PENGARUH KINERJAPENGEMBANGAN PRODUKMELALUIPROGRAMLIVE COOKING TERHADAPPEMBELIAN ULANG DI RUMAH MAKAN BUMBU DESA CABANG LASWI :SurveipadaPelangganRumahMakanBumbuDesaCabangLaswi di Kota Bandung.

(1)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur atas kehadirat Illahi Robbi yang telah memberikan nikmat sehat dan nikmat iman sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, karena skripsi ini tidak akan terwujud tanpa pertolongan-Nya. Maka selayaknyalah pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang membantu penyelesaian skripsi ini khususnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Sunaryo Kartadinata, M.Pd. selaku Rektor Universitas Pendidikan Indonesia.

2. Bapak Dr. Edi Suryadi, M.Si. selaku Dekan Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia.

3. Bapak Prof. Dr. H. Disman, M.Si. selaku Pembantu Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia.

4. Bapak Dr. Lili Adi Wibowo, S. Sos, S. Pd, MM selaku Ketua Program Studi Pendidikan Manajemen Bisnis FPEB Universitas Pendidikan Indonesia, yang telah memberikan bimbingan kepada penulis pada awal penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Dr. H. Hari Mulyadi, M.Si, selaku Ketua Tim Pertimbangan dan Pembimbing Skripsi (TPPS) Program Studi Pendidikan Manajemen Bisnis FPEB Universitas Pendidikan Indonesia. Semoga ilmu yang telah Bapak sampaikan bermanfaat dan dibalas oleh Allah SWT sebagai amal kebaikan.


(2)

Irna Meilinda Damayanti, 2012

6. Bapak Prof. Dr. H. Agus Rahayu, M.Si selaku Pembimbing I yang telah meluangkan waktunya untuk selalu membimbing dengan kesabaran dan ketelitian dan telah banyak memberikan motivasi serta pengarahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Semoga Allah SWT memberikan balasan dengan sesuatu yang lebih baik dan penuh keberkahan hidup.

7. Bapak Ridwan Purnama, SH., M.Si selaku Pembimbing II atas segala atas segala keihklasan, kesabaran, ketelitian, dan kesungguhannya dalam membimbing serta memberikan pengarahan, kemudahan dan kelancaran, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Semoga ilmu yang telah Bapak sampaikan bermanfaat dan dibalas oleh Allah SWT sebagai amal kebaikan.

8. Segenap Dosen dan Staff Program Studi Pendidikan Manajemen Bisnis yang telah memberikan bimbingan dan bantuan bagi penulis dalam menyelesaikan studi di Universitas Pendidikan Indonesia.

9. Staf Akademik FPEB UPI yang telah membantu penulis dalam membuat perizinan penelitian.

10. Bapak Endang Sudrajat selaku Supervisor Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi Kota Bandung terimakasih atas bantuannya dalam izin penyebarkan angket dalam penelitian ini.

11. Seluruh pelanggan Rumah Makan Bumbu Desa yang telah terlibat dan bersedia meluangkan sedikit waktunya membantu mengisi angket penelitian ini.


(3)

12. Ke dua orangtua Ibunda dan Ayahanda Tercinta Edwina Frihastuti dan Irwan Hassan yang tidak pernah berhenti memberikan kasih sayang, perhatian, motivasi dan do’a yang selalu mengiringi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Terimalah persembahan karya ananda, buah dari perjalanan dan perjuangan dalam menuntut ilmu, semoga mendapat Keridhoan-Nya. Semoga Allah SWT memberikan balasan atas kemurahan dan amal baik semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Amin

13. Sahabat terbaik Edinna, Desi, EQ, Ganend, Bayu, Savira, dan Hendry yang telah menemani dan membantu penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

14. Sahabat-sahabat terbaikku sekaligus teman seperjuanganku Indah Larasputri S.Pd, Puspa Dewi Yulianty, Fuji Mariam Juniart, Megawaty Masfufah, Aktris Monika Favorit Makbul S.Pd, dan Ika Puspita Dewi S.Pd, yang selalu memberikan doa, dukungan, semangat dan selalu ada untuk penulis baik disaat suka maupun duka selama masa perkuliahan hingga saat ini.

15. Teman seperjuanganku terutama dalam menyusun proposal skripsi maupun seminar dan bimbingan skripsi, Desy Retnowulan, Dini Septiana, Rifky, Dani, Ira, Fitri, dan Ery yang selalu memberikan motivasi kepada penulis, terimakasih atas kebersamaannya selama ini.

16. Teman seperjuang dalam menempuh ujian Sidang pada tanggal 24 Oktober 2012, Desy Retnowulan S.Pd, Megawaty Masfufah S.Pd, Widiati Pratiwi S.Pd, Fitri Kusumadewi S.Pd, Ira Purnamasari S.Pd, Rifki Rijabi S.Pd,


(4)

Irna Meilinda Damayanti, 2012

Muhammad Ery Ramdan S.Pd, Teteh Mila, dan Kang Ayi. Selamat untuk kita semua atas diraihnya gelar Sarjana Pendidikan.

17. Teman-teman Pendidikan Manajemen Bisnis 2008 yang tidak bisa disebutkan satu-persatu, terimakasih atas kebersamaan selama masa perkuliahan ini dengan suka dan dukanya yang telah dijalani bersama. Ada tangis dan tawa menemani perjalanan kita selama kurang lebih 4 tahun ini.

18. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan dalam penyelesaian skripsi ini

Jazakallahu Khairan Katsiraa, hanya Allah SWT lah yang bisa membalas segala kemurahan hati dan amal baik semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Amin.

Bandung, September 2012


(5)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ...1

1.2 Identifikasi Masalah ...12

1.3 Rumusan Masalah ...14

1.4 Tujuan Penelitian ...14

1.5 Kegunaan Penelitian ... 15

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 17 2.1 Kajian Pustaka ...17

2.1.1 Konsep Program Pengembangan Produk……… 17

2.1.1.1 Program Pengembangan Produk dalam Strategi Produk ……….. 17

2.1.1.2 Definisi Pengembangan Produk ………. 22

2.1.1.3 Dimensi Pengembangan Produk ……… 28

2.1.2 Konsep Pembelian Ulang………... 30

2.1.2.1 Definisi Pembelian Ulang ………. 30

2.1.2.2 Dimensi Pembelian Ulang ………. 35

2.1.3 Pengaruh Kinerja Pengembangan Produk Terhadap Pembelian Ulang ...35

2.1.4 Orisinalitas Penelitian………. 37

2.2 Kerangka Pemikiran………... 40

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 45 3.1 Objek Penelitian ... 45

3.2 Metode Penelitian ... 46

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan ... 46

3.2.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 48

3.2.3 Jenis dan Sumber Data ... 53

3.2.4 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling ... 57

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi DAFTAR GAMBAR ...

DAFTAR LAMPIRAN………

xiv xv


(6)

Irna Meilinda Damayanti, 2012

3.2.4.1 Populasi ... 57

3.2.4.2 Sampel ... 58

3.2.4.3 Teknik Sampling ... 60

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data ... 62

3.2.6 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 64

3.2.6.1 Hasil Pengujian Validitas ... 65

3.2.6.2 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 69

3.2.7 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 72

3.2.7.1 Rancangan Analisis Deskriptif ... 73

3.2.7.2 Rancangan Analisis Verifikatif menggunakan Path Analysis ... 75

3.2.8 Pengujian Hipotesis ... 81

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 83 4.1 Profil Perusahaan dan Pelanggan Rumah Makan Bumbu Desa ... 83

4.1.1 Profil Perusahaan Rumah Makan Bumbu Desa ... 83

4.1.1.1 Visi dan Misi Perusahaan ... 85

4.1.1.2 Identitas Perusahaan ... 86

4.1.1.3 Produk dan Jasa yang ditawarkan Rumah Makan Bumbu Desa... 86

4.1.1.4 Program Pengembangan Produk Rumah Makan Bumbu Desa ... 88

4.1.2 Profil Pelanggan Rumah Makan Bumbu Desa ... 90

4.1.2.1 Profil Pelanggan Berdasarkan Lamanya ... 90

4.1.2.2 Profil Pelanggan Rumah Makan Bumbu Desa dilihat dari Usia ... 92

4.1.2.3 Profil Pelanggan dilihat dari Pekerjaan dan Uang Saku ... 93

4.1.2.4 Profil Pelanggan dilihat dari Pekerjaan dan Penghasilan ... 95

4.1.2.5 Alasan Pelanggan Memilih Rumah Makan Bumbu Desa berdasarkan Pengalaman ... 4.1.2.6 Alasan Pelanggan Memilih Rumah Makan Bumbu Desa berdasarkan perolehan informasi……… 97 99 4.2Tanggapan Pelanggan Rumah Makan Bumbu Desa terhadap Pelaksanaan Program Pengembangan Produk dan Dimensi-dimensi Program Pengembangan Produk ...100

4.2.1 Dimensi Relative Advantage dalam Program Pengembangan Produk Rumah Makan Bumbu Desa ...100

4.2.2Dimensi Compatibility dalam Program Pengembangan Produk Rumah Makan Bumbu Desa ...103


(7)

4.2.3 Dimensi Complexity dalam Program Pengembangan Produk Rumah

Makan Bumbu Desa ...104

4.2.4 Dimensi Divisibility dalam Program Pengembangan Produk Rumah Makan Bumbuu Desa ...105

4.2.5 Dimensi Communicability dalam Program Pengembangan Produk Rumah Makan Bumbuu Desa...107

4.2.6 Rekapitulasi Dimensi Program Pengembangan Produk ... 109

4.3 Tanggapan Pelanggan Bumbu Desa atas Pembelian Ulang ... 111

4.3.1 Dimensi Intensitas Pembelian dalam Pembelian Ulang ...113

4.3.2 Dimensi Kuantitas Pembelian Pembelian Ulang ...114

4.3.3 Dimensi Minat Meneruskan Pembelian Ulang dalam Pembelian Ulang ...115

4.3.4 Rekapitulasi Dimensi Pembelian Ulang ...117

4.4 Pengaruh Program Pengembangan Produk terhadap Pembelian Ulang Pelanggan Rumah Makan Bumbu Desa Baik Secara Keseluruhan Maupun Pengaruh Masing-masing Variabel ...118

4.4.1 Pengaruh Program Pengembangan Produk terhadap Pembelian Ulang Secara Keseluruhan ...118

4.4.2 Pengaruh Masing-masing Variabel Pengembangan Produk terhadap Pembelian Ulang ...119

4.5 Implikasi Hasil Penelitian……… 124

4.5.1Temuan Penelitian Bersifat Empiris………..… 124

4.6 Implikasi Hasil Penelitian Pengembangan Produk terhadap Pendidikan Manajemen Bisnis ... 126 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 131 5.1 Kesimpulan ...131

