Sistem Jaringan Jalan Kota Semarang

Τυγασ Ακηιρ Στυδι Κελαψακαν Σιµπανγ ϑατινγαλεη Σεµαρανγ

2.2.2 Sistem Jaringan Jalan Kota Semarang

Letak geografis kota Semarang yang sangat strategis baik dalam skala nasional maupun regional menyebabkan pola dan jenis pergerakan yang ada di Kota Semarang tidak hanya terkonsentrasi terhadap kebutuhan lokal, akan tetapi mempunyai rangkaian terkait dengan pergerakan regional dan nasional. Sistem jaringan jalan di wilayah Kota Semarang dilalui jalur utama yang menghubungkan wilayah-wilayah penting baik antar propinsi maupun di dalam propinsi Jawa Tengah. Kedudukan kota ini berpengaruh terhadap kepadatan lalu lintas yang melalui Kota Semarang. Struktur ruang dan tata guna lahan Kota Semarang menyebabkan dibutuhkannya suatu struktur jaringan jalan yang mampu melayani berbagai aktifitas yang timbul antar pusat-pusat aktifitas pusat-pusat pengembangan kota. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka pola jaringan transportasi dalam hal ini jaringan jalan yang dianggap paling sesuai dalam memenuhi kebutuhan baik dalam skala lokal maupun regional tersebut adalah pola jaringan jalan “ jari-jari dan lingkar “ atau “ ring and radial pattern “ RTRW Kota Semarang Tahun 2000, Bappeda Kota Semarang. Pola jaringan transportasi tersebut diterapkan berdasarkan prinsip-prinsip utama yaitu : 1. Pemisahan lalu lintas antar kota dengan lalu lintas dalam kota 2. Pemisahan lalu lintas berat, sedang, dan ringan 3. Membebaskan pusat kota dan perumahan dari lalu lintas menerus 4. Pengaturan penggunaan jalan sesuai dengan klasifikasi jalan yang bersangkutan 5. Adanya fungsi hirarki dari fungsi jalan Sehubungan dengan pola jaringan jalan “ jari-jari dan lingkar ” atau “ ring and radial pattern ” RTRW Kota Semarang Tahun 2000, Bappeda Kota Semarang, maka jalan-jalan yang ada di Kota Semarang dibedakan menjadi beberapa sistem jaringan jalan yaitu : Τυγασ Ακηιρ Στυδι Κελαψακαν Σιµπανγ ϑατινγαλεη Σεµαρανγ 1. Jalur lingkar dalam Yang mengitari lingkungan pusat kota berfungsi sebagai jalur penanpung dan pembagi arus di pusat kota, melingkari Jl. Toll Seksi C, jalan antara pertemuan Jl. Toll Seksi C dan Jl. Toll Seksi A Jatingaleh, Jl. Toll Seksi B, Jl. Arteri Lingkar Utara, dan Jl. Usman Janatin 2. Jalur lingkar luar Yang menjadi penampung arus kegiatan regional yang masuk dari jalan radial. Fungsinya menampung arus lalu lintas internal ke eksternal atau sebaliknya. Jalur ini sangat penting untuk membebaskan daerah pusat kota dari arus kendaraan berat baik kendaraan barang atau bus-bus antar kota. Jalur yang direncanakan adalah Jl. Genuk – Pedurungan, Jl. Tegal Kangkung, dan Jl. Kedungmundu Raya 3. Jalur radial Sebagai radial regionalterdapat 5 jalur yaitu : ke PekalonganJakarta, ke Boja, ke Surakarta, ke Purwodadi, dan ke DemakKudus. Untuk kepentingan lokal sendiri dikembangkan jalur radial lokal antara lain jalur Mijen ke Ngalian, jalur dari Gunung Pati ke Manyaran, dari desa Patemon ke Manyaran, dari Sekaran ke Sampangan Pola hubungan dari konstelasi antara kutub pengembangan dengan pusat-pusat pengembangan maupun arah pengembangan yang direncanakan untuk Kota Semarang menyebabkan terdapatnya beberapa jaringan jalan yang menjadi pusat pelayanan terhadap bebagai aktifitas yang timbul. Jaringan jalan yang menghubungkan antara kutub pengembangan dengan pusat-pusat pengembangan menjadi semacam koridor utama dan pusat pelayanan lalu lintas. Beberapa jaringan jalan yang mempunyai peranan semacam itu antara lain : 1. Arah barat : Jl. Raya Semarang – Kendal hingga Jl. Sugiyopranoto 2. Arah timur : Jl. Kaligawe 3. Arah timur – tenggara : Jl. Brig. Sugiarto Jl. Majapahit , Jl. Brig. Katamso 4. Arah selatan : Jl. Setia Budi, Jl. Teuku Umar, Jl. Dr. Wahidin, Jl. Sultan