Data Masukan Analisa Kinerja Jalan Perkotaan

Τυγασ Ακηιρ Στυδι Κελαψακαν Σιµπανγ ϑατινγαλεη Σεµαρανγ operasi atau kecepatan perjalanan dan perbandingan antara volume dan kecepatan yang disebut ratio. Untuk mengukur tingkat keberhasilan atau kinerja dari sistem operasi ini, maka ada beberapa parameter yang bisa dilihat, yaitu yang pertama menyangkut ukuran kuantitatif yang dinyatakan dengan tingkat pelayanan, dan yang kedua yang lebih bersifat kualitatif dan dinyatakan dengan mutu pelayanan. Konsep tingkat pelayanan dikembangkan untuk penggunaan di Amerika Serikat dan definisi LOS tidak berlaku secara langsung di Indonesia. Dalam hal ini kecepatan dan derajat kejenuhan dapat digunakan sebagai indikator tingkat pelayanan. Adapun faktor-faktor yang terdapat pada tingkat pelayanan antara lain : 1. Kapasitas Kapasitas dinyatakan sebagai jumlah penumpang atau barang yang bisa dipindahkan dalam satuan waktu tertentu, misalnya orangjam atau tonjam. Dalam hal ini kapasitas atau ukuran tempat sarana transportasi dan kecepatan, serta mempengaruhi besarnya tenaga gerak yang dibutuhkan. 2. Aksebilitas Aksebilitas menyatakan tentang kemudahan orang dalam menggunakan suatu sarana transportasi tertentu dan dapat berupa fungsi dari jarak maupun waktu. Suatu sistem transportasi sebaiknya bisa diakses dengan mudah dari berbagai tempat dan pada setiap saat untuk mendorong orang menggunakannya dengan mudah.

2.2.4 Analisa Kinerja Jalan Perkotaan

1. Data Masukan

a. Data Umum 1 Penentuan segmen jalan, yaitu panjang jalan yang mempunyai karakteristik yang serupa pada seluruh panjangnya. 2 Data identifikasi segmen meliputi : ukuran kota, tipe daerah pemukiman, komersial, akses terbatas, panjang segmen, tipe jalan 42 D, 42 UD, 22 UD dan periode waktu analisa. Τυγασ Ακηιρ Στυδι Κελαψακαν Σιµπανγ ϑατινγαλεη Σεµαρανγ b. Kondisi Geometrik 1 Rencana situasi meliputi : sketsa alinyemen horizontal, tata guna lahan dan marka jalan. 2 Penampang melintang jalan meliputi : lebar jalur jalan tiap arah, lebar bahu efektif W S , dan median jalan. Untuk menghitung bahu efektif adalah sebagai berikut : Jalan tak terbagi UD : W S = W S + W SB 2 Jalan terbagi D : W S1 = W SAO + W SAI pada arah 1 : W S2 = W SBO + W SBI pada arah 2 Jalan satu arah : W S = W SA + W SB Keterangan : W SAI : lebar bahu dalam sisi A W SAO : lebar bahu luar sisi A 3 Kereb sebagai batas antara jalur lalu lintas dengan trotoar berpengaruh terhadap dampak hambatan pada kapasitas dan kecepatan. 4 Bahu Jalan : terdapat bahu luar dan bahu dalam, fungsinya adalah untuk memberikan kebebasan samping, tempat pemberhentian darurat, meminimalkan efek kendaraan mogok, tempat pemasangan rambu lalu lintas dan lain-lain. 5 Median yang mempunyai fungsi sebagai pembatas arus lalu lintas yang berlawanan arah, tempat pemasangan rambukolom jembatan, cadangan pelebaran jalan. Bentuknya bias berupa tanah terbuka atau konstruksi khusus dengan lebar antara 0,25 m sd 10 m. 6 Saluran drainase, berupa saluran tepi terbuka atau tertutup berbentuk empat persegi panjang, bujur sangkar, trapezium, atau U, V dan dirancang berdasarkan ketentuan hidrologi. 7 Kondisi pengaturan lalu lintas meliputi : batas kecepatan, pembatasan masuk untuk tipe kendaraan tertentu, pembatasan parkir untuk waktu tertentu, pembatasan berhenti untuk periode waktu tetentu, dan alat pengatur lalu lintas. Τυγασ Ακηιρ Στυδι Κελαψακαν Σιµπανγ ϑατινγαλεη Σεµαρανγ c. Kondisi lalu lintas Arus dan komposisi lalu lintas meliputi penentuan arus jam rencana kmjam dan menetukan Ekivalensi mobil penumpang Emp. Cara menetukan Ekivalensi mobil penumpang Emp untuk jalan perkotaan tak terbagi adalah seperti pada Tabel 2.3, sedangkan untuk jalan perkotaan terbagi dan satu arah seperti pada Tabel 2.4. Tabel 2.3 Penentuan Emp Untuk Jalan PerkotaanT Terbagi Tipe Jalan : Jalan tak Terbagi Arus lalu Lintas Toatal dua Arah Kendjam Emp HV MC Lebar Jalur lalu lintas W S m ≤ 6 ≤ 6 Dua lajur Tak terbagi 22 UD ≥ 1800 1,3 1,2 0,50 0,35 0,40 0,25 Empat lajur tak terbagi 42 UD ≥ 3700 1,3 1,2 0,40 0,25 Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 Tabel 2.4 Penentuan Emp Untuk Jalan Perkotaan Terbagi dan Satu Arah Tipe Jalan : Jalan satu arah dan jalan terbagi Arus lalu lintas per lajur kendjam Emp HV MC Dua lajur satu arah 21 dan Empat lajur terbagi 42 D Tiga lajur satu arah 31 dan Enam lajur terbagi 62 D 1050 1 ≥ 1100 1,3 1,2 1,3 1,2 0,40 0,25 0,40 0,25 Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 d. Hambatan Samping Interaksi antara arus lalu lintas dan kegiatan di samping jalan yang berpengaruh pada kapasitas dan kinerja jalan. Hambatan samping yang berpengaruh diantaranya : 1. Pejalan kaki : bobot = 0,5 2. Angkutan umum dan kendaraan lain berhenti : bobot = 1,0 3. Kendaraan lambat missal, becak kereta kuda : bobot = 0,4 Τυγασ Ακηιρ Στυδι Κελαψακαν Σιµπανγ ϑατινγαλεη Σεµαρανγ 4. Kendaraan masuk dan keluar dari lahan di samping jalan : bobot = 0,7 Tingkat hambatan samping dikelompokkan dalam lima kelas dari sangat rendah sampai sangat tinggi sebagai fungsi dari frekuensi kejadian hambatan samping sepanjang segmen jalan yang diamati. Kelas hambatan samping dapat dilihat dari Tabel 2.5 di bawah ini : Tabel 2.5 Penentuan Hambatan Samping Untuk Jalan Perkotaan Kelas Hambatan Samping Ko de Jumlah Kejadian per 200 m per jam dua sisi Kondisi Khusus Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi VL L M H VH 100 100 – 299 300 – 499 500 – 899 900 Daerah pemukiman, jalan dengan jalan samping Daerah pemukiman, beberapa kendaraan umum, dsb Daerah industri, beberapa toko di sisi jalan Daerah komersil dengan aktifitas sisi jalan tinggi Daerah komersil dengan aktifitas pasar di samping jalan Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997

2. Kecepatan Arus Bebas