Wijayanti 2011 dan Pengaruh Perubahan Keuntungan Usaha Warung Tradisional dengan Munculnya Minimarket oleh Cakra Noviya R. 2011
sedangkan penelitian ini meneliti mengenai jasa pariwisata perhotelan.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang dikemukakan diatas, maka ruang lingkup penelitian dibatasi pada masalah-masalah yang akan menjadi pokok
pembahasan dalam penelitian ini yaitu: 1. Apakah biaya pemasaran mempengaruhi laba perusahaan PT. Garuda
Plaza Hotel Medan? 2. Apakah omzet penjualan memberi pengaruh terhadap laba perusahaan
PT. Garuda Plaza Hotel Medan?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan diatas, maka tujuan penelitian ini yaitu :
1. Untuk mengetahui pengaruh dari biaya pemasaran terhadap laba perusahaan PT. Garuda Plaza Hotel Medan.
2. Untuk mengetahui pengaruh dari omzet penjualan terhadap laba perusahaan PT. Garuda Plaza Hotel Medan.
1.4. Manfaat Penelitian
Dari penelitian yang dilakukan ini, diharapkan dapat memberikan manfaat yang dapat berguna bagi berbagai pihak yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Kepada pihak PT. Garuda Plaza Hotel Medan yakni manfaat khususnya dalam bidang biaya pemasaran dan omset penjualan terhadap laba
perusahaan. 2. Kepada ilmu pengetahuan dalam bidang pemasaran yakni manfaat
kepada peneliti lainnya yang melakukan penelitian khususnya didalam bidang pemasaran.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori 2.1.1.
Biaya pemasaran Pengertian biaya pemasaran menurut Mulyadi 2005:13 adalah
biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk, contohnya biaya iklan, biaya promosi,
biaya sampel. Biaya pemasaran dalam arti sempit dibatasi artinya sebagai biaya penjualan, yaitu biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk menjual produk ke pasar. Sedangkan biaya pemasaran dalam arti luas meliputi semua biaya yang terjadi
sejak saat produk selesai diproduksi dan disimpan dalam gudang sampai dengan produk tersebut diubah kembali dalam
bentuk uang tunai.
Sedangkan menurut Hansen Mowen 2001:47 biaya pemasaran adalah “biaya-biaya yang diperlukan untuk memasarkan produk atau jasa,
meliputi biaya gaji dan komisi tenaga jual, biaya iklan, biaya pergudangan dan biaya pelayanan pelanggan”.
Dan menurut Simamora 2002:37 biaya pemasaran atau penjualan Marketing Cost adalah “meliputi semua biaya yang dikeluarkan untuk
mendapat pesanan pelanggan dan menyerahkan produk atau jasa ke tangan pelanggan”.
Penggolongan biaya pemasaran
Secara garis besar menurut Mulyadi 2005:488 biaya pemasaran dapat dibagi menjadi dua golongan :
1. Biaya untuk memperoleh atau menimbulkan pesanan order getting cost
Yaitu semua biaya yang dikeluarkan dalam usaha untuk memperoleh pesanan yang terdiri dari biaya fungsi
Universitas Sumatera Utara
advertising dan biaya fungsi penjualan. Contoh biaya yang termasuk dalam golongan ini adalah biaya gaji
wiraniaga, komisi penjualan, biaya telepon kantor, penjualan, advertensi dan promosi.
2. Biaya memenuhi pesanan order filling cost Yaitu semua biaya yang terjadi dalam rangka memenuhi atau
melayani pesanan yang diterima dari pembeli. Contoh biaya yang termasuk dalam golongan ini adalah biaya gedung dan
penyimpanan, biaya pengepakan dan pengiriman, biaya pemberian kredit dan biaya penagihan.
Sedangkan menurut Supriyono 1993:205-207, jenis biaya, biaya pemasaran digolongkan ke dalam :
a. Hubungannya dengan kegiatan pemasaran, digolongkan menjadi:
1. Biaya pemasaran langsung Adalah biaya pemasaran yang terjadinya atau manfaatnya
dapat diidentifikasikan kepada obyek atau pusat biaya tertentu. Misalnya kepada fungsi pemasaran atau pusat-pusat
laba tertentu didalam usaha pemasaran.
2. Biaya pemasaran tidak langsung Adalah biaya pemasaran yang terjadinya atau manfaatnya
tidak dapat diidentifikasikan kepada obyek atau pusat biaya tertentu. Misalnya kepada fungsi pemasaran atau pusat-pusat
laba tertentu didalam usaha pemasaran.
b. Hubungannya dengan variabilitas biaya terhadap volume atas kegiatan, dalam penggolongan ini biaya dikelompokkan:
1. Biaya pemasaran tetap Biaya pemasaran yang jumlah totalnya tidak berubah
konstan dengan adanya perubahan kegiatan atau volume pemasaran sampai dengan tingkatan kapasitas tertentu.
