulkan indikator kegiatan sosisalisai media massa sebagai berikut:

a. Mencerminkan tuntutan dan harapan serta suka duka rakyat. b. Memberi hiburan

c. Menimbulkan simpati dan belas kasihan terhadap yang kurang dan menderita

d. Meningkatkan harga diri yang serba kurang dan menderita

e. Mengadakan kemampuan berfungsi dalam masyarakat juga kepada mereka yang serba kekurangan.25

Adapun sifat-sifat dari komunikasi massa adalah:

1. Komunikasi massa menyiarkan informasi, gagasan dan sikap kepada komunikan yang beragam dalam jumlah yang banyak dengan menggunakan media.

2. Melakukan kegiatan komunikasi masa jauh lebih sukar dari pada komunikasi antar pribadi dan kelompok.26

25

Dra. Hj. Roudhonah, MA, Ilmu Komunikasi, (Lembaga Penelitan UIN Jakarta dengan UIN Press, Des 2007), cet. 1, h. 138-139


(28)

D. Macam-Macam Media Massa

Media massa yang kita kenal saat ini adalah:

1. Media Cetak, terdiri dari surat kabar, tabloid dan majalah. 2. Media Elektronik, terdiri dari radio, televisi, film.

1. Media Cetak

Di Indonesia, sejak reformasi menjadi keniscayaan, terdapat 1.500 media cetak (data Juli 1999), baik itu surat kabar maupun majalah, di sekitar 70% dari media cetak terbit di Jakarta dan sisinya tersebar di seluruh daerah dari Sabang sampai Merauke.27

Sejak pertengahan 80-an kualitas media kita makin membaik dari sudut tiras, perwajahan, maupun kualitas isinya. Media cetak kita dari hari ke hari makin berkualitas seiring dengan meningkatnya kualitas SDM pengelolanya, serta banyak media cetak yang dikelola dengan manajmen profesional plus permodalan kuat dari para konglomerat.28

Ciri-ciri media cetak, adalah sebagai berikut:

a. Publisitas, yaitu penyebaran kepada publik/khalayak dan sifatnya umum

b. Priodisitas, yakni keteraturan terbitnya, seperti surat kabar yang setiap hari terbit, majalah yang setiap minggu atau satu kali dalam setiap bulan.

26

Ibid., h. 139

27

Aceng Abdullah, Press Relations Kiat Berhubungan Dengan Media Massa, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), cet. 1, h. 10

28


(29)

c. Universalitas, yakni kesemestaan isinya, aneka ragam dan dari berbagai daerah bahkan dari negara-negara lain.

d. Aktualitas, yakni beritanya yang masih hangat, kini dan keadaan sebenar-benarnya.29

Format media cetak bisa dibedakan dari berbagai segi. Bisa dilihat dari format/ukurannya. Bisa dari periodesasi terbitnya, jangkauan sirkulasinya, bahasa yang digunakan, segmen pembacanya, waktu terbitnya serta spesifikainya.

Berikut ini jenis media cetak berdasarkan formatnya: 1. Format Broadsheet

Yakni media cetak berukuran surat kabar umum yang berukuran setengah ukuran plano. Di Indonesia hampir seluruh koran berukuran sama karena kertas yang digunakan ukurannya sudah standar. Contohnya: Kompas, Seputar Indonesia, dan lain sebagainya.

2. Format Tabloid

Format tabloid berukuran setengah dari format broadsheet. Dalam sejarahnya, di Amerika, format format tabloid diperkenalkan untuk mereka yang selalu sibuk sehingga harus membaca koran dalam bis kota atau kereta api.

Dengan tabloid orang tidak perlu membuka korannya dengan amat lebar.

Tabloid yang dulu berkembang di Amerika dan negara-negara maju awalnya dikenal dengan bacaan kuning atau yellow paper yang hanya

29

Dra. Hj. Roudhonah, MA, Ilmu Komunikasi, (Lembaga Penelitan UIN Jakarta dengan UIN Press, Des 2007), cet. 1, h. 141


(30)

membuat berita-berita ringan, seperti aneka gosip. Namun perkembangan selanjutnya tidak semua demikian karena banyak kampus-kampus di sana yang memiliki penerbitan berformat tabloid ini.

Di Indonesia sendiri tabloid yang pertama kali muncul adalah tabloid bola yang sebelumnya merupakan sisipan HU Kompas.

3. Format Majalah

Format majalah setenbgah dari ukuran tabloid atau seperempat ukuran broadsheet. Menurut Mario R. Gracia (Newspaper Design, 1986), selain umumnya berukuran seperempat halaman broadsheet. Pengertian majalah ini adalah halaman demi halaman di ikat dengan kawat (hektar) serta menggunakan sampul yang jenis kertasnya lebih tebal, lebih mengkilat dibanding kertas halaman depan

4. Format Buku

Kendati buku di Indonesia belum dikategorikan sebagai media massa, namun di negeri kita sejak lama di kenal adanya media massa berformat buku. Format buku ini setengah dari halaman majalah atau kira-kira seperdelapan format broadsheet. Contohnya Hidayah.30

Ada dua bentuk dari isi media cetak, yakni ”berita” dan ”artikel”. Padahal ada sejumlah istilah untuk membedakan isi media cetak itu. Secara garis besar, isi media cetak terdiri dari fakta dan opini:.

1. Fakta

30


(31)

Fakta adalah sesuatu yang bisa dilihat, diraba dan dirasakan oleh setiap orang. Oleh karena itu, laporan faktual adalah laporan wartawan dari lapangan berdasarkan sesuatu yang dilihatnya, kesaksian orang lain. Jadi, yang dibawa adalah merupakan peristiwa yang betul-betul terjadi. Isi media cetak yang berdasrakan fakta adalah berita, misalnya berita kejadian kebakaran, tabrakan, kriminalitas, olah raga, dan lain-lain yang semuanya bisa dilihat kejadiannya, baik secara langsung oleh si wartawan maupun melaui saksi.

Berita bisa berupa berita tertulis, bisa pula berbentuk rekaman gambar, foto, sehingga menjadi sebuah foto berita. Karena memaparkan apa adanya, laporan faktual biasanya bersifat objektif. Kendati keobjektivitas ini banyak kalangan selalu menjadi perbincangan yang tak habis-habisnya. 31

2. Opini

Opini artinya pendapat atau pandangan tentang sesuatu. Karena itu opini bersifat subyektif karena pandangan atau penilaian seseorang dengan yang lain selalu berbeda-beda. Jadi, kendati faktanya sama, namun ketika orang beropini, antara orang yang satu dengan yang lainnya memperlihatkan adanya perbedaan.

Opini dalam media cetak biasanya ditempatkan di halaman opini. Pada halaman ini biasanya ditemukan artikel, tajuk rencana, karikatur, pojok, dan surat pembaca.

31


(32)

Artikel adalah opini dari penulis artikel atau dikenal pula dengan sebutan kolumnis. Karena subyektivitasnya kendati membahas satu persoalan, namun opini atau pandangan penilaian terhdap masalah itu antara penulis yang satu dengan yang lainnya selalu berbeda.32

Seperti halnya jurnalistik, artikel juga biasanya terdiri atas tiga bagian yaitu pendahuluan, tubuh dan penutup. Penutup berisi rumusan masalah. Masalah yang akan ditulis harus ditentukan dengan memilih masalah-masalah yang ada seperti ekonomi, politik, budaya, hukum, agama, dan sebagainya.33

Salah satu hal yang menarik pada sebuah artikel ialah bila artikel itu mengandung unsur baru.

Unsur baru pada artikel sebuah artikel bisa berupa datanya. Data yang dikemukakan dalam artikel itu lebih baru, misalnya ada data yang belum pernah dikemukakan oleh penulis lain, datanya lebih lengkap daripada artikel yang pernah ada sebelumnya mengenai hal yang sama. Unsur baru itu juga bisa pendekatannya.