5.2 Rekomendasi ...132


(8)

Irna Meilinda Damayanti, 2012

DAFTAR TABEL No

Tabel

Judul Tabel Hal

1.1 Nilai PDB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010-2011 ... 4 2 1.2 Perkembangan Usaha Restoran dan Rumah Makan Berskala Menegah dan

Besar Tahun 2007-2011 ... 4

1.3 Data Jumlah Rumah Makan, Restoan, dan Bar di Kota Bandung Tahun 2008-2011 ... 5

1.4 Data Rumah Makan Sunda di Kota Bandung ... 6

1.5 Data Kunjungan Konsumen di Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi Kota Bandung Periode Tahun 2008-2011 ... 7

1.6 Data Pendapatan di Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi Kota Bandung Periode Tahun 2008-2011 ... 8

1.7 Data Komplain Pelanggan di Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi Periode Tahun 2009-2011 ... 9

2.1 Orisinalitas Penelitian ... 38

3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 49

3.2 Jenis dan Sumber Data ... 55

3.3 Penyebaran Proporsi Sampel Pada Setiap Hari Untuk Pelanggan Rumah Makan Bumbu Desa ... 62

3.4 Hasil Pengujian Validitas Pengembangan Produk ... 66


(9)

3.6 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 471 3.7 Kriteria Penafsiran Hasil Perhitungan Responden ... 75 3.8 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ... 82 4.1 Produk Yang ada di Rumah Makan Bumbu Desa ... 4 87 4.2 Produk By Live Cooking yang ada di Rumah Makan Bumbu Desa ... 87 4.3 Program Pengembangan Produk Rumah Makan Bumbu Desa ... 88 4.4 Karakteristik Pelanggan Rumah Makan Bumbu Desa Berdasarkan Usia ... 92

4.5 Karakteristik Pelanggan Berdasarkan Golongan Pelajar/Mahasiswa Dan

Uang Saku ... 94 4.6 Karakteristik Pelanggan Berdasarkan Pekerjaan dan Penghasilan ... 96 4.7 Alasan Pelanggan Memilih Rumah Makan Bumbu Desa Berdasarkan

Pengalaman ... 97 4.8 Alasan Pelanggan Memilih Rumah Makan Bumbu Desa berdasarkan

Perolehan Informasi ... 99 4.9 Relative Advantage dalam Program Pengembangan Produk Rumah Makan

Bumbu Desa ... 102 4.10 Compatibility dalam Program Pengembangan Produk Rumah Makan Bumbu

Desa ... 103 4.11 Complexity dalam Program Pengembangan Produk Rumah Makan Bumbu

Desa ... 105 4.12 Divisibility dalam Program Pengembangan Produk Rumah Makan Bumbu

Desa ... 106 4.13 Communicability dalam Program Pengembangan Produk Rumah Makan


(10)

Irna Meilinda Damayanti, 2012

4.14 Rekapitulasi Skor Penilaian Program Pengembangan Produk ... 109 4.15 Intensitas Pembelian dalam Pembelian Ulang Pelanggan Rumah Makan

Bumbu Desa ... 113 4.16 Kuantitas Pembelian dalam Pembelian Ulang Pelanggan Rumah Makan

Bumbu Desa ... 114 4.17 Minat Meneruskan Pembelian Ulang dalam Pembelian Ulang Pelanggan

Rumah Makan Bumbu Desa ... 116 4.18 Rekapitulasi Skor Penilaian Pembelian Ulang ... 117 4.19 Pengujian Secara Keseluruhan ... 118 4.20 Matriks Korelasi Antara Program Pengembangan Produk (X) dengan

Pembelian Ulang (Y) ... 119 4.21 Pengujian Masing-masing Variabel Pengembangan Produk terhadap

Pembelian Ulang ... 121 4.22 Hasil Pengujian Koefisien Jalur Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung


(11)

DAFTAR GAMBAR

No Gambar

Judul Gambar Hal

2.1 Process of Product Development ... 24

2.2 Siklus Pembelian ... 31

2.3 Kerangka Pemikiran Pengaruh Program Pengembangan Produk Melalui Program Live Cooking Terhadap Pembelian Ulang di Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi... 43

2.4 Paradigma Peneliti Paradigma Penelitian Pengaruh Program Pengembangan Produk Melalui Program Live Cooking Terhadap Pembelian Ulang di Bumbu Desa Kedai Cabang Laswi ... 44

3.1 Struktur Hubungan Kasual antara X dan Y ... 75

3.2 Diagram Jalur Hipotesis ... 76

3.3 Diagram Jalur Substruktur Hipotesis ... 77

4.1 Paradigma Peneliti Karakteristik Pelanggan Berdasarkan Lamanya Menjadi Pelanggan di Rumah Makan Bumbu Desa ... 90

4.2 Diagram Jalur Pengujian Hipotesis Pengaruh Pengembangan Produk Rumah Makan Bumbu Desa Terhadap Pembelian Ulang ... 121


(12)

Irna Meilinda Damayanti, 2012

No Lampiran

Judul Lampiran Hal

1 Instrumen Penelitian ... 137

2 Perhitungan Path Analysis ... 143

3 Perhitungan Langsung dan Tidak Langsung Antar Variabel ... 146

4 Koding Data Variabel Pengembangan Produk ... 147

5 Kodimg Data Variabel Pembelian Ulang ... 150

6 Rekapitulasi Karakteristik Responden ... 153

7 Nilai r Product Moment ... 156

8 Tabel Distribusi F-Sendecor ... 157

9 Nilai-nilai dalam disitribusi t ... 159

10 Perhitungan F tabel dan t Tabel ... 160

11 Daerah Kontinum Pengembangan Produk Pengembangan Produk dan Pembelian Ulang ... 162

12 Rekapitulasi Bimbingan ... 164


(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Meningkatnya perekonomian Indonesia pada tahun-tahun terakhir ini tentunya merupakan hal yang menggembirakan bagi iklim bisnis di Indonesia. Perekonomian Indonesia pada tahun 2011 mengalami pertumbuhan sebesar 6,5 persen dibanding tahun 2010. Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga konstan pada tahun 2011 mencapai Rp 2.463,2 triliun, sedangkan pada tahun 2010 masing-masing sebesar Rp 2.313,8 triliun dan Rp 2.178,9 triliun. Bila dilihat berdasarkan harga berlaku, PDB tahun 2011 naik sebesar Rp 990,8 triliun, yaitu dari Rp 6.436,3 triliun pada tahun 2010 menjadi sebesar Rp 7.427,1 triliun pada tahun 2011. (Berita Resmi Statistik No.13/02/Th. XV, 6 Februari 2012). Tingginya perekonomian tersebut tidak hanya terjadi di dalam negeri, tetapi juga tingkat regional, sehingga menuntut kesiapan semua pelaku ekonomi agar selalu dapat beradaptasi dengan perubahan yang mungkin terjadi. Berkembangnya perekonomian menyebabkan persaingan yang tajam diantara industri yang ada.

Memasuki awal tahun 2010 sampai tahun 2011 saat ini, keadaan perekonomian dunia sudah membaik dan stabil. Keadaan ini memberikan keuntungan pada berbagai industri di Indonesia yang sempat mengalami pasang-surut dalam menghadapi krisis global.

Sektor indutri mengalami perkembangan yang begitu pesat, hal ini terjadi akibat kebijakan pemerintah yang memberikan kesempatan bagi sektor industri


(14)

untuk mengembangkan usahanya maupun untuk mendirikan usaha baru. Berkembangnya perusahaan berpengaruh bagi pimpinan untuk dapat mengelola usahanya dengan cermat, dengan harapan agar perusahaan beroperasi dengan baik, dan bertujuan untuk mempertahankan keberlangsungan perusahaan tersebut.

TABEL 1.1

NILAI PDB MENURUT LAPANGAN USAHA 2010-2011, LAJU PERTUMBUHAN DAN SUMBER PERTUMBUHAN TAHUN 2011 No Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku (Triliun Rupiah) Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Triliun Rupiah) Laju Pertumb uhan 2011 (Persen) Sumber Pertumbu han 2011 (Persen) 2010 2011 2010 2011

1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan

985,1 1093,5 304,4 313,7 3,0 0,4

2 Industri Pengolahan

1594,3 1803,5 595,3 634,2 6,2 1,6

3 Listrik, Gas, dan Air Bersih

50,0 55,7 18,1 18,9 4,8 0,1

4 Konstruksi 661,6 756,5 150,1 160,1 6,7 0,4

5 Perdagangan, Hotel, dan Restoran

881,1 1022,1 400,6 437,2 9,2 1,6

6 Pengangkutan dan

Komunikasi

417,5 491,2 217,4 241,3 10,7 1,0

7 Pertambangan dan

Penggalian

716,4 886,3 186,4 886,3 1,4 0,1

8 Keuangan, Real Estate, dan Jasa Perusahaan

462,8 535,0 220,6 535,0 6,8 0,7

9 Jasa-jasa 654,7 783,3 217,8 232,5 6,7 0,6

(PDB) 6422,9 7472,1 2310,7 2463,2 6,5 6,5


(15)

Selama tahun 2011, semua sektor ekonomi mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada Sektor Pengangkutan dan Komunikasi yang mencapai 10,7 persen, diikuti oleh Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran 9,2 persen, Sektor Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan 6,8 persen, Sektor Jasa-Jasa dan Sektor Konstruksi masing-masing 6,7 persen, Sektor Industri Pengolahan 6,2 persen, Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih 4,8 persen, Sektor Pertanian 3,0 persen, dan Sektor Pertambangan dan Penggalian 1,4 persen. Pertumbuhan PDB tanpa migas pada tahun 2011 mencapai 6,9 persen yang berarti lebih tinggi dari pertumbuhan PDB secara keseluruhan yang besarnya 6,5 persen. Sektor Industri Pengolahan dan Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran yang mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 6,2 persen dan 9,2 persen memberikan sumbangan terhadap sumber pertumbuhan terbesar terhadap total pertumbuhan PDB yaitu masing-masing sebesar 1,6 persen. Selanjutnya diikuti oleh Sektor Pengangkutan dan Komunikasi yang memberikan peranan sebesar 1,0 persen

Industri restoran dan rumah makan hingga saat ini masih diyakini sebagai salah satu bentuk usaha ekonomi yang memiliki prospek cukup bagus, bahkan dalam kondisi krisis sekalipun. Namun demikian dalam periode yang sama banyak restoran yang gulung tikar, karena tidak mampu lagi mempertahankan jumlah pengunjungnya. Menurut beberapa pihak yang berkompeten menyebutkan bahwa sukses usaha dibidang pelayanan makanan dan minuman ini tidak hanya ditentukan oleh jumlah pengunjungnya, tetapi juga ditentukan oleh kemampuan meningkatkan pertumbuhan pelanggannya


(16)

Kebutuhan makanan dan minuman tidak akan pernah habis karena sebagai manusia selalu membutuhkan makanan dan minuman demi kelangsungan hidup, sehingga banyak yang membuka usaha di bidang makanan dan minuman. Hal ini ditandai dengan banyaknya tempat makan (restoran) yang bermunculan di berbagai tempat dengan aneka macam makanan yang disediakan.

