Kinerja Partai Politik dalam Indeks Demokrasi Indonesia IDI

22 Tabel 5 Perolehan Suara dan Kursi pada Pemilu Tahun 1999 Nama Partai Perolehan Suara Persentase Perolehan Kursi Persentase PDIP 35.689.073 33,74 153 33,11 Golkar 23.741.749 22,44 120 25,97 PPP 11.329.905 10,71 58 12,55 PKB 13.336.982 12,61 51 11,03 PAN 7.528.956 7,12 34 7,35 PBB 2.049.708 1,93 13 2,81 Sumber: KPU Tabel diatas memperlihatkan bahwa walaupun ada 48 partai yang mengikuti pemilu tahun 1999 namun hanya partai-partai tersebut yang memperoleh suara yang signifikan. Selanjutnya pada tahun 2004 hingga 2014 ada beberapa partai baru yang mulai menunjukan kekuatannya dalam kancah politik nasional. Partai-partai tersebut diantaranya adalah partai Demokrat, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Gerindra, Partai Hanura, Partai Nasional Demokrat serta yang terbaru adalah partai Perindo. Hadirnya partai-partai ini mewarnai konstelasi politik di Indonesia hingga saat ini.

C. Kinerja Partai Politik dalam Indeks Demokrasi Indonesia IDI

Indeks Demokrasi Indonesia IDI adalah hasil penilaian terhadap tingkat perkembangan demokrasi di Indonesia, dimana unit analisanya adalah provinsi di seluruh Indonesia. Aspek- aspek yang diukur dalam IDI adalah kinerja dari kebebasan sipil, hak-hak politik, dan lembaga- lembaga demokrasi, yang masing-masing terbagi kedalam sejumlah variabel. Kebebasan sipil memiliki variabel yang berupa kebebasan berkumpul dan berserikat, kebebasan berpendapat, kebebasan berkeyakinan, serta kebebasan dari diskriminasi. Sedangkan variabel dalam hak-hak politik adalah hak memilih dan dipilih serta partisipasi politik dalam pengambilan keputusan dan pengawasan pemerintahan. Sebelumnya juga perlu diketahui bahwa mulai periode 2015 diterapkan indikator baru yaitu “Peran Birokrasi Pemerintah Daerah”, 23 sebagai langkah penyempurnaan agar lebih sensitif pada situasi lapangan yang terkini. Maka dari itu, variabel aspek lembaga-lembaga demokrasi mulai dari tahun 2015 adalah pemilu yang bebas dan adil, peran DPRD, peran partai politik, peran birokrasi pemerintah daerah, dan peradilan yang independen. Dalam indikator IDI perkembangan demokrasi di Indonesia dibagi kedalam 3 kategori, yaitu kategori buruk berada pada poin 0-60, kategori sedang 60-80, dan kategori baik 80- 100. Dalam hal metodologi, IDI menggunakan 4 sumber data yaitu : 1 review surat kabar lokal, 2 review dokumen Perda, Pergub, dll, 3 Focused Group Discussion FGD, dan 4 wawancara mendalam. Hasil IDI terbaru adalah penilaian demokrasi Indonesia pada tahun 2015 yang dikeluarkan oleh Bappenas bersama dengan Badan Pusat Statistik BPS pada bulan Agustus 2016 yang menunjukan kualitas demokrasi Indonesia masih bergerak pada tingkat sedang atau menengah. Berikut ini merupakan Indeks dari aspek kebesan sipil, hak hak politik, dan lembaga demokrasi yang telah dikomparasi dari tahun 2009-2015. Gambar 1 Perkembangan Indeks Aspek IDI Nasional 2009-2015 Dari grafik diatas tercatat bahwa aspek kebebasan sipil selalu berada peringkat teratas dibandingkan dengan aspek lainnya, yaitu lembaga demokrasi dan hak-hak politik. Walaupun demikian, tercatat indeks aspek kebebasan sipil di tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 24 2,32 poin dibandingkan dengan tahun 2014. Aspek lembaga demokrasi pun juga mengalami penurunan sebesar 8,94 poin ke titik 66,87 pada tahun 2015. Aspek yang mengalami kenaikan cukup signifikan dari tahun 2013 sampai dengan 2015 adalah aspek hak-hak politik, dari 63,72 poin pada tahun 2014 meningkat sebesar 6,91 poin sehingga mencapai 70,63 poin di tahun 2015. Hal inipun menjadi catatan untuk pertama kalinya, dimana aspek hak-hak politik lebih baik dibandingkan dengan lembaga demokrasi.

D. Perkembangan Indeks Variabel IDI Nasional dan Kinerja Partai Politik dalam IDI