Biaya Pemasaran Dan Perubahan Omzet Penjualan Serta Pengaruhnya Terhadap Laba Perusahaan

(1)

SKRIPSI

BIAYA PEMASARAN DAN PERUBAHAN OMZET PENJUALAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP LABA PERUSAHAAN

OLEH

AINI ZETARA SIREGAR 090503157

PROGRAM STUDI STRATA-1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul :

“ Biaya Pemasaran dan Perubahan Omzet Penjualan serta Pengaruhnya Terhadap Laba Perusahaan” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi level program S-1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Semua sumber data informasi yang diperoleh, telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Apabila kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, Desember 2013 Yang Membuat Pernyataan

Aini Zetara Siregar NIM : 090503157


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, anugerah, kekuatan dan kesehatan bagi saya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Tanpa ridho dan rahmat-Nya mustahil bagi saya untuk dapat menyiapkan tugas akhir ini.

Skripsi ini saya persembahkan untuk keluarga tercinta yang selalu mendukung dan mendoakan saya. Untuk kedua orang tua saya yang sangat saya cintai, Muhammad Akbar Siregar dan Lina Herlina yang telah memberikan kasih sayang tulus, doa dan dukungan dalam setiap langkah saya menyelesaikan skripsi ini.

Adapun skripsi ini yang berjudul “Biaya Pemasaran dan Perubahan Omzet Penjualan serta Pengaruhnya Terhadap Laba Perusahaan”, yang ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Strata satu pada Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini, tidak lupa saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah memberikan bimbingan, nasihat dan bantuan selama proses penyusunan skripsi ini.

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec. Ac, Ak, CA, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, selaku Ketua


(4)

Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M,Si, Ak, selaku Ketua Program Studi S-1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak, selaku Sekretaris Program Studi S-1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Naleni Indra, MM, Ak, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak membantu dan memberikan pengarahan kepada penulis dari awal hingga selesainya skripsi ini.

5. Ibu Dra. Narumondang Bulan Siregar, MM, Ak, selaku Dosen Pembaca yang telah banyak membantu dan memberikan pengarahan kepada penulis.

6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah membimbing saya selama menuntut ilmu di fakultas ini serta seluruh staf dan pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Kepada adik-adik saya, Andri Harun Siregar dan Anggi Zhafira Siregar yang senantiasa memberi masukan dan saran guna memperlancar penulisan skripsi ini serta memberi saya semangat.

Untuk teman-teman kesayangan saya ucapkan terima kasih Nesya, Wira, Fika, Yuri, Sasa, Ade, Pidja, Sita dan Adlin. Untuk teman-teman stambuk ’09 S1 Akuntansi yang khususnya Gadis, Dodo, Syifa, Ica,


(5)

Nisa, Yudis, Haris, Wando dan Dolly yang sudah sangat mendukung saya dalam mengerjakan skripsi ini.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Pimpinan Garuda Plaza Hotel Medan Bapak Hendra Arbie beserta seluruh staf-staf yang telah mengijinkan dan membantu proses pelaksanaan penelitian di perusahaan tersebut.

Penulis menyadari banyak terdapat kekurangan dalam skripsi ini, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.

Medan, Desember 2013 Penulis

Aini Zetara Siregar NIM : 090503157


(6)

ABSTRAK

BIAYA PEMASARAN DAN PERUBAHAN OMZET PENJUALAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP LABA PERUSAHAAN

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah biaya pemasaran dan perubahan omzet penjualan berpengaruh secara parsial maupun stimultan terhadap laba perusahaan pada PT. Garuda Plaza Hotel Medan pada periode 2010 sampai dengan 2012.

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah wawancara dan perbanyakan bahan dan dioleh kedalam data bulanan. Data yang digunakan adalah laporan keuangan dari PT. Garuda Plaza Hotel Medan yang diambil langsung dari bagian accounting. Adapun variabel yang berkaitan dengan penelitian ini adalah biaya pemasaran dan perubahan omzet penjualan sebagai variabel bebas dan laba perusahaan sebagai variabel terikat. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis statistik.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan dan parsial biaya pemasaran dan perubahan omzet penjualan berpengaruh secara signifikan terhadap laba perusahaan.

Kata Kunci : Biaya Pemasaran, Perubahan Omzet Penjualan, Laba Perusahaan, PT. Garuda Plaza Hotel Medan.


(7)

ABSTRACT

THE COST OF MARKETING AND SALES TURNOVER INFLUENCE AGAINST COMPANY NET INCOME

The purpose of this research was to examine the impact of cost of marketing and sales turnover of PT.Garuda Plaza Hotel Medan net income in 2010 until 2012 partially and simultaneously.

Sampling method that used was interview and collecting company annual reports. Data that used in this research was financial statement of PT. Garuda Plaza Hotel Medan which directly took from accounting staff. As for variables in this research was cost of marketing and sales turnover as independent variable and net income as dependent variable. Research methodology that used was descriptive analysis method and the method of statistical analysis.

The results of this research were confirmed that cost of marketing and sales turnover had significant influence to net income either simultaneously or partially.

Keywords: Cost of Marketing, Sales Turnover, Net Income, PT. Garuda Plaza Hotel Medan.


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori ... 6

2.1.1. Biaya Pemasaran ... 6

2.1.2. Omzet Penjualan ... 10

2.1.3. Laba Perusahaan ... 11

2.2. Penelitian Terdahulu ... 22

2.3. Kerangka Konseptual ... 25

2.4. Hipotesis Penelitian ... 26

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ... 27

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 28

3.3. Batasan Operasional ... 28

3.4. Definisi Operasional ... 28

3.4.1. Biaya Pemasaran ... 28

3.4.2. Omzet Penjualan ... 29

3.4.3. Laba Perusahaan ... 29

3.5. Skala Pengukuran Variabel ... 30

3.6. Populasi Penelitian ... 30

3.7. Jenis Data ... 30

3.8. Metode Pengumpulan Data ... 31

3.9. Teknik Analisis ... 32

3.9.1 Analisis Deskriptif ... 32

3.9.2 Uji Asumsi Klasik ... 33

3.9.2.1. Uji Normalitas ... 34


(9)

3.9.2.4. Uji Heteroskedastisitas ... 37

3.9.3 Uji Hipotesis ... 37

3.9.3.1. Koefisien Determasi (R-Square) ... 38

3.9.3.2. Uji T ... 38

3.9.3.3. Uji F ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Penelitian ... 43

4.2. Hasil Penelitian ... 44

4.2.1. Statistik Deskriptif ... 44

4.2.2. Uji Asumsi Klasik ... 46

4.2.2.1. Uji Normalitas ... 46

4.2.2.2. Uji Multikolinearitas ... 48

4.2.2.3. Uji Autokorelasi ... 49

4.2.2.4. Uji Heteroskedastisitas ... 50

4.2.3. Pengujian Hipotesis ... 51

4.2.3.1. Uji Koefisien Determinasi... 51

4.2.3.2. Uji Signifikan Simutan (Uji F) ... 52

4.2.3.3. Uji Signifikan Parsial (Uji T) ... 53

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian ... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 58

5.2. Keterbatasan Penelitian ... 59

5.3. Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 61


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul

Tabel 2.1. Peneliti Terdahulu ... 22

Halaman Tabel 4.1. Jenis dan Harga Sewa Kamar ... 43

Tabel 4.2. Statistik Deskriptif ... 45

Tabel 4.3. Hasil Uji Multikolinearitas ... 48

Tabel 4.4. Hasil Uji Autokorelasi ... 49

Tabel 4.5. Hasil Uji Hipotesis ... 51

Tabel 4.6. Hasil Uji F ... 52


(11)

DAFTAR GAMBAR Nomor Judul

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual ... 25

Halaman Gambar 3.1. Daerah Kritis Pengujian T-Test ... 39

Gambar 3.2. Daerah Kritis Pengujian F-Test ... 41

Gambar 4.1. Histogram Uji Normalitas ... 46

Gambar 4.2. Grafik Normal P-Plot Uji Normalitas ... 47


(12)

DAFTAR LAMPIRAN Nomor Judul

Lampiran 1 Data Penelitian ... 64

Halaman Lampiran 2 Statistik Deskriptif ... 65

Lampiran 3a Uji Histogram Uji Normalitas... 65

Lampiran 3b Grafik Normal P-Plot Uji Normalitas ... 66

Lampiran 4 Uji Multikolinearitas ... 66

Lampiran 5 Uji Autokorelasi ... 67

Lampiran 6 Tabel DW ... 68

Lampiran 7 Scatterplot Uji Heteroskedastisitas ... 69

Lampiran 8 Uji Hipotesis ... 70

Lampiran 9 Uji F... 70

Lampiran 10 Tabel F... 71

Lampiran 11 Uji T... 72


(13)

ABSTRAK

BIAYA PEMASARAN DAN PERUBAHAN OMZET PENJUALAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP LABA PERUSAHAAN

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah biaya pemasaran dan perubahan omzet penjualan berpengaruh secara parsial maupun stimultan terhadap laba perusahaan pada PT. Garuda Plaza Hotel Medan pada periode 2010 sampai dengan 2012.

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah wawancara dan perbanyakan bahan dan dioleh kedalam data bulanan. Data yang digunakan adalah laporan keuangan dari PT. Garuda Plaza Hotel Medan yang diambil langsung dari bagian accounting. Adapun variabel yang berkaitan dengan penelitian ini adalah biaya pemasaran dan perubahan omzet penjualan sebagai variabel bebas dan laba perusahaan sebagai variabel terikat. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis statistik.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan dan parsial biaya pemasaran dan perubahan omzet penjualan berpengaruh secara signifikan terhadap laba perusahaan.

Kata Kunci : Biaya Pemasaran, Perubahan Omzet Penjualan, Laba Perusahaan, PT. Garuda Plaza Hotel Medan.


(14)

ABSTRACT

THE COST OF MARKETING AND SALES TURNOVER INFLUENCE AGAINST COMPANY NET INCOME

The purpose of this research was to examine the impact of cost of marketing and sales turnover of PT.Garuda Plaza Hotel Medan net income in 2010 until 2012 partially and simultaneously.

Sampling method that used was interview and collecting company annual reports. Data that used in this research was financial statement of PT. Garuda Plaza Hotel Medan which directly took from accounting staff. As for variables in this research was cost of marketing and sales turnover as independent variable and net income as dependent variable. Research methodology that used was descriptive analysis method and the method of statistical analysis.

The results of this research were confirmed that cost of marketing and sales turnover had significant influence to net income either simultaneously or partially.

Keywords: Cost of Marketing, Sales Turnover, Net Income, PT. Garuda Plaza Hotel Medan.


(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Laba merupakan salah satu indikator kesuksesan perusahaan yang merupakan salah satu tujuan pokok perusahaan, agar perusahaan tetap bertahan hidup dan berkembang lebih lanjut. Perusahaan atau bisnis menurut Madura (2007:6) adalah:

usaha yang menyediakan produk atau jasa yang diinginkan pelanggan. Bisnis menerima pendapatan ketika bisnis tersebut menjual produk atau jasanya. Bisnis tersebut mengeluarkan beban dari membayar karyawannya dan ketika membeli mesin atau fasilitas. Selisih antara pendapatan dan beban adalah laba yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Laba perusahaan tersebut diserahkan kepada pemilik bisnis dengan demikian, pemilik yang menciptakan suatu bisnis memiliki intensif yang kuat untuk memastikan bahwa bisnis tersebut berhasil, karena mereka secara langsung memperoleh manfaat dari usaha.