Elemen biaya tetap misalnya: gaji manajer dan staf, biaya penyusutan, dan sebagainya.
2. Biaya pemasaran variabel Biaya pemasaran yang jumlah totalnya berubah secara
proporsional dengan perubahan kegiatan atau volume pemasaran. Semakin besar volume atau kegiatan pemasaran
semakin bersar jumlah biaya pemasaran variabel, demikian pula sebaliknya apabila volumenya rendah.
c. Penggolongan biaya pemasaran dihubungkan dengan dapat terkendalikan atau tidaknya suatu biaya. Dalam hal ini biaya
Universitas Sumatera Utara
dikelompokkan: 1. Biaya pemasaran terkendalikan
Biaya pemasaran yang secara langsung dapat dikendalikan atau dapat dipengaruhi oleh seorang pimpinan tertentu dalam
jangka waktu tertentu, berdasar wewenang yang dia miliki.
2. Biaya pemasaran tidak terkendalikan Biaya pemasaran yang tidak dapat dipengaruhi oleh seorang
pimpinan tertentu berdasar wewenang yang dia miliki, atau tidak dapat dipengaruhi oleh seorang pimpinan dalam jangka
waktu tertentu.
Menurut Mulyadi dalam bukunya Akuntansi Biaya 1999:570, Biaya pemasaran menurut fungsi pemasaran digolongkan sebagai berikut :
1. Fungsi penjualan → terdiri dari kegiatan untuk memenuhi
pesanan yang diterima dari pelangggan. Biaya fungsi penjualan terdiri dari: gaji karyawan fungsi penjualan, biaya
depresiasi kantor, biaya sewa kantor, dll.
2. Fungsi advertensi → fungsi advertensi terdir i dari kegiatan perancangan dan pelaksanaan kegiatan untuk mendapatkan
pesanan melalui kegiatan advertensi dan promosi. Biaya fungsi advertensi terdiri: gaji karyawan fungsi advertensi, biaya iklan,
biaya pameran, biaya promosi, biaya contoh sampel.
3. Fungsi pergudangan → fungsi pergudangan terdiri dari
kegiatan penyimpanan produk jadi yang siap untuk dijual. Biaya fungsi pergudangan terdiri: gaji karyawan gudang, biaya
depresiasi gudang, dan biaya sewa gudang.
4. Fungsi pembungkusan dan pengiriman → fungsi
pembungkusan dan pengiriman terdiri dari kegiatan pembungkusan produk dan pengiriman produk kepada
pembeli. Fungsi pembungkusan dan pengiriman terdiri: gaji karyawan pembungkusan dan pengiriman, biaya bahan
pembungkus, biaya pengiriman, biaya depresiasi kendaraan, biaya operasi kendaraan.
5. Fungsi kredit dan penagihan → fungsi kredit terdiri dari
kegiatan pemantauan kemampuan keuangan pelanggan dan penagihan piutang dari pelanggan. Biaya fungsi kredit dan
penagihan terdiri: gaji karyawan bagian penagihan, kerugian penghapusan piutang, potongan tunai.
6. Fungsi akuntansi pemasaran → fungsi akuntansi pemasaran
terdiri dari kegiatan pembuatan faktur dan penyelenggaraan catatan akuntansi penjualan. Biaya fungsi pemasaran terdiri
dari: gaji karyawan fungsi akuntansi pemasaran dan biaya.
Universitas Sumatera Utara
Karakteristik Biaya Pemasaran
Biaya pemasaran memiliki karakteristik yang berbeda dengan biaya produksi. Menurut Mulyadi dalam bukunya Akuntansi
Biaya 2005:489, Karakteristik biaya pemasaran adalah sebagai berikut :
a. Banyak ragam kegiatan pemasaran ditempuh oleh perusahaan dalam memasarkan produknya, sehingga perusahaan yang
sejenis produknya, belum tentu menempuh cara pemasaran yang sama. Hal ini sangat berlainan dengan kegiatan produksi. Dalam
memproduksi produk, pada umumnya digunakan bahan baku, mesin, dan cara produksi yang sama dari waktu ke waktu.
b. Kegiatan pemasaran seringkali mengalami perubahan sesuai dengan tuntutan perubahan kondisi pasar. Disamping terdapat
berbagai macam metode pemasaran, seringkali terjadi perubahan metode pemasaran untuk menyesuaikan dengan
perubahan kondisi pasar. Karena perubahan kebutuhan konsumen yang menghendaki pelayanan cepat, maka suatu
perusahaan mungkin akan mengganti saluran distribusinya yang selama ini digunakan. Begitu juga kegiatan perusahaan pesaing
akan mempunyai pengaruh terhadap metode pemasaran yang digunakan oleh suatu perusahaan, sehingga metode pemasaran
produk sangat fleksibel. Hal ini menimbulkan masalah penggolongan dan interpretasi biaya pemasaran.