TABEL 1.2

PERKEMBANGAN USAHA RESTORAN DAN RUMAH MAKAN BERSKALA MENENGAH DAN BESAR TAHUN 2007-2011

No Tahun Jumlah Usaha

1 2007 1.615 2 2008 2.235 3 2009 2.704 4 2010 2.934 5 2011 3.176

Sumber:Modifikasi data Statistika Restoran dan Rumah Makan 2011

Berdasarkan Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa dari tahun 2007 hingga tahun 2011 usaha restoran dan rumah makan berskala menengah dan besar terus mengalami pertumbuhan dan peningkatan.

Banyaknya restoran yang bermunculan baik yang besar maupun kecil telah menimbulkan suatu persaingan, khususnya dalam persaingan harga, mutu makanan, dan pelayanan antar usaha sejenis. Pertumbuhan bisnis restoran dan rumah makan di Jawa Barat mengalami peningkatan cukup signifikan setiap tahunnya salah satunya adalah Kota Bandung. Hal ini terbukti dengan semakin meningkatnya industri restoran dan rumah makan di Kota Bandung, yang mengalami peningkatan selama kurun waktu 4 tahun terakhir sejak tahun 2008 dan 2011. Secara lengkap perkembangan usaha restoran, rumah makan, dan bar di Kota Bandung disajikan pada Tabel 1.3 sebagai berikut.


(17)

TABEL 1.3

DATA JUMLAH RESTORAN, RUMAH MAKAN, DAN BAR DI KOTA BANDUNG TAHUN 2008-2011

No

Jenis Usaha Tahun

2008 2009 2010 2011

1 Restoran 167 168 170 181

2 Rumah Makan 251 266 262 268

3 Bar 11 11 11 12

Total 429 445 443 461

Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung

Berdasarkan Tabel 1.3 dapat dilihat bahwa dari tahun 2008 hingga tahun 2011 jenis usaha Restoran, Rumah Makan, dan Bar di Kota Bandung mengalami peningkatan jumlah yang signifikan, sehingga pelaku dibidang ini membutuhkan pemahaman yang kuat tentang bisnis restoran dan rumah makan tersebut, khususnya yang berkaitan dengan produk, mutu pelayanan, administrasi dan pengawasannya.

Pariwisata di Kota Bandung sangat berkembang, terbukti dengan banyaknya agent travel, bar, restaurant, rumah makan, travel agent, objek wisata, serta hal-hal yang berkaitan dengan usaha di bidang makanan. Hal ini terbukti dengan berkembangnya usaha rumah makan dan restaurant.

Sekarang banyak sekali rumah makan yang bermunculan di Kota Bandung dengan berbagai jenis macam pilihan. Salah satunya adalah yang menjual makanan tradisional khas dari Kota Bandung yaitu Rumah Makan yang menyajikan makanan khas sunda. Data Rumah Makan Sunda yang ada di Kota Bandung disajikan pada Tabel 1.4 sebagai berikut


(18)

TABEL 1.4

DATA RUMAH MAKAN SUNDA DI KOTA BANDUNG

No Nama Rumah Makan Alamat

1 Ampera Jl. Soekarno Hatta no. 394 2 Ma Uneh Jl. Pajajaran 3 Saung Kabayan Jl. Dr Djunjunan no. 107 4 Laksana Jl. Soekarno Hatta 5 Sunda Cibiuk Jl. Djunjunan 6 Raja Sunda Jl. Dr Djunjunan 7 Riung Sari Jl. RE Martadinata 8 Bumbu Desa Jl. Laswi 9 Bale Gazeeboo Jl. Surapati no. 49 10 Kelapa Lagon Jl. Sumatra 11 Dago Panyawangan Jl. Ir. H. Djuanda no. 152 12 Sambel Hejo Jl. Natuna 13 DapurKu Jl. Lembong 14 Boga Kuring Jl. Dago Bukit Utara No.53 15 Sajian Sunda Sambara Jl. Trunojoyo no. 64 16 Riung Sari Jl. R.E. Martadinata No. 22

sumber: http://serbaserbi.blogsome.com/2007/12/14/daftar-rumah-makan-dengan-masakan-sunda-di-bandung/, diakses 15:45,28 25 Januari 2012

Berdasarkan tabel 1.4 dapat ditunjukkan bahwa usaha dibidang kuliner sangat diminati di Kota Bandung. Serta mengingat bahwa makanan dan minuman merupakan kebutuhan pokok manusia yang tidak akan ada pernah habisnya sehingga bisnis ini merupakan bisnis yang menjanjikan.

Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan bisnis restoran dan rumah makan tersebut, namun secara umum faktor yang paling menonjol dalam bisnis tersebut adalah rasa (taste) dan lokasi. Beberapa faktor lainnya yang tidak kalah pentingnya dalam menentukan keberhasilan usaha yang harus diperhatikan para pelaku yang bergerak di bidang ini, yaitu : komitmen dan fokus usaha.

Bumbu Desa didirikan sebagai wujud dedikasi dan apresiasi kepada jagoan-jagoan masak jaman dahulu. Ibu rumah tangga dan pembantu rumah, yang telah berjasa dalam memperkayam khasanah dan cita rasa masakan sunda,


(19)

sehingga menjadi kekayaan keanekaragaman cita rasa nusantara sampai saat ini (www.bumbudesa.com, diakses 17:15, 25 Januari 2012).

Data dibawah ini adalah data jumlah konsumen yang datang Rumah Makan Bumbu Desa jangka waktu tahun 2008 sampai tahun 2011.

TABEL 1.5

DATA KUNJUNGAN KONSUMEN DI RUMAH MAKAN BUMBU DESA CABANG LASWI KOTA BANDUNG PERIODE TAHUN 2008 – 2011 Tahun

2008 2009 2010 2011

Bulan

Januari 10397 11565 7650 9750

Februari 10580 9659 6530 7620

Maret 13330 11800 6758 8302

April 9405 11608 8768 9812

Mei 12060 12696 8890 10677

Juni 10290 11731 9876 9454

Juli 12590 11722 7869 8765

Agustus 9917 7180 8617 9065

September 12233 7708 8125 12560

Oktober 13031 5702 8884 7680

Nopember 8858 9238 9426 7689

Desember 9912 8670 5980 9386

Total 132603 119279 97373 110760

Sumber: Rekap Laporan Tahunan 2008-2010 Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi Kota Bandung (Hasil Pra Penelitian 2012)

Berdasarkan Tabel 1.5 dapat diketahui bahwa pengunjung Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi di Kota Bandung memiliki rata-rata pengunjung yang fluktuatif. Pada tahun 2008 konsumen yang berkunjung sebanyak 132.603, lalu mengalami penurunan di tahun 2009 menjadi 119.279, dan pada tahun 2010 kembali mengalami penurunan yang cukup besar yaitu menjadi 97.373, dan yang terakhir pada tahun 2011 mengalami kenaikan kembali menjadi 110.760.


(20)

Data dibawah ini adalah data pendapatan Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi Kota Bandung periode tahun 2008-2011.

TABEL 1.6

DATA PENDAPATAN DI RUMAH MAKAN BUMBU DESA CABANG LASWI KOTA BANDUNG PERIODE TAHUN 2008 – 2011

Sumber: Rekap Laporan Tahunan 2008-2011 Rumaha Makan Bumbu Desa Cabang Laswi Kota Bandung (Hasil Pra Penelitian 2012)

Berdasarkan Tabel 1.6 diketahui bahwa pendapatan di Rumah Makan Bumbu Desa Cabng Laswi Kota Bandung pada tahun 2008 sampai 2011 mengalami fluktuasi. Pada tahun 2008 pendapatan yang diperoleh adalah Rp. 6.024.884.147, sedangkan pada tahun 2009 mengalami penurunan menjadi Rp.

TAHUN

2008 2009 2010 2011

BULAN Januari 607,820,818 352,467,890 325,481,061 445,236,306 Februari 542,569,000 310,331,130 300,456,321 333,308,057 Maret 628,899,061 297,392,341 277,794,567 413,739,660 April 627,508,890 357,226,543 327,438,765 389,332,870 Mei 640,000,000 380,978,432 279,950,433 413,056,510 Juni 587,622,433 349,807,654 409,950,643 391,872,765 Juli 596,765,800 346,780,005 373,131,987 431,377,556 Agustus 447,689,000 412,354,677 314,768,099 408,998,700 September 332,253,445 417,876,542 453,056,744 546,247,695 Oktober 316,191,209 350,645,320 468,342,111 357,693,722 Nopember 317,888,990 282,345,061 321,123,300 337,374,576 Desember 379,675,501 348,745,786 274,860,534 407,434,525 Total 6,024,884,147 4,206,951,381 4,126,354,565 4,445,672,942


(21)

4.206.951.381, dan kembali mengalamai penurunan menjadi Rp. 4.126.354.565 pada tahun 2010. Terakhir pada tahun 2011 mengalami kenaikan pendapatan menjadi Rp. 4.445.672.942.

Fenomena penurunan jumlah kunjungan konsumen Rumah Makan Bumbu Desa pada kurun waktu 2009-2010, disebabkan oleh produk yang ditawarkan oleh Rumah Makan Bumbu Desa. Hal ini dibuktikan dengan data jumlah komplain pelanggan yang disajikan pada tabel 1.7

TABEL 1.7

DATA KOMPLAIN PELANGGAN RUMAH MAKAN BUMBU DESA KEDAI CABANG LASWI TAHUN 2009-2011

Jenis Komplain Tahun

2009 2010 2011

Komplain terhadap produk 1,5% 1,7% 1,6% Komplain terhadap pelayanan 0,3% 0,2% 0,1%

Sumber: Rekap Laporan Guest Recommended 2009-2011 Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi Kota Bandung (Hasil Pra Penelitian 2012)

Data di atas menunjukkan sebagian besar komplain yang datang berasal dari produk yang ditawarkan dengan persentase 1,5% pada tahun 2009, 1,7% pada tahun 2010, dan 1,6% pada tahun 2011. Masalah yang dihadapi kurun waktu tiga tahun terakhir adalah mengenai produk yang ditawarkan. Hal ini berdampak kepada minat konsumen untuk melakukan pembelian ulang.

