Irna Meilinda Damayanti, 2012 Pengaruh Kinerja Pengembangan Produk Melalui Program Live Cooking Terhadap Pembelian Ulang
Di Rumah Makan Bambu Desa Survei Pada Pelanggan Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia
I repository.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Meningkatnya perekonomian Indonesia pada tahun-tahun terakhir ini tentunya merupakan hal yang menggembirakan bagi iklim bisnis di Indonesia.
Perekonomian Indonesia pada tahun 2011 mengalami pertumbuhan sebesar 6,5 persen dibanding tahun 2010. Nilai Produk Domestik Bruto PDB atas dasar
harga konstan pada tahun 2011 mencapai Rp 2.463,2 triliun, sedangkan pada tahun 2010 masing-masing sebesar Rp 2.313,8 triliun dan Rp 2.178,9 triliun. Bila
dilihat berdasarkan harga berlaku, PDB tahun 2011 naik sebesar Rp 990,8 triliun, yaitu dari Rp 6.436,3 triliun pada tahun 2010 menjadi sebesar Rp 7.427,1 triliun
pada tahun 2011. Berita Resmi Statistik No.1302Th. XV, 6 Februari 2012. Tingginya perekonomian tersebut tidak hanya terjadi di dalam negeri, tetapi juga
tingkat regional, sehingga menuntut kesiapan semua pelaku ekonomi agar selalu dapat beradaptasi dengan perubahan yang mungkin terjadi. Berkembangnya
perekonomian menyebabkan persaingan yang tajam diantara industri yang ada. Memasuki awal tahun 2010 sampai tahun 2011 saat ini, keadaan
perekonomian dunia sudah membaik dan stabil. Keadaan ini memberikan keuntungan pada berbagai industri di Indonesia yang sempat mengalami pasang-
surut dalam menghadapi krisis global.
Sektor indutri mengalami perkembangan yang begitu pesat, hal ini terjadi akibat kebijakan pemerintah yang memberikan kesempatan bagi sektor industri
Irna Meilinda Damayanti, 2012 Pengaruh Kinerja Pengembangan Produk Melalui Program Live Cooking Terhadap Pembelian Ulang
Di Rumah Makan Bambu Desa Survei Pada Pelanggan Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia
I repository.upi.edu
untuk mengembangkan usahanya maupun untuk mendirikan usaha baru. Berkembangnya perusahaan berpengaruh bagi pimpinan untuk dapat mengelola
usahanya dengan cermat, dengan harapan agar perusahaan beroperasi dengan baik, dan bertujuan untuk mempertahankan keberlangsungan perusahaan tersebut.
TABEL 1.1 NILAI PDB MENURUT LAPANGAN USAHA 2010-2011, LAJU
PERTUMBUHAN DAN SUMBER PERTUMBUHAN TAHUN 2011
No
Lapangan Usaha
Atas Dasar Harga Berlaku
Triliun Rupiah
Atas Dasar Harga Konstan
2000 Triliun Rupiah
Laju Pertumb
uhan 2011
Persen Sumber
Pertumbu han 2011
Persen
2010 2011
2010 2011
1 Pertanian,
Peternakan, Kehutanan,
dan Perikanan
985,1 1093,5
304,4 313,7
3,0 0,4
2 Industri
Pengolahan
1594,3 1803,5
595,3 634,2
6,2 1,6
3
Listrik, Gas,
dan Air Bersih
50,0 55,7
18,1 18,9
4,8 0,1
4
Konstruksi
661,6 756,5
150,1 160,1
6,7 0,4
5
Perdagangan, Hotel,
dan Restoran
881,1 1022,1
400,6 437,2
9,2 1,6
6
Pengangkutan dan
Komunikasi
417,5 491,2
217,4 241,3
10,7 1,0
7
Pertambangan dan
Penggalian
716,4 886,3
186,4 886,3
1,4 0,1
8
Keuangan, Real
Estate, dan
Jasa Perusahaan
462,8 535,0
220,6 535,0
6,8 0,7
9
Jasa-jasa
654,7 783,3
217,8 232,5
6,7 0,6
PDB
6422,9 7472,1
2310,7 2463,2
6,5 6,5
Sumber: Berita Resmi Statistik No.1302Th. XV, 6 Februari 2012
Irna Meilinda Damayanti, 2012 Pengaruh Kinerja Pengembangan Produk Melalui Program Live Cooking Terhadap Pembelian Ulang
Di Rumah Makan Bambu Desa Survei Pada Pelanggan Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia
