buah yang mentah akan menurunkan kandungan minyak, walaupun asam lemak bebas ALB nya rendah Satyawibawa, 1992.
1.2 Tujuan
Tujuan tugas akhir ini adalah untuk mengetahui kadar asam lemak bebas dan membandingkan berdasarkan norma yang ditetapkan pada Standar Nasional
Indonesia 2006 01-2901-2006.
1.3 Manfaat
Untuk mengetahui kadar asam lemak bebas pada CPO sebagai bentuk koreksi terhadap proses pengolahan buah kelapa sawit menjadi minyak kelapa
sawit.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Kelapa Sawit
2.1.1 Klasifikasi Tanaman Kelapa Sawit
Tanaman kelapa sawit berasal dari afrika dan amerika selatan tepatnya brasilia dan banyak terdapat dihutan hujan tropis. Dalam dunia botani, semua
tumbuhan diklasifikasikan untuk memudahkan dalam indentifikasi. Metode pemberian nama ilmiah latin ini dikembangkan oleh Carolus Linnaeus.
Sistemmatika tanaman kelapa sawit dapat di bedakan sebagai berikut Pahan, 2011
Divisi : Embryophyta Siphonagama
Kelas : Angiospermae
Ordo : Monocotyledonae
Famili : Palame
Subfamili : Cocoideae
Species : 1. Elaeis guineensis jacq
2. Elaeis oleifera 3. Elaeis odora
Kelapa sawit diklasifikasikan oleh Jacquin 1763 sebagai E. Guineensis. Species E. Guineensis disilangkan oleh Wessels-Boer 1965 menjadi E.Oleifera.
Wessels juga menambahkan species ketiga pada genus Elaeis yaitu, E. Ordora dulu dikenal dengan Barcella odora Pahan, 2011.
Universitas Sumatera Utara
2.1.2 Varietas Tanaman Kelapa Sawit
Kelapa sawit memiliki banyak jenis verietas di Indonesia. Varietas- varietas tersebut dapat dibedakan berdasarkan morfologinya. Namun, diantara
varietas tersebut terdapat varietas unggul yang mempunyai beberapa keistimewaan dibandingkan dengan verietas lainnya, diantaranya tahan terhadap
hama dan penyakit, produksi tinggi, serta kandungan minyak yang di hasilkan tinggi Erna, 2008.
Berikut ini beberapa jenis varietas yang banyak digunakan oleh para petani dan perusahaan perkebunan kelapa sawit di Indonesia Erna, 2008
1. Dura
Tempurung tebal antara 2-8 mm dan tidak terdapat serabut pada bagian luar tempurung, daging buah relatif tipis, dengan persentase daging buah antara 35-
50. Kernel daging biji besar dengan kandungan minyak rendah. Dalam persilangan, dura dipakai sebagai pohon induk betina.
2. Pisifera
Ketebalan tempurung sangat tipis, bahkan hampir tidak ada, tetapi daging buah tebal dan lebih tebal dari dura. Daging biji sangat tipis dan tidak dapat
diperbanyak tanpa menyilangkan dengan jenis lain dan dipakai sebagai induk pohon jantan. Penyerbukan silang antara Dura dan Pisifera akan menghasilkan
varietas Tenera.
3. Tenera
Varietas ini merupakan hasil dari perkawinan silang antara Dura dan Psifera dan banyak di kembangbiakkan dalm perkebunan kelapa sawit. Varietas tenera
Universitas Sumatera Utara
memiliki tempurung tipis antara 0,5-4 mm dan terdapat lingkaran serabut disekeliling tempurung. Daging buah sangat tebal antar 60 - 96 dari buah.
Tandan buah memiliki buah lebih banyak, tetapi ukuranya relatif lebih kecil Berikut varietas berdasarkan warna kulit buah .
1. Nigrescens
Buah nigrescens berwarna ungu sampai hitam pada waktu muda dan berubah menjadi jingga kehitam-hitaman pada waktu matang. Tipe buah
nigrescens hampir domain ditemukan pada varietas tenera yang di tanam secara komersial di indonesia.
2. Virescens
Buah virescens pada waktu muda bewarna hijau dan ketika matang warna berubah menjadi jingga kemerahan, tetapi ujungnya tetap kehijau-hijauan.
3. Albescens
Buah albescens bewarna keputih-putihan, sedangkan setelah matang berubah menjadi kekuning-kuningan dan ujungnya bewarna ungu kehitam-
hitaman.
2.2 Cara Panen dan Pengolahan TBS Menjadi CPO 2.2.1 Cara Panen