Suatu perusahaan tidak akan mampu bertahan dalam jangka panjang dan mencapai tujuan lain sebagaimana telah direncanakan apabila perusahaan tidak mampu meningkatkan volume penjualan. Dengan perolehan laba yang maksimal, kinerja manajemen perusahaan dapat dinilai dengan baik. Untuk meningkatkan pencapaian laba yang maksimal perusahaan sebaiknya melakukan pemasaran jasa atau produk mereka sehingga akan berpengaruh pada laba perusahaaan, dimana pemasaran menurut Abdullah dan Francis (2012:22) adalah “proses perencanaan dan pelaksanaan dari perwujudan, pemberian harga, promosi dan distribusi dari barang- jasa dan gagasan untuk menciptakan pertukaran dengan kelompok sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan dan tujuan organisasi”.


(16)

Kegiatan pemasaran yang dilakukan perusahaan ini salah satunya dengan cara mengadakan promosi baik melalui iklan media cetak maupun media elektronik dan melului promosi penjualan yang berupa diskon dan potongan harga untuk menjaga agar kegiatan pemasaran berjalan dengan efektif dan efisien maka harus ditunjang dengan biaya pemasaran yang memadai dimana biaya pemasaran menurut Kotler (2000:8) adalah “suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya terdapat individu dan kelompok yang mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan dan menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain”.

Penelitian ini akan membahas mengenai biaya pemasaran dan perubahan omzet penjualan terhadap efektivitas pencapaian laba perusahaan sehingga dapat diketahui bagaimana pengaruh biaya pemasaran dan perubahan omzet tersebut, khususnya terhadap pencapaian laba. Dan omzet penjualan menurut kamus Bahasa Indonesia (2008:626) adalah “jumlah hasil penjualan (dagangan), omzet penjualan total jumlah penjualan barang atau jasa dari laporan laba-rugi perusahaan (laporan operasi) selama periode penjualan tertentu”. Dari definisi di atas dapat dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan omzet penjualan adalah “total jumlah barang dan jasa yang dihitung berdasarkan jumlah laba bersih dari laporan laba-rugi perusahaan (laporan operasi) selama suatu masa jual”.

Tema penelitian ini dipilih agar tercapainya salah satu dari tujuan perusahaan, untuk itu manajemen harus dapat mengalokasikan secara optimal biaya pemasaran yang tersedia diperusahaan dengan sasaran yang tepat.


(17)

Subjek penelitian ini, adalah Hotel Garuda Plaza berlokasi di Jalan Sisingamangaraja nomor 18 Medan. Hotel ini disertifikasi dengan bintang empat. Mulai beroperasi tahun 1978 dimana pada awal pendirian hotel ini disertifikasi bintang empat. Garuda Plaza Hotel menawarkan 240 kamar serta 9 ruangan untuk kegiatan pertemuan atau seminar yang dilengkapi dengan peralatan standart modern dan peralatan informasi, restoran, coffee shop, life music, service di kamar 24 jam, ruang untuk kegiatan bisnis, kolam renang, pencucian dan pengeringan pakaian, salon kecantikan, kantor tour agent dan travel agent, kantor air line, penyewaan kendaraan, bantuan pengobatan 24 jam, ATM, konsierg, tukang cukur atau penata rambut, photocopy, dan gift shop.

Penulis memilih Garuda Plaza Hotel karena karena pelayanan jasa pariwisata menarik untuk dijadikan objek penelitian dan juga beberapa orang dari staf Garuda Plaza Hotel telah dikenal penulis. Dari hasil pertemuan dengan pihak manajemen Garuda Plaza Hotel berbicara tentang laba, pengelola mengeluhkan masalah akuntansi keuangan dimana laba perusahaan berfluktuasi setiap bulannya. Sementara biaya pemasaran setiap tahunnya bertambah terus nilainya sehingga manajemen Garuda Plaza Hotel menilai ada yang tidak sesuai dan harus diteliti. Sedangkan omzet penjualan adalah seperti laba perusahaan berfluktuasi sehingga penulis meyakini perlu diteliti korelasi diantara biaya pemasaran dan omzet penjualan terhadap laba perusahaan.

Berdasarkan penelitian terdahulu yang meneliti tentang Pengaruh Biaya Pemasaran Terhadap Laba Operasional pada Perusahaan Makanan oleh Pardiana


(18)

Wijayanti (2011) dan Pengaruh Perubahan Keuntungan Usaha Warung Tradisional dengan Munculnya Minimarket oleh Cakra Noviya R. (2011) sedangkan penelitian ini meneliti mengenai jasa pariwisata perhotelan.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang dikemukakan diatas, maka ruang lingkup penelitian dibatasi pada masalah-masalah yang akan menjadi pokok pembahasan dalam penelitian ini yaitu:

1.Apakah biaya pemasaran mempengaruhi laba perusahaan PT. Garuda Plaza Hotel Medan?

2.Apakah omzet penjualan memberi pengaruh terhadap laba perusahaan PT. Garuda Plaza Hotel Medan?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan diatas, maka tujuan penelitian ini yaitu :

1. Untuk mengetahui pengaruh dari biaya pemasaran terhadap laba perusahaan PT. Garuda Plaza Hotel Medan.

2. Untuk mengetahui pengaruh dari omzet penjualan terhadap laba perusahaan PT. Garuda Plaza Hotel Medan.

1.4. Manfaat Penelitian


(19)

1. Kepada pihak PT. Garuda Plaza Hotel Medan yakni manfaat khususnya dalam bidang biaya pemasaran dan omset penjualan terhadap laba perusahaan.

2. Kepada ilmu pengetahuan dalam bidang pemasaran yakni manfaat kepada peneliti lainnya yang melakukan penelitian khususnya didalam bidang pemasaran.


(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Biaya pemasaran

Pengertian biaya pemasaran menurut Mulyadi (2005:13) adalah biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk, contohnya biaya iklan, biaya promosi, biaya sampel. Biaya pemasaran dalam arti sempit dibatasi artinya sebagai biaya penjualan, yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menjual produk ke pasar. Sedangkan biaya pemasaran dalam arti luas meliputi semua biaya yang terjadi sejak saat produk selesai diproduksi dan disimpan dalam gudang sampai dengan produk tersebut diubah kembali dalam bentuk uang tunai.

Sedangkan menurut Hansen & Mowen (2001:47) biaya pemasaran adalah “biaya-biaya yang diperlukan untuk memasarkan produk atau jasa, meliputi biaya gaji dan komisi tenaga jual, biaya iklan, biaya pergudangan dan biaya pelayanan pelanggan”.

Dan menurut Simamora (2002:37) biaya pemasaran atau penjualan

(Marketing Cost) adalah “meliputi semua biaya yang dikeluarkan untuk mendapat pesanan pelanggan dan menyerahkan produk atau jasa ke tangan pelanggan”.

Penggolongan biaya pemasaran

Secara garis besar menurut Mulyadi (2005:488) biaya pemasaran dapat dibagi menjadi dua golongan :

1. Biaya untuk memperoleh atau menimbulkan pesanan (order getting cost)


(21)

advertising dan biaya fungsi penjualan. Contoh biaya yang termasuk dalam golongan ini adalah biaya gaji wiraniaga, komisi penjualan, biaya telepon kantor, penjualan, advertensi dan promosi.

2. Biaya memenuhi pesanan (order filling cost)

Yaitu semua biaya yang terjadi dalam rangka memenuhi atau melayani pesanan yang diterima dari pembeli. Contoh biaya yang termasuk dalam golongan ini adalah biaya gedung dan penyimpanan, biaya pengepakan dan pengiriman, biaya pemberian kredit dan biaya penagihan.

Sedangkan menurut Supriyono (1993:205-207), jenis biaya, biaya pemasaran digolongkan ke dalam :

a. Hubungannya dengan kegiatan pemasaran, digolongkan menjadi:

1. Biaya pemasaran langsung

Adalah biaya pemasaran yang terjadinya atau manfaatnya dapat diidentifikasikan kepada obyek atau pusat biaya tertentu. Misalnya kepada fungsi pemasaran atau pusat-pusat laba tertentu didalam usaha pemasaran.

2. Biaya pemasaran tidak langsung

Adalah biaya pemasaran yang terjadinya atau manfaatnya tidak dapat diidentifikasikan kepada obyek atau pusat biaya tertentu. Misalnya kepada fungsi pemasaran atau pusat-pusat laba tertentu didalam usaha pemasaran.

b. Hubungannya dengan variabilitas biaya terhadap volume atas kegiatan, dalam penggolongan ini biaya dikelompokkan:

1. Biaya pemasaran tetap

Biaya pemasaran yang jumlah totalnya tidak berubah (konstan) dengan adanya perubahan kegiatan atau volume pemasaran sampai dengan tingkatan kapasitas tertentu. Elemen biaya tetap misalnya: gaji manajer dan staf, biaya penyusutan, dan sebagainya.

2. Biaya pemasaran variabel

Biaya pemasaran yang jumlah totalnya berubah secara proporsional dengan perubahan kegiatan atau volume pemasaran. Semakin besar volume atau kegiatan pemasaran semakin bersar jumlah biaya pemasaran variabel, demikian pula sebaliknya apabila volumenya rendah.

c. Penggolongan biaya pemasaran dihubungkan dengan dapat terkendalikan atau tidaknya suatu biaya. Dalam hal ini biaya


(22)

dikelompokkan:

1. Biaya pemasaran terkendalikan

Biaya pemasaran yang secara langsung dapat dikendalikan atau dapat dipengaruhi oleh seorang pimpinan tertentu dalam jangka waktu tertentu, berdasar wewenang yang dia miliki. 2. Biaya pemasaran tidak terkendalikan

Biaya pemasaran yang tidak dapat dipengaruhi oleh seorang pimpinan tertentu berdasar wewenang yang dia miliki, atau tidak dapat dipengaruhi oleh seorang pimpinan dalam jangka waktu tertentu.

Menurut Mulyadi dalam bukunya Akuntansi Biaya (1999:570), Biaya pemasaran menurut fungsi pemasaran digolongkan sebagai berikut :

1. Fungsi penjualan → terdiri dari kegiatan untuk memenuhi pesanan yang diterima dari pelangggan. Biaya fungsi penjualan terdiri dari: gaji karyawan fungsi penjualan, biaya depresiasi kantor, biaya sewa kantor, dll.

2. Fungsi advertensi → fungsi advertensi terdir i dari kegiatan perancangan dan pelaksanaan kegiatan untuk mendapatkan pesanan melalui kegiatan advertensi dan promosi. Biaya fungsi advertensi terdiri: gaji karyawan fungsi advertensi, biaya iklan, biaya pameran, biaya promosi, biaya contoh (sampel).

3. Fungsi pergudangan → fungsi pergudangan terdiri dari kegiatan penyimpanan produk jadi yang siap untuk dijual. Biaya fungsi pergudangan terdiri: gaji karyawan gudang, biaya depresiasi gudang, dan biaya sewa gudang.

