Irna Meilinda Damayanti, 2012 Pengaruh Kinerja Pengembangan Produk Melalui Program Live Cooking Terhadap Pembelian Ulang Di
Rumah Makan Bambu Desa Survei Pada Pelanggan Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia
I repository.upi.edu
Hasil F
hitung
dibandingkan dengan tabel distribusi F Snedector, apabila F
hitung
F
tabel
, maka H
o
ditolak dengan demikian dapat diteruskan pada pengujian secara individual, statistik yang digunakan adalah:
t mengikuti distribusi t student dengan derajat kebebasan n-k-1. Tolak H
jika t
hitung
t
tabel
Terima H jika t
hitung
t
tabel
3.2.8 Pengujian Hipotesis
Kriteria pengambilan keputusan pengujian hipotesis secara statistik dalam rangka pengambilan keputusan penerimaan atau penolakan hipotesis menurut
Sugiyono 2009:188 ialah: Jika F
hitung
F
tabel
, maka H ditolak X artinya berpengaruh terhadap Y
H
i
diterima artinya X berpengaruh terhadap Y Jika F
hitung
≤F
tabel
, maka H
diterima artinya X tidak berpengaruh terhadap Y H
i
ditolak artinya X tidak berpengaruh terhadap Y
Pengujian secara individual dengan uji t Tolak H
jika t
hitung
t
100 1
mendekati n k
Terima H jika t
hitung
≤ t
100 1
mendekati n k
Irna Meilinda Damayanti, 2012 Pengaruh Kinerja Pengembangan Produk Melalui Program Live Cooking Terhadap Pembelian Ulang Di
Rumah Makan Bambu Desa Survei Pada Pelanggan Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia
I repository.upi.edu
Sesuai dengan kriteria pengambilan keputusan untuk hipotesis yang diajukan Sugiyono 2010:188 adalah sebagai berikut:
Jika t
hitung
t
tabel
, maka H ditolak dan H
1
diterima Jika t
hitung
≤t
tabel
, maka H diterima dan H
1
ditolak Pada taraf kesalahan 0,05 dengan derajat kebebasan dk n-2 serta pada uji
satu pihak, yaitu uji pihak kanan. Secara statistik, hipotesis yang akan diuji dalam rangka pengambilan keputusan penerimaan atau penolakan hipotesis dapat ditulis
sebagai berikut: H
: 0,
artinya tidak terdapat pengaruh yang positif antara pengembangan produk dengan pembelian ulang konsumen.
H
a
: 0, artinya terdapat pengaruh yang positif antara pengembangan
produk dengan pembelian ulang konsumen. Selanjutnya untuk mengetahui koefisien korelasi antara variabel X dengan
variabel Y maka digunakan klasifikasi koefisien korelasi yang disajikan pada Tabel 3.8 berikut ini:
TABEL 3.8 PEDOMAN UNTUK MEMBERIKAN INTERPRETASI KOEFISIEN
KORELASI Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
1,00 Korelasi Sempurna
Antara 0,75 - 0,99 Korelasi Sangat kuat
Antara 0,74 - 0,50 Korelasi Kuat
Antara 0,49 - 0,25 Korelasi Cukup
Antara 0,24 - 0,1 Korelasi Sangat Lemah
Tidak Ada Korelasi Antara Variabel
Sumber: Sarwono 2006: 65
Irna Meilinda Damayanti, 2012 Pengaruh Kinerja Pengembangan Produk Melalui Program Live Cooking Terhadap Pembelian Ulang Di
Rumah Makan Bambu Desa Survei Pada Pelanggan Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia
I repository.upi.edu
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menggunakan analisa deskriptif dan verifikatif dengan menggunakan path analysis antara program
pengembangan produk Rumah Makan Bumbu Desa terhadap pembelian ulang, maka berdasarkan penelitian tersebut dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Gambaran dari pelaksanaan program pengembangan produk Rumah Makan Bumbu Desa dapat dilihat dari dimensi-dimensinya yang terdiri dari relative
advantage, compatibility, complexity, divisibility dan communicability berada pada kategori tinggi dengan skor total 7.411. Hal ini menunjukan bahwa
program pengembangan produk telah dilaksanakan dengan baik oleh Rumah Makan Bumbu Desa, terutama pada dimensi relative advantage dalam
menciptakan pembelian ulang. Relative advantage merupakan keunggulan dari produk Rumah Makan Bumbu Desa yang akan dirasakan langsung oleh
pelanggan yang menjadi pembeda dengan produk Rumah Makan khas Sunda yang lainnya.
2. Gambaran dari pembelian ulang produk Rumah Makan Bumbu Desa dapat dijelaskan intensitas pembelian, kuantitas pembelian, dan minat meneruskan
pembelian ulang merupakan pada kategori tinggi dengan skor total skor 3.913. Dimensi intensitas pembelian dinilai paling tinggi hal ini menunjukkan