Uji Autokorelasi Uji Heterokedastisitas

65 Tabel 4.6 Uji Multikolinearitas berdasarkan nilai VIF dan Tolerance Coefficients a .598 1.673 .575 1.738 .140 7.121 .150 6.651 .238 4.210 .246 4.070 .393 2.547 CR LDR Primary Ratio CAR NPM ROA Asset Model 1 Tolerance VIF Collinearity Statistics Dependent Variable: Jumlah Kredit Modal Kerja a. Sumber : Data sekunder yang diolah Dari tabel 4.6 diatas dapat dilihat bahwa setiap variabel independen memiliki nilai tolerance 0.1 dan masing-masing variabel tersebut juga memiliki nilai VIF 10. Jadi dapat dipastikan bahwa penelitian ini terbebas dari masalah multikolinearitas.

4.1.3.1.3 Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya Ghozali, 2005. Cara untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan uji Durbin Watson D-W test. Hasil perhitungan uji Durbin Watson yang ada akan dibandingkan dengan nilai tabel dari Durbin Watson. Dasar pengambilan keputusannya adalah Nugroho, 2005:60: a. Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif. b. Angka D-W diantara -2 sampai 2 berarti tidak ada autokorelasi. 66 c. Angka D-W diatas 2 berarti ada autokorelasi. Untuk penelitian ini, hasil pengujian autokorelasi dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut : Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi Model Summary b 1.954 Model 1 Durbin- Watson Dependent Variable: Jumlah Kredit Modal Kerja b. Sumber : Data Diolah, 2011 Hasil perhitungan uji Durbin Watson yang diperoleh adalah sebesar 1.954 yang terletak antara –2 dan +2. Dari hasil perhitungan diatas, dapat dinyatakan bahwa penelitian ini bebas dari masalah autokorelasi.

4.1.3.1.4 Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dan residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut homokedastisitas dan model yang baik adalah yang sifatnya homokedastisitas. Pengujian untuk melihat ada atau tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat ZPRED dengan residual SRESID. Jika titik–titik pada scatterplot tersebut membentuk pola tertentu yang teratur misalnya bergelombang, melebar, kemudian menyempit, maka dapat diindikasikan telah terjadi heterokedastisitas. Hasil pengujian heterokedastisitas yang dilakukan terhadap penelitian ini dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut ini : 67 Gambar 4.3 Hasil Uji Heterokedastisitas Regression Standardized Predicted Value 3 2 1 -1 -2 R e g re s s io n S tu d e n ti z e d R e s id u a l 3 2 1 -1 -2 Scatterplot Dependent Variable: Jumlah Kredit Modal Kerja Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2011 Berdasarkan scatterplot diatas terlihat bahwa titik–titik menyebar secara acak serta tersebar diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Maka dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi ini tidak terjadi heterokedastisitas. Selain dengan analsiis scatterplot diatas, pengujian juga dilakukan terhadap model regresi untuk mengetahui ada tidaknya masalah heterokedastisitas dengan menggunakan uji Glesjer. Analisis secara statistik ini diperlukan karena dari analisis scatterplot memiliki kelemahan yaitu jumlah sampel yang diamati akan mempengaruhi hasil ploting. Uji Glesjer ini dilakukan dengan meregress nilai absolut residual terhadap variabel independen. Untuk analisis lebih lanjut maka dapat dilihat dari hasil uji Glesjer pada tabel 4.8 berikut : 68 Tabel 4.8 Hasil Uji Glesjer Coefficients a -.026 .975 -.027 .979 -.007 .005 -.232 -1.295 .203 -.008 .011 -.145 -.793 .433 -.065 .096 -.253 -.683 .499 .107 .065 .589 1.646 .108 .005 .035 .044 .155 .878 -.494 .333 -.415 -1.484 .146 .159 .069 .512 1.314 .126 Constant CR LDR Primary Ratio CAR NPM ROA Asset Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Dependent Variable: AbsUt a. Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2011 Dari hasil uji Glesjer diatas diketahui bahwa tingkat signifikan seluruh variable independen berada diatas nilai 0,05. Maka hal ini membuktikan bahwa penelitian ini bebas dari masalah heterokedastisitas.

4.1.3.2 Analisa Regresi Berganda