4. Fungsi pembungkusan dan pengiriman → fungsi

pembungkusan dan pengiriman terdiri dari kegiatan pembungkusan produk dan pengiriman produk kepada pembeli. Fungsi pembungkusan dan pengiriman terdiri: gaji karyawan pembungkusan dan pengiriman, biaya bahan pembungkus, biaya pengiriman, biaya depresiasi kendaraan, biaya operasi kendaraan.

5. Fungsi kredit dan penagihan → fungsi kredit terdiri dari kegiatan pemantauan kemampuan keuangan pelanggan dan penagihan piutang dari pelanggan. Biaya fungsi kredit dan penagihan terdiri: gaji karyawan bagian penagihan, kerugian penghapusan piutang, potongan tunai.

6. Fungsi akuntansi pemasaran → fungsi akuntansi pemasaran terdiri dari kegiatan pembuatan faktur dan penyelenggaraan catatan akuntansi penjualan. Biaya fungsi pemasaran terdiri dari: gaji karyawan fungsi akuntansi pemasaran dan biaya.


(23)

Karakteristik Biaya Pemasaran

Biaya pemasaran memiliki karakteristik yang berbeda dengan biaya produksi. Menurut Mulyadi dalam bukunya Akuntansi Biaya (2005:489), Karakteristik biaya pemasaran adalah sebagai berikut :

a. Banyak ragam kegiatan pemasaran ditempuh oleh perusahaan dalam memasarkan produknya, sehingga perusahaan yang sejenis produknya, belum tentu menempuh cara pemasaran yang sama. Hal ini sangat berlainan dengan kegiatan produksi. Dalam memproduksi produk, pada umumnya digunakan bahan baku, mesin, dan cara produksi yang sama dari waktu ke waktu.

b. Kegiatan pemasaran seringkali mengalami perubahan sesuai dengan tuntutan perubahan kondisi pasar. Disamping terdapat berbagai macam metode pemasaran, seringkali terjadi perubahan metode pemasaran untuk menyesuaikan dengan perubahan kondisi pasar. Karena perubahan kebutuhan konsumen yang menghendaki pelayanan cepat, maka suatu perusahaan mungkin akan mengganti saluran distribusinya yang selama ini digunakan. Begitu juga kegiatan perusahaan pesaing akan mempunyai pengaruh terhadap metode pemasaran yang digunakan oleh suatu perusahaan, sehingga metode pemasaran produk sangat fleksibel. Hal ini menimbulkan masalah penggolongan dan interpretasi biaya pemasaran.

c. Kegiatan pemasaran berhadapan dengan konsumen yang merupakan variabel yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan. Manajemen dapat mengendalikan biaya tenaga kerja, biaya bahan baku, jam kerja dan jumlah mesin yang digunakan, tetapi tidak seorangpun dapat mengatakan apa yang dilakukan oleh konsumen. Dalam kegiatan produksi, efisiensi diukur dengan melihat jumlah biaya yang dapat dihemat untuk setiap satuan produk yang diproduksi. Sebaliknya dalam kegiatan pemasaran, kenaikan volume penjualan merupakan ukuran efisiensi meskipun tidak setiap kenaikan volume penjualan diikuti dengan kenaikan laba.

d. Dalam biaya pemasaran terdapat biaya tidak langsung dan biaya bersama (joint cost) yang lebih sulit pemecahannya bila dibandingkan dengan yang terdapat dalam biaya produksi. Jika suatu perusahaan menjual berbagai macam produk dengan cara pemasaran yang berbeda-beda diberbagai daerah pemasaran, maka akan menimbulkan masalah biaya bersama yang kompleks.


(24)

2.1.2 Omzet penjualan

Kata omzet berarti jumlah, sedang penjualan berarti kegiatan menjual barang yang bertujuan mencari laba atau pendapatan. Jadi omzet penjualan berarti jumlah penghasilan atau laba yang diperoleh dari hasil menjual barang atau jasa. Menurut Sutamto (1997:10) tentang pengertian penjualan adalah “usaha yang dilakukan manusia untuk menyampaikan barang dan jasa kebutuhan yang telah dihasilkannya kepada mereka yang membutuhkan dengan imbalan uang menurut harga yang telah ditentukan sebelumnya”.

Sedang Winardi (1991:12) menyatakan penjualan adalah “proses dimana si penjual atau produsen memastikan mengaktifkan dan memuaskan kebutuhan atau keinginan pembeli atau konsumen agar dicapai mufakat dan manfaat baik bagi si penjual maupun si pembeli yang berkelanjutan dan menguntungkan kedua belah pihak”.

Dari pendapat tersebut maka penjualan itu merupakan kegiatan menawarkan atau memasarkan barang dan jasa kepada pembeli yang berminat yang nantinya akan dibayar jika telah terjadi kesepakatan mengenai harga barang atau jasa itu.

Chaniago (1995:14) memberikan pendapat tentang omzet penjualan adalah “keseluruhan jumlah pendapatan yang didapat dari hasil penjulan suatu barang atau jasa dalam kurun waktu tertentu”.

Swastha (1993:14) memberikan pengertian omzet penjualan adalah “akumulasi dari kegiatan penjualan suatu produk barang barang dan jasa


(25)

yang dihitung secara keseluruhan selama kurun waktu tertentu secara terus menerus atau dalam satu proses akuntansi.”

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa omzet penjualan adalah keseluruhan jumlah penjualan barang atau jasa dalam kurun waktu tertentu, yang dihitung berdasarkan jumlah uang yang diperoleh. Seorang pengelola usaha dituntut untuk selalu meningkatkan omset penjualan dari hari ke hari, dari minggu ke minggu, dari bulan ke bulan dan dari tahun ke tahun. Hal ini diperlukan kemampuan dalam mengatur modal terutama modal kerja agar kegiatan operasional perusahaan dapat terjamin kelangsungannya.

2.1.3. Laba Perusahaaan

Secara umum para pakar dalam bidang akuntansi mendefiniskan pengertian laba dengan berbagai macam deskripsi seperti menurut , Skousen (2009:240) laba adalah “ pengambilan atas investasi kepada pemilik. Hal ini mengukur nilai yang dapat diberikan oleh entitas kepada investor dan entitas masih memiliki kekayaan yang sama dengan posisi awalnya” .



Lalu menurut Soemarso (2004:227) “angka terakhir dalam laporan laba rugi adalah laba bersih (net income). Jumlah ini merupakan kenaikan bersih terhadap modal. Sebaliknya, apabila perusahaan menderita rugi, angka terakhir dalam laporan laba rugi adalah rugi bersih (net loss)”.

“Laba adalah kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan


(26)

usaha, dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempunyai badan usaha selama satu periode, kecuali yang timbul dari pendapatan (revenue) atau investasi pemilik” Baridwan (1992:55).

Menurut Harnanto (2003:444) pengertian laba secara umum adalah “selisih dari pendapatan di atas biaya-biayanya dalam jangka waktu (perioda) tertentu. Laba sering digunakan sebagai suatu dasar untuk pengenaan pajak, kebijakan deviden, pedoman investasi serta pengambilan keputusan dan unsur prediksi” .

Dan menurut Suwardjono (2008:464) laba dimaknai sebagai “imbalan atas upaya perusahaan menghasilkan barang dan jasa. Ini berarti laba merupakan kelebihan pendapatan diatas biaya (biaya total yang melekat kegiatan produksi dan penyerahan barang atau jasa)”.

Menurut Harahap (1997) dalam teori ekonomi juga dikenal adanya istilah laba akan tetapi pengertian laba di dalam teori ekonomi berbeda dengan pengertian laba menurut akuntansi. “Dalam teori ekonomi, para ekonom mengartikan laba sebagai suatu kenaikan dalam kekayaan perusahaan, sedangkan dalam akuntansi, laba adalah perbedaan pendapatan yang direalisasi dari transaksi yang terjadi pada waktu dibandingkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan pada periode tertentu”.

“Pengukuran laba bukan saja penting untuk menentukan prestasi perusahaan tetapi penting juga penting sebagai informasi bagi pembagian laba dan penentuan kebijakan investasi. Oleh karena itu, laba menjadi informasi yang dilihat oleh banyak seperti profesi akuntansi, pengusaha,


(27)

analis keuangan, pemegang saham, ekonom, fiskus, dan sebagainya” (Harahap, 2001: 259).

Jenis-jenis Laba

Jenis-jenis laba menurut Tuanakotta (2000:157) mengemukakan jenis-jenis laba dalam hubungannya dengan perhitungan laba, yaitu ”laba kotor, laba dari operasi dan laba bersih”.

Sedangkan menurut Hendriksen (2000:155) menyatakan jenis-jenis laba dalam hubungannya dengan perhitungan laba, yaitu :

1. Tambahan nilai (value added)

Yaitu harga jual produksi dan jasa perusahaan dikurangi harga pokok penjualan barang dan jasa yang dijual.

2. Laba bersih perusahaan

Yaitu kelebihan hasil (revenue) dari biaya seluruh pendapatan (gain) dan rugi biaya tidak termasuk bunga, pajak dan bagi hasil.

3. Laba bersih bagi investor

Yaitu sama seperti laba bersih perusahaan tetapi setelah dikurangi pajak penghasilan.

4. Laba bersih bagi pemegang saham residual

Yaitu laba bersih kepada pemegang saham dikurangi deviden saham preferen.

Menurut Soemarso (2002:74) mengatakan bahwa laba terdiri dari : 1. Laba bersih adalah selisih lebih pendapatan atas beban-beban

dan merupakan kenaikan bersih atas modal yang berasal dari kegiatan usaha.

2. Laba bruto adalah selisih antara penjualan bersih dengan harga pokok penjualan. Disebut bruto karena jumlah ini masih harus dikurangi dengan beban-beban usaha.

3. Laba usaha adalah selisih antara laba bruto dan beban usaha disebut laba usaha atau laba operasi. Laba usaha adalah laba yang diperoleh semata-mata dari kegiatan utama perusahaan. 4. Laba ditahan adalah jumlah akumulasi laba bersih dari sebuah


(28)

Pengklasifikasian Laba

Menurut Belkaoui (2000:124) dalam menyajikan laporan laba rugi akan terlihat pengklasifikasian dalam penetapan pengukuran laba sebagai berikut :

1. Laba kotor atas penjualan

Laba kotor atas penjualan merupakan selisih dari penjualan bersih dan harga pokok penjualan, laba ini dinamakan laba kotor hasil penjualan bersih belum dikurangi dengan beban operasi lainnya untuk periode tertentu.

2. Laba bersih operasi perusahaan

Laba bersih operasi perusahaan yaitu laba kotor dikurangi dengan jumlah penjualan, biaya administrasi dan umum.

3. Laba bersih sebelum potongan pajak

Laba bersih sebelum potongan pajak merupakan pendapatan perusahaan secara keseluruhan sebelum potongan pajak perseroan yaitu perolehan apabila laba dikurangi atau ditambah dengan selisih pendapatan dan biaya lain-lain.

4. Laba kotor sesudah potongan pajak

Yaitu laba bersih setelah ditambah atau dikurangi dengan pendapatan dan biaya non operasi dan dikurangi dengan pajak perseroan.