c. Kegiatan pemasaran berhadapan dengan konsumen yang merupakan variabel yang tidak dapat dikendalikan oleh
perusahaan. Manajemen dapat mengendalikan biaya tenaga kerja, biaya bahan baku, jam kerja dan jumlah mesin yang
digunakan, tetapi tidak seorangpun dapat mengatakan apa yang dilakukan oleh konsumen. Dalam kegiatan produksi, efisiensi
diukur dengan melihat jumlah biaya yang dapat dihemat untuk setiap satuan produk yang diproduksi. Sebaliknya dalam
kegiatan pemasaran, kenaikan volume penjualan merupakan ukuran efisiensi meskipun tidak setiap kenaikan volume
penjualan diikuti dengan kenaikan laba.
d. Dalam biaya pemasaran terdapat biaya tidak langsung dan biaya bersama joint cost yang lebih sulit pemecahannya bila
dibandingkan dengan yang terdapat dalam biaya produksi. Jika suatu perusahaan menjual berbagai macam produk dengan cara
pemasaran yang berbeda-beda diberbagai daerah pemasaran, maka akan menimbulkan masalah biaya bersama yang
kompleks.
Universitas Sumatera Utara
2.1.2 Omzet penjualan
Kata omzet berarti jumlah, sedang penjualan berarti kegiatan menjual barang yang bertujuan mencari laba atau pendapatan. Jadi omzet
penjualan berarti jumlah penghasilan atau laba yang diperoleh dari hasil menjual barang atau jasa. Menurut Sutamto 1997:10 tentang pengertian
penjualan adalah “usaha yang dilakukan manusia untuk menyampaikan barang dan jasa kebutuhan yang telah dihasilkannya kepada mereka yang
membutuhkan dengan imbalan uang menurut harga yang telah ditentukan sebelumnya”.
Sedang Winardi 1991:12 menyatakan penjualan adalah “proses dimana si penjual atau produsen memastikan mengaktifkan dan memuaskan
kebutuhan atau keinginan pembeli atau konsumen agar dicapai mufakat dan manfaat baik bagi si penjual maupun si pembeli yang berkelanjutan dan
menguntungkan kedua belah pihak”. Dari pendapat tersebut maka penjualan itu merupakan kegiatan
menawarkan atau memasarkan barang dan jasa kepada pembeli yang berminat yang nantinya akan dibayar jika telah terjadi kesepakatan
mengenai harga barang atau jasa itu. Chaniago 1995:14 memberikan pendapat tentang omzet
penjualan adalah “keseluruhan jumlah pendapatan yang didapat dari hasil penjulan suatu barang atau jasa dalam kurun waktu tertentu”.
Swastha 1993:14 memberikan pengertian omzet penjualan adalah “akumulasi dari kegiatan penjualan suatu produk barang barang dan jasa
Universitas Sumatera Utara
yang dihitung secara keseluruhan selama kurun waktu tertentu secara terus menerus atau dalam satu proses akuntansi.”
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa omzet penjualan adalah keseluruhan jumlah penjualan barang atau jasa dalam kurun waktu
tertentu, yang dihitung berdasarkan jumlah uang yang diperoleh. Seorang pengelola usaha dituntut untuk selalu meningkatkan omset penjualan dari
hari ke hari, dari minggu ke minggu, dari bulan ke bulan dan dari tahun ke tahun. Hal ini diperlukan kemampuan dalam mengatur modal terutama
modal kerja agar kegiatan operasional perusahaan dapat terjamin kelangsungannya.
2.1.3. Laba Perusahaaan
Secara umum para pakar dalam bidang akuntansi mendefiniskan pengertian laba dengan berbagai macam deskripsi seperti menurut , Skousen
2009:240 laba adalah “ pengambilan atas investasi kepada pemilik. Hal ini mengukur nilai yang dapat diberikan oleh entitas kepada investor dan entitas
masih memiliki kekayaan yang sama dengan posisi awalnya” .
Lalu menurut Soemarso 2004:227 “angka terakhir dalam laporan
laba rugi adalah laba bersih net income. Jumlah ini merupakan kenaikan bersih terhadap modal. Sebaliknya, apabila perusahaan menderita rugi,
angka terakhir dalam laporan laba rugi adalah rugi bersih net loss”. “Laba adalah kenaikan modal aktiva bersih yang berasal dari
transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan
Universitas Sumatera Utara
usaha, dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempunyai badan usaha selama satu periode, kecuali yang timbul dari pendapatan revenue
atau investasi pemilik” Baridwan 1992:55. Menurut Harnanto 2003:444 pengertian laba secara umum adalah
“selisih dari pendapatan di atas biaya-biayanya dalam jangka waktu perioda tertentu. Laba sering digunakan sebagai suatu dasar untuk
pengenaan pajak, kebijakan deviden, pedoman investasi serta pengambilan keputusan dan unsur prediksi” .