I repository.upi.edu
Selama tahun 2011, semua sektor ekonomi mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada Sektor Pengangkutan dan Komunikasi yang
mencapai 10,7 persen, diikuti oleh Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran 9,2 persen, Sektor Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan 6,8 persen, Sektor Jasa-
Jasa dan Sektor Konstruksi masing-masing 6,7 persen, Sektor Industri Pengolahan 6,2 persen, Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih 4,8 persen, Sektor Pertanian 3,0
persen, dan Sektor Pertambangan dan Penggalian 1,4 persen. Pertumbuhan PDB tanpa migas pada tahun 2011 mencapai 6,9 persen yang berarti lebih tinggi dari
pertumbuhan PDB secara keseluruhan yang besarnya 6,5 persen. Sektor Industri Pengolahan dan Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran yang mengalami
pertumbuhan masing-masing sebesar 6,2 persen dan 9,2 persen memberikan sumbangan terhadap sumber pertumbuhan terbesar terhadap total pertumbuhan
PDB yaitu masing-masing sebesar 1,6 persen. Selanjutnya diikuti oleh Sektor Pengangkutan dan Komunikasi yang memberikan peranan sebesar 1,0 persen
Industri restoran dan rumah makan hingga saat ini masih diyakini sebagai salah satu bentuk usaha ekonomi yang memiliki prospek cukup bagus, bahkan
dalam kondisi krisis sekalipun. Namun demikian dalam periode yang sama banyak restoran yang gulung tikar, karena tidak mampu lagi mempertahankan
jumlah pengunjungnya. Menurut beberapa pihak yang berkompeten menyebutkan bahwa sukses usaha dibidang pelayanan makanan dan minuman ini tidak hanya
ditentukan oleh jumlah pengunjungnya, tetapi juga ditentukan oleh kemampuan meningkatkan pertumbuhan pelanggannya
Irna Meilinda Damayanti, 2012 Pengaruh Kinerja Pengembangan Produk Melalui Program Live Cooking Terhadap Pembelian Ulang
Di Rumah Makan Bambu Desa Survei Pada Pelanggan Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia
I repository.upi.edu
Kebutuhan makanan dan minuman tidak akan pernah habis karena sebagai manusia selalu membutuhkan makanan dan minuman demi kelangsungan hidup,
sehingga banyak yang membuka usaha di bidang makanan dan minuman. Hal ini ditandai dengan banyaknya tempat makan restoran yang bermunculan di
berbagai tempat dengan aneka macam makanan yang disediakan.
TABEL 1.2 PERKEMBANGAN USAHA RESTORAN DAN RUMAH MAKAN
BERSKALA MENENGAH DAN BESAR TAHUN 2007-2011
No Tahun
Jumlah Usaha
1 2007
1.615 2
2008 2.235
3 2009
2.704 4
2010 2.934
5 2011
3.176
Sumber:Modifikasi data Statistika Restoran dan Rumah Makan 2011
Berdasarkan Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa dari tahun 2007 hingga tahun 2011 usaha restoran dan rumah makan berskala menengah dan besar terus
mengalami pertumbuhan dan peningkatan. Banyaknya restoran yang bermunculan baik yang besar maupun kecil telah
menimbulkan suatu persaingan, khususnya dalam persaingan harga, mutu makanan, dan pelayanan antar usaha sejenis. Pertumbuhan bisnis restoran dan
rumah makan di Jawa Barat mengalami peningkatan cukup signifikan setiap tahunnya salah satunya adalah Kota Bandung. Hal ini terbukti dengan semakin
meningkatnya industri restoran dan rumah makan di Kota Bandung, yang mengalami peningkatan selama kurun waktu 4 tahun terakhir sejak tahun 2008
dan 2011. Secara lengkap perkembangan usaha restoran, rumah makan, dan bar di Kota Bandung disajikan pada Tabel 1.3 sebagai berikut.
