Mempelajari Efek Pemanasan Ubi Jalar (lpomea batatas) terhadap Biovailability Beta - Karoten Provitamin A pada Plasma dan Hati Tikus

Biarlah denqan karya kecil ini,
nama Tuhan semakin dimuliakan.

.......

Dan ketekunan menimbulkan tahan
uji, dan tahan uji menimbulkan pengharapan
D a n pengharapan t i d a k
mengecewakan,
karena kasih Allah yang telah dicurahkan
di dalam hatikita oleh Roh Kudus yang
telah dikaruniakan kepada kita

...........

(

Roma 10

:4


-

5 )

Kupersembahkan karya kecil ini untuk yanq
tersayanq : Papa, Mama, S a n d y , dan
Chandra.

,

,

.. ,

.-,

,
,

...


MEMPELWBARI EFEK PEIVIAHASAPI UBI BALAR
( Ipamoea batatas ) TERHADAP BBOAVAILABILITV

Oleh
EPPY RUMONDANG

F 26.1313

1993
FAKULTAS TEBNOLOGI PERTANIAN
I N S T I T m PERTANIAN BOGOW

BOGOR

EPPY RUMONDANG. F: 26.1373. Mempelajari Efek Pemanasan
Ubi Jalar (Ipomoea batatas) Terhadap Bioavailability
Beta Karoten Provitamin A Pada Plasma dan Hati Tikus.
Di bawah bimbingan Fransisca Rungkat-Zakaria, MSc.
--


Ubi

jalar merupakan salah satu komoditi pangan

yang

dapat dijadikan sumber provitamin A karena mengandung
karotenoid yang tinggi.

Jenis karoten ubi jalar yang

mempunyai aktifitas vitamin A adalah trans-B-karoten.
Pengaruh pemanasan terhadap karotenoid ubi jalar
tergantung cara pengolaha'nnya.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat efek pemanasan
ubi jalar terhadap kandungan 8-karoten dan ketersediaan
hayatinya pada plasma dan hati tikus.

Tikus-tikus dibagi


atas lima kelompok yaitu: (1) kelompok perlakuan ubi jalar
rebus, (2) ubi jalar goreng, (3) kontrol standar,
(4) kontrol positif, dan (5) kontrol negatif. Penelitian

pendahuluan dilakukan untuk menentukan cara dan waktu
pemberian makan pada tikus, komposisi diet, kandungan
karotenoid ubi jalar, dan jumlah ubi jalar olahan yang
akan diberikan.
Pada penelitian utama dilakukan pemberian makan ubi
jalar rebus untuk masing-masing tikus kelompok 1 sebesar
30.35 gr/hari,

sedangkan

untuk

masing-masing

tikus


kelompok 2 sebesar 19.13 gr ubi jalar gorenglhari.
Disamping itu teeap diberikan diet kurang vitamin A
sebesar 10 gram dengan memperhatikan keseimbangan zat gizi
ubi jalar rebus dan ubi jalar goreng.
Kontrol standar diberi diet standar yang mengandung
vitamin A, kontrol positif diberi diet kurang vitamin A
dengan penambahan vitamin A sintetik, sedangkan kontrol
negatif diberi diet kurang vitamin A.

Jumlah diet yang

diberikan untuk ketiga kelompok tersebut masing-masing
sebesar 10 gram/hari.
Kelima kelompok tikus tersebut akan menjalani 3 masa
yaitu masa adaptasi (1 minggu), masa deplesi untuk
menghabiskan cadangan vitamin A di hati (15 minggu), dan
masa replesi untuk membentuk akumulasi vitamin A di hati
setelah pemberian ubi jalar rebus dan goreng (2 minggu).
Pada akhir percobaan dilakukan analisa akumulasi vitamin A

pada hati tikus.
Hasil penelitian menunjukkan kandungan B-karoten pada
ubi jalar goreng lebih tinggi dari kandungan B-karoten ubi
jalar rebus yaitu 9 . 4 1 pg/g ubi jalar goreng dan
5.93

pg/g ubi jalar rebus.

Jika dibandingkan dengan

kandungan B-karoten ubi jalar segar sebesar 8.61 pg/g maka
terjadi

penurunan kandungan

rebus sebesar 31.13%,

8-karoten pada ubi jalar

sedangkan dengan penggorengan


terjadi peningkatan sebesar 8.5%.