Kemudian bagian kedua sebuah artikel adalah tubuhnya. Tubuh artikel berisi uraian masalah tentang masalah yang di tulis dalam artikel itu. Tubuh artikel dapat ditulis dengan berbagai cara atau pendekatan. Cara itu ada yang berupa uraian tentang latar belakang suatu masalah. Uraian tubuh artikel juga dapat dijelaskan dengan cara mengemukakan tinjauan historis, yaitu membandingkan keadaan sekarang dengan keadaan dulu.

32

Ibid., h. 16

33


(33)

Tinjauan historis itu dapat dilanjutkan dengan membuat prediksi kedepan. Prediksi manapun yang dipilih harus disertai alasan yang kuat. Misalnya data-data yang akurat sambil membuang data-data yang melemahkan asumsi dalam artikel itu.

Uraian tentang tubuh artikel juga dapat dijelaskan dengan mengemukakan teori-teori yang relevan dengan masalah yang ditulis. Akhirnya, bagian ketiga sebuah artikel adalah penutup. Penutup bisa berisi kesimpulan dari uraian dalam tubuh artikel itu, dan bisa juga berupa saran-saran atau gabungan antara keduanya.34

Tajuk rencana adalah opini dari surat kabar atau majalah. Ini pun sama dengan artikel, artinya antara surat kabar yang satu dengan surat kabar yang lainnya bakal terjadi perbedaan dalam memandang suatu permasalahan yang sama.

Karikatur adalah opini berupa gambar yang lucu, namun memiliki daya tarik, sindiran, atau interpretasi tajam terhadap suatu masalah. Namun karena disajikan dengan gambar-gambar yang lucu, kesan kritik tadi membuat orang menjadi tersenyum. Karikatur bisa berasal dari karikaturis, baik dari jajaran redaksi atau sumbangan pembaca. Karikaturpun bersifat subyetif.

Pojok yang selalu muncul di sudut halaman opini. Pojok merupakan tulisan opini dari redaksi yang disajikan sangat pendek, hanya beberapa baris. Namun memiliki daya tarik yang tajam meskipun disajikan dengan santai dan penuh humor.

34


(34)

Surat Pembaca juga merupakan tulisan opini yang berdasarkan fakta dari pembaca. Surat pembaca memiliki ”kekuatan” tersendiri dalam membentuk opini khalayak. Surat pembaca ini pun karena di tulis pendek dan singkat memiliki daya tarik tersendiri bagi pembaca. 3. Antara fakta dan opini

Dari isi media cetak antara fakta dan opini terdapat jenis tulisan yang berbeda di antara keduanya, yakni feature. Feature (diucapkan menjadi ficer) ada juga yang menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesaia menjadi karangan khas. Meskipun disebut sebagai karangan khas, feature bukan hanya fiksi, melainkan tulisan faktual bergaya sastra sehingga amat menarik untuk di baca dan terkadang mampu mengarahkan emosi pembacanya.35

2. Media Elektronik a. Radio

Radio adalah media massa yang tergolong murah dan lebih kurang dari 80% dapat menjangkau wilayah Indonesia. Radio juga mendapat julukan sebagai kekuasaan kelima, yakni setelah pers. Di sebut kekuasaan kelima karena dibuktikan oleh sejarah, yakni ketika menjelang, semasa dan sesudah perang dunia ke II, tatkala Jerman, Itali, dan Jepang di satu pihak terlibat dalam perang radio dengan Inggris, Amerika, Rusia dan negara-negara lainnya di lain pihak.

Penemu radio pada awalnya adalah Marconi, namun yang mula-mula memperkenalkan radio siaran adalah David Sarnoff tahun

35


(35)

1915, tetapi yang disebut dengan bapak radio adalah Lee Deforest, yang terjadi pada tahun 1916. Dan radio siaran berada di Indonesia pada tahun 1925.

Radio di katakan sebagai alat komunikasi yang baik, walau radio hanya dapat di dengar (auditif) dan mempunyai peranan yang sangat penting untuk mendapatkan informasi, hiburan dan lain-lain. Tiga faktor yang menyebabkan radio memiliki kekuatan yang hebat adalah sebagai berikut:

1. Radio sifatnya langsung, yakni untuk mencapai sasarannya (pendengar) dalam menyampaikan sesuatu hal, maka tidaklah mengalami proses yang komplek seperti halnya dengan surat kabar, pamplet, majalah dan lain sebagainya.

2. Radio siaran tidak tidak mengenal jarak dan rintangan, yakni mampu menembus gunung-gunung yang tinggi, lautan, dan padang pasir.

3. Radio siaran mempunyai daya tarik yang kuat, yakni karena adanya musik, kata-kata dan efek suara. Dan dalam menikmati siaran radio hanya memerlukan indera telinga, jadi bisa dinikmati sambil mengerjakan sesuatu.36

b. Televisi

Televisi adalah alat komunikasi yang mempunyai sifat auditif (dapat didengar) dan juga visual (dapat dilihat). Sehingga dengan dua sifat tersebut mampu menyerap penonton televisi (TV) semakin banyak,

36

Dra. Hj. Roudhonah, MA, Ilmu Komunikasi, (Lembaga Penelitan UIN Jakarta dengan UIN Press, Des 2007), cet. 1, h. 142


(36)

apalagi pada saat ini siarannya hampir 24 jam dan channelnya sudah banyak pula, serta acara-acaranya dikemas dengan sedemikian rupa yang mampu menyedot penonton hampir tidak mampu meninggalkan TV.37

c. Film

Film adalah hasil seni yang terdiri dari lukisan dan tulisan dan digerakkan secara mekanis. Yang maksudnya adalah film yang tampak oleh penonton-penonton di gedung bioskop itu adalah berbentuk gambar-gambar yang terbuat dari Celluloid yang transparent dalam jumlah yang banyak, yang apabila digerakkan melalui cahaya yang kuat akan tampak pada layar, seperti gambar yang hidup.

Film disamping sifatnya yang menghibur, juga menyajikan informasi dan pendidikan yang terkandung di dalamnya. Tergantung pada bagaimana penonton dapat mencernanya. Di sebut sebagai media massa disini, yaitu apabila film tersebut di puter di bioskop-bioskop secara serentak.38

Semua media massa di atas masing-masing mempunyai kelebihan dan kelemahan. Seperti:

1. Kelebihan Media Cetak adalah: a. Tahan lama (dapat dikliping) b. Bisa dibaca orang lain 2. Kelemahannya:

a. Terbatas pada yang mampu membaca

37

Ibid., h. 142-143

38


(37)

b. Tergantung pada menarik atau tidaknya berita c. Tidak dapat dinikmati olah yang buta

3. Kelebihan Radio:

a. Dapat didengar (tidak mendominasi panca indra) b. Cepat

c. Harganya agak murah

d. Membantu bagi orang yang buta e. Dan dapat dinikmati sambil bekerja 4. Kelemahan Radio:

a. Tidak bisa dinikmati oleh orang tuli b. Kurang dialogis

c. Gangguan alat d. Hanya sekilas 5. Kelebihan Televisi:

a. Dapat dilihat dan didengar b. Agak komunikatif

c. Dapat diterima oleh siapa saja (orang tuli dan buta)

d. Dapat menampilkan gambar yang sangat menarik penontonnya 6. Kelemahan Televisi:

a. Tergantung dengan alat b. Harganya mahal

c. Di kuasai oleh komunikan

d. Tidak dapat dinikmati oleh orang buta39

39


(38)

