Macam-Macam Media Massa TINJAUAN TEORITIS

D. Macam-Macam Media Massa

Media massa yang kita kenal saat ini adalah: 1. Media Cetak, terdiri dari surat kabar, tabloid dan majalah. 2. Media Elektronik, terdiri dari radio, televisi, film. 1. Media Cetak Di Indonesia, sejak reformasi menjadi keniscayaan, terdapat 1.500 media cetak data Juli 1999, baik itu surat kabar maupun majalah, di sekitar 70 dari media cetak terbit di Jakarta dan sisinya tersebar di seluruh daerah dari Sabang sampai Merauke. 27 Sejak pertengahan 80-an kualitas media kita makin membaik dari sudut tiras, perwajahan, maupun kualitas isinya. Media cetak kita dari hari ke hari makin berkualitas seiring dengan meningkatnya kualitas SDM pengelolanya, serta banyak media cetak yang dikelola dengan manajmen profesional plus permodalan kuat dari para konglomerat. 28 Ciri-ciri media cetak, adalah sebagai berikut: a. Publisitas, yaitu penyebaran kepada publikkhalayak dan sifatnya umum b. Priodisitas, yakni keteraturan terbitnya, seperti surat kabar yang setiap hari terbit, majalah yang setiap minggu atau satu kali dalam setiap bulan. 26 Ibid., h. 139 27 Aceng Abdullah, Press Relations Kiat Berhubungan Dengan Media Massa, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000, cet. 1, h. 10 28 Ibid., h. 10 c. Universalitas, yakni kesemestaan isinya, aneka ragam dan dari berbagai daerah bahkan dari negara-negara lain. d. Aktualitas, yakni beritanya yang masih hangat, kini dan keadaan sebenar-benarnya. 29 Format media cetak bisa dibedakan dari berbagai segi. Bisa dilihat dari formatukurannya. Bisa dari periodesasi terbitnya, jangkauan sirkulasinya, bahasa yang digunakan, segmen pembacanya, waktu terbitnya serta spesifikainya. Berikut ini jenis media cetak berdasarkan formatnya: 1. Format Broadsheet Yakni media cetak berukuran surat kabar umum yang berukuran setengah ukuran plano. Di Indonesia hampir seluruh koran berukuran sama karena kertas yang digunakan ukurannya sudah standar. Contohnya: Kompas, Seputar Indonesia, dan lain sebagainya. 2. Format Tabloid Format tabloid berukuran setengah dari format broadsheet. Dalam sejarahnya, di Amerika, format format tabloid diperkenalkan untuk mereka yang selalu sibuk sehingga harus membaca koran dalam bis kota atau kereta api. Dengan tabloid orang tidak perlu membuka korannya dengan amat lebar. Tabloid yang dulu berkembang di Amerika dan negara-negara maju awalnya dikenal dengan bacaan kuning atau yellow paper yang hanya 29 Dra. Hj. Roudhonah, MA, Ilmu Komunikasi, Lembaga Penelitan UIN Jakarta dengan UIN Press, Des 2007, cet. 1, h. 141 membuat berita-berita ringan, seperti aneka gosip. Namun perkembangan selanjutnya tidak semua demikian karena banyak kampus-kampus di sana yang memiliki penerbitan berformat tabloid ini. Di Indonesia sendiri tabloid yang pertama kali muncul adalah tabloid bola yang sebelumnya merupakan sisipan HU Kompas. 3. Format Majalah Format majalah setenbgah dari ukuran tabloid atau seperempat ukuran broadsheet. Menurut Mario R. Gracia Newspaper Design, 1986, selain umumnya berukuran seperempat halaman broadsheet. Pengertian majalah ini adalah halaman demi halaman di ikat dengan kawat hektar serta menggunakan sampul yang jenis kertasnya lebih tebal, lebih mengkilat dibanding kertas halaman depan 4. Format Buku Kendati buku di Indonesia belum dikategorikan sebagai media massa, namun di negeri kita sejak lama di kenal adanya media massa berformat buku. Format buku ini setengah dari halaman majalah atau kira-kira seperdelapan format broadsheet. Contohnya Hidayah. 30 Ada dua bentuk dari isi media cetak, yakni ”berita” dan ”artikel”. Padahal ada sejumlah istilah untuk membedakan isi media cetak itu. Secara garis besar, isi media cetak terdiri dari fakta dan opini:. 1. Fakta 30 Aceng Abdullah, h. 13 Fakta adalah sesuatu yang bisa dilihat, diraba dan dirasakan oleh setiap orang. Oleh karena itu, laporan faktual adalah laporan wartawan dari lapangan berdasarkan sesuatu yang dilihatnya, kesaksian orang lain. Jadi, yang dibawa adalah merupakan peristiwa yang betul-betul terjadi. Isi media cetak yang berdasrakan fakta adalah berita, misalnya berita kejadian kebakaran, tabrakan, kriminalitas, olah raga, dan lain-lain yang semuanya bisa dilihat kejadiannya, baik secara langsung oleh si wartawan maupun melaui saksi. Berita bisa berupa berita tertulis, bisa pula berbentuk rekaman gambar, foto, sehingga menjadi sebuah foto berita. Karena memaparkan apa adanya, laporan faktual biasanya bersifat objektif. Kendati keobjektivitas ini banyak kalangan selalu menjadi perbincangan yang tak habis-habisnya. 