Banyak alasan konsumen memutuskan untuk berkunjung ke sebuah restoran atau rumah makan, salah satunya adalah variasi produk yang ditawarkan, cita rasa yang khas, juga pelayanan yang diberikan. Mengembangkan produk dan berinovasi terhadap produk makanan tanpa menghilangkan ciri khas juga selalu mempertahankan dan meningkatkan pelayanan yang baik merupakan salah satu


(22)

strategi pemasaran yang dilakukan banyak rumah makan, karena dengan memahami keinginan dan kebutuhan konsumen dengan baik, maka produk yang ditawarkan dapat diterima oleh konsumen, sehingga muncul minat konsumen untuk melakukan pembelian ulang.

Konsumen yang potensial akan mempertimbangkan terlebih dahulu berbagai faktor seperti produk, harga, fasilitas, lokasi, pelayanan dan berbagai faktor pendukung lain yang dapat memberikan nilai lebih yang dapat didapatkan konsumen. Hal tersebut harus diperhatikan oleh pemasar agar tujuan perusahaan yaitu bahwa kepuasan kosumen merupakan syarat bagi kelangsungan hidup perusahaan, dan konsumen yang merasa puas akan mereferensikan kepada orang lain, dan akan melakukan pembelian ulang.

Untuk menghadapi persaingan Rumah Makan Bumbu Desa dituntut mampu memberikan nilai tambah bagi pelanggan. Beberapa strategi yang dilakukan oleh Rumah Makan Bumbu Desa tahun 2012 adalah dengan mengembangkan produk variasi makanan terbaru yang unik dengan kualitas yang selalu terjaga. Selain itu Bumbu Desa Kedai memiliki program New Product of Bumbu Desa by Live Cooking yang artinya hasil dari pengembangan produk baru yang ditawarkan akan dimasak secara mendadak sesuai dengan pesanan. Chef akan menampilkan keterampilan memasak mereka di depan para pelanggan yang datang, sehingga memberikan kesan yang baru pada para pelanggan. Tidak seperti produk yang sebelumnya sudah disajikan di display makanan terlebih dahulu. Setiap periode Rumah Makan Bumbu Desa selalu mengeluarkan produk dan paket baru, seperti tumis kangkung, tumis genjer, tumis kiciwis, karedok dan udang


(23)

seuhah yang merupakan variasi produk baru dari Bumbu Desa Kedai di tahun 2012 ini yang dimasak jika ada pesanan (live cooking). “Kami akan selalu melakukan berbagai macam perubahan untuk membuat inovasi-inovasi yang baru namun tetap konsisten dengan melestarikan makanan dan minuman khas Sunda yang saat ini sudah jarang ditemui, itu merupakan salah satu misi kami.” kata Endang Sudrajat Kepala Supervisor Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi.

Dengan adanya program Live Cooking di tahun 2012 ini Rumah Makan Bumbu Desa menargetkan pendapatan sekitar Rp 15.000.000,- per hari (weekday), Rp 20.000.000,- (weekend) dan sekitar Rp 450.000.000,- perbulan. Program Live Cooking merupakan salah satu cara dalam strategi pengembangan produk yang dilakukan oleh Rumah Makan Bumbu Desa tahun 2012 ini. Upaya tersebut pada dasarnya dilakukan Rumah Makan Bumbu Desa untuk menarik konsumen agar mau melakukan pembelian ulang.

Menurut Gatignon dan Xuereb (2009:96), mengemukakan bahwa: “Produk makanan merupakan produk yang syarat dengan inovasi, sehingga tuntutan akan inovasi demikian tinggi karena makanan salah satu kebutuhan pokok manusia”.

Menurut Kotler dan Keller (2009:46), mengemukakan bahwa “Perusahaan selain harus mendapatkan pelanggan sebanyak-banyaknya, perusahaan juga harus dapat mempertahankan kesetiaan pelanggannya agar dapat bertahan dalam bisnis ini. Salah satu upaya mempertahankan pelanggan yang telah ada dengan menarik pelanggan untuk melakukan pembelian ulang dan pengembangan produk adalah salah satu cara yang bisa dilakukan perusahaan”.


(24)

Program pengembangan produk baru melalui program Live Cooking di Rumah Makan Bumbu Desa diharapkan dapat meningkatkan pembelian ulang di perusahaan tersebut. Mengingat adanya keterkaitan antara pengembangan produk baru dengan keputusan pembelian ulang.

Penelitian ini dilakukan pada Rumah Makan Bumbu Desa Jl. Laswi no. 1 Kota Bandung. Penelitian dilakukan berdasarkan terjadinya penurunan kunjungan konsumen dan pendapatan di tahun 2009-2010 dan komplain pelanggan terhadap produk yang ditawarkan. Mengingat betapa pentingnya pengembangan produk baru dan keterkaitannya dengan pembelian ulang maka penulis merasa perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui sejauh mana,

PENGARUH KINERJA PENGEMBANGAN PRODUK MELALUI

PROGRAM LIVE COOKING TERHADAP PEMBELIAN ULANG DI RUMAH MAKAN BUMBU DESA CABANG LASWI (SURVEI PADA PELANGGAN RUMAH MAKAN BUMBU DESA CABANG LASWI DI KOTA BANDUNG)”.

1.2 Identifikasi Masalah

Semakin berkembangnya perekonomian, persaingan dalam industri perdagangan, hotel, dan restoran juga semakin ketat. Terbukti dengan perkembangan bisnis rumah makan yang sangat cepat. Sehingga hal ini menyebabkan bisnis rumah makan harus memberikan pelayanan dan kualitas produk yang baik kepada konsumen saat konsumen mengunjungi rumah makan tersebut. Begitu pula dengan Rumah Makan Bumbu Desa yang berada di Kota


(25)

Bandung sebagai salah satu badan usaha di bidang usaha kuliner juga harus selalu mengembangkan produk yang ditawarkan agar pelanggan tidak merasa bosan dan timbul suatu pembelian ulang.

Fenomena di atas menyebabkan Rumah Makan Bumbu Desa yang merupakan salah satu bisnis yang bergerak dalam kuliner tidak boleh lengah. Pada tahun 2009-2010 Rumah Makan Bumbu Desa mengalami penurunan jumlah kunjungan konsumen dan pendapatan. Pada tahun 2009-2010 merupakan tahun penurunan konsumen dan pendapatan yang paling drastis. Disebabkan oleh banyaknya komplain terhadap produk yang ditawarkan hingga kurun waktu tiga tahun terakhir dari periode tahun 2009-2011.

Masalah ini perlu diatasi dengan berbagai upaya dari perusahaan diantaranya yaitu dengan mengembangkan produk yang ditawarkan dengan kualitas dan cita rasa yang tetap terjaga serta tidak menghilangkan ciri khas masakan sunda dan akhirnya timbul loyalitas pelanggan, yang akan menimbulkan pembelian secara ulang.

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan maka yang menjadi tema sentral penelitian ini adalah :

Munculnya berbagai bisnis usaha kuliner kategori Rumah Makan Sunda di Kota Bandung dan persaingan yang tinggi menyebabkan pada tahun 2009-2010 Kedai Bumbu Desa mengalami penurunan kunjungan konsumen dan pendapatan. Disebabkan oleh banyaknya komplain yang masih mendominasi mengenai produk yang ditawarkan hingga kurun waktu tiga tahun terakhir periode tahun 2009-2011. Oleh karena itu perusahaan diduga perlu untuk meningkatkan inovasi dalam mengembangkan produk yang ditawarkan sehingga konsumen akan melakukan pembelian ulang dan timbul suatu loyalitas yang jangka panjang.


(26)

1.3 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi permasalahan penelitian tersebut di atas, maka dari itu ada beberapa hal yang perlu dirumuskan sebagai pokok permasalahan diantaranya :

1. Bagaimana gambaran pelaksanaan kinerja pengembangan produk dalam program live cooking pada Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi di Kota Bandung.

2. Bagaimana gambaran pembelian ulang pada Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi di Kota Bandung.

3. Seberapa besar pengaruh pelaksanaan kinerja pengembangan produk dalam program live cooking terhadap pembelian di Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi di Kota Bandung.

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini ditujukan untuk mengungkapkan data dan informasi yang berhubungan pengembangan produk baru terhadap pembelian ulang dengan tujuan untuk memperoleh temuan dan model mengenai :

1. Gambaran pelaksanaan kinerja pengembangan produk dalam program live cooking pada Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi Kota Bandung. 2. Gambaran pembelian ulang pada Rumah Makan Bumbu Desa di Kota


(27)

3. Besarnya pengaruh kinerja pengembangan produk dalam program live cooking pada Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi di Kota Bandung.

1.5 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan baik secara teoritis maupun praktis sebagai berikut:

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan keilmuan terhadap pengembangan manajemen terutama manajemen pemasaran dengan pendekatan yang baru menyangkut kinerja pengembangan produk melalui program live cooking yang dilakukan Rumah Makan Bumbu Desa Kedai Cabang Laswi di Kota Bandung, serta menganalisis pengaruhnya terhadap pembelian ulang Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi di Kota Bandung.

2. Penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan sumbangan dalam aspek praktis untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi di Kota Bandung menyangkut kinerja pengembangan produk baru melalui program live cooking yang dilakukan oleh Rumah Makan Bumbu Desa terhadap pembelian ulang di Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi di Kota Bandung.

3. Hasil penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan informasi kepada perusahaan dan konsumen mengenai pengaruh kinerja pengembangan produk baru melalui program live cooking yang dilakukan oleh Rumah


(28)

Makan Bumbu Desa Cabang Laswi di Kota Bandung terhadap pembelian ulang di Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi di Kota Bandung


(29)

(30)

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan manajemen pemasaran khususnya mengenai pengaruh kinerja pengembangan produk terhadap pembelian ulang konsumen. Adapun yang menjadi objek penelitian sebagai variabel bebas (independent variable) adalah kinerja pengembangan produk (X) dengan sub variabel relative advantage, compatibility, complexity, divisibility dan communicability. Kemudian objek penelitian yang menjadi variabel terikat (dependent variable) adalah pembelian ulang konsumen (Y) yang meliputi intensitas pembelian, kuantitas pembelian, dan minat meneruskan pembelian ulang.

Objek penelitian dalam penelitian ini adalah tanggapan pelanggan mengenai kinerja pengembangan produk dan pembelian ulang produk di Rumah Makan Bumbu Desa sedangkan yang dijadikan subjek penelitian adalah pelanggan Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi Kota Bandung.

Penelitian ini dilakukan pada kurun waktu kurang dari satu tahun, maka metode penelitian yang digunakan adalah cross sectional method. Menurut Husein Umar (2008:45) mengemukakan bahwa “Cross sectional method adalah metode penelitian dengan cara mempelajari objek dalam satu kurun waktu tertentu/tidak berkesinambungan dalam jangka waktu panjang”.


