13
BAB III AGENDA REFORMASI BIROKRASI POLRI
Langkah-langkah konkrit menuju World-Class Organization
Pelaksanaan tugas Polri pada Renstra 2015-2019 diarahkan untuk mencapai tujuan dalam rangka mewujudkan organisasi Polri menuju
National-Class Organization NCO hingga mencapai status World-Class Organization WCO pada 2025; organisasi Polri dengan Good and Clean
Governance; perubahan mind set dan culture set menuju Pemolisian Demokratis
Democratic Policing; rasa aman dan nyaman di masyarakat dalam melaksanakan aktivitas dan kegiatan kehidupan sehari-hari; Polri
yang profesional dan kompeten, bermoral, modern, unggul dan dipercaya masyarakat; dan penegakan hukum yang transparan, akuntabel dan anti
KKN yang mampu memberikan perlindungan dan pengayoman masyarakat serta memenuhi rasa keadilan masyarakat, yang tidak lain
sebagai aktualisasi arah kebijakan pemerintah dalam Nawa Cita menuju perubahan dengan menghadirkan negara yang bekerja, kemandirian yang
mensejahterakan, dan revolusi mental sebagaimana tertuang dalam RPJMN Tahun 2015-2019.
Guna mewujudkan tujuan tersebut, Polri menetapkan Visi Tahun 2015-2019 yaitu
“Terwujudnya Polri yang makin profesional, unggul dan dapat dipercaya masyarakat guna mendukung terciptanya Indonesia yang
berdaulat, mandiri dan berkepribadian yang berlandaskan gotong royong ”
serta 10 arah kebijakan dan strategi Polri, sebagai berikut: 1.
Arah kebijakan Polri dalam rangka pencapaian sasaran strategis terpenuhinya AlpalkamAlmatsus Polri guna mendukung penguatan
Tupoksi Polri, yaitu:
a. membangun dan mengembangkan sarana prasarana yang
berbasis teknologi dan informasi dalam rangka sebaran pelayanan Kamtibmas dan penegakan hukum;
b. melanjutkan pembangunan Laboratorium Forensik yang
belum tersedia pada tingkat pusat dan Polda serta melakukan renovasi bangunan Labfor cabang yang
diperlukan.
2. Arah kebijakan Polri dalam rangka pencapain sasaran strategis
terbangunnya Postur Polri yang profesional, bermoral, modern dan unggul melalui perubahan
mindset dan culture set, yaitu:
14 a.
rekrutment personel
Polri dan
PNS dengan
mempertimbangkan kebijakan minimal zero growth;
b. percepatan peningkatan kapasitas dan kapabilitas SDM
serta modernisasi teknologi kepolisian sebagai bagian dari penerapan reformasi Polri;
c. meningkatkan profesionalisme anggota Polri melalui
pendidikan dan pelatihan; d.
membangun SDM Polri yang profesional melalui metode sekolah sambil bekerja
off campus di STIK-PTIK; e.
melakukan sertifikasi terhadap kemampuan teknis profesi Kepolisian;
f. mewujudkan tata kelola organisasi Polri yang bersih,
transparan dan akuntabel untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap Polri;
g. melanjutkan pembangunan standar pelayanan prima pada
tingkat Polsek, Polres dan Polda dengan melengkapi Daftar Susunan Personel dan Peralatan DSPP;
h. membangun hukum kepolisian di pusat dan daerah sebagai
elemen Prolegnas bidang Kepolisian serta memfungsikan sebagai pusat informasi hukum Kepolisian bagi pelaksana
tugas Polri di lapangan serta pusat penelitian hukum Indonesia dan negara-negara lain di dunia;
i. peningkatan kesejahteraan personel Polri dalam rangka
meningkatkan profesionalisme; j.
menyelaraskan dan mengefektifkan secara optimal kegiatan pengawasan dan pemeriksaan oleh Aparat Pengawasan
Internal Pemerintah APIP guna mewujudkan aparat Polri yang profesional dan akuntabel serta menerapkan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah SPIP secara maksimal guna mencegah terjadinya Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
KKN.
3. Arah kebijakan Polri dalam rangka pencapaian sasaran strategis
tergelarnya kekuatan Polri di wilayah perbatasan dan pulau terluar berpenghuni serta sebagai poros maritim secara berkelanjutan,
yaitu:
a. merevisi struktur organisasi Polri dengan menggabungkan
Ditpolair dan Ditpoludara menjadi Korps Kepolisian Perairan dan Udara;
15 b.
peningkatan kemampuan Polair dan udara dengan didukung penambahan kapal dan pesawat udara yang dapat
menjangkau pulau-pulau terluar dan wilayah terluar berpenghuniberpenduduk dalam rangka mendukung poros
maritim.
4. Arah kebijakan Polri dalam rangka pencapaian sasaran strategis
terbangunnya teknologi kepolisian dan sistem informasi secara berkelanjutan yang terintegrasi melalui penelitian dan kajian ilmiah
dalam mendukung kinerja Polri yang optimal, yaitu:
a. penguatan lembaga penelitian dan pengembangan dalam
rangka membangun kemampuan industri Kepolisian melalui rintisan perangkat inovasi teknologi Kepolisian yang
mencakup semua bentuk Almatsus Polri menuju standar minimal pelayanan Polri;
b. membangun sistem teknologi informasi dan komunikasi
secara terpadu mulai dari Mabes Polri sampai dengan Polda dan Polres.
5. Arah kebijakan Polri dalam rangka pencapain sasaran strategis
meningkatnya pelayanan prima dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat dengan mengedepankan upaya preemtif
dan preventif yang didukung oleh penegakan hukum yang tegas, yaitu:
a.
optimalisasi pelayanan masyarakat yang prima melalui penggelaran personel dan peralatan Polri yang berbasis
teknologi;
b. penguatan bidang kehumasan melalui implementasi
keterbukaan informasi
publik guna
mewujudkan kepercayaan masyarakat;
c. mengoptimalkan pengelolaan keamanan dalam negeri
terhadap segenap warga negara dan penciptaan rasa aman masyarakat;
d. mempersiapkan seluruh satuan wilayah dalam rangka
pengamanan Pemilukada sepanjang tahun, Pemilu Legislatif dan Pemilu PresidenWakil Presiden tahun 2019.
6. Arah kebijakan Polri dalam rangka pencapaian sasaran strategis
meningkatnya peran intelijen dalam mendukung upaya mengelola keamanan dan ketertiban masyarakat, yaitu: Memperkuat
kemampuan deteksi aksi intelijen deteksi dini, peringatan dini dan cegah dini yang didukung personel, anggaran dan teknologi
16 intelijen yang memadai dalam rangka mengeliminir setiap potensi
gangguan dan gejolak sosial. 7.
Arah kebijakan Polri dalam rangka pencapain sasaran strategis terbangunnya kerja sama dalam negeri dan luar negeri dalam
rangka sinergi polisional, yaitu:
a. mengoptimalkan sinergi polisional antar kementerian dan
lembaga serta kerja sama dengan luar negeri; b.
meningkatkan partisipasi Polri dalam menjaga perdamaian dunia.
8. Arah kebijakan Polri dalam rangka pencapaian sasaran strategis
tergelarnya Bhabinkamtibmas di seluruh desakelurahan dalam rangka implementasi Polmas dan melakukan deteksi dini terhadap
potensi gangguan keamanan dan gejala sosial masyarakat, yaitu: Melanjutkan pemantapan pelaksanaan pemolisian masyarakat
community policing dengan Bhabinkamtibmas dan kelompok kesadaran masyarakat tentang Kamtibmas.
9. Arah kebijakan Polri dalam rangka pencapaian sasaran strategis
memantapkan keselamatan lalu lintas dalam rangka mendukung program
Decade of Action for Road Safety 2011-2020, yaitu: a.
meningkatkan peran sebagai Pusat Kendali, Koordinasi, Komunikasi dan Informasi K3I;
b. meningkatkan kualitas keselamatan dan menurunkan
tingkat fatalitas korban kecelakaan lalu lintas dan angkutan jalan;
c. membangun budaya tertib lalu lintas dan angkutan jalan;
d. meningkatkan kualitas pelayanan publik di bidang Regident
pengemudi dan kendaraan bermotor berbasis teknologi. 10.