Konsep laba

Konsep laba menurut Harahap (2002:263) terdiri dari beberapa macam bentuk atau jenis diantaranya adalah :

A. Konsep laba akuntansi, dimana konsep ini menyatakan lima ciri khas laba akuntansi diantaranya adalah :

1. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi aktual yang

dilakukan oleh perusahaan (terutama pendapatan yang timbul dari penjualan barang atau jasa dikurangi biaya yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut).

2. Didasarkan pada postulat periodik dan hubungan dengan prestasi keuangan perusahaan selama periode tertentu. 3. Didasarkan pada prinsip pendapatan dan membutuhkan

definisi, pengukuran dan pengakuan pendapatan. 4. Membutuhkan pengukuran biaya dalam bentuk biaya


(29)

5. Didasarkan pada prinsip “matching“ artinya hasil dikurangi biaya yang diterima atau dikeluarkan dalam periode yang sama.

B. Konsep laba ekonomi yang menyatakan bahwa laba adalah kenaikan dalam kekayaan dan dikaitkan dengan praktik bisnis, menurut Fisher seperti dikutip oleh belkaoui laba ekonomi sebagai deretan peristiwa yang dihubungkan dengan tiga tahapan, yaitu :

1. Physical income yaitu konsumsi barang dan jasa pribadi

yang sebenarnya memberikan kesenangan fisik dan pemenuhan kebutuhan, laba jenis ini tidak dapat diukur.

2. Real income adalah ungkapan kejadian yang memberikan peningkatan terhadap kesenangan fisik. Ukuran yang digunakan adalah “Biaya hidup” (cost of living).

3. Money income merupakan hasil uang yang diterima dan dimaksudkan untuk konsumsi dalam memenuhi kebutuhan

hidup.

C. Konsep “Capital maintenance” menurut belkaoui ada dua konsep utama pemeliharaan modal atau pemulihan biaya, yaitu : 1. Financial capital (dalam satuan unit uang) yang terdiri dari:

a. Money maintenance yaitu modal keuangan yang diukur dengan jumlah unit uang modal keuangan diinvestasikan, dipelihara dan laba yang dihasilkan sama dengan aktiva bersih yang disesuaikan dengan transaksi modal yang dinyatakan dalam satuan uang.

b. General purchasing power money maintenance yaitu modal keuangan diukur dengan jumlah unit daya beli yang sama. Daya beli modal keuangan yang diinvestasikan dipelihara , laba yang dihasilkan sama dengan perubahan dalam aktiva bersih diselesaikan dengan transaksi modal yang dinyatakan dalam satuan uang.

2. Physical capacity (dalam satuan unit daya beli umum) , terdiri dari :

a. Productive capacity maintenance yaitu modal fisik diukur dalam jumlah unit uang. Kapasitas produksi yang digunakan dipelihara, kapasitas produksi dapat diartikan sebagai kapasitas fisik untuk berproduksi , volume barang dan jasa yang sama dengan kapasitas atau memproduksi nilai barang dan jasa yang sama.

b. General purchasing power productive capacity

maintenance, yaitu modal fisik diukur dalam jumlah unit daya beli yang sama. Konsep ini disesuaikan dengan tingkat harga umum.


(30)

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Laba

Menurut Mulyadi (2001:513) dalam buku “Akuntansi Manajemen” menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi laba, antara lain :

1. Biaya

Biaya yang timbul dari perolehan atau mengolah suatu produk/jasa akan mempengaruhi harga jual produk yang bersangkutan

2. Harga jual

Harga jual produk/jasa akan mempengaruhi besarnya volume penjualan produk/jasa yang bersangkutan.

3. Volume penjualan dan produksi

Besarnya volume penjualan berpengaruh terhadap volume produksi, akan mempengaruhi besar kecilnya biaya produksi.

Sedangkan menurut Harahap (2002:233) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi laba diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Perubahan dalam prinsip akuntansi

Perubahan dalam prinsip akuntansi adalah perubahan yang diterima umum dengan prinsip yang lain yang juga diterima umum yang lebih baik misalnya menggunakan metode penyusutan straight line.

2. Perubahan dalam taksiran

Perubahan dalam taksiran adalah merubah taksiran dari yang ditetapkan setelah taksiran tersebut tidak sesuai dengan apa yang kita taksir. Misalnya taksiran umum seperti taksiran deposit, barang tambang dan lain-lain. Jika beberapa lama kita mendapat informasi yang baru sehingga mengubah taksiran yang lama tersebut.

3. Perubahan dalam laporan entity

Perubahan dalam laporan entity adalah perubahan yang tejadi sebagai akibat dari perubahan yang materil yang terjadi dalam entity yang sebelumnya dilaporkan melalui laporan keuangan, misalnya anak perusahaan yang sebelumnya penting dibanding dengan keadaan sebelumnya.


(31)

Kegunaan Laba

Menurut Harahap (2002:146) dalam buku “Teori Akuntansi” laba mempunyai peran yang sangat penting antara lain :

1. Laba digunakan sebagai perhitungan pajak.

2. Laba digunakan sebagai dasar perhitungan pembayaran deviden kepada pemegang saham.

3. Laba dijadikan dasar dalam menentukan kebijakan investasi dan pengambilan keputusan.

4. Laba dijadikan dasar dalam peramalan laba maupun kejadian ekonomi perusahaan lainnya.

5. Laba dijadikan dasar dalam perhitungan dan penilaian efisiensi.

Peranan Laba dalam Perusahaan

Menurut Nafarin (2000:235) dalam buku “Penganggaran Perusahaan peranan laba dalam perusahaan” adalah sebagai berikut :

1. Menerapkan laba sebagai tujuan perusahaan yang paling

utama untuk setiap usaha dan sebagai dasar untuk menekan tingkat biaya, sehingga dapat memaksimalkan laba penjualan karena dengan meminimalkan biaya produksi maka laba yang maksimal akan tercapai.

2. Sebagai kompensasi dari yang ditanamkan perusahaan

maupun oleh pihak investor untuk melakukan kegiatan perusahaan baik di bidang produksi ataupun penjualan.

3. Laba yang diterima dalam periode atau tahun sebelumnya

dikembalikan dalam bentuk dana usaha yang digunakan perusahaan untuk mengembangkan perusahaannya menuju ke arah kemajuan yang dapat bersaing dengan perusahaan lain. 4. Laba digunakan sebagai jaminan sosial untuk para karyawan

yang mendukung kegiatan kerjanya, agar mereka bekerja dengan tenang karena kesejahteraan mereka telah dijamin oleh perusahaan dan mereka membalasnya dengan produktivitas kerja.

5. Merupakan salah satu daya tarik untuk para investor baru

untuk menanamkan modalnya ke dalam perusahaan yang digunakan untuk mengembangkan perusahaan agar lebih maju dan lebih bersaing.


(32)

Perencanaan Laba

Perencanaan laba menurut Mulyadi (2001:448) adalah “Perencanaan laba merupakan proses pembuatan rencana kerja untuk jangka waktu satu tahun yang dinyatakan dalam satuan moneter dan satuan kuantitatif yang lain”.

Adapun alternatif-alternatif pembuatan rencana laba menurut Gordon (2000:409), dalam buku yang berjudul “Anggaran Perencanaan dan Pengendalian Laba” adalah sebagai berikut :

1. Harga penjualan

Manajemen harus membuat kebijakan penetapan harga dan memperkirakan jumlah barang-barang yang dapat dijual pada harga tertentu.

2. Kebijakan umum periklanan

Keterbatasan-keterbatasan pengeluaran periklanan lokal dibandingkan nasional, dan produk dibandingkan kelembagaan, merupakan area atau bidang keputusan dimana pilihan-pilihan alternatif harus dibuat seawal mungkin dalam proses perencanaan.

3. Wilayah penjualan dan perluasan atau penciutan kekuatan penjualan

Keputusan-keputusan dalam fungsi-fungsi ini harus didasarkan atas studi penelitian tentang potensi pasar, baik oleh karyawan perusahaan maupun oleh profesional dari luar.

4. Sales mix

Proporsi penjualan adalah penekanan penjualan relatif untuk berbagai produk yang dijual perusahaan.

5. Keseimbangan antara penjualan, produksi dan tingkat persediaan

Modal matematis dan penggunaan komputer berguna terutama dalam memilih alternatif-alternatif ekonomi.

6. Pengeluaran untuk penelitian dan pengembangan

Adalah salah satu dari bidang keputusan yang harus didasarkan terutama pada tujuan jangka panjang. Pertimbangan persaingan dan kemampuan perusahaan untuk membiayai penelitian.

7. Pengeluaran untuk barang modal

Analisis biaya dan laba rugi evaluasi diferensial biaya dan laba rugi dan perhitungan arus kas yang ditunaikan merupakan


(33)

pemikiran utama dalam menilai alternatif-alternatif dan memusatkan pembiayaan barang modal.

8. Menguji keputusan alternatif

Aspek utama dari keputusan alternatif adalah memproyeksikan hasil laba yang mungkin diperoleh suatu rencana laba sedang dibuat.

Tujuan Laba

Menurut Chairi dan Imam (2003:216) mengutarakan bahwa tujuan pelaporan laba adalah sebagai berikut :

a. Sebagai indikator efesiensi penggunaan dana yang tertahan dalam perusahaan yang diwujudkan dalam tingkat kembaliannya.

b. Sebagai dasar pengukuran prestasi manajemen. c. Sebagai dasar penentuan besarnya perencanaan pajak.

d. Sebagai alat pengendalian sumber daya ekonomi suatu negara. e. Sebagai kompensasi dan pembagian bonus.

f. Sebagai alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan.

g. Sebagai dasar bentuk kenaikan kemakmuran. h. Sebagai dasar pembagian deviden.

Dari kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan dilaporkannya laba atau lebih dikenal dengan laba atau rugi adalah sebagai indikator efesiensi penggunaan dana yang digunakan sebagai dasar untuk pengukuran, penentuan, pengendalian, motivasi prestasi manajemen dan sebagai dasar kenaikan kemakmuran serta dasar pembagian deviden untuk para investor yang menanamkan modalnya pada perusahaan.


(34)

Manfaat dan Keterbatasan Laba

Menurut Mulyadi (2001:224) dalam buku Akuntansi Manajemen terdapat manfaat dan keterbatasan laba :

A. Perencanaan laba mempunyai manfaat sebagai berikut :

1. Memberi pendekatan yang terarah dalam pemecahan permasalahaan.

2. Memaksa pihak manajemen untuk mengadakan penelahaan terhadap masalah yang dihadapinya secara teliti sebelum mengambil keputusan.

3. Menciptakan suasana organisasi yang mengarah kepada pencapaiaan laba dan mendorong timbulnya perilaku yang sadar akan penghematan biaya dan pemanfaatan sumber daya secara maksimal.

4. Merancang peran serta dan mengkoordinasikan rencana operasi berbagai segmen dari keseluruhaan organisasi manajemen, sehingga keputusan akhir dari rencana saling terkaitdapat menggambarkan keseluruhaan organisasi dalam bentuk rencana terpadu dan menyeluruh.

5. Menawarkan kesempatan untuk menilai secara sistematik setiap segi atau aspek organisasi untuk memeriksa dan memperbaharui kebijakan dan pedoman dasar secara berkala. 6. Mengkoordinasikan semua kegiatan perusahaan kedalam

suatu prosedur perencanaan anggaran yang terarah.