(31)

3.2 Metode Penelitian

3.2.1 Jenis dan Metode yang Digunakan

Berdasarkan jenis variabel yang diteliti maka penelitian yang dilakukan adalah bersifat deskriptif dan verifikatif. Menurut Travers Travens dalam Husein Umar (2008:21) mengemukakan bahwa:

Penelitian dengan menggunakan metode deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain.

Sedangkan Menurut Maholtra (2009:100):

Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian konklusif yang memiliki tujuan utama deskripsi dari sesuatu, biasanya karakteristik atau fungsi pasar. Penelitian deskriptif sangat berguna ketika mencari pertanyaan penelitian yang menggambarkan mengenai fenomena pasar, seperti menentukan frekuensi pembelian, mengidentifikasi hubungan, atau membuat prediksi. Informasi yang didapat dalam penelitian ini yaitu: 1) persepsi pelanggan terhadap kinerja pengembangan produk yang dilakukan oleh Rumah Makan Bumbu Desa 2) persepsi pelanggan terhadap pembelian ulang konsumen Rumah Makan Bumbu Desa.

Adapun penelitian verifikatif diterangkan oleh Maholtra (2009:104) “Penelitian untuk menguji pengujian kebenaran kausal, yaitu hubungan antara variable independen dengan dependen”. Pada penelitian ini di uji mengenai pengaruh antara pengembangan produk terhadap pembelian ulang pada Rumah Makan Bumbu Desa.


(32)

Berdasarkan jenis penelitian di atas yaitu penelitian deskriptif dan verifikatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory survey. Maholtra (2010:96) menyatakan bahwa:

Explanatory survey dilakukan untuk mengeksplorasi situasi masalah, yaitu untuk mendapatkan ide-ide dan wawasan ke dalam masalah yang dihadapi manajemen atau para peniliti tersebut. Penjelasan penelitian dalam bentuk wawancara mendalam atau kelompok fokus dapat memberikan wawasan yang berharga.

Berdasarkan pengertian tersebut penelitian yang digunakan dalam metode ini, informasi dari sebagian populasi dikumpulkan langsung di tempat kejadian secara empirik dengan tujuan untuk mengetahui pendapat dari sebagian populasi terhadap objek yang sedang diteliti. Explanatory survey ini bertujuan dari penelitian adalah jelas untuk mengeksplorasi atau penelitian melalui masalah atau situasi untuk mendapatkan wawasan dan pemahaman. (Maholtra 2009:98).

Sedangkan menurut Malhotra (2009:194) “Metode survey adalah koesioner berstruktur yang diberikan pada responden yang dirancang untuk mendapatkan informasi yang spesifik”.

Survei informasi dari sebagian populasi (sampel responden) dikumpulkan langsung di tempat kejadian secara empirik, dengan tujuan untuk mengetahui pendapat dari sebagian populasi terhadap objek yang sedang diteliti.


(33)

3.2.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian

Penelitian ini meliputi dua variabel inti, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Menurut Maholtra (2009:248), yang dimaksud dengan variabel bebas dan variabel terikat yaitu:

Variabel bebas (independent variable/predictor variable) merupakan variabel atau alternatif yang dimanipulasi dan yang mempengaruhi diukur dan dibandingkan. Variabel terikat (dependent variable/criterion variable) merupakan variabel yang mengukur efek dari variabel independent pada unit tes.

Penelitian ini memiliki variabel-variabel yang akan diteliti yang bersifat saling mempengaruhi. Dalam hal ini, variabel-variabel tersebut juga dapat disebut sebagai objek penelitian.

Dalam suatu penelitian agar bisa dapat membedakan konsep teoritis dengan konsep analitis maka perlu adanya penjabaran konsep melalui operasionalisasi variabel. Variabel yang dikaji dalam penelitian ini meliputi kinerja pengembangan produk (X) yang terdiri dari relative advantage (X1), compatibility (X2), complexity

(X3), divisibility (X4) dan communicability (X5), terhadap pembelian ulang konsumen

(Y) meliputi intensitas pembelian, kuantitas pembelian, dan minat meneruskan pembelian ulang.

Secara lebih rinci operasionalisasi variabel dalam penelitian ini dapat terlihat pada Tabel 3.1 berikut ini:


(34)

TABEL 3.1

OPERASIONALISASI VARIABEL PENELITIAN

VARIABEL SUB

VARIABEL

KONSEP VARIABEL /

SUB VARIABEL INDIKATOR UKURAN SKALA

NO ITEM

1 2 3 4 5 6 7

Kinerja Pengembangan Produk (X) Pengembangan Produk adalah merupakan strategi untuk pertumbuhan perusahaan dengan menawarkan produk yang baru atau yang sudah di modifikasi ke

segmen pasar yang sudah ada (Kotler dan Keller

2009:614) Keunggulan

Relatif (X1)

Menunjukkan keunggulan terhadap produk yang sudah ada

(Kotler dan Keller 2012:612)

 Penilaian pelanggan terhadap kelezatan produk pengembangan  Tingkat kelezatan hasil pengembangan produk Bumbu Desa melalui Live Cooking Interval 1  Penilaian pelanggan terhadap kesesuaian harga produk pengembangan  Tingkat kesesuaian harga pengembangan produk Bumbu Desa melalui Live Cooking Interval 2  Penilaian pelanggan terhadap kualitas produk pengembangan yang ditetapkan  Tingkat kualitas pengembangan produk Bumbu Desa melalui Live Cooking Interval 3 Kompabilitas (X2)

Tingkat kesesuaian manfaat pengembangan

produk dengan kebutuhan konsumen

(Kotler dan Keller 2012:612)  Penilaian pelanggan terhadap kesesuaian kualitas produk dengan manfaat yang dirasakan.  Tingkat kesesuaian kualitas produk Bumbu Desa melalui Live Cooking dengan manfaat yang dirasakan Interval 4


(35)

VARIABEL SUB VARIABEL

KONSEP VARIABEL /

SUB VARIABEL INDIKATOR UKURAN SKALA

NO ITEM

1 2 3 4 5 6 7

 Penilaian pelanggan terhadap kesesuaian rasa produk baru hasil

pengembangan dengan selera konsumen.  Tingkat kesesuaian rasa dan pengembangan produk yang telahh dilakukan Bumbu Desa melalui Live Cooking dengan selera konsumen. Interval 5 Kompleksitas (X3)

Tingkat kemudahan pengembangan produk

untuk dipahami konsumen. (Kotler dan Keller

2012:612)  Penilaian pelanggan terhadap kemudahan dan kesulitan atau minat untuk mencoba pengembangan produk  Tingkat kemudahan dan kesulitan atau minat terhadap pengembangan produk Bumbu Desa melalui Live Cooking Interval 6  Penilaian pelanggan terhadap kemudahan dan kesulitan penyesuaian setelah melakukan pengembangan  Tingkat kesulitan penyesuaian selera terhadap pengembangan produk Bumbu Desa melalui Live Cooking Interval 7  Penilaian pelanggan terhadap kesulitan penyesuaian harga pengembangan produk.  Tingkat kesulitan penyesuaian pengembangan produk Bumbu Desa melalui Live Cooking Interval 8 Divisibilitas (X4)

Tingkat pengembangan produk dapat dicoba

sedikit demi sedikit (Kotler dan Keller

2012:612)  Penilaian pelanggan terhadap kesesuaian keinginan untuk mengkonsumsi produk

 Tingkat produk Bumbu Desa yang bervariasi melalui Live Cooking Interval 9


(36)

VARIABEL SUB VARIABEL

KONSEP VARIABEL /

SUB VARIABEL INDIKATOR UKURAN SKALA

NO ITEM

1 2 3 4 5 6 7

 Penilaian pelanggan terhadap kesesuaian pengembangan produk dengan keinginan  Tingkat kesesuaian konsumen dengan dengan pengembangan produk Bumbu Desa melalui Live Cooking. Interval 10 Komunikabili tas (X5)

Tingkat kemampuan hasil penggunaan pengembangan produk

yang dapat dijelaskan kepada orang lain. (Kotler dan Keller

2012:612)  Penilaian pelanggan terhadap kemampuan dan kelengkapan informasi mengenai pengembangan produk.  Tingkat kemampuan dan kelengkapan informasi yang disampaikan mengenai pengembangan produk Bumbu Desa melalui Live Cooking. Interval 11  Penilaian pelanggan terhadap promosi kartu kredit  Tingkat kemenarikan promosi potongan harga dengan kartu kredit. Interval 12  Penilaian pelanggan terhadap promosi produk pembelian paket  Tingkat kemenarikan paket yang ditawarkan Interval 13 Pembelian Ulang (Y)

Pembelian ulang adalah keputusan oleh konsumen untuk melakukan pembelian

suatu produk diawali oleh adanya kesadaran

atas pemenuhan kebutuhan dan keinginan.(Sutisna

2007:15) Intensitas

Pembelian

Membeli produk di Rumah Makan Bumbu Desa  Frekuensi membeli produk di Bumbu Desa Interval 14


(37)

Sumber: Berdasarkan Hasil Pengolahan Data 2012

VARIABEL SUB

VARIABEL

KONSEP VARIABEL /

SUB VARIABEL INDIKATOR UKURAN SKALA

NO ITEM

1 2 3 4 5 6 7

 Membeli yang lebih sering  Tingkat pembelian produk Rumah Makan Bumbu Desa yang lebih sering. Interval 15  Ketergantunga n terhadap produk.  Tingkat Ketergantunga n terhadap produk Rumah Makan Bumbu Desa Interval 16 Kuantitas

Pembelian

Pembelian produk yang bertambah  Tingkat pembelian produk yang bertambah dari pembelian terakhir. Interval 17  Nominal pembelian produk  Tingkat nominal uang yang dibelanjakan Interval 18 Minat Meneruskan Pembelian Ulang  Keinginan meneruskan pembelian ulang.  Tingkat keinginan untuk melakukan pembelian ulang produk di Rumah Makan Bumbu Desa. Interval 19  Kesenangan mengkonsumsi produk.  Tingkat pembelian ulang karena kesenangan mengkonsumsi produk Rumah Makan Bumbu Desa. Interval 20


(38)

3.2.3 Jenis dan Sumber Data

Menurut Riduwan (2010:106) mengemukakan bahwa:

Data adalah bahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilkan informasi atau keterangan, baik kualitatif maupun kuantitatif yang menunjukkan fakta. Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan keterangan tentang data. Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua yaitu: data primer dan data sekunder.

Menurut Ruth McNeil (2005:56) data primer memiliki ciri:

1. Pengumpulan informasi langsung dari responden menggunakan metodologi yang sesuai

2. Ditugaskan secara langsung oleh peneliti. Sedangkan implikasinya: a.Customized. Data disesuaikan dengan kebutuhan peneliti

b.Syndicated. Data diperoleh peneliti dengan melibatkan data penelitian terdahulu

c.Omnibus. Data diperoleh dari sebuah sebuah lembaga penelitian dalam kurun waktu tertentu.

