Ha6 : ROA berpengaruh positif terhadap penyaluran kredit modal kerja pada bank umum di Indonesia

77 df = n-k-1 = 45-7-1 = 37, dimana n = jumlah sampel, dan k = jumlah variabel independen, nilai t tabel pada taraf kepercayaan 95 signifikansi 5 atau 0,05 adalah ± 2.026. Dengan demikian t hitung t tabel -0.251 - 2.026 dan nilai signifikansi sebesar 0,803 sig0,05. Berdasarkan nilai t hitung dan signifikansi yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa Ha5 diterima artinya NPM berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap penyaluran kredit modal kerja. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai NPM maka semakin rendah tingkat penyaluran kredit modal kerja oleh bank umum di Indonesia. Semakin besar NPM, semakin besar kemampuan perusahaan untuk menutup beban di luar operasi dan pajak penghasilan, yang sekaligus juga menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba bersih. NPM menunjukkan penurunan sebesar 0,46 dari tahun 2008 hingga tahun 2009.

6. Ha6 : ROA berpengaruh positif terhadap penyaluran kredit modal kerja pada bank umum di Indonesia

Dari hasil analisa regresi diperoleh nilai t hitung sebesar 1.054 dengan tingkat signifikansi 0.299. Jika dibandingkan dengan t tabel pada derajat bebas df = n-k-1 = 45-7-1 = 37, dimana n = jumlah sampel, dan k = jumlah variabel independen, nilai t tabel pada taraf kepercayaan 95 signifikansi 5 atau 0,05 adalah ± 2.026. Dengan demikian t hitung t tabel 1.054 2.026 dan nilai signifikansi sebesar 0,299 sig 0,05. Berdasarkan nilai t hitung dan signifikansi yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa Ha6 diterima artinya ROA berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap penyaluran kredit modal kerja. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi 78 nilai ROA maka semakin tinggi tingkat penyaluran kredit modal kerja oleh bank umum di Indonesia. Semakin besar ROA yang dimiliki suatu bank, maka semakin besar tingkat keuntungan bank dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset. 7. Ha7 : Asset Utilization berpengaruh positif terhadap penyaluran kredit modal kerja pada bank umum di Indonesia Dari hasil analisa regresi diperoleh nilai t hitung sebesar 1.277 dengan tingkat signifikansi 0.209. Jika dibandingkan dengan t tabel pada derajat bebas df = n-k-1 = 45-7-1 = 37, dimana n = jumlah sampel, dan k = jumlah variabel independen, nilai t tabel pada taraf kepercayaan 95 signifikansi 5 atau 0,05 adalah ± 2.026. Dengan demikian t hitung t tabel 1.277 2.026 dan nilai signifikansi sebesar 0,209 sig 0,05. Berdasarkan nilai t hitung dan signifikansi yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa Ha7 diterima artinya Asset Utilization berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap penyaluran kredit modal kerja. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai Asset Utilization maka semakin tinggi tingkat penyaluran kredit modal kerja oleh bank umum di Indonesia.

4.2 Pembahasan

Dari hasil pengujian hipotesis di atas maka dapat disimpulkan bahwa semua hipotesis yang diusulkan dalam penelitian ini terbukti. Untuk itu, bagian pembahasan ini akan berisi pembahasan yang lebih terperinci mengenai masing– masing variabel.