71
B. REKOMENDASI: MENGEMBALIKAN KEKUASAAN PADA RAKYAT
Berdasarkan identifikasi dan pemaparan di bab sebelumnya tentang masalah partai politik dan tantangan penguatan peran partai, kami merumuskan sejumlah rekomendasi yang
komprehensif bagi penguatan partai politik yang bisa dilakukan oleh pemerintah. Komprehensifitas ini dibangun berdasarkan keterkaitan dengan prioritas nasional lainnya dalam
agenda Konsolidasi Demokrasi dan Efektivitas Diplomasi, yakni: pemenuhan kebebasan sipil dan hak-hak politik masyarakat, dan peningkatan akses dan kualitas informasi publik. Indikator
keduanya juga telah dirumuskan dalam RPJMN, yakni: 1 terjaminnya kebebasan sipil dan terpenuhinya hak-hak politik rakyat dengan capaian IDI aspek kebebasan sipil sebesar 87, dan
hak-hak politik sebesar 68 pada tahun 2019; dan 2 Meningkatnya keterbukaan informasi publik dan komunikasi publik, serta meningkatnya akses masyarakat terhadap informasi publik Indra,
2016. Dua prioritas ini menjadi penting karena berpotensi mengembalikan partai politik kepada fungsi awalnya sebagai penyalur kepentingan rakyat, sekaligus mendekatkan kembali pemilih
dengan partai politik serta menyehatkan demokrasi di dalam partai. Dengan kata lain, penguatan partai politik dilakukan demi kepentingan masyarakat, dan tidak terbatas demi keorganisasiannya
semata. Ini juga dalam rangka meningkatkan lagi persentase kepercayaan masyarakat terhadap partai politik dengan cara memberi ruang yang lebih bagi masyarakat untuk ikut berperan dalam
penyehatan partai politik. Dengan uraian di atas, rekomendasi kami untuk penguatan partai mencakup dua dimensi:
kelembagaan dan kemasyarakatan. Keduanya ditujukan untuk mengatasi tiga tantangan yakni patronase elit, sistem internal partai yang non-demokratis, dan keterbatasan pengawasan.
1. Mewajibkan iuran dari para anggota dan pendukung setiap partai politik sebagai
sumber utama pemasukan keuangan organisasi.
Belajar dari pengalaman beberapa Negara di Eropa, terutama Jerman, iuran anggota ini membuat partai terikat dan bertanggung jawab terhadap kepentingan anggota dan
pemilihnya sekaligus merekatkan lagi hubungan masyarakat dan partai politik. Adapun bantuan Negara untuk partai tidak boleh melebihi jumlah iuran anggota yang terkumpul.
Ini untuk menjaga agar partai tidak bergantung pada dana publik.
72
2. Mendukung partai untuk memanfaatkan teknologi informasi terkini dalam rangka
mendekatkan informasi dan komunikasi dengan masyarakat.
Penggunaan dan pengaturan regular di website ataupun penyampaian informasi melalui media sosial bisa menjadi sarana efektif untuk kebutuhan ini. Partai juga perlu lebih
inovatif menciptakan ruang-ruang komunikasi dua arah dengan masyarakat. 3.
Memberi pendidikan politik pada masyarakat termasuk dalam kaitannya dengan Pemilu serta peran dan fungsi partai politik.
Pendidikan publik sering disalah artikan sebagai kaderisasi oleh partai politik, sehingga muatannya justru menjauh dari tujuan untuk memberi informasi pada publik tentang hak
serta sistem politik. Partai politik lebih tepat diberi wewenang untuk kaderisasi, ataupun
melakukan pendidikan publik yang muatannya dibangun oleh pemerintah. 4.
Membuat aturan khusus mengenai pengaturan pendanaan partai politik
Selama ini kita tidak mempunyai aturan spesifik yang mengintegralkan pendanaan untuk partai politik. Konsekuensi logis dari hal ini adalah UU partai politik dan pemilu seolah-
olah berhadapan satu sama lain, dan terjadi dikotomi antara satu dengan yang lain. Hal ini pada akhirnya berujung pada tidak adanya mekanisme pengawasan yang baik dari
pemerintah. Dengan adanya peraturan khusus mengenai peraturan pendanaan partai politik diharapkan transparansi dan akuntabilitas partai politik menjadi semakin jelas.
Selain itu pemasukan dan pengeluaran partai politik juga dapat dilacak, serta memungkinkan adanya pengawasan dan sanksi yang jauh lebih kuat.
5. Mendorong melakukan non-cash payment dalam setiap kegiatan kampanye partai