E. Fungsi Media Massa

Komunikasi yang dilakukan dengan menggunakan media massa mempunyai fungsi. Lasswell dan Wright (1975) menyebutkan ada empat macam fungsi, yaitu:

a. Pengawasan lingkungan. Yakni komunikasi massa memberikan peringatan mengenai ancaman dan bahaya yang mengancam dunia, seperti halnya bahaya yang berasal dari badai atau bahaya yang berasal dari serangan teroris, yang membuat masyarakat menjadi berhati-hati. Atau juga berita-berita yang penting bagi lembaga-lembaga lainnya yang membuat masyarakat menjadi senang dan bahagia.

b. Korelasi antar bagian di dalam masyarakat untuk menanggapi lingkungannya. Yakni memberi petunjuk untuk mencapai konsensus dalam upaya mencegah konsekwensi-konsekwensi yang tidak diinginkan akan terjadi, karena adanya informasi tentang lingkungan tersebut. Setiap sajian berita, apalagi yang menyangkut hidup orang banyak akan menjadi stimulasi bagi khalayak untuk memberikan tanggapan atau berbuat sesuatu. Jadi tegasnya adalah untuk meningkatkan mobilisasi dan mengurangi ancaman tehadap stabilitas sosial. c. Sosialisasi atau pewarisan nilai-nilai. Yakni upaya tranmisi dan pendidikan

nilai-nilai serta norma-norma dari suatu generasi yang berikutnya atau dari suatu kelompok masyarakat terhadap para anggota kelompoknya yang baru. Hal ini sebenarnya telah dilakukan oleh guru dan orang tua kita.


(39)

d. Hiburan. Yakni upaya komunikatif yang bertujuan memberikan hiburan untuk melepas lelah bagi kelompok-kelompok massa.40

F. Media Massa Sebagai Komunikasi Massa

Istilah ”media” bisa berarti alat perantara, berasal dari bahasa Yunani,

median jamaknya media. Adapun pengertian simantiknya yaitu ”segala sesuatu yang dapat dijadikan sebagai alat (perantara) untuk menyampaikan sutau tujuan tertantu”41. Dan bahasa merupakann sarana untuk menyampaikan informasi.42

Dalam kamus telekomunikasi, media berarti sarana yang digunakan olah komunikator sebagai saluran untuk menyampaikan suatu pesan kepada komunikan, apabila komunikan jauh tempatnya, banyaknya atau keduanya. Jadi segala sesuatu yang dapat digunakan, sebagai alat bantu dalam komunikasi tersebut adalah media komunikasi. Adapun bentuk-bentuk dan jenisnya beraneka ragam.43

40

Charles R. Wright, Sosiologi Komunikasi Massa, (Bandung: Remadjakarya, 1986), h. 12

41

Gozali BC. TT, KamusIstilah Komunikasi, (Bandung: Djambatan, 1992), h. 227

42

Sederman Tebbak, jurnalistik baru, (Ciputat: Kalam Indonesia, 2005), Cet. 1, h. 118

43


(40)

BAB III

PROFILE SURAT KABAR SEPUTAR INDONESIA A. Sejarah Berdirinya Surat Kabar Seputar Indonesia

Koran Seputar Indonesia terbit perdana, pada 30 Juni 2005. Dilahirkan oleh PT Media Nusantara Informasi (MNI), sub-sidiary dari PT. Media Nusantara Citra (MNC) yang menaungi RCTI, TPI, Global TV dan Trijaya Network. PT. MNC sudah sangat berpenga- laman dalam mengelola media serta terbilang mapan dan berpengaruh, baik di kalangan masyarakat maupun pengambil keputusan.

Kehadiran SINDO membawa nuansa tersendiri bagi mereka yang haus informasi, berjiwa dinamis dan terbuka. Variasi content yang menyuguhkan NEWS, SPORT, dan LIFESTYLE makin memperkuat image SINDO yang memiliki motto “Satu Koran Untuk Semua”.

Sebagai surat kabar baru, Koran Seputar Indonesia ditujukan untuk memudahkan sekaligus memenuhi kebutuhan pembaca dalam satu keluarga. Pada saat sang Bapak memilih news, sang Ibu bisa leluasa membaca lifestyle, sedangkan si Anak bebas membaca sport. Atau sang Bapak bisa membawa news ke kantor dengan meninggalkan lifestyle untuk dibaca Ibu di rumah, sementara si Anak memasukkan sport ke dalam tas untuk dibaca dalam perjalanan. Pendeknya, mereka bisa bertukar section tanpa harus mengganggu keasyikan masing-masing.

Koran Seputar Indonesia hadir setiap pagi dengan sajian berita-berita yang akurat, mendalam, penuh gaya dan warna. Koran Seputar Indonesia juga akan menyapa pembaca dengan sentuhan jurnalisme khas untuk selalu memberikan lebih dari sekadar berita. Apalagi ditunjang dengan kreatifitas visual yang


(41)

progresif dan tidak konservatif, Koran Seputar Indonesia yakin akan menjadi media yang unik.

Sajian berita yang bersahabat, karena pemanfaatan bahasa dan image yang ramah (tidak berdarah-darah), aktual dan informatif, karena berita terkini disajikan dengan ringkas dan jelas dengan topik-topik yang hangat. Koran yang menghibur karena didukung oleh desain yang menarik dan tidak membuat kening berkerut. Mampu mengakomodasi Feature Lifestyle dan Infotainment sekuat berita. Sajian berita yang bersifat Non Partisan atau tidak memihak dan dapat dipercaya.

Koran yang bersifat Young and Friendly Newspaper, tercermin dari penggunaan bahasa yang renyah dan sarat dengan unsur partisipasi publik, dan mampu menyajikan gaya hidup yang meliputi in depthnews, lifestyle, sport, dan

entertainment. Terbit selama 7 hari selama 1 minggu, dengan format ukuran panjang 7 kolom dan tinggi 54 cm. Edisi Reguler terbit 44 halaman dengan 3 bagian/ section.

Target pembaca adalah masyarakat kelas menengah ke atas, pendidikan Sarjana, seg- mentasi usia 18 tahun ke atas. Dengan diferensiasi pembaca laki-laki sebanyak 52% dan pembaca wanita sebanyak 48%. Target distribusi Koran Seputar Indonesia adalah kota-kota besar di seluruh Indonesia dengan jumlah pembaca sebesar 1 juta orang.

Karakteristik pembaca memiliki kebiasaan membaca lebih dari satu surat kabar, karena tidak ingin tertinggal informasi penting dan informasi hiburan


(42)

dalam waktu yang bersamaan. Termasuk kelompok masyarakat yang haus informasi dan inovatif sehingga mudah menerima hal baru.44

Perkembangan SINDO bisa dibilang sukses. Sejak terbit perdana pada 30 Juni 2005, Harian Seputar Indonesia (SINDO) mengalami perkembangan cepat, bahkan bisa dibilang kilat. Perubahan itu terlihat pada peningkatan jumlah (baca: penambahan halaman), tetapi juga menyangkut upaya-upaya pembenahan sajian content. Semuanya dilakukan bertujuan menempatkan sekaligus mematrikan eksitensi SINDO di hati pembaca.

Saat kali pertama menyapa pembaca pada tanggal 30 juni, Sindo terbit 24 halaman dengan pembagian masing-masing 8 halaman untuk NEWS, SPORT, dan

LIFESTYLE.

Namun, usia SINDO dangan 24 halaman itu tidak bertahan lama. Mulai 11 Juli 2005, SINDO menambah halaman menjadi 32 dengan pembagian masing-masing 12 halaman untuk NEWS, 8 halaman untuk SPORT, dan 12 halaman untuk LIFESTYLE.

Usia 32 halaman terbilang tidak lama. Pada tanggal 1 agustus 2005, SINDO bertambah tebal dengan terbit 40 halaman. Masing-masing pembagiannya, 16 halaman untuk NEWS, 8 halaman untuk SPORT, dan 16 halaman untuk LIFESTYLE.