31 2. Opini Opini artinya pendapat atau pandangan tentang sesuatu. Karena itu opini bersifat subyektif karena pandangan atau penilaian seseorang dengan yang lain selalu berbeda-beda. Jadi, kendati faktanya sama, namun ketika orang beropini, antara orang yang satu dengan yang lainnya memperlihatkan adanya perbedaan. Opini dalam media cetak biasanya ditempatkan di halaman opini. Pada halaman ini biasanya ditemukan artikel, tajuk rencana, karikatur, pojok, dan surat pembaca. 31 Ibid., h. 14 Artikel adalah opini dari penulis artikel atau dikenal pula dengan sebutan kolumnis. Karena subyektivitasnya kendati membahas satu persoalan, namun opini atau pandangan penilaian terhdap masalah itu antara penulis yang satu dengan yang lainnya selalu berbeda. 32 Seperti halnya jurnalistik, artikel juga biasanya terdiri atas tiga bagian yaitu pendahuluan, tubuh dan penutup. Penutup berisi rumusan masalah. Masalah yang akan ditulis harus ditentukan dengan memilih masalah-masalah yang ada seperti ekonomi, politik, budaya, hukum, agama, dan sebagainya. 33 Salah satu hal yang menarik pada sebuah artikel ialah bila artikel itu mengandung unsur baru. Unsur baru pada artikel sebuah artikel bisa berupa datanya. Data yang dikemukakan dalam artikel itu lebih baru, misalnya ada data yang belum pernah dikemukakan oleh penulis lain, datanya lebih lengkap daripada artikel yang pernah ada sebelumnya mengenai hal yang sama. Unsur baru itu juga bisa pendekatannya. Kemudian bagian kedua sebuah artikel adalah tubuhnya. Tubuh artikel berisi uraian masalah tentang masalah yang di tulis dalam artikel itu. Tubuh artikel dapat ditulis dengan berbagai cara atau pendekatan. Cara itu ada yang berupa uraian tentang latar belakang suatu masalah. Uraian tubuh artikel juga dapat dijelaskan dengan cara mengemukakan tinjauan historis, yaitu membandingkan keadaan sekarang dengan keadaan dulu. 32 Ibid., h. 16 33 Suderman Tebbak, Jurnalistik Baru, Ciputat: Kalam Indonesia, 2005, cet. 1, h. 144 Tinjauan historis itu dapat dilanjutkan dengan membuat prediksi kedepan. Prediksi manapun yang dipilih harus disertai alasan yang kuat. Misalnya data-data yang akurat sambil membuang data-data yang melemahkan asumsi dalam artikel itu. Uraian tentang tubuh artikel juga dapat dijelaskan dengan mengemukakan teori-teori yang relevan dengan masalah yang ditulis. Akhirnya, bagian ketiga sebuah artikel adalah penutup. Penutup bisa berisi kesimpulan dari uraian dalam tubuh artikel itu, dan bisa juga berupa saran-saran atau gabungan antara keduanya. 34 Tajuk rencana adalah opini dari surat kabar atau majalah. Ini pun sama dengan artikel, artinya antara surat kabar yang satu dengan surat kabar yang lainnya bakal terjadi perbedaan dalam memandang suatu permasalahan yang sama. Karikatur adalah opini berupa gambar yang lucu, namun memiliki daya tarik, sindiran, atau interpretasi tajam terhadap suatu masalah. Namun karena disajikan dengan gambar-gambar yang lucu, kesan kritik tadi membuat orang menjadi tersenyum. Karikatur bisa berasal dari karikaturis, baik dari jajaran redaksi atau sumbangan pembaca. Karikaturpun bersifat subyetif. Pojok yang selalu muncul di sudut halaman opini. Pojok merupakan tulisan opini dari redaksi yang disajikan sangat pendek, hanya beberapa baris. Namun memiliki daya tarik yang tajam meskipun disajikan dengan santai dan penuh humor. 34 Ibid., 144-149 Surat Pembaca juga merupakan tulisan opini yang berdasarkan fakta dari pembaca. Surat pembaca memiliki ”kekuatan” tersendiri dalam membentuk opini khalayak. Surat pembaca ini pun karena di tulis pendek dan singkat memiliki daya tarik tersendiri bagi pembaca. 