8. menetapkan saat dimulainya istirahat tahunan dngan memerhatikan
kepentingan buruh. 9.
mengundurkan saat istirahat tahunan untuk selama-lamanya 6 enam bulan terhitung mulai saat buruh berhak atas istirahat tahunan berhubung dengan
kepentingan perusahaan yang nyata-nyata. 10.
dapat memperhitungkan upah buruh selama sakit dengan suatu pembayaran yang diterima oleh buruh tersebut yang timbul dari suatu peraturan
perundangan peraturan perusahaansuatu dana yang menyelenggarakan jaminan sosial ataupun suatu pertanggungan Pasal 7 Peraturan Pemerintah
No. 8 Tahun 1981 tentang Pengupahan.
22
2.3.4 Kewajiban Pengusaha
Kewajiban pengusaha adalah suatu prestasi yang harus dilakukan oleh pengusaha bagi kepentingan tenaga kerjanya. Pada dasarnya seorang pengusaha
dapat melakukan dua hubungan yakni hubungan ketenagakerjaan dan hubungan pemberian kuasa. Oleh karena itu, kewajiban pengusaha dapat dilihat dari 2
hubungan hukum sebagai berikut: 1.
Kewajiban dan akibat hubungan hukum ketenagakerjaan Hukum ketenagakerjaan dapat kita lihat di dalam KUH Perdata dan Undang-
Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. 2.
Kewajiban pengusaha yang timbul akibat hubungan pemberi kuasa. Mengenai hal ini diatur dalam Pasal 1729 KUH Perdata, yaitu si penerima
titipan berhak untuk menahan barangnya hingga segala apa yang harus dibayar kepadanya karena penitipan tersebut, telah dilunasi. Di sini mengandung
maksud pengusaha merupakan pemberi kuasa, sedangkan si manajer merupakan pemegang kuasa. Pemegang kuasa mengikatkan diri untuk
melaksanakan perintah si pemberi kuasa, sedangkan si pemberi kuasa menguatkan diri untuk memberi upah sesuai dengan perjanjian yang
22
I Dewa Rai Astawa, 2006 dalam buku Danang Sunyoto. Hak dan Kewajiban Bagi Pekerja dan Pengusaha. Yogyakarta: Pustaka Yustisia, 2013, hal. 52
bersangkutan. Dengan kata lain pengusaha wajib membayar upah kepada pemegang kuasa.
23
2.3.5 Hak PekerjaBuruh Perempuan Yang Bekerja Pada Malam Hari
Disebutkan dalam Pasal 76 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan :
1 Pekerjaburuh perempuan yang berumur kurang dari 18 delapan belas tahun
dilarang dipekerjakan antara pukul 23.00 sampai dengan pukul 07.00. 2
Pengusaha dilarang mempekerjakan pekerjaburuh perempuan hamil yang menurut keterangan dokter berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan
kandungannya maupun dirinya apabila bekerja antara pukul 23.00 sampai dengan pukul 07.00.
3 Pengusaha yang mempekerjakan pekerjaburuh perempuan antara pukul
23.00 sampai dengan pukul 07.00 wajib: a.
memberikan makanan dan minuman bergizi; dan b.
menjaga kesusilaan dan keamanan selama di tempat kerja 4
Pengusaha wajib menyediakan angkutan antar jemput bagi pekerjaburuh perempuan yang berangkat dan pulang bekerja antara pukul 23.00 sampai
dengan pukul 05.00. 5
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat 3 dan ayat 4 diatur dengan Keputusan Menteri.
2.4 Pengertian Perlindungan Hukum, Perlindungan PekerjaBuruh, dan