Seiring penambahan secara cepat jumlah halaman di SINDO, otomatis terjadi penambahanm kolomasi. Begitu mulai dengan mulai terbitnya SINDO edisi JABAR pada 1 September 2005 serta sindo edisi JATENG dan DIY pada 17 Oktober 2005.

44


(43)

B. Sejarah Dan Perkembangan Suara Mahasiswa

Di dalam tatanan negara maju, pers telah menjadi bagian yang sangat penting, karena pers memiliki kekuatan dan peranan strategis dalam mewarnai kehidupan ketatanegaraan. Pers berperan sebagai penyeimbang dan kontrol terhadap jalannya pemerintahan. Kekuatan inilah yang mengantarkan pers pada urutan keempat setelah eksekutif, legislatif dan yudikatif.45

Secara garis besar, isi media massa terdiri dari Fakta dan Opini.46 Dan itu kita temui hampir diseluruh media cetak. Namun berbeda dengan surat kabar lainnya, pada kolom opini Seputar Indonesia memberikan kolom khusus kepada mahasiswa yang diberi nama Suara Mahasiswa.

Karena mahasiswa itu mempunyai berbagai ide brilian dan seringkali

thingking outside the box, beda dengan para praktisi pengamat apalagi politisi dalam menilai suatu kondisi atau kejadian. Namun, umumnya di banyak media massa mahasiswa itu tidak mendapatkan ruang, karena rubrik opini umumnya ditujukan untuk well known people. Ini tak terlepas dari kultur kita yang menilai ketenaran seseorang dulu, baru isi pikirannya.47

Rubrik opini Suara Mahasiswa adalah sebuah alternatif untuk menampung aspirasi mahasiswa dari pada terekpresikan dalam bentuk demo, namun bukan juga berarti dengan ini memandang negatif mahasiswa yang berdemo. Ada banyak cara dalam demokrasi ini, salah satunya itu berdemo. Namun bagaimana bisa berdemo kalau cara berpikir mereka tidak diasah. Bisa dikatakan Suara

45

www.seputar-indonesia.com

46

Aceng Abdullah, h. 13

47


(44)

Mahasiswa ini menjadi ruang buat para mahasiswa berksplorasi lebih luwes.48 Redaksi memiliki kebijakan untuk hanya menaikkan artikel yang memiliki basis pemikiran yang jelas dengan didukung fakta-fakta yang kuat. Jadinya Rubrik Suara Mahasiswa tak akan berubah menjadi forum warung kopi yang ngalor ngidul tak jelas juntrungannya.

C. Rubrikasi 1. Berita

Pada umumnya rubrik berita menempati ruang halaman yang paling besar bila dibandingkan dengan rubrik lainnya. Itu berarti berita bagi surat kabar merupakan informasi yang sangat penting untuk disajikan kepada publik atau pembaca. Namun demikian berita tidak bukan semata ”miliki” surat kabar harian. Berita juga dapat dimuat dalam format majalah atau tabloid mingguan. Mengenai definisi berita banyak diungkapkan oleh para ahlinya, seperti: 1. Dean M. Lyle Spencer: ”berita adalah suatau kenyataan atau ide yang

benar yang dapat menarik perhatian sebagian besar pembaca”.

2. Dr. Williard C. Bleyer: ”Berita adalah suatu yang termasa yang dipilih wartawan untuk dimuat dalam surat kabar, karena ia dapat menarik atau emmpunyai makna bagi pembaca surat kabar”.

3. William S. Maulsby: ”berita adalah suatu openuturan secara benar dan tidak memihak dari fakta-fakta yang emmpunyai yang penting dan baru terdaji, serta dapat menarik perhatian para pembaca surat kabar yang memuat berita tersebut”.

48


(45)

4. Eric C. Hepwood: ”Berita adalah laporan pertama dari kejadian yang penting dan dapat menarik perhatian umum”.

5. Lord Nothelife mengatakan, ”news is combined the element of suprise” (berita adala kombinasi unsur yang luar biasa).49

Dapat disimpulkan bahwa berita dalah susatu kejadian yang termasa, yang penting diketahui, dan dapat menarik perhatian pembaca. Seperti definisi berita yang diungkapkan oleh Charles A. Dana, yakni ” when a dog bites a man that is not news, but when a man bites a dog that is news”, (bila ada anjing menggigit orang it bukan berita, sebaliknya bila ada orang yang menggigit anjing itu baru berita).

2. Tajuk

Tajuk secara harfiah diartikan sebagai karangan utama dalam surat kabar, majalah dan sebagainya. Lebih lengkap lagi pengertian tajuk sebagai sebuah karangan dalam majalah atau surat kabar, yang mengomentari masalah yang aktual atau yang menyajikan kebijaksanaan suatu pemberitaan. Webster’s world university dictionary, hal. 1

Fungsi tajuk adalah membentuk dan mengarahkan opini publik, menerjemahkan berita mutakhir kepada pembaca dan menjelaskan maknanya. Adapun strukturnya, tajuk sederhana sekali. Terdiri atas headline atau judul, dan informasi yang mendasarinya, opini yang timbul atas informasi tadi, dan beberapa uraian yang menjelaskan alasan timbulnya opini tesebut. Panjang tajuk rata-rata 300 kata

3. Pojok

49


(46)

Pojok meripakan kolom yan berada pada sudut halaman koran, isi dari pojok itu sendiri dapat berupa apa saja, baik itu berita, hiburan, dan pengetahuan. Melihat karakter dari pojok itu sendiri, penulis menilai bahwa pojok memiliki nilai fleksibilitas akan isi dan substansial dari isi itu sendiri

Format yang ada pada Harian Seputar Indonesia (SINDO) meliputi: 1. News

Format section masih dibilang sangat sederhana saat SINDO setebal 24 halamamn. Berita utama masih menyatu dengan kolomasi poliotik dan hukum dengan komposisi tiga halaman (hal: 1,7,8). Sedangkan masing-masing kolomasi seperti internasional (hal: 2), ekonomi dan bisnis (hal: 3), Jabodetabek (hal: 5) dan opini (hal: 5) masing-masing satu halaman.

Formasi berubah saat penambahan menjadi 32 halaman. Kolom berita utama memang masih tetap memiliki porsi 3 halaman (hal: 1,11,12), tapi sudah dipisahkan secara spesifik dengan politik dan hukum yang memiliki jatah halaman sendiri (hal: 10). Sedangkan ekonomi dan bisnis (hal: 3) mengalami penambahan satu halaman berupa finansial (hal. 2). Demikian pula jabodetabek menjadi 2 halaman (hal: 4,5). Kolomasi nusantara juga mengalami penambahan menjadi 2 halaman (hal: 8,9). Sedangkan opini dan internasional (hal. 6 masing-masing tetap 1 halaman.

Ketika kolomasi menjadi 40 halaman, sajian content mengalami perubahan. Untuk lebih ndalam, berita utama ditambah emnjadi 4 halaman (hal: 1,14,15,16). Ekonomi dan bisnis juga bertambah menjadi 3 halaman (hal: 2,3,4/data finansial). Kolomais nusantara juga ditambah menjadi 3 halaman (hal: 9,10,11). Internasional masih tetap 1 halaman (hal: 8) dan opini (hal: 8)


(47)

tetap 1 halaman, serta jabodetabek juga tetap 2 halaman (hal: 6,7). Namun, pada formasi ini ada penambahan kolomasi nasional (hal: 13) yang menampung berita-berita bidang kesra dan yang tidak tertampung pada berita utama, tapi juga terpisah dari kolomasi politik dan hukum (hal: 12).

Paparan di atas berlaku untuk edisi reguler senin sampai sabtu. Untuk edisi minggu, mulai awal oktober redaksi menyajikan kolomasi yang lebih rileks, seperti strategi (bisnis), potret, cerpen dan puisi, budaya, resensi buku, rona manusia, lapsus politik dan hukum, serta pendidikan di halaman dalam dengan mengganti beberapa halaman reguler.