3. Antara fakta dan opini Dari isi media cetak antara fakta dan opini terdapat jenis tulisan yang berbeda di antara keduanya, yakni feature. Feature diucapkan menjadi ficer ada juga yang menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesaia menjadi karangan khas. Meskipun disebut sebagai karangan khas, feature bukan hanya fiksi, melainkan tulisan faktual bergaya sastra sehingga amat menarik untuk di baca dan terkadang mampu mengarahkan emosi pembacanya. 35 2. Media Elektronik a. Radio Radio adalah media massa yang tergolong murah dan lebih kurang dari 80 dapat menjangkau wilayah Indonesia. Radio juga mendapat julukan sebagai kekuasaan kelima, yakni setelah pers. Di sebut kekuasaan kelima karena dibuktikan oleh sejarah, yakni ketika menjelang, semasa dan sesudah perang dunia ke II, tatkala Jerman, Itali, dan Jepang di satu pihak terlibat dalam perang radio dengan Inggris, Amerika, Rusia dan negara-negara lainnya di lain pihak. Penemu radio pada awalnya adalah Marconi, namun yang mula-mula memperkenalkan radio siaran adalah David Sarnoff tahun 35 Aceng Abdullah, Press Relations Kiat Berhubungan Dengan Media Massa, h. 16 1915, tetapi yang disebut dengan bapak radio adalah Lee Deforest, yang terjadi pada tahun 1916. Dan radio siaran berada di Indonesia pada tahun 1925. Radio di katakan sebagai alat komunikasi yang baik, walau radio hanya dapat di dengar auditif dan mempunyai peranan yang sangat penting untuk mendapatkan informasi, hiburan dan lain-lain. Tiga faktor yang menyebabkan radio memiliki kekuatan yang hebat adalah sebagai berikut: 1. Radio sifatnya langsung, yakni untuk mencapai sasarannya pendengar dalam menyampaikan sesuatu hal, maka tidaklah mengalami proses yang komplek seperti halnya dengan surat kabar, pamplet, majalah dan lain sebagainya. 2. Radio siaran tidak tidak mengenal jarak dan rintangan, yakni mampu menembus gunung-gunung yang tinggi, lautan, dan padang pasir. 3. Radio siaran mempunyai daya tarik yang kuat, yakni karena adanya musik, kata-kata dan efek suara. Dan dalam menikmati siaran radio hanya memerlukan indera telinga, jadi bisa dinikmati sambil mengerjakan sesuatu. 36 b. Televisi Televisi adalah alat komunikasi yang mempunyai sifat auditif dapat didengar dan juga visual dapat dilihat. Sehingga dengan dua sifat tersebut mampu menyerap penonton televisi TV semakin banyak, 36 Dra. Hj. Roudhonah, MA, Ilmu Komunikasi, Lembaga Penelitan UIN Jakarta dengan UIN Press, Des 2007, cet. 1, h. 142 apalagi pada saat ini siarannya hampir 24 jam dan channelnya sudah banyak pula, serta acara-acaranya dikemas dengan sedemikian rupa yang mampu menyedot penonton hampir tidak mampu meninggalkan TV. 37 c. Film Film adalah hasil seni yang terdiri dari lukisan dan tulisan dan digerakkan secara mekanis. Yang maksudnya adalah film yang tampak oleh penonton-penonton di gedung bioskop itu adalah berbentuk gambar-gambar yang terbuat dari Celluloid yang transparent dalam jumlah yang banyak, yang apabila digerakkan melalui cahaya yang kuat akan tampak pada layar, seperti gambar yang hidup. Film disamping sifatnya yang menghibur, juga menyajikan informasi dan pendidikan yang terkandung di dalamnya. Tergantung pada bagaimana penonton dapat mencernanya. Di sebut sebagai media massa disini, yaitu apabila film tersebut di puter di bioskop-bioskop secara serentak. 38 Semua media massa di atas masing-masing mempunyai kelebihan dan kelemahan. Seperti: 1. Kelebihan Media Cetak adalah: a. Tahan lama dapat dikliping b. Bisa dibaca orang lain 2. Kelemahannya: a. Terbatas pada yang mampu membaca 37 Ibid., h. 142-143 38 Ibid., h. 143 b. Tergantung pada menarik atau tidaknya berita c. Tidak dapat dinikmati olah yang buta 3. Kelebihan Radio: a. Dapat didengar tidak mendominasi panca indra b. Cepat c. Harganya agak murah d. Membantu bagi orang yang buta e. Dan dapat dinikmati sambil bekerja 4. Kelemahan Radio: a. Tidak bisa dinikmati oleh orang tuli b. Kurang dialogis c. Gangguan alat d. Hanya sekilas 5. Kelebihan Televisi: a. Dapat dilihat dan didengar b. Agak komunikatif c. Dapat diterima oleh siapa saja orang tuli dan buta d. Dapat menampilkan gambar yang sangat menarik penontonnya 6. Kelemahan Televisi: a. Tergantung dengan alat b. Harganya mahal c. Di kuasai oleh komunikan d. Tidak dapat dinikmati oleh orang buta 39 39 Ibid., h. 143-144