Arah kebijakan Polri dalam rangka pencapaian sasaran strategis meningkatnya penyelesaian dan pengungkapan serta terciptanya
rasa aman terhadap empat jenis kejahatan kejahatan konvensional, kejahatan terhadap kekayaan negara, kejahatan
transnasional dan kejahatan berimplikasi kontinjensi, yaitu:
a. pemantapan fungsi pencegahan dan penegakan hukum
terhadap empat jenis kejahatan yang meliputi: kejahatan konvensional, kejahatan transnasional, kejahatan terhadap
kekayaan negara, dan kejahatan yang berimplikasi kontijensi
yang disertai
pengadaan sarana
dan prasarananya;
17 b.
membangun kemampuan back up operasional di tingkat
Mabes Polri dalam penanganan gangguan keamanan berintensitas tinggi
Flash Point secara langsung dan cepat, khususnya terorisme, separatisme dan konflik social;
c. membangun kemampuan penyidikan berstandar investigasi
pidana yang ilmiah Scientific Criminal Investigation-SCI
dari tingkat Mabes Polri sampai tingkat Polsek. Oleh karena itu, dalam penyusunan agenda Reformasi Birokrasi
diintegrasikan dengan mengacu pada delapan area perubahan Reformasi Birokrasi Nasional bidang Mental Aparatur, Pengawasan, Akuntabilitas,
Kelembagaan, Tatalaksana, Sumber Daya Manusia Aparatur, Peraturan perundang - undangan dan Pelayanan publik. Kedelapan area perubahan
tersebut dijabarkan dalam 9 program, 37 kegiatan, 94 rencana aksi dan 15
quick wins, sebagaimana ditentukan Tim Reformasi Birokrasi Nasional dalam Permen PAN-RB Nomor 11 Tahun 2015 dengan tiga sasaran yaitu
mewujudkan Birokrasi Polri yang bersih dan akuntabel, Birokrasi Polri yang memiliki pelayanan publik berkualitas dan Birokrasi yang efektif dan
efisien, sebagai berikut:
18 1.
Program Revolusi Mental Aparatur. Program ini bertujuan untuk membentuk sistem nilai dan
integritas birokrasi yang efektif dan hasil yang diharapkan melalui program ini adalah:
a. meningkatnya penerapaninternalisasi asas, prinsip, nilai
dasar, kode etik, dan kode perilaku, termasuk penguatan budaya kinerja dan budaya pelayanan;
b. meningkatnya penerapan budaya kerja positif di setiap
instansi pemerintah; c.
meningkatnya integritas aparatur; d.
meningkatnya profesionalisme aparatur; e.
meningkatnya citra positif aparatur sebagai pelayan masyarakat;
f. meningkatnya kepuasan masyarakat.
Program Revolusi Mental Aparatur, dilaksanakan dengan dua kegiatan:
a. pengembangan nilai-nilai untuk menegakkan integritas;
b. pembentukan agen perubahan yang dapat mendorong
terjadinya perubahan pola pikir.
2. Program Penguatan Sistem Pengawasan.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan peran APIP dalam mendorong penyelenggaraan pemerintahan
yang berintegritas dan berkinerja tinggi dan hasil yang diharapkan melalui program ini adalah:
a. meningkatnya kapasitas APIP;
b. meningkatnya
penerapan sistem
pengawasan yang
independen, profesional, dan sinergis; c.
meningkatnya penerapan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN;
d. meningkatnya efisiensi penyelenggaraan birokrasi;
e. menurunnya tingkat penyimpangan oleh aparatur;
f. meningkatnya jumlah instansi pemerintah yang memperoleh
opini WTP –BPK.
Program Penguatan Sistem Pengawasan, dilaksanakan enam kegiatan:
19 a.
pembangunan unit kerja untuk memperoleh predikat menuju Wilayah Bebas dari Korupsi WBKWilayah Birokrasi
Bersih dan Melayani WBBM;
b. pelaksanaan pengendalian gratifikasi;
c. pelaksanaan
whistleblowing system; d.
pelaksanaan pemantauan benturan kepentingan; e.
pembangunan SPIP di lingkungan unit kerja; f.
penanganan pengaduan masyarakat.
3. Program Penguatan Akuntabilitas Kinerja.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan system manajemen kinerja organisasi dan hasil yang
diharapkan melalui program ini adalah:
a. meningkatnya kualitas penerapan sistem akuntabilitas
keuangan dan kinerja yang terintegrasi; b.
meningkatnya kualitas penerapan sistem pengadaan barang dan jasa yang adil, transparan, dan professional;
c. meningkatnya penerapan sistem manajemen kinerja
nasional; d.
meningkatnya akuntabilitas aparatur. Program Penguatan Akuntabilitas Kinerja, dilaksanakan dengan
satu kegiatan yaitu pembangunanpengembangan teknologi informasi dalam manajemen kinerja.
4. Program Penguatan Kelembagaan.
Program ini bertujuan untuk membentuk organisasi pemerintahan yang tepat stuktur, efektif, efisien dan berkinerja
tinggi dan hasil yang diharapkan melalui program ini adalah:
a. meningkatnya kualitas pelaksanaan agenda reformasi
birokrasi nasional; b.
meningkatnya ketepatan ukuran, ketepatan fungsi dan sinergismekesinergisan kelembagaan Kementerianlembaga
pemerintah non kementerianlembaga non struktural;
c. menurunnya tumpang tindih tugas dan fungsi antar
KementerianLembaga dan antar KementerianLembaga dengan Pemerintah daerah;
20 d.
meningkatnya kejelasan pembagian kewenangan antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah
kabupatenkota;
e. meningkatnya sinergisme kelembagaan antara instansi
pemerintah pusat dan daerah; f.
meningkatnya sinergisme dan penguatan kelembagaan pada masing-masing bidang pembangunan;
g. meningkatnya kinerja aparatur.
Program Penguatan Kelembagaan, dilaksanakan dengan satu kegiatan yaitu evaluasi dan restrukturisasi kelembagaan di
lingkungan Polri.
5. Program Penguatan Tatalaksana.
Program ini bertujuan untuk membentuk proses manajemen birokrasi yang sederhana, transparan, efektif dan efisien berbasis
TIK dan hasil yang diharapkan melalui program ini adalah:
a. meningkatnya penerapan sistem, proses dan prosedur kerja
yang jelas, efektif, efisien, cepat, terukur sederhana, transparan, partisipatif, dan berbasis
e-Government; b.
meningkatnya kualitas tata hubungan antara pemerintah pusat dan daerah;
c. meningkatnya penerapan keterbukaan informasi publik;
d. meningkatnya penerapan sistem pengadaan barang dan
jasa secara elektronik; e.
meningkatnya penerapan manajemen kearsipan yang handal;
f. meningkatnya kualitas pelayanan.
Program Penguatan Tatalaksana, dilaksanakan dengan empat kegiatan:
a.
Perluasan penerapan e-government yang terintegrasi dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan; b.
Penerapan efisiensi penyelenggaraan Pemerintah; c.
Implementasi Undang-Undang Keterbukaan Infomasi; d.
Penerapan sistem kearsipan yang handal.
21 6.
Program Penguatan Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia Program ini bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme
aparatur sipil negara dan hasil yang diharapkan melalui program ini adalah:
a. meningkatnya kemampuan unit yang mengelola SDM ASN
untuk mewujudkan SDM aparatur yang kompeten dan kompetitif;
b. meningkatnya
kepatuhan instansi
untuk penerapan
manajemen SDM aparatur yang berbasis merit; c.
meningkatnya jumlah instansi yang mampu menerapkan manajemen kinerja individu untuk mengidentifikasi dan
meningkatkan kompetensi SDM aparatur;
d. meningkatnya jumlah instansi untuk membentuk
talent pool kelompok suksesi untuk pengembangan karier pegawai
di lingkungannya; e.
meningkatnya jumlah instansi yang mampu mewujudkan sistem informasi manajemen SDM yang terintegrasi
di lingkungannya;
f. meningkatnya
penerapan sistem
pengembangan kepemimpinan untuk perubahan;
g. meningkatnya pengendalian penerapan sistem merit dalam
Manajamen SDM aparatur; h.
meningkatnya profesionalisme aparatur. Program Penguatan Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia,
dilaksanakan dengan 14 kegiatan:
a. perbaikan berkelanjutan sistem perencanaan kebutuhan
personel Polri; b.
perumusan dan penetapan kebijakan sistem rekruitmen dan seleksi secara transparan dan berbasis kompetensi;
c. perumusan dan penetapan kebijakan sistem promosi secara
terbuka; d.
perumusan dan
penetapan kebijakan
pemanfaatan assessment center;
e. perumusan dan penetapan kebijakan penilaian kinerja
personel Polri; f.
perumusan dan
penetapan kebijakan
reward and punishment berbasis kinerja;
g. pembangunanpengembangan sistem informasi personel
Polri;
22 h.
perumusan dan penetapan kebijakan sistem pengkaderan personel Polri;
i. perumusan
dan penetapan
kebijakan pemanfaatan
pengembangan data base profil kompetensi calon dan pejabat tinggi Polri;
j. perumusan dan penetapan kebijakan pengendalian kualitas
pendidikan dan pelatihan; k.
penerapan sistem promosi secara terbuka, kompetitif dan berbasis kompetensi didukung oleh makin efektifnya
pengawasan;
l. menyusun dan menetapkan pola karier;
m. pengukuran
gap competency kesenjangan kompetensi antara pemangku jabatan dan syarat kompetensi jabatan;
n. penguatan sistem dan kualitas pendidikan dan pelatihan
untuk mendukung kinerja. 7.
Program Penguatan Peraturan Perundang-Undangan. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas
kebijakan publik berbasis kebutuhan publik dan hasil yang diharapkan melalui program ini adalah:
a. meningkatnya keterlibatan publik dalam proses perumusan
kebijakan; b.
meningkatnya kualitas regulasi yang melindungi, berpihak pada publik, harmonis, tidak tumpang tindih dan
mendorong iklim kondusif bagi publik.