3. Data diperoleh langsung dari objek penelitian, akan tetapi tidak dipublikasikan.

Sedangkan data sekunder memiliki ciri-ciri:

1. Sumber data diterbitkan atau diakses oleh pihak lain (publik, swasta, pemerintah, perusahaan)


(39)

3. Sumber data diperoleh dari media seperti internet, kecuali web resmi perusahaan.

Malhotra (2009:120-121) mengungkapkan definisi-definisi data primer dan sekunder, antara lain:

1. Data primer yaitu data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud khusus menyelesaikan permasalahan yang sedang ditanganinya. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data primer adalah kuesioner yang disebarkan kepada sejumlah responden, sesuai dengan target sasaran dan dianggap mewakili seluruh populasi data penelitian, yaitu survei pada pelanggan di Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi Kota Bandung.

2. Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan untuk maksud selain untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Data ini dapat ditemukan dengan cepat serta tidak mahal. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah literatur, artikel, jurnal serta situs di internet yang berkenaan dengan penelitian yang dilakukan.

3. Untuk penelitian ini, data primer diperoleh dari hasil penelitian secara empirik melalui penyebaran kuesioner pelanggan di Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi Kota Bandung sebagai Responden. Sedangkan sumber data sekunder diantaranya diperoleh dari jurnal-jurnal ilmiah, artikel-artikel majalah, internet dan sumber informasi lainnya.


(40)

Lebih jelasnya mengenai data dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini.

Maka penulis mengumpulkan dan menyajikannya dalam Tabel 3.2 berikut ini.

TABEL 3.2

JENIS DAN SUMBER DATA

Jenis Data Sumber Data Kategori

Data Tanggapan Responden

Terhadap Pengembangan Produk di Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi

Konsumen Primer

Tanggapan Responden Terhadap Pembelian Ulang

Produk di Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi

Konsumen Primer

Jumlah Populasi di Rumah Makan Bumbu Desa Cabang

Laswi

Hasil Penelitian, Agustus 2010 Primer

Nilai PDB Menurut Lapangan Usaha 2010-2011, Laju Pertumbuhan Dan Sumber

Pertumbuhan Tahun 2011

Berita Resmi Statistik No.13/02/Th. XV, 6 Februari 2012

Sekunder

Perkembangan Usaha Restoran Dan Rumah Makan Berskala Menengah Dan Besar Tahun

2007-2011

Modifikasi Data Statistika Restoran Dan Rumah Makan 2011

Sekunder

Data Jumlah Restoran, Rumah Makan, Dan Bar Di Kota Bandung Tahun 2008-2011

Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kota Bandung 2012

Sekunder

Data Rumah Makan Sunda Di Kota Bandung

Http://Serbaserbi.Blogsome.Com/2007/12/14 /Daftar-Rumah-Makan-Dengan-Masakan-Sunda-Di-Bandung/, Diakses 15:45,28 25 Januari 2012

Sekunder

Data Kunjungan Konsumen Di Kedai Bumbu Desa Cabang Laswi Kota Bandung Periode

Rekap Laporan Tahunan 2008-2010 Bumbu Desa Kedai Cabang Laswi Kota Bandung (Hasil Pra Penelitian 2012)


(41)

Jenis Data Sumber Data Kategori Data Tahun 2008 – 2011

Data Pendapatan Di Bumbu Desa Kedai Cabang Laswi Kota Bandung Periode Tahun 2008 –

2011

Rekap Laporan Tahunan 2008-2011 Bumbu Desa Kedai Cabang Laswi Kota Bandung (Hasil Pra Penelitian 2012)

Sekunder

Data Komplain Pelanggan Bumbu Desa Kedai Cabang

Laswi Tahun 2009-2011

Rekap Laporan Guest Recommended 2009-2011 Bumbu Desa Kedai Cabang Laswi Kota Bandung (Hasil Pra Penelitian 2012)

Sekunder

Sumber: Berdasarkan Hasil Pengolahan Data 2012

3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling 3.2.4.1 Populasi

Didalam melakukan penelitian, kegiatan pengumpulan data merupakan langkah penting guna mengetahui karakteristik dari populasi yang merupakan elemen-elemen dalam objek penelitian. Data tersebut digunakan untuk mengambil keputusan untuk menguji hipotesis. Menurut Maholtra (2009:369) berpendapat :

Suatu populasi adalah total dari semua elemen yang berbagi beberapa seperangkat karakteristik. Setiap proyek riset pemasaran memiliki populasi yang didefinisikan unik untuk dijelaskan dalam istilah parameter. Tujuan dari proyek riset pemasaran yang paling adalah untuk mendapatkan informasi tentang karakteristik atau parameter dari suatu populasi.

Uma Sekaran (2009:121) mengemukakan bahwa “Populasi mengacu pada keseluruhan kelompok orang, kejadian atau hal minat yang ingin peneliti investigasi” Penentuan populasi harus dimulai dengan penentuan secara jelas mengenai populasi yang menjadi sasaran penelitiannya yang disebut populasi sasaran yaitu populasi yang akan menjadi cakupan kesimpulan penelitian


(42)

Berdasarkan pengertian populasi tersebut maka yang menjadi populasi sasaran pada penelitian ini adalah para pelanggan yang menikmati hasil pengembangan produk melalui program Live Cooking di Bumbu Desa Kedai Cabang Laswi dengan ukuran 9.230 orang yang merupakan jumlah rata-rata kunjungan per bulan (Berdasarkan data Bumbu Desa Kedai Cabang Laswi Februari 2012).

3.2.4.2 Sampel

Menurut Ruth McNeil (2005:22), sampel memiliki beberapa pengertian, diantaranya:

1. Uraian tentang populasi yang memungkinkan untuk dicangkup. 2. Ukuran, sifat dan distribusi geografis yang terencana dan relevan. 3. Rincian metode sampling dan metode pembobotan dalam penelitian. 4. Populasi yang dapat merespon dengan baik.

Sedangkan menurut Naresh K. Maholtra (2008:364) berpendapat bahwa sampel adalah sub-kelompok populasi yang terpilih untuk berpartisipasi dalam studi. Agar memperoleh sampel yang representatif dari populasi, maka setiap subjek dalam populasi diupayakan untuk memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel. Untuk menentukan sampel dari populasi yang telah ditetapkan perlu dilakukan suatu pengukuran yang dapat menghasilkan jumlah n.

Pada penelitian ini, tidak mungkin semua populasi dapat diteliti oleh penulis, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu keterbatasan biaya, keterbatasan tenaga dan keterbatasan waktu yang tersedia. Oleh karena itu, peneliti diperkenankan


(43)

mengambil sebagian dari objek populasi yang ditentukan, dengan catatan bagian yang diambil tersebut mewakili yang lain yang tidak diteliti.

Dalam rangka mempermudah melakukan penelitian diperlukan suatu sampel penelitian yang berguna ketika populasi yang diteliti berjumlah besar seperti populasi dari pelanggan Rumah Makan Bumbu Desa, dalam artian sampel tersebut harus representatif atau mewakili dari populasi tersebut.

Agar memperoleh sampel yang representatif dari populasi, maka setiap subjek dalam populasi diupayakan untuk memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel. Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur sampel, digunakan rumus Slovin (Husein Umar, 2008:141), yakni ukuran sampel yang merupakan perbandingan dari ukuran populasi dengan presentasi kelongaran ketidaktelitian, karena dalam pengambilan sampel dapat ditolerir atau diinginkan. Dalam pengambilan sampel ini digunakan taraf kesalahan sebesar 10%. Adapun rumus yang digunakan yaitu sebagai berikut:

2

1 Ne N n

  Dimana :

n = Ukuran Sampel N = Ukuran populasi

e = Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan sampel yang dapat ditolerir Berdasarkan rumus di atas, maka dapat dihitung besaranya sampel dari jumlah populasi yang ada yaitu sebagai berikut:


(44)

²

1 Ne

N n

 

² ) 1 , 0 ( 9230 1

9230   n

30 , 93

9230  n

n = 98,93 (dibulatkan menjadi 99)

Berdasarkan perhitungan di atas jumlah sampel minimal yang diteliti adalah berjumlah 99 orang.

Menurut Winarmo Surakhmad (1998:100) bahwa “Untuk jaminan ada baiknya sampel selalu ditambah sedikit lagi dari jumlah matematik”. Kemudian agar sampel yang digunakan representatif, maka pada penelitian ini ditentukan sampel yang berjumlah 100 orang responden.

3.2.4.3 Teknik Sampling

Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, sehingga dapat diperoleh nilai karakteristik perkiraan (estimate value). Menurut Uma Sekaran (2009:116) “Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel”. Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, sehingga dapat diperoleh nilai karakteristik tertentu.

Menurut Maholtra (2009:375) “Sebuah teknik sampling dapat diklasifikasikan sebagai non probabilitas dan probabilitas”. Sampel probability merupakan sampel


(45)

dimana setiap elemen atau anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk terpilih sebagai sampel sedangkan sampel non probability kebalikan dari probability dimana setiap elemen atau populasi tidak memiliki peluang yang sama dan pemilihan sampel bersifat objektif.

Sampel probability memiliki empat jenis teknik penarikan yaitu simple random sampling, sistematic sampling, stratification sampling dan cluster sampling. Sedangkan sampel nonprobability memiliki tiga jenis teknik penarikan yaitu convinience sampling, purposive sampling, snowball sampling.

Setelah memperoleh data dari responden yang merupakan populasi penelitian, penulis mengambil sampel berdasarkan teknik simple random sampling. Menurut Malhotra (2009:380):

Dalam sampling acak sederhana setiap unsur dalam populasi memiliki probabilitas yang sama dikenal dan seleksi. Selanjutnya, setiap sampel yang mungkin dari suatu ukuran tertentu (n) memiliki probabilitas yang sama dikenal dan menjadi sampel benar-benar dipilih. Implikasi dalam prosedur sampling acak adalah bahwa setiap elemen dipilih secara independen dari setiap elemen lain.

Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen. Peneliti memberi hak yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan (chance) dipilih menjadi sampel. Oleh karena itu hak setiap subjek sama, maka peneliti terlepas dari perasaan ingin mengistimewakan satu atau beberapa subjek untuk dijadikan sampel.


(46)

Sampel yang didapatkan harus representative (mewakili), untik itu perlu dilakukan langkah-langkah sistematis untuk mendapatkan sampel. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Tentukan populasi sasaran, dalam penelitian ini yang dijadikan populasi sasaran adalah pelanggan yang telah merasakan produk dari Program Live Cooking di Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi.

2. Tentukan tempat tertentu sebagai checkpoint adalah Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi.

3. Tentukan waktu yang akan digunakan untuk menentukan sampling. Dalam penelitian ini waktu kongkrit yang digunakan oleh peneliti adalah pukul 11.00-20.00 (untuk hari senin s.d minggu).