Dan menurut Suwardjono 2008:464 laba dimaknai sebagai “imbalan atas upaya perusahaan menghasilkan barang dan jasa. Ini berarti
laba merupakan kelebihan pendapatan diatas biaya biaya total yang melekat kegiatan produksi dan penyerahan barang atau jasa”.
Menurut Harahap 1997 dalam teori ekonomi juga dikenal adanya istilah laba akan tetapi pengertian laba di dalam teori ekonomi berbeda
dengan pengertian laba menurut akuntansi. “Dalam teori ekonomi, para ekonom mengartikan laba sebagai suatu kenaikan dalam kekayaan
perusahaan, sedangkan dalam akuntansi, laba adalah perbedaan pendapatan yang direalisasi dari transaksi yang terjadi pada waktu dibandingkan dengan
biaya-biaya yang dikeluarkan pada periode tertentu”. “Pengukuran laba bukan saja penting untuk menentukan prestasi
perusahaan tetapi penting juga penting sebagai informasi bagi pembagian laba dan penentuan kebijakan investasi. Oleh karena itu, laba menjadi
informasi yang dilihat oleh banyak seperti profesi akuntansi, pengusaha,
Universitas Sumatera Utara
analis keuangan, pemegang saham, ekonom, fiskus, dan sebagainya” Harahap, 2001: 259.
Jenis-jenis Laba
Jenis-jenis laba menurut Tuanakotta 2000:157 mengemukakan jenis-jenis laba dalam hubungannya dengan perhitungan laba, yaitu ”laba
kotor, laba dari operasi dan laba bersih”. Sedangkan menurut Hendriksen 2000:155 menyatakan jenis-jenis
laba dalam hubungannya dengan perhitungan laba, yaitu : 1. Tambahan nilai value added
Yaitu harga jual produksi dan jasa perusahaan dikurangi harga pokok penjualan barang dan jasa yang dijual.
2. Laba bersih perusahaan Yaitu kelebihan hasil revenue dari biaya seluruh pendapatan
gain dan rugi biaya tidak termasuk bunga, pajak dan bagi hasil.
3. Laba bersih bagi investor Yaitu sama seperti laba bersih perusahaan tetapi setelah
dikurangi pajak penghasilan. 4. Laba bersih bagi pemegang saham residual
Yaitu laba bersih kepada pemegang saham dikurangi deviden saham preferen.
Menurut Soemarso 2002:74 mengatakan bahwa laba terdiri dari : 1. Laba bersih adalah selisih lebih pendapatan atas beban-beban
dan merupakan kenaikan bersih atas modal yang berasal dari kegiatan usaha.
2. Laba bruto adalah selisih antara penjualan bersih dengan harga pokok penjualan. Disebut bruto karena jumlah ini masih harus
dikurangi dengan beban-beban usaha. 3. Laba usaha adalah selisih antara laba bruto dan beban usaha
disebut laba usaha atau laba operasi. Laba usaha adalah laba yang diperoleh semata-mata dari kegiatan utama perusahaan.
4. Laba ditahan adalah jumlah akumulasi laba bersih dari sebuah perseroan terbatas dikurangi distribusi laba yang dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
Pengklasifikasian Laba
Menurut Belkaoui 2000:124 dalam menyajikan laporan laba rugi akan terlihat pengklasifikasian dalam penetapan pengukuran laba sebagai
berikut : 1. Laba kotor atas penjualan
Laba kotor atas penjualan merupakan selisih dari penjualan bersih dan harga pokok penjualan, laba ini dinamakan laba kotor
hasil penjualan bersih belum dikurangi dengan beban operasi lainnya untuk periode tertentu.
2. Laba bersih operasi perusahaan Laba bersih operasi perusahaan yaitu laba kotor dikurangi
dengan jumlah penjualan, biaya administrasi dan umum. 3. Laba bersih sebelum potongan pajak
Laba bersih sebelum potongan pajak merupakan pendapatan perusahaan secara keseluruhan sebelum potongan pajak
perseroan yaitu perolehan apabila laba dikurangi atau ditambah dengan selisih pendapatan dan biaya lain-lain.
4. Laba kotor sesudah potongan pajak Yaitu laba bersih setelah ditambah atau dikurangi dengan
pendapatan dan biaya non operasi dan dikurangi dengan pajak perseroan.
Konsep laba
Konsep laba menurut Harahap 2002:263 terdiri dari beberapa macam bentuk atau jenis diantaranya adalah :
A. Konsep laba akuntansi, dimana konsep ini menyatakan lima ciri khas laba akuntansi diantaranya adalah :
1. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi aktual yang dilakukan oleh perusahaan terutama pendapatan yang timbul
dari penjualan barang atau jasa dikurangi biaya yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
2. Didasarkan pada postulat periodik dan hubungan dengan prestasi keuangan perusahaan selama periode tertentu.
3. Didasarkan pada prinsip pendapatan dan membutuhkan definisi, pengukuran dan pengakuan pendapatan.
4. Membutuhkan pengukuran biaya dalam bentuk biaya historis yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan
hasil tertentu.