Irna Meilinda Damayanti, 2012 Pengaruh Kinerja Pengembangan Produk Melalui Program Live Cooking Terhadap Pembelian Ulang
Di Rumah Makan Bambu Desa Survei Pada Pelanggan Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia
I repository.upi.edu
TABEL 1.3 DATA JUMLAH RESTORAN, RUMAH MAKAN, DAN BAR DI KOTA
BANDUNG TAHUN 2008-2011
No Jenis Usaha
Tahun 2008
2009 2010
2011
1 Restoran
167 168
170 181
2 Rumah Makan
251 266
262 268
3 Bar
11 11
11 12
Total 429
445 443
461
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung
Berdasarkan Tabel 1.3 dapat dilihat bahwa dari tahun 2008 hingga tahun 2011 jenis usaha Restoran, Rumah Makan, dan Bar di Kota Bandung mengalami
peningkatan jumlah yang signifikan, sehingga pelaku dibidang ini membutuhkan pemahaman yang kuat tentang bisnis restoran dan rumah makan tersebut,
khususnya yang berkaitan dengan produk, mutu pelayanan, administrasi dan pengawasannya.
Pariwisata di Kota Bandung sangat berkembang, terbukti dengan banyaknya agent travel, bar, restaurant, rumah makan, travel agent, objek wisata,
serta hal-hal yang berkaitan dengan usaha di bidang makanan. Hal ini terbukti dengan berkembangnya usaha rumah makan dan restaurant.
Sekarang banyak sekali rumah makan yang bermunculan di Kota Bandung dengan berbagai jenis macam pilihan. Salah satunya adalah yang
menjual makanan tradisional khas dari Kota Bandung yaitu Rumah Makan yang menyajikan makanan khas sunda. Data Rumah Makan Sunda yang ada di Kota
Bandung disajikan pada Tabel 1.4 sebagai berikut
Irna Meilinda Damayanti, 2012 Pengaruh Kinerja Pengembangan Produk Melalui Program Live Cooking Terhadap Pembelian Ulang
Di Rumah Makan Bambu Desa Survei Pada Pelanggan Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia
I repository.upi.edu
TABEL 1.4 DATA RUMAH MAKAN SUNDA DI KOTA BANDUNG
No Nama Rumah Makan
Alamat
1 Ampera
Jl. Soekarno Hatta no. 394 2
Ma Uneh Jl. Pajajaran
3 Saung Kabayan
Jl. Dr Djunjunan no. 107 4
Laksana Jl. Soekarno Hatta
5 Sunda Cibiuk
Jl. Djunjunan 6
Raja Sunda Jl. Dr Djunjunan
7 Riung Sari
Jl. RE Martadinata 8
Bumbu Desa Jl. Laswi
9 Bale Gazeeboo
Jl. Surapati no. 49 10
Kelapa Lagon Jl. Sumatra
11 Dago Panyawangan
Jl. Ir. H. Djuanda no. 152 12
Sambel Hejo Jl. Natuna
13 DapurKu
Jl. Lembong 14
Boga Kuring Jl. Dago Bukit Utara No.53
15 Sajian Sunda Sambara
Jl. Trunojoyo no. 64 16
Riung Sari Jl. R.E. Martadinata No. 22
sumber: http:serbaserbi.blogsome.com20071214daftar-rumah-makan-dengan- masakan-sunda-di-bandung, diakses 15:45,28 25 Januari 2012
Berdasarkan tabel 1.4 dapat ditunjukkan bahwa usaha dibidang kuliner sangat diminati di Kota Bandung. Serta mengingat bahwa makanan dan minuman
merupakan kebutuhan pokok manusia yang tidak akan ada pernah habisnya sehingga bisnis ini merupakan bisnis yang menjanjikan.
Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan bisnis restoran dan rumah makan tersebut, namun secara umum faktor yang paling menonjol dalam bisnis
tersebut adalah rasa taste dan lokasi. Beberapa faktor lainnya yang tidak kalah pentingnya dalam menentukan keberhasilan usaha yang harus diperhatikan para
pelaku yang bergerak di bidang ini, yaitu : komitmen dan fokus usaha. Bumbu Desa didirikan sebagai wujud dedikasi dan apresiasi kepada
jagoan-jagoan masak jaman dahulu. Ibu rumah tangga dan pembantu rumah, yang telah berjasa dalam memperkayam khasanah dan cita rasa masakan sunda,
Irna Meilinda Damayanti, 2012 Pengaruh Kinerja Pengembangan Produk Melalui Program Live Cooking Terhadap Pembelian Ulang
Di Rumah Makan Bambu Desa Survei Pada Pelanggan Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia
I repository.upi.edu
sehingga menjadi kekayaan keanekaragaman cita rasa nusantara sampai saat ini www.bumbudesa.com, diakses 17:15, 25 Januari 2012.
Data dibawah ini adalah data jumlah konsumen yang datang Rumah Makan Bumbu Desa jangka waktu tahun 2008 sampai tahun 2011.
TABEL 1.5 DATA KUNJUNGAN KONSUMEN DI RUMAH MAKAN BUMBU DESA
CABANG LASWI KOTA BANDUNG PERIODE TAHUN 2008 – 2011
Tahun 2008
2009 2010
2011 Bulan
Januari 10397
11565 7650
9750
Februari 10580
9659 6530
7620
Maret 13330
11800 6758
8302
April 9405
11608 8768
9812
Mei 12060
12696 8890
10677
Juni 10290
11731 9876
9454
Juli 12590
11722 7869
8765
Agustus 9917
7180 8617
9065
September 12233
7708 8125
12560
Oktober 13031
5702 8884
7680
Nopember 8858
9238 9426
7689
Desember 9912
8670 5980
9386
Total 132603
119279 97373
110760
Sumber: Rekap Laporan Tahunan 2008-2010 Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi Kota Bandung Hasil Pra Penelitian 2012
Berdasarkan Tabel 1.5 dapat diketahui bahwa pengunjung Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi di Kota Bandung memiliki rata-rata pengunjung yang
fluktuatif. Pada tahun 2008 konsumen yang berkunjung sebanyak 132.603, lalu mengalami penurunan di tahun 2009 menjadi 119.279, dan pada tahun 2010
kembali mengalami penurunan yang cukup besar yaitu menjadi 97.373, dan yang terakhir pada tahun 2011 mengalami kenaikan kembali menjadi 110.760.
Irna Meilinda Damayanti, 2012 Pengaruh Kinerja Pengembangan Produk Melalui Program Live Cooking Terhadap Pembelian Ulang
Di Rumah Makan Bambu Desa Survei Pada Pelanggan Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia
I repository.upi.edu
Data dibawah ini adalah data pendapatan Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi Kota Bandung periode tahun 2008-2011.
TABEL 1.6 DATA PENDAPATAN DI RUMAH MAKAN BUMBU DESA CABANG
LASWI KOTA BANDUNG PERIODE TAHUN 2008 – 2011
Sumber: Rekap Laporan Tahunan 2008-2011 Rumaha Makan Bumbu Desa Cabang Laswi Kota Bandung Hasil Pra Penelitian 2012
Berdasarkan Tabel 1.6 diketahui bahwa pendapatan di Rumah Makan Bumbu Desa Cabng Laswi Kota Bandung pada tahun 2008 sampai 2011
mengalami fluktuasi. Pada tahun 2008 pendapatan yang diperoleh adalah Rp. 6.024.884.147, sedangkan pada tahun 2009 mengalami penurunan menjadi Rp.