4. Melaksanakan orientasi lapangan secara cermat, terutama pada checkpoint. Orientasi ini akan dijadikan dasar untuk menentukan interval pemilihan pertama/dasar kepadatan pengunjung. Berdasarkan survei yang telah dilakukan sebelumnya, diketahui rata-rata kunjungan adalah 2.307 orang.

5. Tentukan ukuran sampel. Dalam penelitian ini berdasarkan rumus Slovin (Husein Umar) maka sampelnya berukuran 100 orang.

6. Untuk menghitung besarnya proporsi dari setiap kelas yang dipilih sebagai sampel adalah dengan menggunakan sampel sebagai berikut:

Sumber: Harun Al-Rasyid (1994:66)

Berdasarkan rumus tersebut, maka dapat dihitung besarnya sampel perhari dibawah ini:

TABEL 3.3

PENYEBARAN PROPORSI SAMPEL PADA SETIAP HARI UNTUK PELANGGAN RUMAH MAKAN BUMBU DESA

No. Hari Jumlah pembeli Sampel Jumlah

1. Senin 215 215/2307x100=9,6 10

xno

Ni

Ni

ni


(47)

No. Hari Jumlah pembeli Sampel Jumlah 2. Selasa 220 220/2307x100=9,6 10 3. Rabu 230 230/2307x100=9,9 10 4. Kamis 355 355/2307x100=15,3 15 5. Jumat 400 400/2307x100=17,3 17 6. Sabtu 425 425/2307x100=18,4 18 7. minggu 462 462/2307x100=20,2 20

Jumlah 2307 100

Sumber: Hasil Pengolahan Data 2012

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang lengkap dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa teknik penelitian seperti berikut :

1. Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data dengan cara mempelajari buku, makalah, situs web-site, majalah guna memperoleh informasi yang berhubungan dengan teori-teori dan konsep-konsep yang berkaitan dengan masalah dan variabel yang diteliti yang terdiri dari pengembangan produk dan pembelian ulang konsumen.

2. Kuesioner dilakukan dengan menyebarkan seperangkat daftar pertanyaan langsung kepada responden yaitu pelanggan di Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi. Dalam kuesioner ini penulis mengemukakan beberapa pertanyaan yang mencerminkan pengukuran indikator dari variabel X( Kinerja Pengembangan produk) dan Variabel (Y) pembelian ulang konsumen. Kemudian memilih alternatif jawaban yang telah disediakan pada masing-masing alternatif jawaban yang dianggap paling tepat.


(48)

a) Menyusun kisi-kisi angket atau daftar pertanyaan.

b) Merumuskan item-item pertanyaan dan alternatif jawabannya. Jenis instrumen yang digunakan dalam angket merupakan instrumen yang bersifat tertutup, yaitu seperangkat daftar pertanyaan tertulis dan disertai dengan alternatif jawaban yang disediakan, sehingga responden hanya memilih jawaban yang tersedia.

c) Menetapkan pemberian skor untuk setiap item pertanyaan. Pada penelitian ini setiap pendapat responden atas pertanyaan diberi nilai dengan skala interval.

3. Studi literatur merupakan usaha pengumpulan informasi yang berhubungan dengan teori-teori yang ada kaitannya dengan masalah dan variabel yang diteliti yang terdiri dari pengembangan produk dan pembelian ulang konsumen. Studi literatur tersebut didapat dari berbagai sumber, yaitu: a) Perpustakaan,UPI, Widyatama, UNPAD b) Skripsi, c) Jurnal ekonomi dan Bisnis, d) Media cetak (majalah) e) media Elektronik (Internet).

3.2.6 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Pada suatu penelitian, data merupakan hal yang penting, karena data merupakan gambaran dari variabel yang diteliti serta berfungsi membentuk hipotesis. Benar tidaknya data akan sangat menentukan mutu hasil penelitian. Kebenaran data dapat dilihat dari instrumen pengumpulan data. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel.


(49)

Uji validitas dan reliabilitas pada penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu software komputer program SPSS (Statistical Product for Service Solutions) 16.0 for window.

3.2.6.1 Hasil Pengujian Validitas

Penelitian mengenai pengaruh pengembangan produk terhadap pembelian ulang di Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi, dilakukan untuk mengetahui apakah antara variabel kinerja pengembangan produk (X) ada pengaruhnya atau tidak terhadap variabel pembelian ulang (Y), dengan menafsirkan data yang terkumpul dari responden melalui kuesioner.

Pengujian validitas instrumen dilakukan untuk menjamin bahwa terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Maholtra (2009:316) mengemukakan “Validitas dapat didefinisikan sebagai sejauh mana perbedaan benar dalam apa yang sedang diukur bukan kesalahan sistematis atau acak”.

Uji validitas yang dilakukan bertujuan untuk menguji sejauh mana item koesioner yang valid dan mana yang tidak. Hal ini dilakukan dengan mencari korelasi setiap item pertanyaan dengan skor total pertanyaan untuk hasil jawaban responden yang mempunyai skala pengukuran interval. Adapun rumus yang dapat digunakan adalah rumus Korelasi Product Moment yang dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut:

 

  )} ( ( }{ ) ( ) ( { ) )( ( ) ( 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n rxy


(50)

Keterangan:

r = Koefisien validitas item yang dicari X = Skor yang diperoleh subjek seluruh item Y = Skor total

X = Jumlah skor dalam distribusi X

Y = Jumlah skor dalam distribusi Y

2

X = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X

2

Y = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y n = Banyaknya responden

Keputusan pengujian validitas responden menggunakan taraf signifikansi sebagai berikut:

1. Item pertanyaan-pertanyaan responden penelitian dikatakan valid jika rhitung

lebih besar dari rtabel atau rhitung > rtabel.

2. Item pertanyaan-pertanyaan responden penelitian dikatakan tidak valid jika rhitung lebih kecil atau sama dengan rtabel atau rhitung≤ rtabel.

. Pengujian validitas diperlukan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan untuk mencari data primer dalam sebuah penelitian dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya terukur. Berikut Tabel 3.4 dan 3.5 hasil uji validitas

TABEL 3.4

HASIL PENGUJIAN VALIDITAS PENGEMBANGAN PRODUK

No Pernyataan rhitung

rtabel


(51)

PENGEMBANGAN PRODUK 1. Relative advantage

1 Kelezatan produk baru melalui program Live Cooking dibanding dengan produk sebelumnya. 0.402 0,396 Valid

2 Harga produk baru hasil Live Cooking dibanding dengan

produk sebelumnya 0,425 0,396 Valid

3 Kualitas produk baru hasil Live Cooking dibandingkann

dengan produk sebelumnya. 0,499 0,396 Valid

2. Compatibility

4 Kesesuaian kualitas produk baru hasil Live Cooking

dengan manfaat yang diterima. 0,875

0,396

Valid

5 Kesesuaian rasa produk baru hasil Live Cooking dengan

selera konsumen. 0,656

0,396

Valid 2. 3. Complexity

6 Ketertarikan dengan produk baru hasil Live Cooking

dibandingkan dengan produk sebelumnya. 0,883 0,396 Valid

7 Penyesuaian selera dengan produk baru hasil Live

Cooking dibandingkan dengan produk sebelumnya 0,802 0,396 Valid

8 Penyesuaian harga produk baru hasil Live Cooking

dengan produk sebelumnya. 0,407 0,396 Valid

4. Divisibility

9 Keinginan untuk mengkonsumsi produk hasil Live

Cooking. 0,876 0,396 Valid

10 Produk baru hasil Live Cooking sesuai dengan yang

diinginkan. 0,693 0,396 Valid

5. Communicability 11

Informasi produk baru melalui program Live Cooking yang disampaikan dalam media cetak dan online lengkap.

0,398 0,396 Valid

12 Promosi diskon berkerja sama dengan kartu kredit

tertentu. 0,491 0,396 Valid

13 Promosi paket hemat 0,419 0,396 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data 2012 (Menggunakan SPSS 16.0 For Windows)

Dari penelitian ini akan diuji adalah validitas dari instrument pengembangan produk sebagai variabel X dan pembelian ulang sebagai variabel Y. Jumlah pertanyaan untuk Variabel X adalah 13, sedangkan untuk item pertanyaan variabel Y


(52)

berjumlah 7 item setelah melalukan uji validitas tidak terdapat item pertanyaan yang tidak valid.

Berdasarkan Tabel 3.4 pada instrumen variabel pengembangan produk dapat diketahui bahwa nilai tertinggi terdapat pada dimensi complexity dengan item pernyataan ketertarikan dengan produk baru hasil Live Cooking dibandingkan dengan produk sebelumnya yang bernilai 0,883. Sedangkan nilai terendah terdapat pada dimensi communicability dengan item pernyataan informasi produk baru melalui program Live Cooking yang disampaikan dalam media cetak dan online lengkap.yang bernilai 0,398 sehingga dapat ditafsirkan bahwa indeks korelasinya tinggi.

Hasil uji coba instrumen penelitian untuk variabel pengembangan produk berdasarkan hasil perhitungan validitas item instrumen yang dilakukan dengan bantuan program SPSS 16.0 for windows, menunjukkan bahwa item-item pertanyaan dalam kuesioner valid karena skor rhitung lebih besar jika dibandingkan dengan rtabel

yang bernilai 0.396.

Berikut ini Tabel 3.5 mengenai hasil uji validitas variabel pembelian ulang yang pada penelitian ini dijadikan sebagai variabel Y.


(53)

TABEL 3.5

HASIL PENGUJIAN VALIDITAS PEMBELIAN ULANG

No Pernyataan rhitung rtabel Ket.

PEMBELIAN ULANG 1. Intensitas Pembelian

1 Frekuensi membeli produk di Rumah Makan Bumbu Desa 0,404 0.396. Valid

2 Pembelian produk di Rumah Makan Bumbu Desa yang sering. 0,571 0.396. Valid 3 Ketergantungan terhadap produk Rumah Makan Bumbu Desa 0,629 0.396. Valid

2. Kuantitas Pembelian 4

Tingkat pembelian produk yang bertambah dari pembelian akhir

produk Rumah Makan Bumbu Desa. 0,420 0.396. Valid

5 Tingkat nominal uang yang dibelanjakan 0,650 0.396. Valid

3. Minat meneruskan Pembelian Ulang

6 Tingkat keinginan untuk meneruskan Pembelian Ulang produk

Rumah Makan Bumbu Desa. 0,653 0.396. Valid

7 Tingkat kesenangan mengkonsumsi produk Rumah Makan

Bumbu Desa 0,536 0.396. Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data 2012 (Menggunakan SPSS 16.0 For Windows)

Tabel 3.5 pada instrumen variabel pembelian ulang dapat diketahui bahwa nilai tertinggi terdapat pada item pernyataan tingkat keinginan untuk meneruskan pembelian ulang produk Rumah Makan Bumbu Desa yang bernilai 0,653. Sedangkan nilai terendah terdapat pada item frekuensi membeli produk di Rumah Makan Bumbu Desa dengan nilai 0,404 sehingga dapat ditafsirkan bahwa indeks korelasinya tinggi.