Universitas Sumatera Utara
5. Didasarkan pada prinsip “matching“ artinya hasil dikurangi biaya yang diterima atau dikeluarkan dalam periode yang
sama.
B. Konsep laba ekonomi yang menyatakan bahwa laba adalah kenaikan dalam kekayaan dan dikaitkan dengan praktik bisnis,
menurut Fisher seperti dikutip oleh belkaoui laba ekonomi sebagai deretan peristiwa yang dihubungkan dengan tiga
tahapan, yaitu : 1. Physical income yaitu konsumsi barang dan jasa pribadi
yang sebenarnya memberikan kesenangan fisik dan pemenuhan kebutuhan, laba jenis ini tidak dapat diukur.
2. Real income adalah ungkapan kejadian yang memberikan peningkatan terhadap kesenangan fisik. Ukuran yang
digunakan adalah “Biaya hidup” cost of living. 3. Money income merupakan hasil uang yang diterima dan
dimaksudkan untuk konsumsi dalam memenuhi kebutuhan hidup.
C. Konsep “Capital maintenance” menurut belkaoui ada dua konsep utama pemeliharaan modal atau pemulihan biaya, yaitu :
1. Financial capital dalam satuan unit uang yang terdiri dari: a. Money maintenance yaitu modal keuangan yang diukur
dengan jumlah unit uang modal keuangan diinvestasikan, dipelihara dan laba yang dihasilkan sama dengan aktiva
bersih yang disesuaikan dengan transaksi modal yang dinyatakan dalam satuan uang.
b. General purchasing power money maintenance yaitu modal keuangan diukur dengan jumlah unit daya beli yang
sama. Daya beli modal keuangan yang diinvestasikan dipelihara , laba yang dihasilkan sama dengan perubahan
dalam aktiva bersih diselesaikan dengan transaksi modal yang dinyatakan dalam satuan uang.
2. Physical capacity dalam satuan unit daya beli umum , terdiri dari :
a. Productive capacity maintenance yaitu modal fisik diukur dalam jumlah unit uang. Kapasitas produksi yang
digunakan dipelihara, kapasitas produksi dapat diartikan sebagai kapasitas fisik untuk berproduksi , volume barang
dan jasa yang sama dengan kapasitas atau memproduksi nilai barang dan jasa yang sama.
b. General purchasing power productive capacity maintenance, yaitu modal fisik diukur dalam jumlah unit
daya beli yang sama. Konsep ini disesuaikan dengan tingkat harga umum.
Universitas Sumatera Utara
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Laba
Menurut Mulyadi 2001:513 dalam buku “Akuntansi Manajemen” menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi laba, antara lain :
1. Biaya Biaya yang timbul dari perolehan atau mengolah suatu
produkjasa akan mempengaruhi harga jual produk yang bersangkutan
2. Harga jual Harga jual produkjasa akan mempengaruhi besarnya volume
penjualan produkjasa yang bersangkutan. 3. Volume penjualan dan produksi
Besarnya volume penjualan berpengaruh terhadap volume produksi, akan mempengaruhi besar kecilnya biaya produksi.
Sedangkan menurut Harahap 2002:233 menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi laba diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Perubahan dalam prinsip akuntansi Perubahan dalam prinsip akuntansi adalah perubahan yang
diterima umum dengan prinsip yang lain yang juga diterima umum yang lebih baik misalnya menggunakan metode
penyusutan straight line.
2. Perubahan dalam taksiran Perubahan dalam taksiran adalah merubah taksiran dari yang
ditetapkan setelah taksiran tersebut tidak sesuai dengan apa yang kita taksir. Misalnya taksiran umum seperti taksiran deposit,
barang tambang dan lain-lain. Jika beberapa lama kita mendapat informasi yang baru sehingga mengubah taksiran yang lama
tersebut.
3. Perubahan dalam laporan entity Perubahan dalam laporan entity adalah perubahan yang tejadi
sebagai akibat dari perubahan yang materil yang terjadi dalam entity yang sebelumnya dilaporkan melalui laporan keuangan,
misalnya anak perusahaan yang sebelumnya penting dibanding dengan keadaan sebelumnya.
Universitas Sumatera Utara
Kegunaan Laba
Menurut Harahap 2002:146 dalam buku “Teori Akuntansi” laba mempunyai peran yang sangat penting antara lain :
1. Laba digunakan sebagai perhitungan pajak. 2. Laba digunakan sebagai dasar perhitungan pembayaran
deviden kepada pemegang saham. 3. Laba dijadikan dasar dalam menentukan kebijakan investasi
dan pengambilan keputusan. 4. Laba dijadikan dasar dalam peramalan laba maupun kejadian
ekonomi perusahaan lainnya. 5. Laba dijadikan dasar dalam perhitungan dan penilaian efisiensi.