Hasil analisa HPLC menunjukkan kandungan retinol
vitamin A sintetY$ jauh lebih rendah dari akumulasi
retinol dari ubi jalar. Diet standar yang ditambahkan
mengandung 3 pg retinol/gr diet, sedangkan hasil HPLC
menunjukkan

kandungan retinol

yang

ada

sebesar

1.3 pg/gr diet.
Pertambahan berat badan tikus yang diberi vitamin A
sintetik lebih rendah dari berat badan tikus yang

mengkonsumsi ubi jalar rebus dan ubi jalar goreng.
Akumulasi retinol hati tikus yang diberi ransum ubi jalar
rebus dan goreng lebih tinqgi dari yang diberi vitamin A
sintetik.

Akumulasi rat;-rata

replesi dari kelompok

retinol hati setelah masa

tikus yang mengkonsumsi ubi jalar

rebus dan goreng adalah

347.77 pg dan 385.14pg, sedangkan

dengan pemberian diet yang mengandung vitamin A sintetik
hanya menghasilkan akumulasi retinol hati sebesar
32.20 pg.


Penyerapan karotenoid provitamin A ubi jalar

tampaknya lebih tinggi dari penyerapan
sintetik.

vitamin A

Hal ini mungkin disebabkan antara lain oleh

jumlah retinol total yang dimakan oleh tikus kelompok
kontrol positif selama 14 hari lebih rendah dari jumlah
retinol ekuivalen dari ubi jalar rebus dan ubi jalar
goreng .
Ketersediaan hayati ubi jalar goreng lebih tinggi
dari ubi jalar rebus.

Hal ini dapat dilihat dari

perbandingan akumulasi retinol hati dengan jumlah


R-karoten yang dikonsumsi selama masa replesi 14 hari.
Faktor konversi Rtkaroten menjadi vitamin A untuk ubi
jalar goreng rata-rata 1 1 6 . 6 2
6.62

yang berarti dari

pg R-karoten dapat dihasilkan 1 pg retinol.

Untuk

ubi jalar rebus diperoleh nilai faktor konversi sebesar
1/7.39
1

yang berarti dari 7.39

pg retinol.


pg R-karoten dihasilkan

Kedua nilai tersebut memang tidak jauh

berbeda dengan yang diperkirakan oleh FAOIWHO yaitu
seperenam. Dengan demikian, ketersediaan hayati ubi jalar
memang cukup baik di dalam tubuh, apalagi dengan adanya
lemak (minyak), disamping komposisi zat gizi ubi jalar itu

MEWELAJAR1 EFEK PE

PADA PLASMlA DAN HATl

Oleh
EPPY RuMOrnANG

F 26.1373

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
pada Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi

Fakultas Telmologi Pertanian
htitut Pertanian Bogor

1993

FAWLTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INslTlWT PERTANIAN BOGOR
BOGOR

INSTITOT PERTANIAN BOGOR

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

ELAJAR1 EFEK PEMANASAN UBI JAWi
( i p m a batatas) TERHADf4.P BIOAVXEABLLJTY

BETA - KAROTEN PROVITAMIB A
PADA PLASMA DAN HATI TIKUS

Oleh
EPPY RLMONDANG

SKRIPSI
sebagai salab satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEM\TOLQGI PERTANIAN
m Teknologi Pangan dan Gid
pada J
Institut Pedan
Bogor

Dilahirkan pada tanggal 18 November 1970
di Mentok, Bangka

Tanggal lulus : 10 September 1993
- ":-.

i-i":'.*,*,

.e

< il

l3ogor;$

September 1993

Dosen Pembimbing

KATA PWGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa atas berkatNya, sehingga skripsi ini dapat diselesai
dengan baik.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan banyak
terima kasih kepada :
1.

Dr. Ir. Fransisca Rungkat-Zakaria, MSc., selaku

dosen pembimbing yang telah membimbing dan
memberikan saran yang sangat bermanfaat mulai
persiapan sampai tersusunnya skripsi ini.
2.

Dr. Ir. Maggy T. Suhartono dan 11. Barsi K.,

selaku dosen tamu pada sidang ujian sarjana, yang
telah banyak memberikan kritikan, saran, dan
koreksi atas penyusunan dan penulisan skripsi
ini .
3.

Mbak Siswanti, Yosi, Sukengsi, Erwin, Farah,
Dewi,

Mbak Elzy, Setiana,

Linawati,

Meinica, Sylvia,

Nurrohmah, Helianti, Wilsa, Ridawati,

dan rekan-rekan lain yang tidak dapat disebutkan
satu persatu.
4.

Semua

pihak

yang

telah

membantu

kelancaran

penelitian dan penulisan skripsi ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu.

Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih
jauh dari sempurna:,

baik isi maupun susunannya.

Namun,

penulis menqharapkan semoqa skripsi ini dapat bermanfaat
baqi berbagai pihak yanq memerlukannya.