Program Penguatan Peraturan Perundang-Undangan, dilaksanakan dengan tiga kegiatan:
a.
evaluasi secara berkala berbagai peraturan perundang- undangan yang sedang diberlakukan;
b. menyempurnakanmengubah
berbagai peraturan
perundang-undangan yang dipandang tidak relevan lagi, tumpang tindih atau disharmonis dengan peraturan
perundang-undangan lain;
c. melakukan
deregulasi untuk
memangkas peraturan
perundang-undangan yang
dipandang menghambat
pelayanan.
23 8.
Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas
pelayanan publik secara terus menerus dan hasil yang diharapkan melalui program ini adalah:
a. meningkatnya sistem monitoring dan evaluasi terhadap
kinerja pelayanan publik; b.
meningkatnya kualitas pelayanan publik sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat;
c. meningkatnya profesionalisme aparatur.
Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik, dilaksanakan dengan empat kegiatan:
a.
penerapan pelayanan satu atap; b.
percepatan pelayanan menjadi maksimal 15 hari; c.
deregulasi dalam rangka mempercepat proses pelayanan; d.
pembangunanpengembangan penggunaan
teknologi informasi dalam pelayanan;
9. Program Monitoring dan Evaluasi
Program ini bertujuan untuk menjamin agar pelaksanaan Reformasi Birokrasi dijalankan sesuai dengan ketentuan dan
rencana aksi yang ditetapkan. Hasil yang ingin dicapai melalui program ini adalah memberikan peringatan dini tentang resiko
kegagalan pencapaian target yang ditetapkan.
Program Monitoring dan Evaluasi, dilaksanakan dengan dua kegiatan:
a.
monitoring; b.
evaluasi tahunan dan menyeluruh pada semester kedua Tahun 2019;
Dari masing-masing program tersebut, dalam rencana aksinya ditetapkan program
quick wins yang merupakan agenda prioritas dalam pelaksanaan Reformasi Birokrasi Polri Gelombang III Tahun 2016-2019,
guna memberikan dampak positif jangka pendek yang dapat dirasakan oleh publikmasyarakat sekaligus sebagai
outcome dari langkah-langkah Reformasi Birokrasi Polri dan bermanfaat dalam mendapatkan momentum
yang positif dalam meningkatkan kepercayaan masyarakat, yaitu:
24 1.
Program Revolusi Mental Aparatur, dengan Quick Wins Sebagai
Penggerak Revolusi Mental dan Pelopor Tertib Sosial di Ruang Publik;
2. Program Penguatan Sistem Pengawasan, dengan
Quick Wins Penetapan Zona Integritas menuju WBK tingkat Mabes Polri, Polda
dan Polres;
3. Program Penguatan Akuntabilitas Kinerja, dengan
Quick Wins Peningkatan Nilai AKIP;
4. Program Penguatan Kelembagaan, dengan
Quick Wins: a.
Restrukturisasi Organisasi Polri tingkat Mabes, Polda dan Polres yang Efektif, Efesien dan Akuntabel;
b. mengintensifkan sinergitas Polisional dengan Kementerian
Lembaga; 5.
Program Penguatan Tata Laksana, dengan
Quick Wins Penerapan e-government yang terintergrasi dalam System Informasi
Manajemen Teknologi Polri Simtekpol, e-document dan e-office.
6. Program Penguatan Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia,
dengan Quick Wins Pemberlakuan promosi jabatan terbuka di
lingkungan Polri Polres, Polda dan Mabes Polri; 7.
Program Penguatan Peraturan Perundang-undangan, dengan Quick Wins Revisi Perkap Nomor 26 Tahun 2010 tentang Tata Cara
Pembentukan Peraturan Kepolisian.
8. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik, dengan
Quick Wins:
a. Bidang Lantas:
Mewujudkan Zona bebas percaloan layanan SIM di Satpas Polda Metrojaya, Polresta Bandung, Polresta Semarang,
Polresta Medan, Polresta Surabaya, Polresta Makasar, Polresta Palembang, Polresta Pontianak, Polres Banyumnas
dan Polres Cimahi;
b. Bidang Intelkam:
Mewujudkan Zona bebas percaloan layanan SKCK di 32 Polda dan 453 Polres;
c. Bidang Binmas:
Penerapan Sentra Pelayanan Masyarakat Mobile;
25 d.
Bidang Sabhara: Melaksanakan patroli dialogis di seluruh jajaran kewilayahan;
e. Bidang Polair:
Pelayanan masyarakat di wilayah pelabuhan berbasis tehnologi informasi aplikasi
smarth phone di wilayah sekitar pelabuhan;
f. Bidang Reskrim:
Pelayanan masyarakat dalam pemberian SP2HP; g.
Bidang Brimob: Quick respon JIBOM, bantuan SAR dan KBR.
Penetapan program quick wins tersebut tidak terlepas dari
penetapan program quick wins nasional sebagaimana yang ditetapkan
dalam Permen PAN-RB Nomor 11 Tahun 2015 tentang Road Map
Reformasi Birokrasi 2015-2019, yaitu: 1.
Kampanye Gerakan Nasional Revolusi Mental. Kampanye akan dilakukan dengan menggunakan berbagai
sarana komunikasi, yang diharapkan dapat menjangkau seluruh lini anggota. Tujuannya untuk mengakselerasi perubahan
mindset anggota Polri dari budaya priyayi ke budaya melayani; dan
memberikan pesan kepada masyarakat tentang tekad pelayanan prima kepolisian untuk hadir dan memberikan pelayanan publik
yang lebih baik.
2. Penetapan Struktur Organisasi Polri yang efektif, efisien, dan
akuntabel Penataan Struktur Organisasi Polri dilakukan melalui
penerbitan Peraturan Kapolri. Tujuannya untuk memastikan bahwa Struktur Organisasi Polri yang efektif dan efisien tersebut dapat
segera ditetapkan dan beroperasi.
3. Penguatan Sistem Manajemen SDM Polri yang transparan,
kompetitif, berintegritas dan berbasis merit Penguatan Sistem Manajemen SDM Polri yang transparan,
kompetitif, berintegritas dan berbasis merit dilakukan melalui penerbitan Peraturan Kapolri tentang Sistem Manajemen SDM
Polri. Tujuannya adalah agar Sistem Manajemen SDM Polri yang transparan, kompetitif, berintegritas, dan berbasis merit dapat
segera diwujudkan.
26 4.
Rekrutmen Anggota Polri. Rekrutmen anggota Polri diarahkan pada penyelesaian
status tenaga honorer K2 menjadi CPNS dan pemberlakukan rekrutmen terbuka untuk jabatan di lingkungan Polri.
5. Penguatan Pelayanan Publik di Pelayanan Terpadu Satu Pintu
PTSP. Dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik bidang
perijinan, diselenggarakan di PTSP dengan tujuan terwujudnya model pelayanan terpadu satu pintu.
6. Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik untuk mengakselerasi
peningkatan kualitas pelayanan publik Mendorong dan mengakselerasi peningkatan kualitas
pelayanan publik, melalui pelaksanaan Satu Instansi Satu Inovasi one agency one innovation dengan mengikuti kompetisi inovasi
pelayanan publik.
Pemenang kompetisi
akan mendapat
penghargaan dari PresidenWakil Presiden dan diikutsertakan dalam kompetisi tingkat dunia yang diselenggarakan oleh PBB.
7. Penguatan Akuntabilitas Kinerja dan Integritas Instansi Pemerintah
melalui evaluasi tingkat akuntabilitas kinerja, evaluasi terhadap unit kerja pelayanan yg telah mencanangkan Zona Integritas, serta
penerbitan kebijakan tentang perjanjian kinerja dan pelaporan kinerja
Dalam rangka penguatan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah SAKIP.
Secara umum, indikator keberhasilan pada sasaran agenda Reformasi Birokrasi Polri Gelombang III Tahun 2016-2019 dapat
digambarkan sebagai berikut:
27 1.