7. Berperan sebagai tolak ukur atau standar untuk mengukur hasil kegiatanserta menilai kebijakan manajemendan tingkat kemampua setiap pelaksanaan kegiatan.

B. Perencanaan laba mempunyai keterbatasan sebagai berikut : 1. Rencaa laba didasarkanpada taksiran – taksiran yang akan

tergantung kepada ketelitian penyusunannya, maka dalam mengestimasi diperlukan modifikasi bila di perlukan suatu perubahaan.

2. Pelaksanaan rencana memerlukan waktu, manajemen sering kali putus asa karena teralu banyak berharap dalam tempo yang singkat.

3. Perencanaan laba akan efektif jika hanya semua pemimpin yang bertanggung jawab melakukan usaha secara terus menerus dan agresif kerah penyelesaian.


(35)

Pengaruh Pendapatan Terhadap Laba Perusahaan

Mulyadi (2001:229) dalam buku “Akuntansi Manajemen” menyatakan bahwa :

Degree of operating leverage, yaitu merupakan ukuran yang menunjukan presentase perubahaan laba sebagai dampak terjadinya sekian persen perubahaan hasil pendapatan. Misalnya manajer pemasaran mengajukan usulan untuk memberikan hadiah kepada para pembeli produk perusahaan dengan harapan terjadi kenaikan pendapatan, maka

manajemen puncak dapat mengetahui dengan cepat dampak kenaikan pendapatan tersebut terhadap laba perusahaan”.

Adapun perencanaan dan pengendalian laba menurut Gordon (2000:27) dalam buku “Profit Planning and Control” , menyatakan bahwa:

Perencanaan dan pengendalian laba (PPL) yang komprehensip, diartikan sebagai proses yang ditujukan untuk membantu melaksanakan fungsi perencanaan dan pengendalian secara efektif. Model perencanaan dan pengendalian laba mencakup :

1. Pengembalian dan aplikasi dari tujuan perusahaan yang jelas dan jangka panjang.

2. Menspesifikasikan tujuan perusahaan.

3. Mengembangkan strategi perencanaan laba jangka panjang dalam arti luas.

4. Menspesifikasikan strategi perencanaan laba jangka pendek dengan perinciaan mengenaipendelegasian tanggung jawab (divisi, departemen, proyek).

5. Membuat sistem pelaporan kinerja periodic dengan perincian mengenai pertanggung jawabaannya.


(36)

2.2 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No. Nama Peneliti Judul Penelitian Nama Jurnal Tahun Penelitian Permasalahan dan Model Penelitian Variabel Pengamatan dan Hipotesis

Methode Analisis dan Kesimpulan

1. Pardiana Wijayanti. Analisis Pengaruh Perubahan

Keuntungan Usaha Warung Tradisional dengan Munculnya

Minimarket (Studi Kasus di Kecamatan Pedurungan Kota Semarang. Skripsi, Universitas Diponogoro, Fakultas Ekonomi. 2011. Permasalahannya adalah :

1. Bagaimana pengaruh perubahan omset penjualan terhadap perubahan keuntungan usaha warung tradisional akibat munculnya minimarket ?

2. Bagaimana pengaruh jarak terhadap perubahan keuntungan usaha warung tradisional akibat munculnya minimarket ?

3. Bagaimana pengaruh diversifikasi produk terhadap perubahan keuntungan usaha warung tradisional akibat munculnya minimarket ?

Model Penelitian yang digunakan adalah OLS (Ordinary Least

Square) atau metode

kuadrat terkecil biasa.

Variabel yang

terkandung adalah pasar modern dan pasar tradisional, struktur pasar, keuntungan, omzet penjualan, jarak dan diversifikasi produk. Hipotesis : 1.Perubahan omzet penjualan diduga berpengaruh signifikan terhadap perubahan keuntungan usaha warung tradisional dengan munculnya minimarket disekitar warung.

2. Jarak diduga

berpengaruh signifikan terhadap perubahan keuntungan usaha warung tradisional dengan munculnya minimarket disekitar warung.

3. Diversifikasi produk diduga berpengaruh signifikan terhadap perubahan keuntungan usaha warung tradisional dengan munculnya minimarket disekitar warung

Untuk menganalisis data yang diperoleh, akan dianalisis dengan menggunakan analisis regresi berganda dengan pendekatan OLS (Ordinary Least

Square) atau metode kuadrat terkecil biasa. Dalam penelitian ini menggunakan

satu variabel kuantitatif dan dua variabel kualitatif untuk variabel independen. Model persamaannya dapat dirumuskan sebagai berikut :

π = ฀0 + ฀1 X1+ ฀2 X2 + ฀3

X3 + ฀

Diperoleh bahwa perubahan omzet penjualan berpengaruh positif terhadap perubahan keuntungan usaha yang ditunjukkan dengan tanda positif. Jadi dapat

disimpulkan bahwa semakin besar perubahan omset penjualan yang disebabkan munculnya minimarket, maka semakin besar pula perubahan keuntungan yang diterima oleh pemilik warung


(37)

2. Angga Cakra Noviya R.

Pengaruh Biaya Pemasaran Terhadap Laba Operasional (Studi Kasus pada Perusahaan Makanan Lintang Tasikmalaya). Skripsi, Universitas Siliwangi, Fakultas Ekonomi. 2011. Permasalahannya adalah :

1. Bagaimana biaya pemasaran di perusahaan. 2. Bagaimana laba operasional di perusahaan. 3. Bagaimana pengaruh biaya pemasaran terhadap laba operasional pada Perusahaan Makanan Lintang Tasikmalaya. Model Penelitian yang digunakan adalah OLS (Ordinary Least Square) atau metode kuadrat terkecil biasa.

Variabel yang terkandung adalah laba operasional dan biaya pemasaran Hipotesisnya adalah biaya pemasaran berpengaruh terhadap laba operasional

Metode yang digunakan adalah metode deskriptif verifikasi yaitu suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang dengan

membandingkan teori dengan kenyataan di lapangan.

Menggunakan pendekatan studi kasus yaitu

penelitian ilmiah yang membahas dan

menganalisa masalah berdasarkan kondisi yang sebenarnya terjadi pada perusahaan yang diteliti. Kesimpulan yang didapat sebagai berikut :

1. Biaya pemasaran yang ada di Perusahaan Makanan Kue Lintang Tasikmalaya pada umumnya menunjukkan peningkatan. Hal ini disebabkan karena perusahaan ingin terus meningkatkan penjualan dengan cara

memperkenalkan produk ke seluruh Nusantara. 2. Laba operasional yang diperoleh Perusahaan Makanan Kue Lintang Tasikmalaya pada umumnya mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Hal ini berkaitan


(38)

erat dengan meningkatkan terus pemasarannya sehingga laba operasional yang diperoleh menjadi semakin meningkat. 3. Berdasarkan hasil pengujian SPSS Ver. 17.0 bahwa besarnya pengaruh biaya pemasaran terhadap laba operasional atas uji hipotesis dengan

menggunakan α = 0,05 dengan tingkat keyakinan 95 % teruji bahwa pada Perusahaan makanan Kue Lintang Tasikmalaya, biaya pemasaran berpengaruh signifikan terhadap laba operasional yang berarti jika biaya pemasaran naik maka laba operasional pun akan mengalami kenaikan pula.


(39)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 2.3 Kerangka Konseptual

Berdasarkan pemaparan pada rumusan masalah serta landasan teori dan penelitian terdahulu, telah dapat disusun kerangka konseptual sebagai bagan pemikiran pada penelitian ini sebagaimana gambar 2.1 berikut:

H : 1

H : 2

Variabel biaya pemasaran (X1) diduga memberi pengaruh terhadap laba perusahaan (Y) secara positif dan signifikan. Selanjutnya variabel omset penjualan (X2) diperkirakan memberi pengaruh terhadap laba perusahaan (Y) secara positif dan signifikan, sehingga variabel bebas (X1 dan X2) dianggap memberi pengaruh terhadap laba perusahaan (Y) secara positif dan signifikan.

Biaya Pemasaran (X1)

Bi P Laba Perusahaan

(Y) Omzet Penjualan


(40)

2.4 Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah, landasan teori dan kerangka konseptual telah dapat disususn hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:

3. Biaya pemasaran memberi pengaruh secara positif dan signifikan terhadap laba perusahaan PT. Garuda Plaza Hotel Medan.

4. Omzet penjualan memberi pengaruh secara positif dan signifikan terhadap laba perusahaan PT. Garuda Plaza Hotel Medan.


(41)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian berjenis statistik dalam analisa kuantitatif. Dikatakan pendekatan kuantitatif sebab pendekatan ini berangkat dari suatu kerangka teori gagasan para ahli ataupun pemahaman peneliti berdasarkan pengalamannya, kemudian dikembangkan menjadi permasalahan-permasalahan beserta pemecahan-pemecahannya yang diajukan untuk memperoleh pembenaran (verifikasi) dalam bentuk dukungan data empiris di lapangan atau lebih sering disebut penelitian survei (field research) untuk pengambilan data skunder perusahaan. Dimana penelitian ini dilakukan pada perusahaan bidang perhotelan, dengan menggunakan data skunder berasal dari survei yang dilakukan pada perusahaan disebutkan.

Penelitian kuantitatif banyak digunakan untuk menguji suatu teori, bertujuan menyajikan suatu fakta atau mendeskripsikan dengan bantuan ilmu statistika untuk menunjukkan hubungan antar variabel. Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan bantuan ilmu statistika karena menggunakan analisis statistik regresi linier berganda (Ordinary Least Square, OLS).


(42)

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Hotel Garuda Plaza berlokasi di Jalan Sisingamangaraja nomor 18 Medan.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan dari bulan Agustus 2013 sampai dengan September 2013.

3.3. Batasan Operasional

Batasan operasional variabel digunakan untuk menghindari kesalahan dalam membahas dan menganalisis permasalahan dalam penelitian ini, dapat dibagi dalam suatu batasan operasional, antara lain:

a. Variabel independen (X) adalah Biaya Pemasaran (X1) dan Omzet Penjualan (X2).

b. Variabel dependen (Y) adalah Laba Perusahaan.

3.4. Definisi Operasional

Untuk menghindari pengertian yang berbeda dari variabel yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu dibuat batasan atau defenisi dari masing-masing variabel sebagai berikut:

3.4.1. Biaya pemasaran

Biaya pemasaran merupakan biaya-biaya yang diperlukan untuk memasarkan produk atau jasa, meliputi biaya gaji dan komisi tenaga jual,


(43)

biaya iklan, biaya pergudangan dan biaya pelayanan pelanggan. Jadi biaya pemasaran adalah biaya-biaya yang diperlukan untuk memasarkan produk atau jasa, meliputi biaya gaji dan komisi tenaga jual, biaya iklan, biaya pergudangan dan biaya pelayanan pelanggan. Hansen & Mowen (2001:47)

3.4.2. Omzet Penjualan

Omzet penjualan merupakan keseluruhan jumlah penjualan barang atau jasa dalam, kurun waktu tertentu, yang dihitung berdasarkan jumlah uang yang diperoleh. Seorang pengelola usaha dituntut untuk selalu meningkatkan omzet penjualan dari hari kehari, minggu ke minggu, bulan ke bulan dan tahun ke tahun. Hal ini diperlukan kemampuan dalam memanaj modal, terutama modal kerja agar kegiatan operasional perusahaan dapat terjamin kelangsungannya.