E. Fungsi Media Massa

Dokumen yang terkait

SKRIPSI JURNALISME SENSITIF GENDER DALAM RUBRIK “PEREMPUAN” DI SURAT KABAR SUARA MERDEKA ( Studi Analisis Isi Opini dalam Rubrik “Perempuan” pada Surat Kabar Suara Merdeka periode 5 Januari 2011- 28 Desember 2011).

0 2 15

PENDAHULUAN JURNALISME SENSITIF GENDER DALAM RUBRIK “PEREMPUAN” DI SURAT KABAR SUARA MERDEKA ( Studi Analisis Isi Opini dalam Rubrik “Perempuan” pada Surat Kabar Suara Merdeka periode 5 Januari 2011- 28 Desember 2011).

2 6 41

PENUTUP JURNALISME SENSITIF GENDER DALAM RUBRIK “PEREMPUAN” DI SURAT KABAR SUARA MERDEKA ( Studi Analisis Isi Opini dalam Rubrik “Perempuan” pada Surat Kabar Suara Merdeka periode 5 Januari 2011- 28 Desember 2011).

0 15 64

ANALISIS ISI RUBRIK OPINI PADA SURAT KABAR JAWA POS PERIODE JANUARI 2012 SAMPAI BULAN APRIL 2012(Studi Deskriptif Analisis Isi Dalam Rubrik Opini Pada Surat Kabar Jawa Pos Periode Bulan Januari 2012 Sampai Bulan April 2012).

0 0 116

ANALISIS ISI RUBRIK OPINI PADA SURAT KABAR JAWA POS PERIODE JANUARI 2012 SAMPAI BULAN APRIL 2012 (Studi Deskriptif Analisis Isi Dalam Rubrik Opini Pada Surat Kabar Jawa Pos Periode Bulan Januari 2012 Sampai Bulan April 2012).

0 0 116

ANALISIS ISI RUBRIK OPINI PADA SURAT KABAR KOMPAS (Studi Deskriptif Analisis Isi Dalam Rubrik Opini Pada Surat Kabar Kompas Bulan Oktober 2009 Sampai Bulan Desember 2009).

2 16 115

RUBRIK ANAK DALAM SURAT KABAR (Studi Perbandingan Analisis Isi Rubrik Anak pada Surat kabar Solopos dan Suara Merdeka Periode Januari-Juni 2012).

0 0 13

ANALISIS ISI RUBRIK OPINI PADA SURAT KABAR KOMPAS (Studi Deskriptif Analisis Isi Dalam Rubrik Opini Pada Surat Kabar Kompas Bulan Oktober 2009 Sampai Bulan Desember 2009)

0 0 23

ANALISIS ISI RUBRIK OPINI PADA SURAT KABAR JAWA POS PERIODE JANUARI 2012 SAMPAI BULAN APRIL 2012 (Studi Deskriptif Analisis Isi Dalam Rubrik Opini Pada Surat Kabar Jawa Pos Periode Bulan Januari 2012 Sampai Bulan April 2012)

0 0 20

ANALISIS ISI RUBRIK OPINI PADA SURAT KABAR JAWA POS PERIODE JANUARI 2012 SAMPAI BULAN APRIL 2012(Studi Deskriptif Analisis Isi Dalam Rubrik Opini Pada Surat Kabar Jawa Pos Periode Bulan Januari 2012 Sampai Bulan April 2012)

0 0 20