2. Sports

Halaman in tidak mengalami perubahan sejak pertama kali terbit 24 halaman hingga menjadi 40 halaman. Komposisinya tetap 8 halaman. Pembagian kolomasi juga bersifat fleksibel tergantung event yang sedang berlangsung. Sepak bola masih menempati jatah terbanyak (55%), disusul maisng-masing otomotif (15%), olympic sport (15%), dan internasional sport (15%).

3. Lifestyle

Seperti news, section lifestyle juga mengalami perubahan cepat baikdari sisi formasi, komposisi, maupun sajian. Ketika terbit 24 halaman, section ini hanya terdiri atas 8 halaman dengan komposisi: kolomasi entertaiment (hal: 17), beranda (hal: 18), gen-x (hal: 19), trend (hal:20), saat itu iklan baris (hal: 21), prices (hal: 22), seleb manca (hal: 23), dan gosip (hal: 24).

Seiring dengan hasil evalusi serta masukan beberapa pihak dan penambahan menjadi 32 halaman, section ini mengalami perubahan komposisi dan formasi sajian menjadi: entertainment (hal: 21), nama kolomasi beranda berubah


(48)

menjadi ”kesehatan” (hal: 22), gen-x menjadi ”gaul” (hal: 23), prices (hal: 24), kolomasi baru rundown-daftar acara televisi (hal: 25), trend menjadi 2 halaman (hal: 26,27), hang out (hal: 28), gosip (hal:29), saat itu iklan baris (hal: 30), seleb manca (hal: 31), serta kolomasi baru food Hal: 32).

Begitu ketebalan SINDO menjadi 49 halaman, perubahan kembali terjadi dengan formasi awal mempertahankan format 32 halaman ditambah kolomasi

travel, fashion, techno, home, dan garden, dan kids. Namun, seiring evalusai kontinyu dan masukan beberapa pihak sejak pertengahan Oktober lalu di lakukan perubahan cepat pada kolomasi lifestyle, dengan menghilangkan

travel untuk dilebur ke dalam trend, mengelompokkan seleb manca dengan gosip, gosip, gosip menjadi ”selebriti”, mengelompokkan prices menjadi satu dengan techno, dan mengurangi satu halaman trend menjadi kolomasi

business to business (dengan tujuan membantu lobi mendapatkan iklan) maka lahirlah komposisi saat ini.

Yaitu, entertainment berisi profil dan kiprah artis (hal: 25), kesehatan (hal: 26), fashion (hal: 27), techno-prices (hal: 28), rundown (hal: 29), business to business (hal: 30), trend (hal: 31), home & garden (hal: 32,33), televisi-khusus untuk ulasan program TV group MNC (hal: 34,35), televise-program TV lain (hal: 36), gaul (hal: 37), food (hal: 38), kids (hal: 39), dan selebriti (hal: 40)

Demi memuaskan pembacanya, mulai 1 februari 2006 SINDO muncul dengan format surat kabar di sore hari. Untuk sementara, SINDO sore baru mencangkup wilayah JABODETABEK saja.

Seiring dengan peningkatan jumlah pembaca, SINDO pun mulai melebarkan sayap ke beberapa daerah seperti Bandung (SINDO JABAR),


(49)

Surabaya (SINDO JATIM), Solo, Jogyakarta, Semarang, (SINDO JATENG), Medan (Sumatera Utara), dan Palembang (Sumatera Selatan. Jumlah halaman semakin bertambah demi memuaskan pembaca. SINDO mengeluarkan edisi lokal Jawa Barat pada 1 September 2005. Peneyebarannya pun mulai menjamah kota-kota seputar Jawa Barat.

Berikut adalah perkembangan Sindo di Jawa Barat bila dilihat dari jumlah eksemplar yang didistribusikan dengan tingkat penjualan 71%:

1. 7.500 eksemplar pada awal pendistribusiannya (edisi lokal) 2. Bulan Desember naik menjadi 9.000 eksemplar

3. Saat ini SINDO mampu mencetak 17.900 eksemplar untuk wilayah Jawa Barat, meliputi:

− Pelanggan : 4.600 eksemplar

− Non-pelanggan : 13.300 eksemplar

Di Jawa tengah SINDO dimulai pada tanggal 17 Oktober 2005. Sebagai bentuk pelayan yang diberikan SINDO kepada pelanggannya didirikan kantor biro Jawa Tengah dan DIY yang berada di Solo Jl. Slamet Riyadi 137. Dan beberapa wilayah yang yang dijadikan perwakilan untuk penyebarannya meliputi: Perwakilan Semarang berada di Jl. DI Panjaitan No. 34 9 (Kampung Kali), perwakilan Yogyakarta di Jl. Menur No. 3 (Baciro), dan perwakilan Solo berada di Jl. Slamet Riyadi No. 137.

Berikut adalah jumlah eksemplar yang tersebar di Jawa Tengah: pelanggan sebanyak 3.718 eksemplar, non-pelanggan sebanyak 10.347 esemplar dan Readership sebanyak 99.822 eksemplar


(50)

Di Surabaya pendistribusian SINDO dimulai pada 6 Februari 2006, meliputi Surabaya, dan Jawa Timur. Untuk melayani pelanggan didirikan kantor biro di Jl. Kertajaya Indah No. 79 Surabaya. Berikut adalah jumlah eksemplar yang tersebar di Jawa Timur dengan potensial pembaca 100.000 pembaca dengan oplag sementara 13.000 eksemplar meliputi: pelanggan sebanyak 1.048 eksemplar, dan non-pelangggan sebanyak 7.295 eksemplar.

Perluasan SINDO juga sampai keluar Jawa. Di Medan, Sumatera Utara peredaran SINDO dimulai pada 11 Desember 2006. Dengan kantor biro di Jl. Ruko Griya Riatur Indah Blok. B/8 Jl. Tengku Amir Hamzah, Medan.

Perluasan SINDO tidak hanya di Sumatera Utara tapi juga Palembang, Sumatera Selatan yang di mulai pada tanggal 11 Juni 2006 di Jl. Diponegoro No. 07, Kambang Iwa, Palembang.


(51)

D. REDAKSIONAL

PemimpinUmum: Hary Tanoesoedibjo

Wakil Pemimpin Umum/Pemimpin Perusahaan: Syafril Nasution Wakil Pemimpin Perusahaan: David Fernando Audy

Pemimpin Redaksi /Penanggungjawab: Sururi Alfaruq RedakturPelaksana:NevyANHetharia,PungPurwanto

Wakil Redaktur Pelaksana: Alex Aji Saputra, Djaka Susila, Dwi Sasongko, Titis Widyatmoko

Redaktur: Achmad Faisal Nasution, Abdul Hakim, Alviana Harmayani Masrifah, Andri Cahyono, Army Dian Kurniawan, Azhar Azis, Boy Iskandar, Danang Arradian, Eka Lesmana Prasetya, Hatim Varabi, Masirom, Mohammad Ridwan, Mohammad Faizal, Nurcholis, Nusirwan, Shalahuddin, Supriyadi, Syahrir Rasyid, Titi Kusrini, Widaningsih, Wuri Hardiastuti, Yani Adryansah, Zen Teguh Triwibowo

Asisten Redaktur: Abdul Haris, Abdul Rochim, Agus Warsudi, Agung Nugroho BS,

Ahmad Fauzi, Ahmad Senoadi, Ainun Najib, Anton Chrisbiyanto, Aria Yudhistira,

Chamad Hojin, Deni Mulyana Sasmita, Donatus Nador, Edi Purwanto, Estu Santoso,

Fakhrur Haqiqi, Hanna Farhana,Hatta Sujatmin, Hery Kuswahyo, Hermanto, Hendri

Irawan, Ma”ruf, Muhibuddin Kamali, M Iqbal, Nanang Fahrudin, Nur Iwan Tri Hendrawan, Puguh Hariyanto, Rakhmat Baihaqi, Rommy Rosyana, Sali Pawiatan, Slamet Parsono, Sudarsono, Suriya Mohamad Said, Sunu Hastoro Fahrurozi, Suwarno, Taufik Pramugianto, Titi Sutinah Apridawaty, Untung Subejo, Vitrianda Hilba Siregar, Wasis Wibowo, Wahyu Sahala Tua, Wahyono, Yanto Kusdiantono, Yan Muhardiansyah, Yovan Adi Santika.