TAHUN 2008
2009 2010
2011 BULAN
Januari 607,820,818
352,467,890 325,481,061
445,236,306 Februari
542,569,000 310,331,130
300,456,321 333,308,057
Maret 628,899,061
297,392,341 277,794,567
413,739,660 April
627,508,890 357,226,543
327,438,765 389,332,870
Mei 640,000,000
380,978,432 279,950,433
413,056,510 Juni
587,622,433 349,807,654
409,950,643 391,872,765
Juli 596,765,800
346,780,005 373,131,987
431,377,556 Agustus
447,689,000 412,354,677
314,768,099 408,998,700
September 332,253,445
417,876,542 453,056,744
546,247,695 Oktober
316,191,209 350,645,320
468,342,111 357,693,722
Nopember 317,888,990
282,345,061 321,123,300
337,374,576 Desember
379,675,501 348,745,786
274,860,534 407,434,525
Total 6,024,884,147
4,206,951,381 4,126,354,565
4,445,672,942
Irna Meilinda Damayanti, 2012 Pengaruh Kinerja Pengembangan Produk Melalui Program Live Cooking Terhadap Pembelian Ulang
Di Rumah Makan Bambu Desa Survei Pada Pelanggan Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia
I repository.upi.edu
4.206.951.381, dan kembali mengalamai penurunan menjadi Rp. 4.126.354.565 pada tahun 2010. Terakhir pada tahun 2011 mengalami kenaikan pendapatan
menjadi Rp. 4.445.672.942. Fenomena penurunan jumlah kunjungan konsumen Rumah Makan Bumbu
Desa pada kurun waktu 2009-2010, disebabkan oleh produk yang ditawarkan oleh Rumah Makan Bumbu Desa. Hal ini dibuktikan dengan data jumlah komplain
pelanggan yang disajikan pada tabel 1.7
TABEL 1.7 DATA KOMPLAIN PELANGGAN RUMAH MAKAN BUMBU DESA
KEDAI CABANG LASWI TAHUN 2009-2011
Jenis Komplain Tahun
2009 2010
2011
Komplain terhadap produk 1,5
1,7 1,6
Komplain terhadap pelayanan 0,3
0,2 0,1
Sumber: Rekap Laporan Guest Recommended 2009-2011 Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi Kota Bandung Hasil Pra Penelitian 2012
Data di atas menunjukkan sebagian besar komplain yang datang berasal dari produk yang ditawarkan dengan persentase 1,5 pada tahun 2009, 1,7 pada
tahun 2010, dan 1,6 pada tahun 2011. Masalah yang dihadapi kurun waktu tiga tahun terakhir adalah mengenai produk yang ditawarkan. Hal ini berdampak
kepada minat konsumen untuk melakukan pembelian ulang. Banyak alasan konsumen memutuskan untuk berkunjung ke sebuah
restoran atau rumah makan, salah satunya adalah variasi produk yang ditawarkan, cita rasa yang khas, juga pelayanan yang diberikan. Mengembangkan produk dan
berinovasi terhadap produk makanan tanpa menghilangkan ciri khas juga selalu mempertahankan dan meningkatkan pelayanan yang baik merupakan salah satu
Irna Meilinda Damayanti, 2012 Pengaruh Kinerja Pengembangan Produk Melalui Program Live Cooking Terhadap Pembelian Ulang
Di Rumah Makan Bambu Desa Survei Pada Pelanggan Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia
I repository.upi.edu
strategi pemasaran yang dilakukan banyak rumah makan, karena dengan memahami keinginan dan kebutuhan konsumen dengan baik, maka produk yang
ditawarkan dapat diterima oleh konsumen, sehingga muncul minat konsumen untuk melakukan pembelian ulang.
Konsumen yang potensial akan mempertimbangkan terlebih dahulu berbagai faktor seperti produk, harga, fasilitas, lokasi, pelayanan dan berbagai
faktor pendukung lain yang dapat memberikan nilai lebih yang dapat didapatkan konsumen. Hal tersebut harus diperhatikan oleh pemasar agar tujuan perusahaan
yaitu bahwa kepuasan kosumen merupakan syarat bagi kelangsungan hidup perusahaan, dan konsumen yang merasa puas akan mereferensikan kepada orang
lain, dan akan melakukan pembelian ulang. Untuk menghadapi persaingan Rumah Makan Bumbu Desa dituntut
mampu memberikan nilai tambah bagi pelanggan. Beberapa strategi yang dilakukan oleh Rumah Makan Bumbu Desa tahun 2012 adalah dengan
mengembangkan produk variasi makanan terbaru yang unik dengan kualitas yang selalu terjaga. Selain itu Bumbu Desa Kedai memiliki program New Product of
Bumbu Desa by Live Cooking yang artinya hasil dari pengembangan produk baru yang ditawarkan akan dimasak secara mendadak sesuai dengan pesanan. Chef
akan menampilkan keterampilan memasak mereka di depan para pelanggan yang datang, sehingga memberikan kesan yang baru pada para pelanggan. Tidak seperti
produk yang sebelumnya sudah disajikan di display makanan terlebih dahulu. Setiap periode Rumah Makan Bumbu Desa selalu mengeluarkan produk dan paket
baru, seperti tumis kangkung, tumis genjer, tumis kiciwis, karedok dan udang
Irna Meilinda Damayanti, 2012 Pengaruh Kinerja Pengembangan Produk Melalui Program Live Cooking Terhadap Pembelian Ulang
Di Rumah Makan Bambu Desa Survei Pada Pelanggan Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia
I repository.upi.edu
seuhah yang merupakan variasi produk baru dari Bumbu Desa Kedai di tahun 2012 ini yang dimasak jika ada pesanan live cooking.