Mewujudkan Birokrasi yang Bersih dan Akuntabel
Indikator Baseline 2015
Target 2019
Opini WTP dari BPK Opini WTP
Opini WTP Tingkat Kapabilitas APIP skor 1-5
1 2
Tingkat Kematangan Implementasi SPIP skor 1-5
1 2
Nilai AKIP Skor 68,04
Skor 70 Penggunaan
e-procurement
30 80
2. Mewujudkan Birokrasi yang Efektif dan Efisien
Indikator Baseline 2015
Target 2019
Indeks Reformasi Birokrasi Polri PMPRB
Skor 67,23 B Skor 70 B
Indeks Profesionalitas Aparatur Polri Skor 1-100
Skor 86 Skor 86
Indeks
e-Government
Polri Skor 0-4
Skor 2,66 Skor 2,66
3. Mewujudkan Birokrasi yang memiliki Pelayanan Publik Berkualitas
Indikator Baseline 2015
Target 2019
Indeks Integritas Pelayanan Publik Skor 0-10
Skor 7,22 Skor 8,5
Survey Kepuasan Masyarakat SKM 80
90 Persentase kepatuhan pelaksanaan
UU Pelayanan Publik Zona Hijau -
10 Satpas, 453 Yan SKCK
Gambaran umum Road Map menuju kondisi dimana Birokrasi Polri
menjadi Birokrasi yang bersih dan akuntabel menuju Birokrasi berkinerja tinggi yang menggunakan seluruh sumber daya yang dimiliki secara
efisien untuk kepentingan publik, Birokrasi yang efektif dan efisien menuju Birokrasi yang berintegritas tinggi, bersih dari praktek KKN dan
akuntabel pada publik dan Birokrasi yang memiliki pelayanan publik yang berkualitas menuju Birokrasi yang mampu memenuhi
public needs, sebagaimana dalam matriks sebagai berikut:
TERWUJUDNYA BIROKRASI BERKINERJA TINGGI
BIROKRASI YANG BERSIH DAN AKUNTABEL
BIROKRASI YANG MENGGUNAKAN SELURUH SUMBER DAYA YANG DIMILIKI SECARA EFISIEN UNTUK KEPENTINGAN PUBLIK
2016 2017
2018 2019
1. Meningkatnya internalisasi sistem nilai dan integritas
birokrasi; 2. Meningkatnya sinergitas
sistem pengawasan; 3. Meningkatnya sinergitas
sistem perencanaan, penganggaran dan
pelaporan kinerja; 4. Meningkatnya keterbukaan
sistem pelaporan; 5. Meningkatnya penerapan
sistem
reward and punishment
dalam manajemen kinerja
nasional. 1. Meningkatnya integritas
birokrasi; 2. Meningkatnya sinergitas
sistem pengawasan; 3. Meningkatnya sinergitas
sistem perencanaan, penganggaran dan
pelaporan kinerja; 4. Meningkatnya keterbukaan
sistem pelaporan; 5. Meningkatnya penerapan
sistem
reward and punishment
dalam manajemen kinerja
nasional; 6. Meningkatnya keselarasan
antara kinerja individu dengan kinerja organisasi;
7. Meningkatnya independensi APIP;
8. Meningkatnya pengendalian internal di lingkungan
instansi pemerintah; 9. Meningkatnya sinergitas
sistem pelaporan. 1. Meningkatnya integritas
birokrasi; 2. Meningkatnya sinergitas sistem
pengawasan; 3. Meningkatnya sinergitas sistem
perencanaan, penganggaran dan pelaporan kinerja;
4. Meningkatnya intensitas keterbukaan sistem pelaporan;
5. Meningkatnya intensitas penerapan sistem
reward and punishment
dalam manajemen kinerja nasional;
6. Meningkatnya intensitas keselarasan antara kinerja
individu dengan kinerja organisasi;
7. Meningkatnya intensitas independensi APIP;
8. Meningkatnya intensitas pengendalian internal di
lingkungan instansi pemerintah; 9. Meningkatnya kinerja organisasi
instansi pemerintah; 10. Meningkatnya efektivitas dan
efisiensi sistem pelaporan. 1. Meningkatnya integritas birokrasi;
2. Meningkatnya sinergitas sistem pengawasan; 3. Meningkatnya sinergitas sistem perencanaan,
penganggaran dan pelaporan kinerja; 4. Meningkatnya intensitas keterbukaan sistem
pelaporan; 5. Meningkatnya intensitas penerapan sistem
reward and punishment
dalam manajemen kinerja nasional;
6. Meningkatnya intensitas keselarasan antara kinerja individu dengan kinerja organisasi;
7. Meningkatnya intensitas independensi APIP; 8. Meningkatnya intensitas pengendalian internal di
lingkungan instansi pemerintah; 9. Meningkatnya kinerja organisasi instansi
pemerintah; 10. Meningkatnya efektivitas dan efisiensi sistem
pelaporan; 11. Meningkatnya transparansi informasi laporan
keuangan dan kinerja; 12. Meningkatnya akuntabilitas publik;
13. Terinternalisasinya Nilai Dasar, Kode Etik, Kode Perilaku dan Integritas pada Instansi Pemerintah;
14. Terwujudnya birokrasi yang bersih dan bebas dari praktek KKN;
15. Meningkatnya kontribusi setiap instansi pemerintah pada peningkatan kinerja pemerintah
dalam pelaksanaan pembangunan secara keseluruhan.
28
KO N
DISI S AA
T INI
KO N
DISI Y AN
G DIHAR
APKAN
TERWUJUDNYA BIROKRASI BERKINERJA TINGGI
BIROKRASI YANG EFEKTIF DAN EFISIEN
BIROKRASI YANG BERINTEGRITAS TINGGI, BERSIH DARI PRAKTEK KKN DAN AKUNTABEL PADA PUBLIK
2016 2017
2018 2019
1. Meningkatnya kualitas dan intensitas pelaksanaan
reformasi birokrasi; 2. Meningkatnya ketepatan
ukuran dan fungsi kelembagaan;
3. Meningkatnya efisiensi; 4. Meningkatnya kecepatan
proses penyelenggaraan pemerintah;
5. Meningkatnya penggunaan teknologi informasi;
6. Meningkatnya keterbukaan informasi publik;
7. Meningkatnya kemampuan unit pengelola SDM untuk
menerapkan manajemen SDM yang berbasis merit;
8. Meningkatnya kesejahteraan SDM Aparatur;
9. Meningkatnya sinergi antar instansi pemerintah dalam
harmonisasi peraturan perundang-undangan;
10. Meningkatnya peran serta publik dalam perumusan
kebijakan. 1. Meningkatnya kualitas dan
intensitas pelaksanaan reformasi birokrasi;
2. Meningkatnya ketepatan ukuran dan fungsi
kelembagaan; 3. Meningkatnya efisiensi;
4. Meningkatnya kecepatan proses penyelenggaraan pemerintah;
5. Meningkatnya sinergi fungsi dan kewenangan antar instansi
pemerintah; 6. Meningkatnya penggunaan
teknologi informasi; 7. Meningkatnya keterbukaan
informasi publik; 8. Meningkatnya penerapan
manajemen SDM yang berbasis merit;
9. Meningkatnya kesejahteraan SDM Aparatur;
10. Meningkatnya transparansi dalam rekruitmen pegawai;
11. Meningkatnya harmonisasi peraturan perundang-
undangan; 12. Meningkatnya dukungan publik
terhadap penerapan kebijakan pemerintah.
1. Meningkatnya kualitas dan intensitas pelaksanaan reformasi
birokrasi; 2. Meningkatnya ketepatan ukuran
dan fungsi kelembagaan; 3. Menurunnya tumpang tindih tugas
dan fungsi antar instansi; 4. Meningkatnya efektivitas dan
efisiensi; 5. Meningkatnya kecepatan proses
penyelenggaraan pemerintah; 6. Meningkatnya penggunaan
teknologi; 7. Meningkatnya keterbukaan
informasi publik; 8. Meningkatnya penerapan
manajemen SDM yang berbasis merit;
9. Meningkatnya transparansi dalam rekruitmen pegawai;
10. Meningkatnya kesejahteraan SDM Aparatur;
11. Meningkatnya harmonisasi peraturan perundang-undangan
12. Meningkatnya kualitas kebijakan publik;
13. Meningkatnya dukungan publik terhadap penerapan kebijakan
pemerintah. 1. Meningkatnya kualitas dan intensitas
pelaksanaan reformasi birokrasi; 2. Meningkatnya ketepatan ukuran dan
fungsi kelembagaan; 3. Menurunnya tumpang tindih tugas dan
fungsi antar instansi; 4. Meningkatnya efektivitas dan efisiensi;
5. Meningkatnya kecepatan proses penyelenggaraan pemerintah;
6. Meningkatnya efektivitas tata hubungan antar instansi pemerintah dan pemerintah
daerah; 7. Meningkatnya penggunaan teknologi;
8. Meningkatnya keterbukaan informasi publik;
9. Meningkatnya penerapan manajemen SDM yang berbasis merit;
10. Meningkatnya transparansi dalam rekruitmen pegawai;
11. Meningkatnya kesejahteraan SDM Aparatur;
12. Meningkatnya integritas aparatur; 13. Meningkatnya harmonisasi peraturan
perundang-undangan; 14. Meningkatnya kualitas kebijakan publik;
15. Meningkatnya dukungan publik terhadap penerapan kebijakan pemerintah.
29
KO N
DISI S AA
T INI
KO N
DISI Y AN
G DIHAR
APKAN
TERWUJUDNYA BIROKRASI BERKINERJA TINGGI
BIROKRASI YANG MEMILIKI PELAYANAN PUBLIK BERKUALITAS
BIROKRASI YANG MAMPU MEMENUHI PUBLIC NEEDS
2016 2017
2018 2019
1. Meningkatnya kemudahan, kepastian dan kecepatan
proses pelayanan; 2. Meningkatnya aksesibiltas
pelayanan; 3. Meningkatnya penggunaan
teknologi informasi dalam pemberian pelayanan;
4. Meningkatnya kompetensi SDM pelayanan;
5. Meningkatnya inovasi dalam pelayanan publik;
6. Meningkatnya partisipasi publik dalam mendorong
peningkatan kualitas pelayanan;
7. Meningkatnya kepuasan masyarakat terhadap
pelayanan publik. 1. Meningkatnya kemudahan,
kepastian dan kecepatan proses pelayanan;
2. Meningkatnya aksesibiltas pelayanan;
3. Meningkatnya penggunaan teknologi informasi dalam
pemberian pelayanan; 4. Meningkatnya kompetensi SDM
pelayanan; 5. Meningkatnya inovasi dalam
pelayanan publik; 6. Meningkatnya partisipasi publik
dalam mendorong peningkatan kualitas pelayanan;
7. Meningkatnya kepuasan masyarakat terhadap pelayanan
publik; 8. Meningkatnya kepercayaan
masyarakat terhadap pemerintah;