Reporter: Adam Prawira, Agung Kurniawan, Ahmad Baidowi, Andri Dwi Ananto , Arif Dwi Cahyono, Bernadette Lilia Nova, Denny Irawan, Dian Widyanarko, Edi Yulianto, Hariyudi, Harley Ikhsan, Hendrati Hapsari, Herita Endriana, Inda Susanti, Juni Triyanto, Kholi Rokhman, Maya Sofia Puspitasari, Meutia Rahmi Danly, Muhammad Yamin, Muhammad Ma”ruf, Novia Sang Ayu Lesthia K, Paijo, Pangeran Ahmad Nurdin, Rarasati Syarief, Rijan Irnando Purba, Sazili Mustofa, Sujoni, Susi Susanti, Syarifudin, Sofian Dwi, Sucipto, Tedy Achmad, Teguh Mahardika, Thomas Pulungan, Tommi Sudjatmiko, Wahab Firmansyah, Wahyu Argianto, Whisnu Bagus, Zaenal Muttaqin50

50


(52)

BAB IV

ANALISA DATA DAN HASIL PENELITIAN

A. Analisa Data Suara Mahasiswa di Surat Kabar Seputar Indonesia

Dari hasil penelitian terhadap isi kritik sosial dalam Rubrik Opini Suara Mahasiswa di Harian Surat Kabar Seputar Indonesia Periode Januari – Juni 2007, mahasiswa lebih banyak melakukan pengawasan (fungsi media massa). Itu nampak dari kritik-kritik yang termuat dalam opini Suara Mahasiswa. Karena kritik atau teguran merupakan bagian dari kontrol sosial.

Mahasiswa mencoba melakukan komunikasi lewat media massa karena dianggap lebih tahan lama dan dapat didokumentasikan sehingga orang dapat membacanya kapan saja. Dan tulisan tersebut tidak ditujukan pada perorangan atau kelompok saja, walaupun niat penulisan kolom opini tersebut ditujukan hanya pada seseorang. Ini menujnjukkan betapa pentingnya komunikasi lewat media massa pada saat ini.

Dari hasil penelitian yang mengacu pada isi tersurat dan isi tersirat, di temukan data sebagai berikut:

Table. 2

Isi kritik sosial dalam Rubrik Opini Suara Mahasiswa Bulan Tanggal

terbit

Frekuensi Kalimat yang tersurat

Frekuensi Kalimat yang tersirat

Jumlah Januari

Februari

1 4 25 29 8 12

4 2 2 1 - -

4 5 6 2 2 2

8 7 8 3 2 2


(53)

Maret April Mei Juni 23 28 8 9 14 21 24 27 28 6 23 24 28 30 1 4 5 9 10 12 15 5 13 20 28 1 1 3 1 - 5 1 - 2 3 - - 1 6 - 4 1 1 - 5 4 4 5 1 1 1 2 5 4 2 6 3 2 5 2 2 2 3 5 2 8 1 4 3 4 3 3 4 1 1 2 3 8 5 2 11 4 2 7 5 2 2 4 11 2 12 2 5 3 9 7 7 9 2 2

Jumlah 31 59 99 158

Dalam penelitian juga ditemukan adanya perumpamaan-perumpaan yang di gunakan mahasiswa dalam tulisannya seperti: pengemis, anjing penjaga, uang jajan, kosmetik belaka, dan politik dagang sapi. Yang semuanya di tunjukkan pada tingkah laku mereka yang melakukan penyimpangan di negeri ini.

Dari analisa isi yang dilakukan dalam Rubrik Opini Suara Mahasiswa Harian Surat Kabar Seputar Indonesia periode Januari – Juni 2007, ditemukan 59 kalimat tersurat dengan prosentase 37% dan 99 kalimat tersirat dengan prosentase 67%


(54)

Dari data yang diperoleh, kemudian dilakukan uji hipotesa dengan menggunakan tes-t dan uji signifikansi dengan tingkat kesalahan 5% dengan sample sebanyak 31 opini suara mahasiswa di Seputar Indonesia periode Januari – Juni 2007

a. Uji hipotesis

Tabel. 4

Lembar koding suara mahasiswa

Bulan Tanggal (N) Frekuensi kalimat tersurat (X) Frekuensi kalimat tesrsirat (Y)

D D2

1 4 4 0 0

4 2 5 -3 9

25 2 6 -4 16

Januari

29 1 2 -1 1

8 - 2 -2 4

12 - 2 -2 4

23 1 1 0 0

Februari

28 1 2 -1 1

8 3 5 -2 4

9 1 4 -3 9

14 - 2 -2 4

21 5 6 -1 1

24 1 3 -2 4

27 - 2 -2 4

Maret

28 2 5 -3 9

6 3 2 -1 1

23 - 2 -2 4

24 - 2 -2 4

28 1 3 -2 4

April

30 6 5 -1 2

1 - 2 -2 4

4 4 8 -4 16

5 1 1 0 0

9 1 4 -3 9

10 - 3 -3 9

12 5 4 -1 1

Mei

15 4 3 -1 1

5 4 3 -1 1

Juni


(55)

20 1 1 0 0

28 1 1 0 0

Σ = 31 X = 1,90 Y = 3,19 Σ D = - 52 (Σ D)2 = 2704

Σ D2

= 127

t = X - Y

Σ D2 - (Σ D)2

N N (N -1)

t = 1,90 - 3,19

127 - (-52)2

31 31 (31 -1)

t = - 1,29

127 - 2704

31 31 (30)

t = - 1,29

127 - 87,23

930 t = - 1,29

39,77 930 t = - 1,29

0,04


(56)

t = 1,29

0,2

t = 6,45

b. Uji signifikansi

Kesimpulannya: maka untuk melihat signifikansi isi tersebut, apakah yang data yang ditemukan itu berlaku atau tidak untuk seluruh populasi yang berjumlah 155 opini maka perlu dilakukan uji signifikansi dengan tingkat kesalahan 5%.

Menurut tabel t, nilai kritis untuk tingkat signifikansi 0,05 dan df = 31-1 = 30 adalah 1,697. Karena nilai t hasil pengamatan lebih besar dari t table

(nilai t 6,45 > t table 1,697), maka hipotesis nol ditolak (Ho) dan hipotesis alternatif (H1) diterima. Jadi opini Suara Mahasiswa Di Seputar Indonesia Edisi


(57)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian tentang “ Analisis Isi Kritik Sosial Dalam Rubrik Opini Suara Mahasiswa Di Harian Seputar Indonesia Periode Januari – Juni 2007” dapat ditarik kesimpulan bahwa isi pesan dalam rubrik opini suara mahasiswa mengandung kritik sosial. Karena nilai t hasil pengamatan dengan tingkat kesalahan 5% lebih besar dari t table yaitu 6,45 > 1,697, itu berarti Hipotesis nol (Ho) di tolak dan Hipotesis alternative (H1) diterima. Dan ditemukan 59 kalimat

tersurat dengan prosetase 37 % dan 99 kalimat tersirat dengan prosentase 63%. Komunikasi melalui media massa sangat penting mengingat pengawasan yang dilakukan oleh media massa (cetak) sangat luas ruang lingkupnya, tidak mengenal lapisan masyarakat dan waktu. Dan kritik yang di lontarkan bukan untuk menurunkan wibawa seseorang atau kelompok, tapi sebaliknya untuk menjaga wibawa serta membawa kearah perubahan yang lebih baik dari sebelumnya.