Boqor,

September 1993

Penulis

Biarlah denqan karya kecil ini,
nama Tuhan semakin dimuliakan.

.......

Dan ketekunan menimbulkan tahan
uji, dan tahan uji menimbulkan pengharapan
D a n pengharapan t i d a k
mengecewakan,
karena kasih Allah yang telah dicurahkan
di dalam hatikita oleh Roh Kudus yang
telah dikaruniakan kepada kita

...........

(

Roma 10

:4

-

5 )

Kupersembahkan karya kecil ini untuk yanq
tersayanq : Papa, Mama, S a n d y , dan
Chandra.

,

,

.. ,

.-,

,
,

...

MEMPELWBARI EFEK PEIVIAHASAPI UBI BALAR
( Ipamoea batatas ) TERHADAP BBOAVAILABILITV

Oleh
EPPY RUMONDANG

F 26.1313

1993
FAKULTAS TEBNOLOGI PERTANIAN
I N S T I T m PERTANIAN BOGOW

BOGOR

EPPY RUMONDANG. F: 26.1373. Mempelajari Efek Pemanasan
Ubi Jalar (Ipomoea batatas) Terhadap Bioavailability
Beta Karoten Provitamin A Pada Plasma dan Hati Tikus.
Di bawah bimbingan Fransisca Rungkat-Zakaria, MSc.
--

Ubi

jalar merupakan salah satu komoditi pangan

yang

dapat dijadikan sumber provitamin A karena mengandung
karotenoid yang tinggi.

Jenis karoten ubi jalar yang

mempunyai aktifitas vitamin A adalah trans-B-karoten.
Pengaruh pemanasan terhadap karotenoid ubi jalar
tergantung cara pengolaha'nnya.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat efek pemanasan
ubi jalar terhadap kandungan 8-karoten dan ketersediaan
hayatinya pada plasma dan hati tikus.

Tikus-tikus dibagi

atas lima kelompok yaitu: (1) kelompok perlakuan ubi jalar
rebus, (2) ubi jalar goreng, (3) kontrol standar,
(4) kontrol positif, dan (5) kontrol negatif. Penelitian

pendahuluan dilakukan untuk menentukan cara dan waktu
pemberian makan pada tikus, komposisi diet, kandungan
karotenoid ubi jalar, dan jumlah ubi jalar olahan yang
akan diberikan.
Pada penelitian utama dilakukan pemberian makan ubi
jalar rebus untuk masing-masing tikus kelompok 1 sebesar
30.35 gr/hari,

sedangkan

untuk

masing-masing

tikus

kelompok 2 sebesar 19.13 gr ubi jalar gorenglhari.
Disamping itu teeap diberikan diet kurang vitamin A
sebesar 10 gram dengan memperhatikan keseimbangan zat gizi
ubi jalar rebus dan ubi jalar goreng.
Kontrol standar diberi diet standar yang mengandung
vitamin A, kontrol positif diberi diet kurang vitamin A
dengan penambahan vitamin A sintetik, sedangkan kontrol
negatif diberi diet kurang vitamin A.

Jumlah diet yang

diberikan untuk ketiga kelompok tersebut masing-masing
sebesar 10 gram/hari.
Kelima kelompok tikus tersebut akan menjalani 3 masa
yaitu masa adaptasi (1 minggu), masa deplesi untuk
menghabiskan cadangan vitamin A di hati (15 minggu), dan
masa replesi untuk membentuk akumulasi vitamin A di hati
setelah pemberian ubi jalar rebus dan goreng (2 minggu).
Pada akhir percobaan dilakukan analisa akumulasi vitamin A
pada hati tikus.
Hasil penelitian menunjukkan kandungan B-karoten pada
ubi jalar goreng lebih tinggi dari kandungan B-karoten ubi
jalar rebus yaitu 9 . 4 1 pg/g ubi jalar goreng dan
5.93

pg/g ubi jalar rebus.

Jika dibandingkan dengan

kandungan B-karoten ubi jalar segar sebesar 8.61 pg/g maka
terjadi

penurunan kandungan

rebus sebesar 31.13%,

8-karoten pada ubi jalar

sedangkan dengan penggorengan

terjadi peningkatan sebesar 8.5%.