3.4.3. Laba Perusahaan

Laba adalah kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha, dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempunyai badan usaha selama satu periode, kecuali yang timbul dari pendapatan (revenue)


(44)

3.5. Skala Pengukuran Variabel

Untuk variabel laba digunakan satuan ukuran rupiah dalam periode perolehan laba selama satu bulan yakni perolehan laba kotor (sebelum pajak) dari perusahaan yang diteliti ( Garuda Plaza Hotel).

Selanjutnya untuk variabel biaya pemasaran digunakan satuan rupiah dalam periode satu bulan yakni jumlah uang yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memasaran produk. Kemudian variabel omzet penjualan digunakan satuan rupiah dalam periode satu bulan yakni keseluruhan jumlah penjualan barang atau jasa oleh perusahaan tersebut.

3.6. Populasi Penelitian

Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek, transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah Garuda Plaza Hotel.

3.7. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data skunder bulanan dari tahun Januari 2010 sampai Desember 2012 (36 bulan). Data skunder merupakan data yang dikumpulkan secara langsung dari objek penelitian dan diberikan oleh sumber penelitian dalam hal ini manajemen Hotel Garuda Plaza. Pengumpulan data direncanakan dilakukan pada perusahaan disebutkan.


(45)

3.8. Metode Pengumpulan Data

Data yang didapat dari pengumpulan data yang diuji dalam penelitian ini terbagi dua kelompok yaitu variabel bebas yaitu x1 (biaya pemasaran) dan x2 (omzet penjualan) terhadap y (laba perusahaaan) yang berkorelasi dengan teori laba perusahaan.

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan mengumpulkan data dari Garuda Plaza Hotel terkait variabel penelitian melalui wawancara dan perbanyakan bahan dan dioleh kedalam data bulanan. Surat kuesioner diberikan kepada CEO (Chief Executive Officer)

dan surat riset tersebut diteruskan kepada bagian accounting dan bagian

accounting menanyakan kepada peneliti variabel apa yang akan diteliti. Pihak accounting memberikan data tersebut dari buku besar perusahaan dari tahun 2009 sampai 2011. Berdasarkan data yang diberikan tersebut disusun data pada lampiran 1. Pada pertemuan kedua di Garuda Plaza Hotel penulis menanyakan masalah data biaya, cara pemasaran dan perubahan omzet penjualan, pihak akuntansi menganjurkan bertemu dengan bagian pemasaran dan pihak pemasaran menjawab pertanyaan yang dimaksud, biaya pemasaran secara rata-rata setiap bulannya untuk ASITA (Asosiasi Travel Indonesia) 75% dan sisanya 25% untuk media massa lainnya dan omzet penjualan akan meningkat pada fullseason di bulan puasa (ramadhan) dan bulan Desember, hal ini disebabkan konsumen hotel terutama turis lokal dari Aceh dan turis internasional dari Malaysia berlibur pada saat itu. Sedangkan, pada awal tahun hingga pertengahan tahun yaitu pada bulan


(46)

Januari sampai Mei serta Agustus sampai September tingkat hunian kamar dalam keadaan midlevel dan pada bulan Juni, Juli, Oktober tingkat hunian kamar menurun kepada tingkat low season.

3.9. Teknik Analisis

Dalam menganalisis besarnya pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat di gunakan model ekonometrika dengan meregresikan variabel-variabel yang ada dengan menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS).

Fungsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Y = f (X1,X2,X3,X4

Kemudian fungsi tersebut di transformasikan kedalam model persamaan regresi linear berganda (multiple reggression) sebagai berikut :

)...(1)

Y = β0 + β1X1 + β2X2+µ ...(2)

dimana: Y1

β0 : Laba Perusahaan

β1, β2 :Koefisien regresi variabel terikat

X

: Koefisien regresi variabel bebas

1

X

: Biaya Pemasaran

2 :

µ : Terms error

Omzet Penjualan

3.9.1. Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif merupakan kegiatan menyimpulkan data mentah dalam jumlah yang besar sehingga hasilnya dapat ditafsirkan. Mengelompokkan atau memisahkan komponen atau bagian yang relevan dari keseluruhan data, juga merupakan salah satu bentuk analisis untuk


(47)

Histogram adalah suatu alat yang sangat berguna untuk menggambarkan data yang dihubungkan dengan suatu nilai tertentu. Histogram mentabulasi distribusi frekuensi data tersebut. Histogram memisahkan khususnya jarak antara nilai minimum dengan nilai maksimum dari serangkaian data itu ke dalam interval-interval yang sama dan kemudian mentabulasi jumlah observasi yang masuk ke dalam masing-masing interval.

Median adalah nilai tengah apabila data diatur urut dari nilai yang terkecil ke nilai yang terbesar untuk data yang jumlahnya ganjil. Untuk data yang jumlahnya genap median adalah rata-rata dua nilai pengamatan yang ada ditengah. Kemencengan (Skewness) adalah sebuah statistik yang memberikan informasi yang sangat berguna tentang kesimetrian sebuah distribusi probabilitas. Sarwoko (2005:261-263)

Data yang diperoleh dari perusahaan yang di survei tidak memiliki satuan waktu yang sama, misal pada variabel laba perusahaan dihitung per tahun. Sedangkan variabel biaya pemasaran dihitung per bulan. Sementara omzet penjualan dihitung per hari. Untuk itu peneliti menyatukan data ketiga variabel tersebut kedalam data bulanan dengan bantuan statistik deskriptif.

3.9.2. Uji Asumsi Klasik

Istilah klasik dalam ekonometrika digunakan untuk menunjukan serangkaian asumsi-asumsi dasar yang dibutuhkan untuk menjaga agar OLS


(48)

dapat menghasilkan estimator yang paling baik pada model-model regresi. “Apabila salah satu atau beberapa asumsi tidak dipenuhi maka barangkali OLS bukan merupakan teknik pendugaan yang lebih baik daripada teknik pendugaan lainnya”. Sarwoko (2005:33).

Beberapa masalah sering muncul pada saat analisis regresi digunakan untuk mengestimasi suatu model dengan sejumlah data. Masalah tersebut dalam buku ekonometrika termasuk dalam pengujian asumsi klasik yaitu ada tidaknya masalah heterokedastisitas, autokorelasi, dan

multikolinearitas. Terjadinya penyimpangan terhadap asumsi klasik tersebut diatas akan menyebabkan uji statistik (uji t-stat dan f-stat) yang dilakukan menjadi tidak valid dan secara statistik akan mengacaukan kesimpulan yang diperoleh.

3.9.2.1. Uji Normalitas

“Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel independen dan variabel dependen berdistribusi normal” (Ghozali, 2005:110). Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.

Untuk melihat normalitas data dapat dilakukan dengan melihat histogram atau pola distribusi data normal. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu


(49)

diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari nilai residualnya. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

3.9.2.2. Uji Multikolinearitas

Multikolineritas adalah suatu pelonggran terhadap asumsi bahwa tidak adanya hubungan sempurna antar variabel independen dalam sebuah peramaan regresi. Suatu model regresi dikatakan terkena multikolinearitas bila terjadi hubungan linear yang sempurna atau pasti di antara beberapa atau semua varibel bebas dari suatu model regresi. Akibatnya akan kesulitan untuk dapat melihat pengaruh variabel independent terhadap variabel dependennya. Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas dapat dengan membandingkan nilai koefisien determinasi parsial (r2) dengan nilai koefisien determinasi majemuk (R2), jika r2 lebih kecil dari nilai R2 maka tidak terdapat multikolinearitas. Cara lain untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas yaitu dengan menggunakan korelasi antar variabel dimana apabila kurang dari 0.85 maka tidak terdapat multikolinearitas dan sebaliknya apabila hubungan variabel di atas 0.85 maka terdapat multikolinieritas.


(50)

3.9.2.3. Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah adanya korelasi antar anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu (seperti dalam data runtut waktu atau time series) atau ruang (seperti dalam data lintas sektoral atau cross section). Intisari otokorelasi adalah bahwa error term pada satu periode waktu secara sistematik tergantung kepada error term pada periode-periode waktu yang lain. Pengujian terhadap gejala autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin-Watson atau dengan uji LM Test yang dikembangkan oleh Bruesch-godfrey, dimana uji LM Test bisa dikatakan sebagai uji autokorelasi yang paling akurat, apalagi jika sampel yang digunakan dalam jumlah yang besar (misalnya diatas 100). Uji ini dilakukan dengan memasukkan lagnya, dari hasil uji autokorelasi Serial Correlation,

dalam penelitian ini pengujian autokorelasi dilakukan dengan uji hipotesis nol (Ho) yang mengatakan bahwa tidak ada autokorelasi, dengan pedoman :

• Apabila X2 hitung (obs R-Squared) > X2 tabel, maka menolak hipotesis nol (Ho) yang mengatakan adanya autokorelasi.

• Apabila X2 hitung (obs R-Squared) < X2 tabel, maka menerima hipotesis nol (Ho) yang mengatakan bahwa tidak ada autokorelasi.


(51)

3.9.2.4. Uji Heteroskedasitisitas

Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana faktor gangguan tidak memiliki varian yang sama. Salah satu asumsi yang pentintg dari model regresi linear klasik adalah varian residual bersifat homoskedastik atau bersifat konstan. Asumsi ini tidak selalu realistis. Apabila terjadi penggolangan asumsi klasik, maka varian residual tidak lagi bersifat konstan dan apabila model mengandung heteroskedastistas diestimasi dengan OLS, varian estimator tidak lagi minimum, kendatipun estimator itu sendiri tidak bias. Pengujian terhadap gejala heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melakukan White Test, yaitu dengan cara meregresi residual kuadrat ( Ui2 ) dengan variabel bebas, variabel bebas kuadrat dan perkalian variabel bebas. Pedoman dalam penggunaan model white test adalah jika nilai Chi-Square hitung (n. R2) lebih besar dari nilai X2 kritis dengan derajat kepercayaan tertentu (α) maka ada heteroskedasitisitas dan sebaliknya jika Chi-Square hitung lebih kecil dari nilai X2 menunjukan tidak adanya heterokedasitisitas.

3.9.3. Uji Hipotesis

Untuk menguji bisa atau tidak model regresi tersebut di gunakan dan untuk menguji kebenaran atas hipotesis yang dilakukan, maka diperlukan pengujian statistik, antara lain.


(52)

3.9.3.1. Koefisien Determasi (R-Square)

Nilai R2 menunjukan besarnya variabel-variabel independent dalam mempengaruhi variabel dependent. Nilai R2 berkisar antara 0 dan 1 ( 0 ≤ R2 ≤ 1 ). Semakin besar nila R2, maka semakin besar variasi variabel dependent yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel-variabel independent. Sebaliknya, makin kecil nilai R2, maka semakin kecil variasi variabel dependent yang dapat di jelaskan oleh variasi variabel independen.

Sifat dari koefisien determinasi adalah : o R2 merupakan besaran yang non negatif. o Batasnya adalah ( 0 ≤ R2 ≤ 1 ). (Gujarati)

Apabila R2 bernilai 0 berarti tidak ada hubungan antara variabel-variabel independent dengan variabel dependent. Semakin besar nilai R2 maka semakin tepat garis regresi dalam menggambarkan nilai-nilai observasi.