Dan mahasiswa akan tetap melakukan pengawasan terhadap lingkungannya dalam bentuk kritik baik dalam aksi-aksi (demo) seperti selama ini yang terlihat maupun yang tertuang dalam tulisan seperti dalam rubrik opini Suara Mahasiswa yang disediakan secara khusus oleh Harian Surat Kabar Seputar Indonesia.


(58)

B. Saran – Saran

Pada bagian akhir dari penulisan ini, penulis memberikan saran-saran yang kiranya dapat dijadikan masukan dan perbaikan :

1. Hendaknya kepada harian surat kabar Seputar Indonesia agar melakukan penyuntingan yang lebih ketat lagi, khususnya masalah isi tulisan yang dikirim mahasiswa agar tidak lagi terdapat kata – kata yang kurang tepat di ungkapkan untuk di terbitkan ( contohnya pada Edisi 27 Maret 2007).

2. Kepada media cetak lainya juga agar memberikan ruang bagi mahasiswa tidak terbatas pada well known people saja dan media jangan sampai kehilangan fungsi media massanya hanya dikarenakan penguasaan aset perusaahaan media, oleh konglomerat-konglomerat yang merangkap sebagai pejabat negara.

3. Kepada pihak yang menjadi objek kritikan agar dapat menerima kritikan tersebut dan menjadikannya sebagai evaluasi untuk kearah yang lebih baik. 4. Kepada mahasiswa yang mengirimkan tulisan ke rubrik Opini Suara


(59)

DAFTAR PUSTAKA

Aceng Abdullah, Press Relations Kiat Berhubungan Dengan Media Massa, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), cet. 1

Ahmad Zaini Albar, 1966-1974 Kisah Pers Indonesia, (LKIS, Mei, 1995), cet. 1, Andi Bulaeng, Metode Penelitian Komunikasi Kontemporer, (Yogyakarta: Andi

Yogyakarta, 2004)

Cet. 1

Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori Paradigma, Dan Diskursus Teknologi Komunikasi Di Masyarakat, (Jakarta: Kencana, 2007) cet. 2 Charles R Wright, Sosiologi Komunikasi Massa, (Bandung: PT, Remaja

Rosdakarya, 1998), cet. 3

Consuela G, dkk., Pengantar Metode Penelitian, (Jakarta: Universitas Indonesia, 1993), cet. 1

Diktat Kuliah Sosiologi 1, Universitas Muhammad Prof. HAMKA, 1998 Gozali, BC., TT., KamusIstilah Komunikasi, (Bandung: Djambatan, 1992) Hamid Nasuhi, dkk., Skripsi, Tesis, dan Disertasi, CeQDA (Center For Quality

Development and Assurance), UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, April 2007 cet. II

Haris Sumardiria, Jurnalistik Indonesia Menulis Berita Dan Feature Panduan Praktis Jurnalis Propesional, (Bandung: Simbiosa Rekatama, 2005), cet. 1 Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi Dilengkapi Contoh Analisis

Statistik, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), cet. 13

---., Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya,1994) ---., Psikologi Komunikasi, (Bandung: Remadjakarya, 1985)

Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka: 2005) ed. 3, cet. 3 M. Ghani, Surat Kabar Indonesia Pada Tiga Zaman, (DEPPEN: 1973)

Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya), h. 23.


(60)

OkeWintoro, Kebijakan Redaksional Koran Seputar Indonesia Dalam Opini Suara Mahasiswa, (Skripsi SI fakultas dakwah dan komuniksi), 008 Rosadi Ruslan, Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi, (Jakarta: PT.

Raja Grapindo Persada, 2003)

Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Lembaga Penelitan UIN Jakarta dengan UIN Press, Des 2007), cet. 1

Sasa Djuarsa Sandjaya, Pengantar Komunikasi, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1999)

Soejono dan Abdurrahman, Metode Penelitian: Pemikiran dan Penerapan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999)

Suderman Tebbak, Jurnalistik Baru, (Ciputat: Kalam Indonesia, 2005), Sugiono, Metode Penelitian Administrasi, (Bandung: ALFABETA, 2001)

Suyono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada, 2006), cet. 6


(61)

Lampiran 1

Tabel Distribusi t

Level of significance for one tailed test

.10 .05 .025 .01 .005 .0005

Level of significance for two-tailed test df

.20 .10 .05 .02 .01 .001

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 40 3.078 1.886 1.638 1.533 1.476 1.440 1.415 1.397 1.383 1.372 1.363 1.356 1.350 1.345 1.341 1.337 1.333 1.330 1.328 1.325 1.323 1.321 1.319 1.318 1.316 1.315 1.314 1.313 1.311 1.310 1.303 6.314 2.920 2.353 2.132 2.015 1.943 1.895 1.860 1.833 1.812 1.796 1.782 1.771 1.761 1.753 1.746 1.740 1.734 1.729 1.725 1.721 1.717 1.714 1.711 1.708 1.706 1.703 1.701 1.699 1.697 1.684 12.706 4.303 3.182 2.776 2.571 2.447 2.365 2.306 2.262 2.228 2.201 2.179 2.160 2.145 2.131 2.120 2.110 2.101 2.093 2.086 2.080 2.074 2.069 2.064 2.060 2.056 2.052 2.048 2.045 2.042 2.021 31.821 6.965 4.541 3.747 3.365 3.143 2.998 2.896 2.821 2.764 2.718 2.681 2.650 2.624 2.602 2.583 2.567 2.552 2.539 2.528 2.518 2.508 2.500 2.492 2.485 2.479 2.473 2.467 2.462 2.457 2.423 63.657 9.925 5.841 4.604 4.032 3.707 3.499 3.355 3.250 3.169 3.106 3.055 3.012 2.977 2.947 2.921 2.898 2.878 2.861 2.845 2.831 2.819 2.807 2.797 2.787 2.779 2.771 2.763 2.756 2.750 2.704 636.619 31.598 12.941 8.610 6.859 5.959 5.405 5.041 4.781 4.587 4.437 4.318 4.221 4.140 4.073 4.015 3.965 3.922 3.883 3.850 3.819 3.792 3.767 3.745 3.725 3.707 3.690 3.674 3.659 3.646 3.551


(62)

60 120

00

1.296 1.289 1.282

1.671 1.658 1.645

2.000 1.980 1.960

2.390 2.358 2.326

2.660 2.617 2.576

3.460 3.373 3.291


(1)

P J P J P J : : : : : :

demo karena terkadang demo tanpa didasari fakta intelektual yang jelas dan mudah terpancing ke aksi anarkistis karena kurang koordinasi dan mudah disusupi.

Bagaimana respon mahasiswa terhadap kolom ini, dilihat dari banyaknya yang mengirim tulisan ke kolom ini?

Kalau jumlah kiriman artikel masih dirasa sedang. Ada 30-50 artikel tiap hari. Kadang lebih atau kurang dari itu. Mereka umumnya sangat senang mengisi kolom ini karena dengan diterbitkannya artikel mereka di koran, mereka mendapatkan semacam pengakuan akademis. Mereka pun sangat berbahagia ketika diberitahu artikelnya akan dimuat. Bagaimana menurut anda peran mahasiswa terhadap persurat kabaran Indonesia?

Mahasiswa selalu menjadi aktor intelektual yang kritis dalam kehidupan demokrasi. Begitu pun perannya dalam persurat kabaran Indonesia. Mereka menjadi pengingat ketika surat kabar mulai lari dari tujuan demokrasi. bentuknya bisa dalam artikel mereka yang idealis. Mereka jugalah yang nanti akan menjadi pelanjut generasi surat kabar.