Hasil analisa HPLC menunjukkan kandungan retinol
vitamin A sintetY$ jauh lebih rendah dari akumulasi
retinol dari ubi jalar. Diet standar yang ditambahkan
mengandung 3 pg retinol/gr diet, sedangkan hasil HPLC
menunjukkan

kandungan retinol

yang

ada

sebesar

1.3 pg/gr diet.
Pertambahan berat badan tikus yang diberi vitamin A
sintetik lebih rendah dari berat badan tikus yang
mengkonsumsi ubi jalar rebus dan ubi jalar goreng.
Akumulasi retinol hati tikus yang diberi ransum ubi jalar
rebus dan goreng lebih tinqgi dari yang diberi vitamin A
sintetik.

Akumulasi rat;-rata

replesi dari kelompok

retinol hati setelah masa

tikus yang mengkonsumsi ubi jalar

rebus dan goreng adalah

347.77 pg dan 385.14pg, sedangkan

dengan pemberian diet yang mengandung vitamin A sintetik
hanya menghasilkan akumulasi retinol hati sebesar
32.20 pg.

Penyerapan karotenoid provitamin A ubi jalar

tampaknya lebih tinggi dari penyerapan
sintetik.

vitamin A

Hal ini mungkin disebabkan antara lain oleh

jumlah retinol total yang dimakan oleh tikus kelompok
kontrol positif selama 14 hari lebih rendah dari jumlah
retinol ekuivalen dari ubi jalar rebus dan ubi jalar
goreng .
Ketersediaan hayati ubi jalar goreng lebih tinggi
dari ubi jalar rebus.

Hal ini dapat dilihat dari

perbandingan akumulasi retinol hati dengan jumlah

R-karoten yang dikonsumsi selama masa replesi 14 hari.
Faktor konversi Rtkaroten menjadi vitamin A untuk ubi
jalar goreng rata-rata 1 1 6 . 6 2
6.62

yang berarti dari

pg R-karoten dapat dihasilkan 1 pg retinol.

Untuk

ubi jalar rebus diperoleh nilai faktor konversi sebesar
1/7.39
1

yang berarti dari 7.39

pg retinol.

pg R-karoten dihasilkan

Kedua nilai tersebut memang tidak jauh

berbeda dengan yang diperkirakan oleh FAOIWHO yaitu
seperenam. Dengan demikian, ketersediaan hayati ubi jalar
memang cukup baik di dalam tubuh, apalagi dengan adanya
lemak (minyak), disamping komposisi zat gizi ubi jalar itu

MEWELAJAR1 EFEK PE

PADA PLASMlA DAN HATl

Oleh
EPPY RuMOrnANG

F 26.1373

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
pada Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi

Fakultas Telmologi Pertanian
htitut Pertanian Bogor

1993

FAWLTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INslTlWT PERTANIAN BOGOR
BOGOR

INSTITOT PERTANIAN BOGOR

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

ELAJAR1 EFEK PEMANASAN UBI JAWi
( i p m a batatas) TERHADf4.P BIOAVXEABLLJTY

BETA - KAROTEN PROVITAMIB A
PADA PLASMA DAN HATI TIKUS

Oleh
EPPY RLMONDANG

SKRIPSI
sebagai salab satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEM\TOLQGI PERTANIAN
m Teknologi Pangan dan Gid
pada J
Institut Pedan
Bogor

Dilahirkan pada tanggal 18 November 1970
di Mentok, Bangka

Tanggal lulus : 10 September 1993
- ":-.

i-i":'.*,*,

.e

< il

l3ogor;$

September 1993

Dosen Pembimbing

KATA PWGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa atas berkatNya, sehingga skripsi ini dapat diselesai
dengan baik.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan banyak
terima kasih kepada :
1.

Dr. Ir. Fransisca Rungkat-Zakaria, MSc., selaku

dosen pembimbing yang telah membimbing dan
memberikan saran yang sangat bermanfaat mulai
persiapan sampai tersusunnya skripsi ini.
2.

Dr. Ir. Maggy T. Suhartono dan 11. Barsi K.,

selaku dosen tamu pada sidang ujian sarjana, yang
telah banyak memberikan kritikan, saran, dan
koreksi atas penyusunan dan penulisan skripsi
ini .
3.

Mbak Siswanti, Yosi, Sukengsi, Erwin, Farah,
Dewi,

Mbak Elzy, Setiana,

Linawati,

Meinica, Sylvia,

Nurrohmah, Helianti, Wilsa, Ridawati,

dan rekan-rekan lain yang tidak dapat disebutkan
satu persatu.
4.

Semua

pihak

yang

telah

membantu

kelancaran

penelitian dan penulisan skripsi ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu.

Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih
jauh dari sempurna:,

baik isi maupun susunannya.

Namun,

penulis menqharapkan semoqa skripsi ini dapat bermanfaat
baqi berbagai pihak yanq memerlukannya.

Boqor,

September 1993

Penulis