Peranan Laba dalam Perusahaan
Menurut Nafarin 2000:235 dalam buku “Penganggaran Perusahaan peranan laba dalam perusahaan” adalah sebagai berikut :
1. Menerapkan laba sebagai tujuan perusahaan yang paling utama untuk setiap usaha dan sebagai dasar untuk menekan
tingkat biaya, sehingga dapat memaksimalkan laba penjualan karena dengan meminimalkan biaya produksi maka laba yang
maksimal akan tercapai.
2. Sebagai kompensasi dari yang ditanamkan perusahaan maupun oleh pihak investor untuk melakukan kegiatan
perusahaan baik di bidang produksi ataupun penjualan. 3. Laba yang diterima dalam periode atau tahun sebelumnya
dikembalikan dalam bentuk dana usaha yang digunakan perusahaan untuk mengembangkan perusahaannya menuju ke
arah kemajuan yang dapat bersaing dengan perusahaan lain.
4. Laba digunakan sebagai jaminan sosial untuk para karyawan yang mendukung kegiatan kerjanya, agar mereka bekerja
dengan tenang karena kesejahteraan mereka telah dijamin oleh perusahaan dan mereka membalasnya dengan produktivitas
kerja.
5. Merupakan salah satu daya tarik untuk para investor baru untuk menanamkan modalnya ke dalam perusahaan yang
digunakan untuk mengembangkan perusahaan agar lebih maju dan lebih bersaing.
Universitas Sumatera Utara
Perencanaan Laba
Perencanaan laba menurut Mulyadi 2001:448 adalah “Perencanaan laba merupakan proses pembuatan rencana kerja untuk jangka
waktu satu tahun yang dinyatakan dalam satuan moneter dan satuan kuantitatif yang lain”.
Adapun alternatif-alternatif pembuatan rencana laba menurut Gordon 2000:409, dalam buku yang berjudul “Anggaran Perencanaan dan
Pengendalian Laba” adalah sebagai berikut : 1. Harga penjualan
Manajemen harus membuat kebijakan penetapan harga dan memperkirakan jumlah barang-barang yang dapat dijual pada
harga tertentu.
2. Kebijakan umum periklanan Keterbatasan-keterbatasan pengeluaran periklanan lokal
dibandingkan nasional, dan produk dibandingkan kelembagaan, merupakan area atau bidang keputusan dimana pilihan-pilihan
alternatif harus dibuat seawal mungkin dalam proses perencanaan.
3. Wilayah penjualan dan perluasan atau penciutan kekuatan penjualan
Keputusan-keputusan dalam fungsi-fungsi ini harus didasarkan atas studi penelitian tentang potensi pasar, baik oleh karyawan
perusahaan maupun oleh profesional dari luar.
4. Sales mix Proporsi penjualan adalah penekanan penjualan relatif untuk
berbagai produk yang dijual perusahaan. 5. Keseimbangan antara penjualan, produksi dan tingkat
persediaan Modal matematis dan penggunaan komputer berguna terutama
dalam memilih alternatif-alternatif ekonomi.
6. Pengeluaran untuk penelitian dan pengembangan Adalah salah satu dari bidang keputusan yang harus didasarkan
terutama pada tujuan jangka panjang. Pertimbangan persaingan dan kemampuan perusahaan untuk membiayai penelitian.
7. Pengeluaran untuk barang modal Analisis biaya dan laba rugi evaluasi diferensial biaya dan laba
rugi dan perhitungan arus kas yang ditunaikan merupakan
Universitas Sumatera Utara
pemikiran utama dalam menilai alternatif-alternatif dan memusatkan pembiayaan barang modal.
8. Menguji keputusan alternatif Aspek utama dari keputusan alternatif adalah memproyeksikan
hasil laba yang mungkin diperoleh suatu rencana laba sedang dibuat.
Tujuan Laba
Menurut Chairi dan Imam 2003:216 mengutarakan bahwa tujuan pelaporan laba adalah sebagai berikut :
a. Sebagai indikator efesiensi penggunaan dana yang tertahan dalam perusahaan yang diwujudkan dalam tingkat
kembaliannya. b. Sebagai dasar pengukuran prestasi manajemen.
c. Sebagai dasar penentuan besarnya perencanaan pajak. d. Sebagai alat pengendalian sumber daya ekonomi suatu negara.
e. Sebagai kompensasi dan pembagian bonus. f. Sebagai alat motivasi manajemen dalam pengendalian
perusahaan. g. Sebagai dasar bentuk kenaikan kemakmuran.
h. Sebagai dasar pembagian deviden.
Dari kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan dilaporkannya laba atau lebih dikenal dengan laba atau rugi adalah sebagai indikator
efesiensi penggunaan dana yang digunakan sebagai dasar untuk pengukuran, penentuan, pengendalian, motivasi prestasi manajemen dan
sebagai dasar kenaikan kemakmuran serta dasar pembagian deviden untuk para investor yang menanamkan modalnya pada perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Manfaat dan Keterbatasan Laba
Menurut Mulyadi 2001:224 dalam buku Akuntansi Manajemen terdapat manfaat dan keterbatasan laba :
A. Perencanaan laba mempunyai manfaat sebagai berikut : 1. Memberi pendekatan yang terarah dalam pemecahan
permasalahaan. 2. Memaksa pihak manajemen untuk mengadakan penelahaan
terhadap masalah yang dihadapinya secara teliti sebelum mengambil keputusan.