Apa harapan anda kepada mahasiswa terhadap persurat kabaran di Indonesia?

Pertanyaan ini sangat umum, jadi agak susah menjawabnya. Yang jelas mahasiswa harus selalu memandang bahwa surat kabar ini adalah pilar keempat demokrasi (fourth estate) dan


(2)

memanfaatkan surat kabar semaksimal mungkin untuk kepentingan demokrasi. Mahasiswa juga harus menjadikan bidang jurnalistik sebagai bidang pilihan, karena bagaimanapun kita membutuhkan para pemikir brilian di bidang ini.

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Astinah dilahirkan di Tangerang, 24 April 1982. Orang tua bernama H. Murdani dan ibu bernama Mursiah. Anak kedua dari empat bersudara. Bertempat tinggal di Sudimara Pinang Kecamatan Pinang Kota Tangerang.

Pendidikan Formal:

1. Sekolah Dasar Bojong III, lulus tahun1995

2. Madrasah Tsanawiyah (MTs) Pondok Pesantren Daar El Qolam Gintung Balaraja Tangerang, lulus tahun1998

3. Madrasah Aliyah (MA) Pondok Pesantren Daar El Qolam Gintung Balaraja Tangerang, lulus tahun 2001

Pendidikan Non Formal:

1. Penataran Calon Guru dan Pengelola TK/TP al-Qur’an, Pondok Pesantren Daar El Qolam, tanggal 4 - 5 November 1994

2. Kursus Bahasa Inggris di IEC, 2001

3. Pelatihan Kader Lingkunagn Advokasi Pencemaran Udara, WALHI Jakarta, 2005

4. Training Jurnalistik Alam Study Komunikasi (ALASKA), Villa Situ Gintung, tanggal 14 -15 Mei 2003


(3)

5. Pendidikan Profesi Kewartawanan, Berita UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tanggal 15 Desember 2004 – 21 Maret 2005

6. Pelatihan Skill Of Speeh, LDk, 2003

Organisasi yang pernah di ikuti:

1. Wakil Bid. Keputrian Pondok Pesantren Daar El Qolam, tahun 2000-2001

2. UKM KMPLHK RANITA

3. Divisi Pengembangan Masyarakat Dan Kerohanian Karang Taruna Kecamata Pinang

4. Koordinator Divisi Pendidikan Dan Pelatihan Karang Taruna Sudimara Pinang

5. Bendahara Rumah Baca Insan Insan Madani Sudimara Pinang 6. Sekretaris Ikatan Keluarga Besar Pemuda Sudimara Pinang

Selain itu juga mengajar di SDN Kunciran I Pinang, pengajar di TPA Daarussalam An-Nur Foundation Kunciran, dan menjadi pembina di Majelis Taklim Remaja Islam Gibraltal (MATRIG).


(4)

(5)

Lampiran lembar koding Rubrik Opini Suara Mahasiswa

Bulan Tanggal

(N) Frekuensi kalimat tersurat Frekuensi kalimat tesrsirat

Jumlah (X) (Y) D D2

1 4 4 8 4 4 0 0

4 2 5 7 2 5 -3 9

25 2 6 8 2 6 -4 16

Januari

29 1 2 3 1 2 -1 1

8 - 2 2 - 2 -2 4

12 - 2 2 - 2 -2 4

23 1 1 2 1 1 0 0

Februari

28 1 2 3 1 2 -1 1

8 3 5 8 3 5 -2 4

9 1 4 5 1 4 -3 9

14 - 2 2 - 2 -2 4

21 5 6 11 5 6 -1 1

24 1 3 4 1 3 -2 4

27 - 2 2 - 2 -2 4

Maret

28 2 5 7 2 5 -3 9

6 3 2 5 3 2 -1 1

23 - 2 2 - 2 -2 4

24 - 2 2 - 2 -2 4

28 1 3 4 1 3 -2 4

April

30 6 5 11 6 5 -1 2


(6)

4 4 8 12 4 8 -4 16

5 1 1 2 1 1 0 0

9 1 4 5 1 4 -3 9

10 - 3 3 - 3 -3 9

12 5 4 9 5 4 -1 1

15 4 3 7 4 3 -1 1

5 4 3 7 4 3 -1 1

13 5 4 9 5 4 -1 1

20 4 1 5 1 1 0 0

Juni

28 4 1 5 1 1 0 0

Σ = 31 Σ = 59 Σ = 99 Σ = 158 X = 1,90 Y = 3,19 Σ D = - 52 (Σ D)2 = 2704


Dokumen yang terkait

SKRIPSI JURNALISME SENSITIF GENDER DALAM RUBRIK “PEREMPUAN” DI SURAT KABAR SUARA MERDEKA ( Studi Analisis Isi Opini dalam Rubrik “Perempuan” pada Surat Kabar Suara Merdeka periode 5 Januari 2011- 28 Desember 2011).

0 2 15

PENDAHULUAN JURNALISME SENSITIF GENDER DALAM RUBRIK “PEREMPUAN” DI SURAT KABAR SUARA MERDEKA ( Studi Analisis Isi Opini dalam Rubrik “Perempuan” pada Surat Kabar Suara Merdeka periode 5 Januari 2011- 28 Desember 2011).

2 6 41

PENUTUP JURNALISME SENSITIF GENDER DALAM RUBRIK “PEREMPUAN” DI SURAT KABAR SUARA MERDEKA ( Studi Analisis Isi Opini dalam Rubrik “Perempuan” pada Surat Kabar Suara Merdeka periode 5 Januari 2011- 28 Desember 2011).

0 15 64

ANALISIS ISI RUBRIK OPINI PADA SURAT KABAR JAWA POS PERIODE JANUARI 2012 SAMPAI BULAN APRIL 2012(Studi Deskriptif Analisis Isi Dalam Rubrik Opini Pada Surat Kabar Jawa Pos Periode Bulan Januari 2012 Sampai Bulan April 2012).

0 0 116

ANALISIS ISI RUBRIK OPINI PADA SURAT KABAR JAWA POS PERIODE JANUARI 2012 SAMPAI BULAN APRIL 2012 (Studi Deskriptif Analisis Isi Dalam Rubrik Opini Pada Surat Kabar Jawa Pos Periode Bulan Januari 2012 Sampai Bulan April 2012).

0 0 116

ANALISIS ISI RUBRIK OPINI PADA SURAT KABAR KOMPAS (Studi Deskriptif Analisis Isi Dalam Rubrik Opini Pada Surat Kabar Kompas Bulan Oktober 2009 Sampai Bulan Desember 2009).

2 16 115

RUBRIK ANAK DALAM SURAT KABAR (Studi Perbandingan Analisis Isi Rubrik Anak pada Surat kabar Solopos dan Suara Merdeka Periode Januari-Juni 2012).

0 0 13

ANALISIS ISI RUBRIK OPINI PADA SURAT KABAR KOMPAS (Studi Deskriptif Analisis Isi Dalam Rubrik Opini Pada Surat Kabar Kompas Bulan Oktober 2009 Sampai Bulan Desember 2009)

0 0 23

ANALISIS ISI RUBRIK OPINI PADA SURAT KABAR JAWA POS PERIODE JANUARI 2012 SAMPAI BULAN APRIL 2012 (Studi Deskriptif Analisis Isi Dalam Rubrik Opini Pada Surat Kabar Jawa Pos Periode Bulan Januari 2012 Sampai Bulan April 2012)

0 0 20

ANALISIS ISI RUBRIK OPINI PADA SURAT KABAR JAWA POS PERIODE JANUARI 2012 SAMPAI BULAN APRIL 2012(Studi Deskriptif Analisis Isi Dalam Rubrik Opini Pada Surat Kabar Jawa Pos Periode Bulan Januari 2012 Sampai Bulan April 2012)

0 0 20