3.9.3.2. Uji T

Uji t adalah uji yang biasanya digunakan oleh para ahli ekonometrika untuk menguji hipotesis tentang koefisien-koefisien slope regresi secara individual. Uji t mudah digunakan karena menjelaskan perbedaan-perbedaan unit-unit pengukuran variabel-variabel dan deviasi standar dari koefisien-koefisien yang diestimasi (menyangkut bentuk distribusi b maupun lokasi nilai kritis). Uji t adalah uji yang tepat untuk digunakan apabila


(53)

nilai-nilai residunya terdistribusi secara normal dan apabila varian dari distribusi itu harus diestimasi.

Hal ini dilakukan dengan cara pengujian variabel-variabel independent secara parsial (individu), digunakan untuk mengetahui signifikasi dan pengaruh variabel independent secara individu terhadap variasi terhadap variabel independent lainnya.

Disini peneliti menggunakan uji t melalui probabilitas, penjelasannya sebagai berikut:

t-hitung = βi SE (βi)

dimana:

bi = nilai koefisien regresi

SE = nilai standar error dari bi

Ho diterima Ho ditolak

t –kritis t –hitung


(54)

Dengan menggunakan tingkat keyakinan (level of signifikan) atau α tertentu, Df = n-k (df=degree of freedom). Apabila nilai t hitung > t tabel, maka Ho ditolak, artinya variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara signifikan, seperti pada gambar 3.1 Sarwoko ( 2005).

Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut :

Ho : Bi < 0 ; berarti variabel independent tidak mempengaruhi variabel dependent.

HI : Bi > 0 ; berarti variabel independent mempengaruhi variabel dependent.

- Apabila probabilitas < dari 0.05, maka dapat dikatakan signifikan.

3.9.3.3. Uji F

Uji f adalah suatu cara menguji hipotesis nol yang melibatkan lebih dari satu koefisien, cara kerjanya adalah dengan menentukan apakah kecocokan (the overfall fit) dari sebuah persamaan regresi berkurang secara signifikan dengan membatasi persamaan tersebut untuk menyesuaikandiri terhadap hipotesis nol. Apabila kecocokan itu berkurang secara berarti, maka kita menolak hipotesis nol. Sedangkan apabila, kecookan berkurang secara tidak berarti, maka kita tidak dapat menolak hipotesis nol. Uji f sangat sering digunakan dalam ekonometrika untuk menguji keberartian


(55)

secara menyeluruh pada sebuah persamaan regresi. Hal ini dilakukan dengan cara pengujian terhadap variabel – variabel independent secara bersama-sama yang dilakukan untuk melihat pengaruh variabel independen secara individu terhadap variabel dependen, Sarwoko (2005). Disini peneliti melakukan uji F dengan menggunakan probabilitas, perhitungannya adalah sebagai berikut :

F-hitung = R2 / (K – 1) (1 – R2 )/(n – K)

dimana :

R2 = Adalah koefisien determinasi.

n = Adalah jumlah sampel (observasi).

K = Adalah banyaknya parameter atau koefisien regresi plus constant.

Ho diterima Ho ditolak F tabel


(56)

Dengan tingkat keyakinan α tertentu df (n-k, k-1), jika F hitung > F tabel, maka Ho ditolak, yang berarti bahwa uji secara serempak semua variabel independen yang digunakan dapat menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen seperti yang tercantum pada gambar 3.2 diatas.

Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut : Ho : β1 = β2 = β3 = 0, maka variabel independent secara bersama sama tidak mempengaruhi variabel dependent.

Ha : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ 0, maka variabel independent secara bersama sama mempengaruhi variabel dependent.

- Apabila probabilitas (F-Statistik) < dari 0.05, maka bisa dikatakan


(57)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Penelitian

Dari hasil kunjungan survei data penelitian diperoleh informasi seperti berikut :

Waktu penelitian adalah januari tahun 2009 sampai Desemeber 2011. Dimana Data bersifat catatan bulanan sehingga diperoleh n = 12 x 3 = 36. Kemudian pada Garuda Plaza Hotel tersedia kamar sebanyak 372 unit yakni terbagi atas 4 kelas, tersaji pada tabel 4.1 sebagai berikut:

Tabel 4.1

Jenis dan Jumlah serta harga sewa Kamar pada Garuda Plaza Hotel Medan Per Oktober 2011.

Kelas Jenis Kamar Harga

kamar/hari(Rp)

Jumlah Kamar Keterangan

1 Standard 600.000 232 8 kamar renovasi 2 Duluxe 800.000 80 5 kamar renovasi 3 Business 1.000.000 40 2 kamar renovasi 4 VIP 1.200.000 20 -

Sumber : Laporan keuangan 2011, GPH Medan Frekuensi hunian kamar

Hotel mengalami fullseason pada bulan puasa (ramadhan) dan bulan Desember, hal ini disebabkan konsumen hotel terutama turis lokal dari Aceh dan turis internasional dari Malaysia berlibur pada saat itu. Sedangkan, pada awal tahun hingga pertengahan tahun yaitu pada bulan Januari sampai Mei


(58)

serta Agustus sampai September tingkat hunian kamar dalam keadaan

midlevel dan pada bulan Juni, Juli, Oktober tingkat hunian kamar menurun kepada tingkat low season.

Untuk kegiatan pemasaran hotel Garuda Plaza Hotel bekerjasama dengan ASITA (Asosiasi Travel Indonesia) yaitu dengan memberikan potongan harga kamar yang dianggap sebagai biaya pemasaran yakni sekitar 20% sampai 25% dari tabel harga kamar.

Bentuk penyaluran biaya pemasaran lainnya adalah sarana iklan pada jaringan media elektronik dan cetak (internet), radio, televisi, serta majalah juga koran. Selain itu mereka juga memasang spanduk dan billboard dalam menyambut acara tertentu. Adapun proporsi biaya pemasaran secara rata-rata setiap bulannya untuk ASITA (Asosiasi Travel Indonesia) 75% dan sisanya 25% untuk media massa lainnya.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Statistik Diskripsi Data Penelitian

Diskripsi data penelitian dari masing-masing variabel penelitian yang meliputi nilai mean, standar deviasi dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini :


(59)

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N Laba Perusahaan 97008,78 7412,496 36 Biaya Pemasaran 27551,53 6071,236 36 Omzet Penjualan 193564,83 13641,456 36 Sumber : Regressi SPSS, Lampiran : 2

Dari data pada tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa : 1. Variabel laba perusahaan memiliki nilai mean sebesar

97008,78 dengan standar deviasi 7412,496 dengan jumlah data sebanyak 36 sampel.

2. Variabel biaya pemasaran memiliki nilai mean sebesar 27551,53 dengan standar deviasi 6071,236 dengan jumlah data sampel sebanyak 36 sampel.

3. Variabel omzet penjualan memiliki nilai mean sebesar 193564,83 dengan standar deviasi 13641,456 dengan jumlah data sebanyak 36 sampel.

Menurut Gujarati dalam bukunya dasar-dasar ekonometrika (2006:151) disebutkan data untuk regresi dengan model regresi OLS (Ordinary Least Square) harus memiliki populasi data minimal (n) 30. Sedangkan pihak Garuda Plaza Hotel memiliki data bulanan untuk variabel yang dimaksudkan sehingga penulis memilih untuk mengambil data n=36 atau data 36 bulan (3 tahun) operasional hotel.


(60)

4.2.2 Uji Asumsi Klasik 4.2.2.1 Uji Normalitas

Hasil dari uji normalitas dengan grafik histogram dan normal probaliti ditunjukan gambar 4.1 sebagai berikut :

1. Grafik Histogram

Gambar 4.1 Uji Normalitas Sumber : Regressi SPSS, Lampiran : 3

Dari output gambar diatas, terlihat puncak pertumbuhan grafik melampaui kurva normal ( idealnya), hal ini menunjukkan perolehan laba perusahaan pada saat low seasson, masih berada diatas kondisi minimal demikian pula halnya saat


(61)

full seasson kondisi maksimal masih dapat tercapai, sehingga dapat disimpulkan, perolehan laba perusahaan telah sesuai dengan target promosi, namun demikian pada bulan-bulan tertentu yakni pada kondisi tingkat hunian kamar mid seasson

perolehan laba perusahaan tidak tercapai hal ini sebagaimana ditunjukkan oleh kurva gambar 4.1 diatas.

2. Normal Probality Plot

Gambar 4.2 Uji Normalitas (2)

Sumber : Regressi SPSS, Lampiran : 3 (Lanjutan)

Dari gambar 4.2 sebaran data dengan 36 sampel terlihat tampilan sebaran data berada disekitar garis original, namun ada beberapa titik dari data yang menyebar berada jauh dari garis original, namun demikian belum menjadi data Outlier,


(62)

sebagaimana ditunjukan dalam uji hasil sigma pada model regresi sehingga sebaran data pada penelitian ini dapat dikatakan moderat.

4.2.2.2 Uji Multikolinearitas

Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinieriitas Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

(Constant) 19288,618 7569,442 2,548 ,016

Biaya Pemasaran 1,040 ,081 ,852 12,836 ,000 ,988 1,012

Omzet Penjualan ,254 ,036 ,467 7,032 ,000 ,988 1,012 a.Dependent Variabel: Laba Perusahaan

Sumber : Regressi SPSS, Lampiran : 4

Dari tabel 4.3 diatas :

a. Biaya pemasaran memiliki nilai VIF sebesar 1,012 atau tidak > 10 dan nilai tolerance sebesar 0,988 atau tidak < 0.1. dari kedua nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel biaya pemasaran bebas dari adanya multikolinearitas.

b. Omzet penjualan memiliki nilai VIF 1,012 atau tidak > 10 dan nilai tolerance sebesar 0,988 atau tidak < 0.1. Dari kedua nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel omzet penjualan bebas dari adanya multikolinearitas.

Dari penjelasan di atas dapat dilihat bahwa tidak ada satupun variabel independen yang memiliki nilai VIF > 10


(63)

dan tidak ada yang memiliki tolerance < 0.1. jadi dapat disimpulkan bahwa penelitian ini bebas dari adanya multikolinearitas.

4.2.2.3. Uji Autokorelasi

Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 ,925a ,856 ,848 2892,168 2,043

a. Predictors: (Constant), Omzet Penjualan, Biaya Pemasaran b. Dependent Variable: Laba perusahaan

Sumber : Regressi SPSS, Lampiran : 5

Standard error of the estimate (SE) =2892,168. Dimana nilai (SE) 2892,168 < 0,856 (R Square) maka standard error untuk model diatas adalah moderat.

Durbin Watson (DW) = 2,043. Sesuai tabel Durbin Watson pada lampiran 6, untuk n=36 bulan observasi, atas 2 variabel bebas atau pada k’ = 2 diperoleh nilai ∂l= 1,26 dan nilai ∂u=1,49 , dari hasil regresi tabel diatas diperoleh DW = 2,043 sehingga dapat disimpulkan 2,043 (DW) > 1,49(∂u) maka terima Hº. Dimana nilai ini menjelaskan tidak ada terdeteksi terjadinya auto-korelasi pada regresi dari model diatas pada tabel 4.4.