3. Menciptakan suasana organisasi yang mengarah kepada pencapaiaan laba dan mendorong timbulnya perilaku yang
sadar akan penghematan biaya dan pemanfaatan sumber daya secara maksimal.
4. Merancang peran serta dan mengkoordinasikan rencana operasi berbagai segmen dari keseluruhaan organisasi
manajemen, sehingga keputusan akhir dari rencana saling terkaitdapat menggambarkan keseluruhaan organisasi dalam
bentuk rencana terpadu dan menyeluruh.
5. Menawarkan kesempatan untuk menilai secara sistematik setiap segi atau aspek organisasi untuk memeriksa dan
memperbaharui kebijakan dan pedoman dasar secara berkala. 6. Mengkoordinasikan semua kegiatan perusahaan kedalam
suatu prosedur perencanaan anggaran yang terarah. 7. Berperan sebagai tolak ukur atau standar untuk mengukur
hasil kegiatanserta menilai kebijakan manajemendan tingkat kemampua setiap pelaksanaan kegiatan.
B. Perencanaan laba mempunyai keterbatasan sebagai berikut : 1. Rencaa laba didasarkanpada taksiran – taksiran yang akan
tergantung kepada ketelitian penyusunannya, maka dalam mengestimasi diperlukan modifikasi bila di perlukan suatu
perubahaan.
2. Pelaksanaan rencana memerlukan waktu, manajemen sering kali putus asa karena teralu banyak berharap dalam tempo
yang singkat. 3. Perencanaan laba akan efektif jika hanya semua pemimpin
yang bertanggung jawab melakukan usaha secara terus menerus dan agresif kerah penyelesaian.
Universitas Sumatera Utara
Pengaruh Pendapatan Terhadap Laba Perusahaan
Mulyadi 2001:229 dalam buku “Akuntansi Manajemen” menyatakan bahwa :
“Degree of operating leverage, yaitu merupakan ukuran yang menunjukan presentase perubahaan laba sebagai dampak
terjadinya sekian persen perubahaan hasil pendapatan. Misalnya manajer pemasaran mengajukan usulan untuk
memberikan hadiah kepada para pembeli produk perusahaan dengan harapan terjadi kenaikan pendapatan, maka
manajemen puncak dapat mengetahui dengan cepat dampak kenaikan pendapatan tersebut terhadap laba perusahaan”.
Adapun perencanaan dan pengendalian laba menurut Gordon 2000:27 dalam buku “Profit Planning and Control” , menyatakan bahwa:
Perencanaan dan pengendalian laba PPL yang komprehensip, diartikan sebagai proses yang ditujukan untuk
membantu melaksanakan fungsi perencanaan dan pengendalian secara efektif. Model perencanaan dan
pengendalian laba mencakup :
1. Pengembalian dan aplikasi dari tujuan perusahaan yang
jelas dan jangka panjang. 2. Menspesifikasikan tujuan perusahaan.
3. Mengembangkan strategi perencanaan laba jangka panjang dalam arti luas.
4. Menspesifikasikan strategi perencanaan laba jangka pendek dengan perinciaan mengenaipendelegasian tanggung jawab
divisi, departemen, proyek. 5. Membuat sistem pelaporan kinerja periodic dengan perincian
mengenai pertanggung jawabaannya.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No. Nama Peneliti
Judul Penelitian Nama Jurnal
Tahun Penelitian Permasalahan dan
Model Penelitian Variabel Pengamatan
dan Hipotesis Methode Analisis dan
Kesimpulan
1. Pardiana Wijayanti.
Analisis Pengaruh Perubahan
Keuntungan Usaha Warung Tradisional
dengan Munculnya Minimarket Studi
Kasus di Kecamatan Pedurungan Kota
Semarang. Skripsi, Universitas
Diponogoro, Fakultas Ekonomi.
2011. Permasalahannya
adalah :
1. Bagaimana pengaruh perubahan omset
penjualan terhadap perubahan
keuntungan usaha warung tradisional
akibat munculnya minimarket ?
2. Bagaimana pengaruh jarak terhadap
perubahan keuntungan usaha
warung tradisional akibat munculnya
minimarket ? 3. Bagaimana pengaruh
diversifikasi produk terhadap perubahan
keuntungan usaha warung tradisional
akibat munculnya minimarket ?
Model Penelitian yang digunakan adalah
OLS Ordinary Least Square atau metode
kuadrat terkecil biasa. Variabel yang
terkandung adalah pasar modern dan pasar
tradisional, struktur pasar,
keuntungan, omzet penjualan,
jarak dan diversifikasi produk.