9. Meningkatnya investasi dalam negeri.
1. Meningkatnya kemudahan, kepastian dan kecepatan proses
pelayanan; 2. Meningkatnya aksesibiltas
pelayanan; 3. Meningkatnya penggunaan
teknologi informasi dalam pemberian pelayanan;
4. Meningkatnya kompetensi SDM pelayanan;
5. Meningkatnya intensitas inovasi dalam pelayanan publik;
6. Meningkatnya partisipasi publik dalam mendorong peningkatan
kualitas pelayanan; 7. Meningkatnya kepuasan
masyarakat terhadap pelayanan publik;
8. Meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap
pemerintah; 9. Meningkatnya kepercayaan
global terhadap Indonesia; 10. Meningkatnya investasi dalam
negeri dan luar negeri. 1. Meningkatnya kemudahan, kepastian dan
kecepatan proses pelayanan; 2. Meningkatnya aksesibiltas pelayanan;
3. Meningkatnya penggunaan teknologi informasi dalam pemberian pelayanan;
4. Meningkatnya kompetensi SDM pelayanan; 5. Meningkatnya intensitas inovasi dalam
pelayanan publik; 6. Meningkatnya partisipasi publik dalam
mendorong peningkatan kualitas pelayanan;
7. Meningkatnya kesadaran publik terhadap kualitas pelayanan;
8. Meningkatnya kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik;
9. Meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah;
10. Meningkatnya kepercayaan global terhadap Indonesia;
11. Meningkatnya investasi dalam negeri dan luar negeri;
12. Meningkatnya kualitas pelayanan publik yang setara dengan negara-negara maju di
Asia; 13. Menurunnya kesenjangan kualitas
pelayanan antar daerah dan antar golongan masyarakat;
14. Terwujudnya budaya pelayanan prima; 15. Meningkatnya daya saing nasional.
30
KO N
DISI Y AN
G DIHAR
APKAN
KO N
DISI S AA
T INI
31
RENCANA AKSI REFORMASI BIROKRASI POLRI GELOMBANG III TAHUN 2016-2019 DALAM MEWUJUDKAN “BIROKRASI YANG BERSIH DAN AKUNTABEL”
Sasaran:
1. Penerapan system nilai dan integritas birokrasi yang efektif.
2. Penerapan pengawasan yang independen, profesional, dan sinergis.
3. Peningkatan kualitas pelaksanaan dan integrasian system akuntabilitas keuangan dan kinerja.
4. Peningkatan fairness, transparansi, dan profesionalisme dalam pengadaan barang dan jasa.
1. AREA PERUBAHAN : MENTAL APARATUR PROGRAM
: REVOLUSI MENTAL APARATUR
HASIL YANG DIHARAPKAN
KEGIATAN RENCANA AKSI
TAHUN PENANGGUNG
JAWAB SATKER
PENDUKUNG RENCANA AKSI
INDIKATOR 2016
2017 2018
2019 1
2 3
4 5
6 7
8 9
1. Meningkatnya
penerapan internalisasi asas,
prinsip, nilai dasar, kode etik,
dan kode perilaku,
termasuk penguatan
budaya kinerja dan budaya
pelayanan; 1.
Pengembangan nilai-nilai untuk
menegakkan integritas;
1. Pembuatan kurikulum
dan modul;
2. Pembacaan Tribrata
dan Catur Prasetya, Panca Prasetya Korpri
pada saat apel pagi;
3. Melakukan dikjur sesuai
dengan kompetensi; 1.
324 Modul dan 208 kurikulum di publikasikan;
2. 1 Surat Edaran Kapolri
tentang Pembacaan Tribrata dan Catur Prasetya,
Panca Prasetya Korpri pada saat apel pagi;
3. 265 Kompol, 2863 Inspektur
polisi dan 3065 Brigpol mengikuti dikjur;
324 Modul 208
kurikulum
1
Kp 265 Ip 2863
Brig 3065 340 Modul
210 kurikulum
-
Kp 278 Ip 3006
Brig 3218 357 Modul
229 kurikulum
-
Kp 291 Ip 3149
Brig 3371 375 Modul
240 kurikulum
-
Kp 304 Ip 3292
Brig 3259
Kalemdiklat
1. Kabaintelkam
Polri; 2.
Kabareskrim Polri;
3. ASSDM Polri;
4. Kakorlantas
Polri; 5.
Dirsabhara Baharkam Polri;
6. Dirbinmas
Baharkam Polri; 7. Kadivpropam
Polri kenaikan 5
32
1 2
3 4
5 6
7 8
9
2. Meningkatnya
penerapan budaya kerja
positif di setiap instansi
pemerintah;
3. Meningkatnya
integritas aparatur;
4. Meningkatnya
profesionalisme aparatur;
5. Meningkatnya
citra positif aparatur
sebagai pelayan masyarakat;
6. Meningkatnya
kepuasan masyarakat
4. Membentuk dan
meningkatkan jumlah TOT revolusi mental
dan bela Negara
5. Melakukan monitoring
dan evaluasi terhadap hasil TOT;
6. Peningkatan
kompetensi gadik, gadikan dan peserta
didik; 4.
1 TOT tingkat Mabes Polri dan 453 TOT tingkat
Polres;
5. 5 dokumenHasil Monev
TOT di 5 Rayon;
6. Melaksanakan sertifikasi
gadik, gadikan, peserta didik dan pengasuh
sebanyak 33.500
1 TOT Pati Mabes Polri
- Wilayah
33500 Pusat 625
151 Polres
- Wilayah
35175 Pusat 625
151 Polres
- Wilayah
36850 Pusat 625
151 Polres
5 Wilayah
38252 Pusat 625
2. Pembentukan
agen perubahan yang
dapat mendorong
terjadinya perubahan pola
pikir. 7.
Sosialisasi Perkap No. 856 X 2015 tentang
pembentukan Role ModelAgen perubahan;
8. Melakukan seleksi
terhadap calon agen perubahan;
9. Pembuatan VCD fungsi
teknis Polri. 7.
1 kali sosialisasi Pembentukan Role
ModelAgen Perubahan tingkat Mabes Polri sd
Polres;
8. 320 agen perubahan
tingkat Polda dan 453 tingkat Polres;
9. 453 Polres melaksanakan
Pelatihan fungsi teknis Polri.
1
320 Agen Polda
453 Polres -
151 Agen Polres
453 Polres
-
151 Agen Polres
453 Polres
-
151 Agen Polres
453 Polres
33
2. AREA PERUBAHAN : PENGAWASAN PROGRAM
: PENGUATAN SISTEM PENGAWASAN
HASIL YANG DIHARAPKAN
KEGIATAN RENCANA AKSI
TAHUN PENANGGUNG
JAWAB SATKER
PENDUKUNG RENCANA AKSI
INDIKATOR 2016
2017 2018
2019 1
2 3
4 5
6 7
8 9
1. Meningkatnya
kapasitas APIP; 2.
Meningkatnya penerapan sistem
pengawasan yang independen,
profesional dan sinergis;
3. Meningkatnya
penerapan penyelenggaraan
pemerintahan yang bersih dan
bebas dari KKN;
4. Meningkatnya
efisiensi penyelenggaraan
birokrasi; 1.
Pembangunan unit kerja untuk
memperoleh predikat menuju
wilayah bebas dari korupsi
WBK wilayah birokrasi bersih
dan melayani WBBM.
1. Meningkatkan
kapabilitas APIP Polri ke Level II:
a. Pembuatan piagam
audit intern;
b. Peningkatan
kompetensi;
c. Pembuatan
peraturanSOP;
d. Pembuatan Peta
resiko objek pemeriksaan.
2. Penyelenggaraaan
Wasrik, reviu, pemantauan tindak lanjut
dan evaluasi Akuntabilitas Instansi
Pemerintah;
1. Sertifikasi Auditor APIP
Polri ke level II: a.
1 piagam audit intern; b.
370 Bersertifikasi JFA, bersertifikasi audit
investigasi, bersertifikasi audit PBJ, Sertifikat
review Lapkeu, sertifikat audit dasar;
c. 17 Peraturan
kapolriirwasumkadivpro pam;
d. 1 peta resiko objek
pemeriksaan tahunan. 2.
