BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kelapa sawit dikenal sebagai salah satu komoditas pertanian yang menghasilkan banyak manfaat dan bernilai ekonomi. Minyak sawit dihasilkan
dapat berkembang menjadi produk turunan yang potensial dikembangkan dalam bidang industri berbasis pertanian agroindustri. Dengan meningkatnya industri
pengolahan produksi turunan minyak sawit yang tinggi, dapat meningkatkan perekonomian Indonesia. Kini dengan semakin terbatasnya energi baru dari
persediaan minyak bumi, minyak sawit menjadi sumber energi baru dari minyak nabati yang dapat diolah menjadi bahan bakar nabati seperti biodisel bahan bakar
nabati Soraya, 2013. Minyak sawit merupakan salah satu komoditas unggulan Indonesia yang
pertumbuhannya sangat cepat dan memiliki peran strategis dalam perekonomian nasional. Sejak tahun 2006 Indonesia merupakan produsen terbesar minyak sawit
dunia. Berdasarkan data nasional Indonsia, produk minyak sawit kasar atau crude palm oil CPO Indonesia tahun 2012 sekitar 19,85 juta ton. Serta, dari data
Malaysian Palm Oil Council MPOC menyatakan bahwa penggunaan minyak sawit untuk nonpangan telah meningkat menjadi 20. Dengan besarnya volume
produksi dan ekspor minyak sawit Indonesia, upaya peningkatan efisiensi mutu produksi serta penangananya perlu dilakukan, agar daya saing minyak sawit
Indonesia semakin meningkat Soraya, 2013.
Universitas Sumatera Utara
Asam lemak bebas diperoleh dari proses hidrolisa, yaitu penguraian lemak atau trigliserida oleh molekul air yang menghasilkan asam lemak bebas dan
gliserol. Asam lemak bebas terbentuk karena proses oksidasi dan hidrolisa enzim selama pengolahan dan penyimpanan. Dalam bahan pangan, asam lemak dengan
kadar lebih besar dari 0,2 dari berat lemak, akan mengakibatkan rasa yang tidak diinginkan dan kadang-kadang dapat meracuni tubuh. Kandungan asam lemak
bebas dalam minyak yang bermutu baik hanya terdapat dalam jumlah kecil, sebagian besar asam lemak terikat dalam bentuk ester atau bentuk trigliserida
dapat mengalami perubahan aroma dan cita rasa selama penyimpanan. Perubahan ini disertai dengan terbentuknya senyawa-senyawa yang dapat menyebabkan
kerusakan minyak Ketaren, 1996. Asam lemak babas ALB terbentuk karna adanya kegiatan enzim lipase
yang terkandung didalam buah dan berfungsi memecah lemakminyak menjadi asam lemak dan gliserol. Kerja enzim tersebut semakin aktif bila struktur sel buah
matang mengalami kerusakan. Untuk peningkatan efisiensi dan kualitas minyak agar daya saing minyak sawit semakin meningkat Satyawibawa, 1992.
Kriteria panen merupakan indikasi yang dapat mempengaruhi jumlah atau mutu minyak yang dihasilkan. Pemanenan pada keadaan buah lewat matang akan
meningkatkan Asam Lemak Bebas atau free Fatty Acid ALB atau FFA. Hal itu tentu akan banyak merugikan konsumen maupun sektor industri, sebab pada buah
yang terlalu masak sebagian kandungan minyaknya berubah menjadi Asam lemak bebas ALB sehingga akan menurunkan mutu minyak. Sebaliknya, pemanenan
Universitas Sumatera Utara
buah yang mentah akan menurunkan kandungan minyak, walaupun asam lemak bebas ALB nya rendah Satyawibawa, 1992.
1.2 Tujuan