Hipotesis : 1.Perubahan omzet
penjualan diduga berpengaruh signifikan
terhadap perubahan keuntungan
usaha warung tradisional dengan
munculnya minimarket disekitar
warung. 2. Jarak diduga
berpengaruh signifikan terhadap perubahan
keuntungan usaha warung tradisional
dengan munculnya minimarket disekitar
warung. 3. Diversifikasi produk
diduga berpengaruh signifikan terhadap
perubahan keuntungan usaha
warung tradisional dengan munculnya
minimarket disekitar warung
Untuk menganalisis data yang diperoleh, akan
dianalisis dengan menggunakan analisis
regresi berganda dengan pendekatan OLS Ordinary
Least Square atau metode
kuadrat terkecil biasa. Dalam penelitian ini
menggunakan satu variabel kuantitatif dan
dua variabel kualitatif untuk variabel independen.
Model persamaannya dapat dirumuskan sebagai berikut
:
π = +
1
X
1
+
2
X
2
+
3
X
3
+
Diperoleh bahwa perubahan omzet
penjualan berpengaruh positif terhadap perubahan
keuntungan usaha yang ditunjukkan dengan tanda
positif. Jadi dapat disimpulkan bahwa
semakin besar perubahan omset penjualan yang
disebabkan munculnya minimarket, maka
semakin besar pula perubahan keuntungan
yang diterima oleh pemilik warung
tradisional.
Universitas Sumatera Utara
2. Angga Cakra Noviya
R. Pengaruh Biaya
Pemasaran Terhadap Laba Operasional
Studi Kasus pada Perusahaan Makanan
Lintang Tasikmalaya.
Skripsi, Universitas Siliwangi, Fakultas
Ekonomi. 2011.
Permasalahannya adalah :
1. Bagaimana biaya pemasaran di
perusahaan. 2. Bagaimana laba
operasional di perusahaan.
3. Bagaimana pengaruh biaya
pemasaran terhadap laba operasional pada
Perusahaan Makanan Lintang Tasikmalaya.
Model Penelitian yang digunakan adalah
OLS Ordinary Least Square atau metode
kuadrat terkecil biasa. Variabel yang
terkandung adalah
laba operasional dan biaya pemasaran
Hipotesisnya adalah biaya pemasaran
berpengaruh terhadap laba operasional
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif
verifikasi yaitu suatu metode dalam meneliti
status kelompok manusia, suatu objek, suatu set
kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu
kelas peristiwa pada masa sekarang dengan
membandingkan teori dengan kenyataan di
lapangan. Menggunakan pendekatan
studi kasus yaitu penelitian ilmiah yang
membahas dan menganalisa masalah
berdasarkan kondisi yang sebenarnya terjadi pada
perusahaan yang diteliti. Kesimpulan yang didapat
sebagai berikut : 1. Biaya pemasaran yang
ada di Perusahaan Makanan Kue Lintang
Tasikmalaya pada umumnya menunjukkan
peningkatan. Hal ini disebabkan karena
perusahaan ingin terus meningkatkan penjualan
dengan cara memperkenalkan produk
ke seluruh Nusantara.
2. Laba operasional yang diperoleh Perusahaan
Makanan Kue Lintang Tasikmalaya pada
umumnya mengalami kenaikan dari tahun ke
tahun. Hal ini berkaitan
Universitas Sumatera Utara
erat dengan meningkatkan terus pemasarannya
sehingga laba operasional yang diperoleh menjadi
semakin meningkat.
3. Berdasarkan hasil pengujian SPSS Ver. 17.0
bahwa besarnya pengaruh biaya pemasaran terhadap
laba operasional atas uji hipotesis dengan
menggunakan α = 0,05 dengan tingkat keyakinan
95 teruji bahwa pada Perusahaan makanan Kue
Lintang Tasikmalaya, biaya pemasaran
berpengaruh signifikan terhadap laba operasional
yang berarti jika biaya pemasaran naik maka laba
operasional pun akan mengalami kenaikan pula.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 2.3 Kerangka Konseptual
Berdasarkan pemaparan pada rumusan masalah serta landasan teori dan penelitian terdahulu, telah dapat disusun kerangka konseptual sebagai bagan
pemikiran pada penelitian ini sebagaimana gambar 2.1 berikut:
H : 1
H : 2
Variabel biaya pemasaran X1 diduga memberi pengaruh terhadap laba perusahaan Y secara positif dan signifikan. Selanjutnya variabel omset
penjualan X2 diperkirakan memberi pengaruh terhadap laba perusahaan Y secara positif dan signifikan, sehingga variabel bebas X1 dan X2 dianggap
memberi pengaruh terhadap laba perusahaan Y secara positif dan signifikan. Biaya Pemasaran
X1 Bi
P Laba Perusahaan
Y Omzet Penjualan
X2
Universitas Sumatera Utara
2.4 Hipotesis