92 Laporan Hasil Wasrik tahunan,
3 Laporan Hasil Review, Jumlah rekomendasi
temuan yang selesai ditindaklanjuti,
Hasil evaluasi AKIP dengan predikat “BB”;
1 25JFA
30 AI 45 PBJ
45 Keu 105 AD
5 1
92 4
100 ITW 90 BPK
BB 1
100JFA 0 AI
30 PBJ 40 Keu
0 AD 4
1 92
4 100 ITW
60 BPK BB
1 110 JFA
40 AI 30 PBJ
30 Keu 0 AD
4 1
92 4
100 ITW 70 BPK
BB 1
135 JFA 0 AI
30 PBJ 30 Keu
0 AD 4
1 92
4 100 ITW
75 BPK A
Irwasum Polri
1. Karo Wasidik
Bareskrim Polri
2. Karo RBP
Srena Polri 3.
Karopaminal Divpropam
Polri
34
1 2
3 4
5 6
7 8
9
3. Mendorong pelaksanaan
reformasi birokrasi melalui Indeks Tata
Kelola Polri ITK;
4. Penetapan WBK
WBBM;
5. Pemenuhan LHKPN;
6. Pemenuhan kewajiban
pelaporan keuangan;
7. Penerapan disiplin dan
kode etik;
3. Nilai ITK lebih baik
dibandingkan nilai ITK 2015 Rata-rata Nasional 5,693;
4. WBKWBBM tingkat Polres,
Polda dan Mabes Polri;
5. Pejabat Polri Eselon I,
Kapolda, Eselon IIA dan Eselon II yang wajib
mengisi dan menyerahkan LHKPN;
6. Mempertahankan laporan
keuangan oleh BPK dengan Predikat WTP;
7. 4 Laporan hasil penerapan
disiplin dan kode etik; 6,15
cenderung Baik
4 WBK WBBM
Polresta Palembang
Polresta Pontianak,
Polres Cimahi dan
Polres Banyumas
100 Es I dan Ka
WTP
1 Dokumen
6,50 cenderung
baik 4 WBK
WBBM 1 satker
Polda dan Dittipidkor
Bareskrim Polri
100 Es I dan Ka
60 Es IIA WTP
1 Dokumen
7,50 baik
4 WBK WBBM
1 satker Polda
1 Satker Mabes
100 Es I dan Ka
70 Es IIA WTP
1 Dokumen
7,70 baik
4 WBK WBBM
1 satker Polda
1 Satker Mabes
100 Es I dan Ka
80 Es IIA 30 Es II
WTP
1 Dokumen
35
1 2
3 4
5 6
7 8
9
5. Menurunnya
tingkat penyimpangan
oleh aparatur;
6. Meningkatnya
jumlah instansi pemerintah yang
memperoleh opini WTP-BPK
2. Pelaksanaan
pengendalian gratifikasi;
Pengendalian gratifikasi Tersedianya 1 Perkap tentang
pengendalian gratifikasi bagi seluruh anggota Polri
1 Perkap -
- -
3. Pelaksanaan
whistleblowing system;
Penerapan whistle blower system Tipikor
- 4 Laporan sharing informasi
WBS online antara Polri, KPK dan LPSK;
- Terkoneksinya WBS online
tingkat Mabes Polri 1 Laporan
1 Sistem 1 Laporan
1 Sistem 1 Laporan
1 Sistem 1 Laporan
1 Sistem 4.
Pelaksanaan pemantauan
benturan kepentingan;
Penanganan benturan kepentingan
- 1 Surat Edaran Kapolri
tentang penanganan benturan kepentingan
- 3 Laporan benturan
kepentingan 1 Surat
Edaran -
1 Laporan -
1 Laporan -
1 Laporan
5. Pembangunan
SPIP di lingkungan unit
kerja; Optimalisasi penataan
penyelenggaraan SPIP pada Satker di lingkungan
Polri SPIP di tingkat Mabes Polri
dan Polda terbentuk SPIP tingkat
Mabes Polri SPIP tingkat
Mabes Polri dan Polda
SPIP tingkat Mabes Polri
dan Polda SPIP tingkat
Mabes Polri dan Polda
6. Penanganan
pengaduan masyarakat;
Membangun sistem Pengaduan Masyarakat
Dumas online terintegrasi dengan Satfung di
lingkungan Polri yang menangani Dumas
- Terbentuknya Dumas online
- 3 Laporan Dumas online
- 1 Sistem
1 Laporan -
1 Laporan -
1 Laporan
36
3. AREA PERUBAHAN : AKUNTABILITAS PROGRAM
: PENGUATAN AKUNTABILITAS KINERJA
HASIL YANG DIHARAPKAN
KEGIATAN RENCANA AKSI
TAHUN PENANGGUNG
JAWAB SATKER
PENDUKUNG RENCANA AKSI
INDIKATOR 2016
2017 2018
2019 1
2 3
4 5
6 7
8 9
1. Meningkatnya
kualitas penerapan sistem
akuntabilitas keuangan dan
kinerja yang terintegrasi;
2. Meningkatnya
kualitas penerapan sistem
pengadaan barang dan jasa
yang adil, transparan, dan
profesional;
3. Meningkatnya
penerapan Sistem
Manajemen Kinerja Nasional
4. Meningkatnya
akuntabilitas aparatur.
Pembangunan Pengembangan
Teknologi Informasi Dalam
Manajemen Kinerja 1.
Pemantapan penyusunan dokumen
perjanjian kinerja sebagaimana Perkap 6
tahun 2015;
2. Menyediakan alat
pengolah data untuk melaksanakan pelaporan
pembayaran belanja pegawai pada Polri dgn
mengunakan aplikasi BPP dan aplikasi GPP;
3. Melaksanakan kegiatan
pelatihan dan sertifikasi pengadaan barangjasa
4. Penggunaan e-proc
terhadap belanja pengadaan tingkat
mabes Polri, Polda dan Polres.
5. Penyusunan IKU yang
terukur dan dapat dipertanggungjawabkan
terhadap masyarakat. 1.
1258 Dokumen perjanjian kinerja sudah sesuai Perkap
no 6 tahun 2015;
2. Tersedianya alat pengolah
data dengan menggunakan aplikasi BPP GPP pada
tingkat Mabes Polri dan Polda;
3. 350 personil Polri mengikuti
pelatihan pengadaan barang dan jasa dan 50 peserta
pelatihan bersertifiksasi PBJ;
4. 453 polres, 32 polda dan 60
satker Mabes. 5.
4 Naskah IKU 1258
32 Polda
50
100 1 Naskah
1258
21 Mabes
75
100 1 Naskah
1258
21 Mabes
100
100 1 Naskah
1258
20 Mabes
125
100 1 Naskah
Karo Jakstra Srena Polri
1. Karo Jianstra
Ssarpras Polri 2.
Kapuskeu Polri
37
RENCANA AKSI REFORMASI BIROKRASI POLRI GELOMBANG III TAHUN 2016-2019 DALAM MEWUJUDKAN ”BIROKRASI YANG EFEKTIF DAN EFISIEN”
Sasaran:
1. Penguatan agenda Reformasi Birokrasi Nasional dan peningkatan kualitas implementasinya.
2. Penataan kelembagaan instansi pemerintah yang tepat ukuran, tepat fungsi, dan sinergis.
3. Penataan bisnis proses yang sederhana, transparan, partisipatif, dan berbasis e-Government.
4. Penerapan manajemen ASN yang transparan, kompetitif,dan berbasis merit untuk mewujudkan ASN yang professional dan bermartabat.
5. Penerapan system manajemen kinerja nasional yang efektif.
6. Peningkatan kualitas kebijakan publik.
7. Pengembangan kepemimpinan untuk perubahan dalam birokrasi untuk mewujudkan kepemimpinan yang visioner, berkomitmen tinggi, dan transformatif.
8. Peningkatan efisiensi belanja aparatur penyelenggaraan birokrasi.
9. Penerapan manajemen kearsipan yang handal, komprehensif, dan terpadu.
4. AREA PERUBAHAN : KELEMBAGAAN PROGRAM
: PENGUATAN KELEMBAGAAN
HASIL YANG DIHARAPKAN
KEGIATAN RENCANA AKSI
TAHUN PENANGGUNG
JAWAB SATKER
PENDUKUNG RENCANA AKSI
INDIKATOR 2016
2017 2018
2019 1
2 3
4 5
6 7
8 9
1. Meningkatnya
kualitas pelaksanaan agenda reformasi
birokrasi nasional; Evaluasi dan
restrukturisasi kelembagaan
di lingkungan Polri.
1. Pembentukan Polsek
baru yang sudah memenuhi persyaratan;
2. Pembentukan Rumkit
Bhayangkara; 1.
Terbentuknya 1 Polsek baru hasil evaluasi dan
restrukturisasi kelembagaan di lingkungan Polri.
2. Terbentuknya 6 Rumkit
Bhayangkara dari tingkat III menjadi tingkat II;
-
4 1
2 -
- -
-
Karolemtala Srena Polri
Karokerma Sops Polri
38
1 2
3 4
5 6
7 8
9
2. Meningkatnya ketepatan
ukuran, ketepatan fungsi sinergisme
Kelembagaan KementerianLembaga
pemerintah non Kementerian lembaga
non struktural;
3. Menurunnya tumpang
tindih tugas dan fungsi antar kementerian
lembaga dan antar kementerianlembaga
dengan pemerintah daerah;
4. Meningkatnya kejelasan
pembagian kewenangan antara pemerintah pusat,
provinsi dan kabupatenkota;
5. Meningkatnya
sinergisme kelembagaan antara instansi
pemerintah pusat dan daerah;
6. Meningkatnya
sinergisme dan penguatan kelembagaan
pada masing-masing bidang pembangunan;
7. Meningkatnya kinerja
aparatur. 3.