“Kami akan selalu melakukan berbagai macam perubahan untuk membuat inovasi-inovasi yang baru
namun tetap konsisten dengan melestarikan makanan dan minuman khas Sunda yang saat ini sudah jarang ditemui, itu merupakan salah satu misi kami
.” kata Endang Sudrajat Kepala Supervisor Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi.
Dengan adanya program Live Cooking di tahun 2012 ini Rumah Makan Bumbu Desa menargetkan pendapatan sekitar Rp 15.000.000,- per hari weekday,
Rp 20.000.000,- weekend dan sekitar Rp 450.000.000,- perbulan. Program Live Cooking merupakan salah satu cara dalam strategi pengembangan produk yang
dilakukan oleh Rumah Makan Bumbu Desa tahun 2012 ini. Upaya tersebut pada dasarnya dilakukan Rumah Makan Bumbu Desa untuk menarik konsumen agar
mau melakukan pembelian ulang. Menurut Gatigno
n dan Xuereb 2009:96, mengemukakan bahwa: “Produk makanan merupakan produk yang syarat dengan inovasi, sehingga tuntutan akan
inovasi demikian tinggi karena makanan salah satu kebutuhan pokok manusia ”.
Menurut Kotler dan Keller 2009:46 , mengemukakan bahwa “Perusahaan
selain harus mendapatkan pelanggan sebanyak-banyaknya, perusahaan juga harus dapat mempertahankan kesetiaan pelanggannya agar dapat bertahan dalam bisnis
ini. Salah satu upaya mempertahankan pelanggan yang telah ada dengan menarik pelanggan untuk melakukan pembelian ulang dan pengembangan produk adalah
salah satu cara yang bisa dilakukan perusahaan”.
Irna Meilinda Damayanti, 2012 Pengaruh Kinerja Pengembangan Produk Melalui Program Live Cooking Terhadap Pembelian Ulang
Di Rumah Makan Bambu Desa Survei Pada Pelanggan Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia
I repository.upi.edu
Program
pengembangan produk baru melalui program Live Cooking
di Rumah Makan Bumbu Desa diharapkan dapat meningkatkan pembelian ulang di
perusahaan tersebut. Mengingat adanya keterkaitan
antara pengembangan produk baru dengan keputusan pembelian ulang.
Penelitian ini dilakukan pada Rumah Makan Bumbu Desa Jl. Laswi no. 1 Kota Bandung. Penelitian dilakukan berdasarkan terjadinya penurunan kunjungan
konsumen dan pendapatan di tahun 2009-2010 dan komplain pelanggan terhadap produk yang ditawarkan. Mengingat betapa pentingnya pengembangan produk
baru dan keterkaitannya dengan pembelian ulang maka penulis merasa perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui sejauh mana,
“PENGARUH KINERJA PENGEMBANGAN PRODUK MELALUI PROGRAM LIVE COOKING TERHADAP PEMBELIAN ULANG DI
RUMAH MAKAN BUMBU DESA CABANG LASWI SURVEI PADA PELANGGAN RUMAH MAKAN BUMBU DESA CABANG LASWI DI
KOTA BANDUNG ”.
1.2 Identifikasi Masalah