Agung Τυγασ Ακηιρ Στυδι Κελαψακαν Σιµπανγ ϑατινγαλεη Σεµαρανγ Adapun rencana fungsi jaringan jalan di Kota Semarang menurut RTRW Kota Semarang tahun 2000 adalah sebagai berikut : 1. Fungsi Arteri Primer Menghubungkan kota jenjang kesatu yang terletak berdampingan, meliputi : Jalan Raya Semarang Kendal – Jl. Siliwangi – Jl. Yos Sudarso – Jl. Usman Janatin – Pertigaan Jl. Kaligawe, Jalan Raya Kaligawe pertigaan jalan toll Seksi B – Batas Kota Semarang, Jalan Toll Seksi A Jatingaleh – Srondol – Jalan Toll Seksi B Jatingaleh – Krapyak, Jalan Toll Seksi C Kaligawe – Jangli, Jalan Toll Semarang – Solo, Jalan melintasi kawasan industri Terboyo – Pertigaan Genuk – Pertigaan Jl. Brigjen. Sudiarto – Pudak Payung – Perempatan Jalan Raya Mijen – Pertigaan Podorejo – Jl. Koptu Suyono, Jl. Abdulrachman Saleh – Jalan Toll Semarang Kendal, Jl. Brigjen. Sudirto, Jalan Perintis Kemerdekaan. 2. Fungsi Arteri Sekunder Menghubungkan antar bagian wilayah, dan fungsi lainnya sebagai alternatif dari jalan arteri primer, meliputi : Jl. Jend. Soedirman – Jl. Mgr. Sugiyopranoto – Jl. Pandanaran – Simpang Lima – Jl. Ahmad Yani – Jl. Brijen. Katamso – Jl. Majapahit, Jl. Ronggo Warsito – Jl. Pengapon – Jl. R. Patah – Jl. Widoharjo – Jl. Dr. Cipto – Jl. Kompol Maksum – Jl. Mataram – Jl. Dr. Wahidin – Jl. Teuku Umar – Jl. Setia Budi, Jl. Raya Kaligawe, Jl. Merak – Jl. Mpu Tantular – Jl. Jl. Kol. Sugiono – Jl. Imam Bonjol – Jl. Indraprasta, Jl. Dr. Sutomo – Jl. S. Parman – Jl. Sultan Agung, Jl. Citarum – Pedurungan, Jl. Tentara Pelajar – Jl. Raya Kedungmundu, Jl. Sisingamangaraja – Jl. Papandayan – Jl. WR. Supratman, Jl. Sungaigarang – Jl. Kelud Raya – Jl. Menoreh Raya – Jl. Dewi Sartika – Jl. Raya Sekaran Gunungpati, Jl. Jangli – Jl. Raya Sendangmulyo, Jl. Abdulrachman Saleh dari pertigaan Jl. Suratmo – Jl. Raya Manyaran Gunungpati, Jrakah – Perempatan Jl. Lingkar Mijen, Jl. Lingkar Utara Semarang Kendal, Jl. Hanoman Raya – Jl. Lingkar Utara Semarang Kendal, Jl. Gatot Subroto. 3. Fungsi Kolektor Primer Menghubungkan antar pusat-pusat kegiatan dengan bagian wilayah kota lain, meliputi : Jl. Pramuka, Jl. Raya Gunungpati – Ungaran, Jl. Τυγασ Ακηιρ Στυδι Κελαψακαν Σιµπανγ ϑατινγαλεη Σεµαρανγ Cangkiran – Gunungpati, Jl. Padaan – Jl. Pakis – Kabupaten Kendal, Perempatan Jl. Kuripan dan Jl. Kyai Padak – Jl. Di Kelurahan Wonoplumbon, Jl. Raya Ring Road Mijen – Boja. 4. Fungsi Kolektor Sekunder Menghubungkan antar pusat kegiatan antar bagian wilayah kota, meliputi : Jl. Pemuda, Jl. Hasanudin, Jl. MH. Tamrin, Jl. Gajah Mada, Jl. Pahlawan – Jl. Diponegoro, Jl. Sriwijaya – Jl. Veteran, Jl. Letjen. Suprapto, Jl. Cendrawasih – Jl. MT. Haryono, Jl. Mayjen. Sutoyo – Jl. DI. Panjaitan – Jl. Kartini – Jl. Kelurahan Sambirejo – Pertigaan Jl. Gajah Mada, Jl. Gajah – Jl. Lamper Tengah, Jl. Supriyadi, Jl. Inspeksi Sungai Babon – Jl. Brigjen. Sudiarto – Jl. Sendangmulyo, Jl. Raya Kelurahan Karangroto, Jl. Raya Kudus, Jl. Padi Raya, Jl. Jl. Muktiharjo, Jl. Meteseh – Jl. Sendangmulyo, Jl. Prof. Sudarto, SH – Jl. Meteseh – Jl. Kedungmundu, Jl. Gombel Lama, Jl. Gombel Lama – Jl. Tinjomoyo – Jl. Sekaran, Pertigaan Jl. Setia Budi dengan Jl. Toll Seksi A – Jl. Jatibarang, Jl. Pamularsih – Jl. Simongan, Jl. Di Kelurahan Mangunsari Gunungpati, Jl. Di Kelurahan Cepoko Gunungpati, Jl. Di Kelurahan Cangkiran Mijen, Jl. Mijen – Jl. Nongko Lanang – Jl. Kyai Padak, Jl. Wates, Jl. Kedungpane hingga Jl. Koptu. Suyono, Jl. Di Lingkungan Kawasan Industri Tugu. Mengacu pada RTRW Kota Semarang Jalan Dr. Setia Budi – Jalan Teuku Umar merupakan jaringan jalan dengan fungsi jalan arteri sekunder, karena jalan ini menghubungkan antara kawasan primer pusat Kota Semarang dengan kawasan sekunder I Banyumanik dan Sekitarnya.

2.2.3 Tingkat Pelayanan Ruas Jalan LOS