Pembentukan Polda Sulbar dan Kaltara;
4. Peningkatan tipologi
Polres; 5.
Revisi organisasi Polri tingkat Mabes dan
kewilayahan;
6. Penguatan sinergi
Polisional kelembagaan antara instansi terkait
pemerintah pusat dan daerah;
3. Terbentuknya 2 Polda yaitu
Sulbar dan Kaltara; 4.
5 SKEP Kapolri tentang peningkatan tipologi
Polres; 5.
3 Perkap tentang SOTK tingkat Mabes Polri, Polda
dan Polres. 6.
MoU Sinergi tingkat pusat dan daerah
- -
1 Perkap tingkat
Polres MoU
tingkat pusat dan
daerah 2 Polda
5 SKEP Kapolri
1 Perkap tingkat
Polda MoU
tingkat pusat dan
daerah -
-
1 Perkap tingkat
Mabes MoU
tingkat pusat dan
daerah -
- -
MoU tingkat
pusat dan daerah
39
5. AREA PERUBAHAN : TATA LAKSANA PROGRAM
: PENGUATAN TATA LAKSANA
HASIL YANG DIHARAPKAN
KEGIATAN RENCANA AKSI
TAHUN PENANGGUNG
JAWAB SATKER
PENDUKUNG RENCANA AKSI
INDIKATOR 2016
2017 2018
2019 1
2 3
4 5
6 7
8 9
1. Meningkatnya
penerapan sistem, proses dan prosedur
kerja yang jelas, efektif dan efisien, cepat,
terukur sederhana, transparan, partisipatif,
dan berbasis e- government;
2. Meningkatnya kualitas
tata hubungan antara pemerintah pusat dan
daerah; 3.
Meningkatnya penerapan
keterbukaan informasi publik;
4. Meningkatnya
penerapan sistem pengadaan barang dan
jasa secara elektronik; 5.
Meningkatnya penerapan manajemen
ke arsipan yg handal; 6.
Meningkatnya kualitas pelayanan;
1. Perluasan
penerapan e- government yang
terintegrasi dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan
. 1.
Penerapan LPSE pengadaan barang
jasa pada tingkat satker;
2. Penerapan sistem
pengelolaan informasi dan
dokumentasi e- document e-
office;
3. Penyempurnaan
draft Almatsus Polri; 4.
Pengkajian HTCK pada unsur
pengawas dan pembantu pimpinan
pelayanan di tingkat Polda;
1. 1.230 Satker menerapkan
LPSE pengadaan barang jasa pada tingkat
satker;
2. Penerapan 1 e-document
tingkat mabes Polri 32 satker Polda, penerapan
pengintegrasian e-office e-post, Aplikasi naskah
dinas elektronik ANDE, Sistem informasi
kearsipan dinamis SIKD dan aplikasi daftar nama
pejabat ;
3. 1 Perkap Kapolri tentang
Almatsus Polri; 4.
32 Hasil kajian HTCK pada tingkat Polda, 54
HTCK Polair pada tingkat polda dan polres, 25
HTCK satfung mabes. 1.230
Satker
1 e-doc Mabes,
1 e-office Mabes
- 32 HTCK
Polda 1.230
Satker
32 e-doc Polda
1 Perkap 54 HTCK
Polair 1.230
Satker
10 e-office Polda
- 25 HTCK
Satfung Mabes
1.230 Satker
10 e- office
Polda
-
-
Karolemtala Srena polri
1. Assarpras Polri 2. Karowabprof
Divpropam Polri
3. Karo PID Divhumas Polri
4. Kasetum Polri
40
1 2
3 4
5 6
7 8
9
2.. Penerapan efisiensi penyelenggaraan
pemerintah 1.
Penyusunan SOP pada tingkat Satker Mabes
Polri; 2.
Penyusunan Evaluasi Analisa Beban Kerja
ABK dalam rangka penerapan pembayaran
tunjangan kinerja. 1.
106 Jumlah SOP satfung Mabes Polri;
2. 4 dokumen Perhitungan
tunjangan kinerja berdasarkan Analisa
Beban Kerja ABK. 25 SOP
1 Dokumen 25 SOP
1 Dokumen
25 SOP
1 Dokumen
31 SOP
1 Dokumen
3. Implementasi undang-
undang keterbukaan infomasi;
1. Peningkatan
pengumuman rencana umum pengadaan
barangjasa seluruh satker di lingkungan Polri
dengan menggunakan aplikasi SIRUP;
2. Evaluasi implementasi
Perkap Nomor 14 Tahun 2014 tentang Unit
Layanan Pengadaan BarangJasa di
lingkungan Polri; 1. 4 kali Rencana umum
pengadaan barangjasa seluruh
satker di lingkungan Polri dapat diakses
publik;
2
.
4 dokumen Laporan evaluasi
1
1 1
1 1
1 1
1
3. Evaluasi implementasi
Perkap Nomor 12 Tahun 2013 tentang Layanan
Pengadaan Secara Elektronik LPSE.
3
.
4 dokumen Laporan
evaluasi Perkap
1 1
1 1
4. Penerapan Sistem
Kearsipan yang handal Terbangunnya e-office
yang terintegrasi e-post, ANDE, SIKD dan
aplikasi daftar nama pejabat
1 e-doc Mabes Polri,
1 e-office Mabes Polri
32 e-doc Polda
10 e- office Polda
10 e- office
Polda
41
6. AREA PERUBAHAN : SDM APARATUR PROGRAM
: PENGUATAN SISTEM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
HASIL YANG DIHARAPKAN
KEGIATAN RENCANA AKSI
TAHUN
PENANGGUNG JAWAB
SATKER PENDUKUNG
RENCANA AKSI INDIKATOR
2016 2017
2018 2019
1 2
3 4
5 6
7 8
9
1. Meningkatnya
kemampuan unit yang mengelola SDM ASN
untuk mewujudkan SDM aparatur yang kompeten
dan kompetitif;
2. Meningkatnya kepatuhan
instansi untuk menerapkan manajemen SDM Polri
yang berbasis merit; 3.
Meningkatnya jumlah instansi yang mampu
menerapkan manajemen kinerja individu untuk
mengidentifikasi dan meningkatkan kompetensi
SDM Aparatur;
4. Meningkatnya jumlah
instansi untuk membentuk talent pool kelompok
suksesi untuk pengembangan karier
pegawai di lingkungannya;
1. Perbaikan
berkelanjutan sistem
perencanaan kebutuhan
personel Polri
1. Penyusunan rencana
kebutuhan personel Polri dalam memunuhi standar
ideal minimal dengan prinisp minimal zero growth;
2. Pendistribusian kuota
pendidikan pembentukan dan pendidikan
pengembangan secara proporsional dengan
mempertimbangkan kebutuhan Satker dan Satwil
dan kaderisasi personel; 1.
Dokumen perencanaan kebutuhan personel Polri
tahun 2015-2019;
2. 4 Kep Kapolri tentang
pendistribusian hasil didik secara proporsional
proporsional dengan mempertimbangkan
kebutuhan Satker dan Satwil dan kaderisasi
personel; 1
1 -
1 -
1 -
1
ASSDM Kapolri
2. Perumusan dan penetapan
kebijakan sistem rekruitmen dan
seleksi secara transparan dan
berbasis kompetensi;
1. Rekrutmen anggota Polri di
wilayah perbatasan, wilayah pesisir dan pulau-pulau
terluar;
2. Pendaftaran untuk
rekrutmen dan seleksi anggota Polri melalui
penggunaan teknologi informasi online di tingkat
Polda. 1.
10 Anggota Polri yang direkrut berasal dari
wilayah perbatasan negara, wilayah pesisir
dan pulau-pulau terluar;
2. 32 Polda menggunakan
teknologi online 10
10 10
10 10
10 10
2
42
1 2
3 4
5 6
7 8
9
5. Meningkatnya jumlah
instansi yang mampu mewujudkan sistem
informasi manajemen SDM yang terintegrasi di
lingkungannya;
6. Meningkatnya penerapan
sistem pengembangan kepemimpinan untuk
perubahan; 7.
Meningkatnya pengendalian penerapan
sistem merit dalam manajemen SDM
Aparatur;
8. Meningkatnya
profesionalisme aparatur 3.
Pelaksanaan rekrutmen yang proaktif melalui
kampanye rekrutmen setiap hari sepanjang tahun di
tingkat Polres
3. 453 Polres
80 90
95 100
3. Perumusan dan
penetapan kebijakan sistem
promosi secara terbuka;
Kebijakan sistem promosi dengan mekanisme:
a. Pengumuman dan
pendaftaran secara terbuka,
b. Penilaian kompetensi
manajerial dan kompetensi bidang
substansi tugas
c. Tata cara pengisian
jabatan struktural dan fungsional;
Peraturan Kapolri tentang sistem promosi terbuka di
lingkungan Polri; 1
- -
-
4. Perumusan dan
penetapan kebijakan
pemanfaatan assessment
center; 1.