(64)

4.2.2.4 Uji Heteroskedastisitas

Gambar 4.3 Uji Heteroskedastisitas

Sumber : Regressi SPSS, Lampiran : 7

Pada gambar 4.3 tentang grafik scatterplot diatas dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk pola tertentu yang jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu pada sumbu y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi penelitian ini layak dipakai untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.


(65)

4.2.3. Uji Hipotesis

4.2.3.1. Koefisien Determinasi

Tabel 4.5 Hasil Uji Hipotesis Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 ,925a ,856 ,848 2892,168

a. Predictors: (Constant), Omzet Penjualan, Biaya Pemasaran b. Dependent Variable: Laba Perusahaan

Sumber : Regressi SPSS, Lampiran : 8

Pada tabel 4.5 nilai (R²) =0,856 adalah nilai R square,

mengisyaratkan variable bebas memberikan pengaruhnya sebesar 85,6% kepada variabel tidak bebas, sedangkan sisanya 14,4% dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak disertakan kedalam model diatas.

4.2.3.2. Uji Signifikan Simultan (Uji F) Tabel 4.6 Hasil Uji F

ANOVA

Model

b

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1,647E9 2 8,235E8 98,453 ,000a

Residual 2,760E8 33 8364635,521

Total 1,923E9 35

a. Predictors: (Constant), Omzet Penjualan, Biaya Pemasaran b. Dependent Variable: Laba Perusahaan

Sumber : Regressi SPSS, Lampiran : 9

F Statistik ( F ) =98,453. Hasil uji dari F pada tabel statistik untuk ά 5% , yaitu uji F tabel untuk 36sampel (n),


(66)

terhadap 2 variabel bebas (k) dimana untuk mencari df (penyebut) adalah n-k =34, sedangkan pembilang n adalah 2 variabel, maka diperoleh nilai ά 5 % = 3,32 sebagaimana terlampir 10 Hal ini memberarti (F) 98,453 > 3,32 (F tabel) maka disimpulkan F untuk model diatas pada tabel 4.6 dinyatakan telah layak didalam uji F.

Untuk uji Sigma model diperoleh nilai (Σ) =0,000a. Dari sigma model untuk 2 variabel bebas terlihat (Sigma hitung) 0,000a < 0,05 (nilai Σ acuan normal) maka ini memberi arti nilai Sigma untuk model diatas layak dalam uji Sigma.

4.2.3.3. Uji Signifikan dan Parsial (Uji β dan T)

Tabel 4.7 Hasil Uji T

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

(Constant) 19288,618 7569,442 2,548 ,016

Biaya Pemasaran 1,040 ,081 ,852 12,836 ,000

Omzet Penjualan ,254 ,036 ,467 7,032 ,000

a. Dependent Variable: Laba Perusahaan Sumber : Regressi SPSS, Lampiran : 11

Dari tabel 4.7 diatas dapat disusun hasil regresi kedalam model persamaan regeresi berganda


(67)

LABA PERUSAHAAN = β0 + β1. BIAYA PEMASARAN + β2. OMZET PENJUALAN + µ LABA PERUSAHAAN = 19288,618 + 1,040. BIAYA PEMASARAN + 0,254. OMZET PENJUALAN.

Keterangan :

a. Nilai kostanta adalah 19288,618 artinya jika biaya pemasaran dan omzet penjualan bernilai 0 (nol) maka variabel laba perusahaan akan meningkat sebesar 19288,618. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh dari variabel lainnya yang tidak disertakan kedalam model namun juga memberi pengaruh yang positif dan signifikan terhadap perubahan variabel terikat laba perusahaan.

b. Variabel biaya pemasaran sesuai dengan hipotesis satu yaitu positif tidak signifikan dan elastis. Dari tabel 4.7 diatas diperoleh nilai β untuk biaya pemasaran sebesar = 1,040 sehingga sesuai hipotesis satu yaitu positif. Kemudian nilai β = 1,040 adalah > 1 sehingga variabel ini bersifat signifikan. Hal ini memberi arti jika terjadi perubahan, yaitu terjadi kenaikan sebesar 1% pada variabel terikat ( laba perusahaan) maka memberi pengaruh perubahan terhadap biaya pemasaran sebesar 1,040%. Dari uji t tabel untuk variabel biaya pemasaran diperoleh nilai koefisien 12,836 dimana untuk t tabel dengan ά 5% dan degrees of freedom=


(1)

Hasil Uji Heteroskedastisitas


(2)

Hasil Uji Hipotesis

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 ,925a ,856 ,848 2892,168

a. Predictors: (Constant), Omzet Penjualan, Biaya Pemasaran b. Dependent Variable: Laba Perusahaan

Sumber : Regressi SPSS, Lampiran : 8

Lampiran 9

Uji Signifikan Simultan (Uji F)

ANOVA Model

b

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1,647E9 2 8,235E8 98,453 ,000a

Residual 2,760E8 33 8364635,521

Total 1,923E9 35

a. Predictors: (Constant), Omzet Penjualan, Biaya Pemasaran b. Dependent Variable: Laba Perusahaan


(3)

V

2

= Degrees of Freedom for Numerator

V2 = Deg rees o f F reed o m f o r Den o m in at o r

1 2 3 4 5 6 7 8 10 12 20

1 161 200 216 225 230 234 237 239 242 244 248 254 2 18.5 19.0 19.2 19.2 19.3 19.3 19.4 19.4 19.4 19.4 19.4 19.5 3 10.1 9.55 9.28 9.12 9.01 8.94 8.89 8.85 8.79 8.74 8.66 8.53 4 7.71 6.94 6.59 6.39 6.26 6.16 6.09 6.04 5.96 5.91 5.80 5.63 5 6.61 5.79 5.41 5.19 5.05 4.95 4.88 4.82 4.74 4.68 4.56 4.36 6 5.99 5.14 4.76 4.53 4.39 4.28 4.21 4.15 4.06 4.00 3.87 3.67 7 5.59 4.74 4.35 4.12 3.97 3.87 3.79 3.73 3.64 3.57 3.44 3.23 8 5.32 4.46 4.07 3.84 3.69 3.58 3.50 3.44 3.35 3.28 3.15 2.93 9 5.12 4.26 3.86 3.63 3.48 3.37 3.29 3.23 3.14 3.07 2.94 2.71 10 4.96 4.10 3.71 3.48 3.33 3.22 3.14 3.07 2.98 2.91 2.77 2.54 11 4.84 3.98 3.59 3.36 3.20 3.09 3.01 2.95 2.85 2.79 2.65 2.40 12 4.75 3.89 3.49 3.26 3.11 3.00 2.91 2.85 2.75 2.69 2.54 2.30 13 4.67 3.81 3.41 3.18 3.03 2.29 2.83 2.77 2.67 2.60 2.46 2.21 14 4.60 3.74 3.34 3.11 2.96 2.85 2.76 2.70 2.60 2.53 2.39 2.13 15 4.54 3.68 3.29 3.06 2.90 2.79 2.71 2.64 2.54 2.48 2.33 2.07 16 4.49 3.63 3.24 3.01 2.85 2.74 2.66 2.59 2.49 2.42 2.28 2.01 17 4.45 3.59 3.20 2.96 2.81 2.70 2.61 2.55 2.45 2.38 2.23 1.96 18 4.41 3.55 3.16 2.93 2.77 2.66 2.58 2.51 2.41 2.34 2.19 1.92 19 4.38 3.52 3.13 2.90 2.74 2.63 2.54 2.48 2.38 2.31 2.16 1.88 20 4.35 3.49 3.10 2.87 2.71 2.60 2.51 2.45 2.35 2.28 2.12 1.84 21 4.32 3.47 3.07 2.84 2.68 2.57 2.49 2.42 2.32 2.25 2.10 1.81 22 4.30 3.44 3.05 2.82 2.66 2.55 2.46 2.40 2.30 2.23 2.07 1.78 23 4.28 3.42 3.03 2.80 2.64 2.53 2.44 2.37 2.27 2.20 2.05 176 24 4.26 3.40 3.01 2.78 2.62 2.51 2.42 2.36 2.25 2.18 2.03 1.73 25 4.24 3.39 2.99 2.76 2.60 2.49 2.40 2.34 2.25 2.16 2.01 1.71 30 4.17 3.32 2.29 2.69 2.53 2.42 2.33 2.27 2.16 2.09 1.93 1.62 40 4.08 3.23 2.84 2.61 2.45 2.34 2.25 2.18 2.08 2.00 1.84 1.51 60 4.00 3.15 2.76 2.53 2.37 2.25 2.17 2.10 1.99 1.92 1.75 1.39 120 3.92 3.07 2.68 2.45 2.29 2.18 2.09 2.02 1.91 1.83 1.66 1.25 ∞ 3.84 3.00 2.60 2.37 2.21 2.10 2.01 1.94 1.83 1.75 1.57 1.00

TABEL III-

A : DISTRIBUSI F UNTUK α = 0,05


(4)

Hasil Uji T

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

(Constant) 19288,618 7569,442 2,548 ,016

Biaya Pemasaran 1,040 ,081 ,852 12,836 ,000

Omzet Penjualan ,254 ,036 ,467 7,032 ,000


(5)

TABEL II: DISTRIBUSI NORMAL STANDAR, t

LEVEL OF SIGNIFICANCE

Degress of Freedom

Level of Significance One sided Two sided 10% 20% 5% 10% 2.5% 5% 1% 2% 0.5% 1% 1 3.078 6.314 12.706 31.821 63.657 2 1.886 2.920 4.303 6.965 9.925 3 1.638 2.353 3.182 4.541 5.841 4 1.533 2.132 2.776 3.747 4.604 5 1.476 2.015 2.571 3.365 4.032 6 1.440 1.943 2.447 3.143 3.707 7 1.415 1.895 2.365 2.998 3.499 8 1.397 1.860 2.306 2.896 3.355 9 1.383 1.833 2.262 2.821 3.250 10 1.372 1.812 2.228 2.764 3.169 11 1.363 1.796 2.201 2.718 3.106 12 1.356 1.782 2.179 2.681 3.055 13 1.350 1.771 2.160 2.650 3.012 14 1.345 1.761 2.145 2.624 2.977 15 1.341 1.753 2.131 2.602 2.947 16 1.337 1.746 2.210 2.583 2.921 17 1.333 1.740 2.110 2.567 2.898 18 1.330 1.734 2.101 2.552 2.878 19 1.328 1.729 2.093 2.539 2.861 20 1.325 1.725 2.086 2.528 2.845 21 1.323 1.721 2.080 2.518 2.831 22 1.321 1.717 2.074 2.508 2.819 23 1.319 1.714 2.069 2.500 2.807 24 1.318 1.711 2.046 2.492 2.797 25 1.316 1.708 2.060 2.485 2.787 26 1.315 1.706 2.056 2.479 2.779 27 1.314 1.703 2.052 2.473 2.771 28 1.313 1.701 2.048 2.467 2.763 29 1.311 1.699 2.045 2.462 2.756 30 1.310 1.697 2.042 2.457 2.750 40 1.303 1.684 2.021 2.423 2.704 60 1.296 1.671 2.000 2.390 2.660 120 1.289 1.658 1.980 2.358 2.617 (Normal)

∞ 1.282 6.645 1.960 2.326 2.576


(6)