Hasil uji coba instrumen penelitian untuk variabel pembelian ulang berdasarkan hasil perhitungan validitas item instrumen yang dilakukan dengan bantuan program SPSS 16.0 for windows, menunjukkan bahwa item-item pertanyaan dalam kuesioner valid karena skor rhitung lebih besar jika dibandingkan dengan rtabel


(1)

132

Irna Meilinda Damayanti, 2012

Pengaruh Kinerja Pengembangan Produk Melalui Program Live Cooking Terhadap Pembelian Ulang Di Rumah Makan Bambu Desa (Survei Pada Pelanggan Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia I repository.upi.edu

bahwa pelanggan memiliki frekuensi pembelian yang tinggi.

3. Program pengembangan produk Rumah Makan Bumbu Desa memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pembelian ulang dengan tingkat korelasi yang sangat tinggi atau sangat kuat. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pengembangan produk produk yang dilakukan Rumah Makan Bumbu Desa maka akan semakin tinggi pula pembelian ulang dari produk Rumah Makan Bumbu Desa.

5.2 Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis merekomendasikan beberapa hal mengenai program pengembangan produk di Rumah Makan Bumbu Desa terhadap pembelian ulang yaitu:

1. Pelaksanaan program pengembangan produk Rumah Makan Bumbu Desa telah terbukti mampu diterapkan dengan baik. Namun masih ada beberapa penilaian pelanggan terhadap program pengembangan produk Rumah Makan Bumbu Desa yang dinilai kurang yaitu compatibility. Penilaian yang kurang dari pelanggan tentang manfaat yang diterima dan dirasakan oleh pelanggan dari adanya produk baru tersebut. Oleh karena itu Rumah Makan Bumbu Desa diharapkan lebih fokus terhadap keinginan pelanggan sehingga pihak Rumah Makan Bumbu Desa bisa memberikan produk yang lebih bermanfaat. 2. Upaya untuk menimbulkan pembelian ulang terbukti mampu mempengaruhi


(2)

133

masih ada beberapa penilaian pelnggan Rumah Makan Bumbu Desa terhadap pembelian ulang yang dinilai kurang, yaitu kuantitas pembelian. Hal ini disebabkan karena konsumen walaupun memiliki tingkat pembelian ulang yang tinggi, akan tetapi mereka belum tentu membeli produk lebih banyak dari sebelumnya, ini disesuaikan dengan kebutuhan individu dari setiap pelanggan.

3. Hasil penelitian menyatakan bahwa program pengembangan produk berpengaruh terhadap pembelian ulang. Maka penulis merekomendasikan agar perusahaan harus tetap menjaga, mempertahankan dan meningkatkan program pengembangan produk yang telah dilakukan agar dapat menimbulkan pembelian ulang pelanggan Rumah Makan Bumbu Desa.

4. Sebagai bahan rekomendasi bagi para peneliti selanjutnya pada Rumah Makan Bumbu Desa para peneliti dapat mengangkat beberapa kekurangan permasalahan mengenai relative advantage, compatibility, complexity, divisibility dan communicability. Salah satu kendala yaitu rendahnya tingkat atau kuantitas pembelian pelanggan terhadap produk Rumah Makan Bumbu Desa, oleh karena itu perusahaan diharapkan bisa lebih menarik perhatian pelanggan agar meningkatkan jumlah atau kuantitas pembelian mereka, missal dengan menawarkan program dan promosi yang lebih menarik lagi.


(3)

Irna Meilinda Damayanti, 2012

Pengaruh Kinerja Pengembangan Produk Melalui Program Live Cooking Terhadap Pembelian Ulang Di Rumah Makan Bambu Desa (Survei Pada Pelanggan Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia I repository.upi.edu

134 DAFTAR PUSTAKA

Ali Hasan. 2009. Marketing Edisi Baru. Yogyakarta: Media Pressindo. Anderson, EW, dan Fornell. 1997. Sebuah Kepuasan Pelanggan Prospektus

Research. Dalam RT Rust dan RL Oliver (eds.) Journal.

Ashari. 2011. Strategi Pengembangan Produk Outdoor dalam Upaya Menciptakan Keputusan Berkunjung di Katumiri. Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia.

Ating Soenarto dan Harun Rujandhi. 2009. Manajemen Pemasaran. Bandung: PT. Yayasan Bina Warga.

Basu Darmmesta. 2008 .Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta: Liberty.

Basu Swastha. 2007. Manajemen Pemasaran dan Analisa Perilaku Konsumen. Yogyakarta: BPFE.

Blijlevens, Janneke, Creusen, Marielle E.H., dan Schoormans. 2005. How Consumers Perceive Product Appearance. The Identification of Three Product Appearance Atributes.

Buchari Alma. 2007. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta.

Buttle, Francis. 2009. Customer Relationship Management. Jakarta: Bayu Media.

Citra. 2011. Pengaruh Pengembangan Produk terhadap Loyalitas Toko Roti.

Cravens, D dan Piercy, N. 2013. Strategic Marketing. Singapore: McGraw-Hill Companies, inc.

______________________. 2009. Strategic marketing Nineth Edition. Singapore: McGraw-Hill Companies, inc.

Dahlgaard, Jens J. 2009. Excellence in Innovation- process, Product and Service Development.

Fandy Tjiptono. 2008. Strategi Pemasaran Edisi 3. Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Fuji Nurmutia. 2012. Pengaruh Consumer Promotion Terhadap Keputusan Pembelian Ulang. Universitas Pendidikan Indonesia.

Gatignon dan Xuereb. 2009. Strategic Orientation of The Firm and New Product Performance. Journal of Marketing Research.


(4)

Harun Al Rasyid. 1994. Teknik Penarikan Sampel dan Penyusunan Skala. Bandung: Universitas Padjajaran.

Hawkins. 2007. Consumer Behavior Building Marketing Strategy.USA: Mc Graw Hill.

Hellier. 2008. Jurnal Manajemen Bisnis.

Hjalager, AM. 2003. Global Tourism Careers. Opportunities and Dilemmas Facing Higher Education in Tourism. Journal Vol 2 no 2 hal 26-38 Hubber. 2005. Evaluating Scenarios for Innovative Product Ideas.

Husein Umar. 2008. Metode Riset Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

James G, Barnes. 2003. Secret Of Customer Relationship Manangement. Alih bahasa. Andreas Winardi. Yogyakarta: Andi.

Jens J, Dahlgaard. 2006. Excellence in Innovation Process, Product and Service Development .

Jonathan Sarwono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Komarudin Sastradipoera. 2008. Management Marketing.

Kotler, Philip & Amstrong, Gary. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran Jilid 1 (Edisi 12). Terjemahan oleh Bob Sabran, M.M. Jakarta: Penerbit Erlangga.

____________________________. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran Jilid 2 (Edisi 12. Terjemahan oleh Bob Sabran, M.M. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Kotler, Philip and Kevin Keller. 2009. Manajemen Pemasaran, Edisi 13 Jilid 1, Jakarta: Erlangga.

___________________________. 2012. Strategic Brand Management. England: Pearson Education Limited.

Mattila, Daniel. 2007. Lead Users in Product Development.

Mochamad Ali. 1985. Penelitian Pendidikan dan Prosedur Strategi. Bandung. Angkasa.

McNeil, Ruth. 2005. Business to Business Market Research “Understanding and Measuring Business Markets. Kogan Page. London and Sterling, V.


(5)

Irna Meilinda Damayanti, 2012

Pengaruh Kinerja Pengembangan Produk Melalui Program Live Cooking Terhadap Pembelian Ulang Di Rumah Makan Bambu Desa (Survei Pada Pelanggan Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia I repository.upi.edu

136 Mu, Jifeng. 2011. New product development in Chinese SMEs: Key success

factors from a managerial perspective. China: Emerald Group Publishing Limited.

Naresh K, Maholtra. 2009. Basic Marketing Research. 3th edition. New Jersey: Prentice Hall.

Rajat Roy, Sharon Ng. 2011. Journal Adaption of New and Really New Products Vol. 44 no 2.

Riduwan dan Sunarto. 2010. Statistika untuk Pendidikan, Sosial, Ekonomi. Saladin Djaslim. 2003. Perilaku Konsumen dan Pemasaran Strategik.

Bandung: Linda Karya.

Schiffman, Leon G. Leslie Lazar Kanuk. 2007. Consumer Behavior, Eight Edition. Pearson Prentice Hall.

___________________________________. 2008. Consumer Behavior, Ninth Edition. Pearson Prentice Hall.

Setiadi. 2008. Jurnal Plans Penelitian Ilmu Manajemen dan Bisnis Vol 3 no. 1

Shu-Pei Tsai. 2005. Structural Equation Modeling (SEM) dalam penelitian manajemen.

Sofyan Assauri. 2009. Manajemen Pemasaran, Dasar, Konsep, dan Strategi. Jakarta: PT. Raya Grafindo Persada.

Stanton, W.J. 2008. Prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

_______. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta: Bina Aksara.

Sutisna. 2007. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. Bandung: Rosda Karya.

Teunter, Linda H. 2002. “Analysis of Sales Promotion Effects on Household Purchase Behavior”. Rotterdam: Journal of The Erasmus Research Instittute of Management (ERIM).

Ulber Silalahi. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama.

Uma Sekaran. 2009. Reserch Methods For-Business. A Skill Building Approach.


(6)

W. Griffin, Ricky dan Ronals J. Ebert. 2006. Bisnis. Jakarta: PT.Erlangga. Winarno Surakhmad. 1998. Pengantar Penelitian Ilmiah (Dasar, Metode,

Teknik). Bandung: Tarsito.

Website:

Badan Pusat Statistik.2012.Nilai PDB Menurut Lapangan Usaha 2010-2011 [Online]. Tersedia: http://www.bps.go.id/brs_file/pdb_banner1.pdf Bumbu Desa.2012. Profile Perusahaan. [Online]. Tersedia:

www.bumbudesa.com

Suwandi, Iman Mulyana Dwi.(2007).Keputusan Pembelian Seri Manajemen Pemasaran. [Online]. Tersedia: http://www.oeconomicus.files.wordpress.com

Serbaserbi(dot)com.2012.Data Rumah Makan Sunda di Kota Bandung Bumbu Desa.2012. Profile Perusahaan. [Online]. Tersedia: http://serbaserbi.blogosme.com/2007/12/14/daftar-rumah-makan-dengan-masakan-sunda-di-bandung