Menetapkan Kebijakan kompetensi dalam jabatan
struktural di tingkat Mabes, Polda, Polres dan Polsek
maupun jabatan fungsional umum;
2. Menetapkan Kebijakan
pengembangan assessment center dalam pembinaan
karier sampai pada tingkat Polda melalui revisi Perkap
No. 12 tahun 2012.
3. pelatihan dan sertifikasi bagi
para assessor tingkat Polda; 1.
Peraturan ASSDM Kapolri; 2.
Hasil revisi Peraturan Kapolri tentang
Assessment Center; 3.
Peraturan Kapolri tentang Assessment Center;
4. Penyelenggaraan uji
kompetensi jabatan dgn menggunakan sistem
Computer Assisted Test CAT di tingkat Mabes
Polri dan 16 Polda
5. 40 Pelatihan di 32 Polda
1 -
- 1
Mabes Polri
4 Polda
10 Pelatihan
- 1
- 1
Mabes Polri
4 Polda
10 Pelatihan
- -
1 1
Mabes Polri
4 Polda
10 Pelatihan
- -
- 1
Mabes Polri
4 Polda
10 Pelatihan
43
1 2
3 4
5 6
7 8
9
5. Perumusan dan
penetapan kebijakan
penilaian kinerja personel Polri.
Revisi Peraturan Kapolri tentang penilaian kinerja bagi
anggota Polri dengan SMK; 1 Peraturan Kapolri tentang
Sistem Penilaian Kinerja; -
1 -
-
6. Perumusan dan
penetapan kebijakan
reward and punishment
berbasis kinerja;
Penyusunan Kebijakan tentang reward and
punishment bagi anggota Polri.
1 Peraturan Kapolri tentang Reward and punishment
system; -
- 1
-
7. Pembangunan
pengembangan sistem informasi
personel Polri
Pengembangan aplikasi rekam jejak personel Polri di
tingkat Mabes Polri dan Polda;
Tersedianya aplikasi rekam jejak personel Polri di
seluruh satker Mabes Polri dan 32 Polda
40 100
8. Perumusan dan
penetapan kebijakan
sistem pengkaderan
personel Polri;
Menyusun peraturan tentang penerimaan anggota Polri
terpadu Peraturan Kapolri tentang
penerimaan anggota Polri terpadu.
1
9. Perumusan dan
penetapan kebijakan
pemanfaatan pengembangan
data base profil kompetensi
calon dan pejabat tinggi
Polri.
Kebijakan pemanfaatan dan pengembangan data base
profil kompetensi calon dan pejabat tinggi pada level
Mabes dan Polda. 1 Keputusan Kapolri tentang
Sistem Pembinaan Karir. -
- 1
-
44
1 2
3 4
5 6
7 8
9
10. Perumusan dan
penetapan kebijakan
pengendalian kualitas Diklat;
Evaluasi dan validasi Diklat meliputi Diktuk, Dikbangpim,
Dikbangspes dan Program latihan Polri serta
pelaksanaan Kerja sama pendidikan dan latihan
DagriLugri dalam rangka mendukung penguatan sistem
dan kualitas Diklat sesuai kebutuhan guna mendukung
kinerja. 4 Laporan Hasil evaluasi dan
validasi. 1
1 1
1
11. Penerapan
sistem promosi secara terbuka,
kompetitif, dan berbasis
kompetensi didukung oleh
makin efektifnya pengawasan.
1. Diterapkan promosi secara
terbuka pada jabatan tertentu di tingkat Mabes
Polri, Polda dan Polres.
2. Penerapan prosedur dan
kriteria pelaksanaan seleksi dalam rangka promosi
secara terbuka untuk pengisian jabatan struktural
dan fungsional;
3. Penerapan tim pengawasan
pelaksanaan proses seleksi promosi jabatan struktural
dan fungsional untuk menjamin system merit
dalam Binkar personel Polri; 1.
1 Naskah profil kompetensi jabatan;
2. Assesment tingkat Mabes,
32 Polda dan Polres 1 Naskah
Tingkat Mabes,
32 Polda -
Tingkat Mabes,
32 Polda -
Tingkat Mabes,
32 Polda dan
Polres -
Tingkat Mabes,
32 Polda dan
Polres
45
1 2
3 4
5 6
7 8
9
12. Menyusun dan
menetapkan pola karier;
1. Menyusun dan menetapkan
pola karier dengan pedoman merit system yang bebas
dari KKN, transparan, dan akuntabel;
2. Menyusun dan menetapkan
seleksiuji kompetensi bagi pemangku jabatan yang
telah habis masa jabatannya untuk menduduki jabatan
pada periode tertentu. 1 Peraturan Kapolri tentang
sistem promosi terbuka di lingkungan Polri;
Assesment tingkat Mabes, 32 Polda dan Polres
1 Perkap Tingkat
Mabes, 32 Polda
-
Tingkat Mabes,
32 Polda
-
Tingkat Mabes,
32 Polda dan
Polres
-
Tingkat Mabes,
32 Polda dan
Polres
13. Pengukuran
GAP Competency
kesenjangan kompetensi
antara pemangku
jabatan dan syarat
kompetensi jabatan;
Melakukan monitoring dan evaluasi pengukuran hasil
assesement 4 laporan Hasil Monitoring
dan evaluasi 1 Laporan 1 Laporan 1 Laporan 1 Laporan
14. Penguatan
sistem dan kualitas
pendidikan dan pelatihan untuk
mendukung kinerja.
Kerjasama pendidikan dan pelatihan DagriLugri dengan
perguruan tinggi, dan KementerianLembaga guna
pengembangan kapasitas SDM Polri dlm rangka mendukung
pelaksanaan tugas melalui perintisan MoU maupun
perpanjangan MoU bidang pendidikan dan latihan.
16 MoU 7
2 1
6
46
7. AREA PERUBAHAN : PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN PROGRAM
: PENGUATAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
HASIL YANG DIHARAPKAN
KEGIATAN RENCANA AKSI
TAHUN PENANGGUNG
JAWAB SATKER
PENDUKUNG RENCANA AKSI
INDIKATOR 2016
2017 2018
2019 1
2 3
4 5
6 7
8 9
1. Meningkatnya
keterlibatan publik
dalam proses
perumusan kebijakan;
2. Meningkatnya
kualitas regulasi yang melindungi,
berpihak pada
publik, harmonis, tidak
tumpang tindih
dan mendorong iklim
kondusif bagi
publik 1.
Evaluasi secara berkala
berbagai peraturan
perundang- undangan yang
sedang diberlakukan
1. Memetakan
peraturan per-UU-an yang berlaku,
terutama di lingkungan Polri Perkap.
Pemetaan 195 Perkap dan dibuat surat kepada Satker
Pemrakarsa untuk dianalisa, evaluasi per-UU-an yang
berlaku, terutama Polri:
a. Apakah Perkap yang ada
saat ini masih valid dan masih dibutuhkan untuk
mendukung Tupoksi Polri? b.
Sudah tidak relevan lagi dengan kondisi saat ini
danatau tidak mendukung Tupoksi Polri sehingga perlu
dicabut atau
c. Beberapa pasal dalam
Perkap tersebut ada yang perlu revisi? Atau
d. Perkap tersebut masih valid
dan dibutuhkan untuk mendukung Tupoksi Polri
tetapi substansinya dapat disederhanakan dalam
bentuk Standar Operasional Prosedur SOP atau
Peraturan Kepala Satuan Fungsional Perkasatfung
195 -
- -
Kadivkum Polri
47
1 2
3 4
5 6
7 8
9
2. Menyempurnakanmen
gubah berbagai peraturan perundang-
undangan yang dipandang tidak
relevan lagi, tumpang tindih atau disharmonis
dengan peraturan perundang-undangan
lain; Harmonisasi dan
Sinkronisasi peraturan per-UU-an, terutama
Peraturan Kepolisian. 100 Hasil harmonisasi dan
sinkronisasi Perkap. 20
30 30
20
3. Melakukan deregulasi
untuk memangkas peraturan perundang-
undangan yang dipandang
menghambat pelayanan
Melakukan revisi Perkap 26 Tahun
2010. Hasil revisi Perkap 26
Tahun 2010; 1
- -
- -
48
RENCANA AKSI REFORMASI BIROKRASI POLRI GELOMBANG III TAHUN 2016-2019 DALAM MEWUJUDKAN “BIROKRASI YANG MEMILIKI PELAYANAN PUBLIK BERKUALITAS”
Sasaran:
1. Penguatan kelembagaan dan manajemen pelayanan:
a. Implementasi UU Pelayanan Publik
b. Pemanfaatan ICT
c. Integritas dan kualitas SDM Pelayanan
d. Budaya pelayanan
e. Quick Wins
8. AREA PERUBAHAN : PELAYANAN PUBLIK
PROGRAM : PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK
FUNGSI : LALU LINTAS
KONDISI YANG DIHARAPKAN
KEGIATAN RENCANA AKSI
TAHUN
PENANGGUN G JAWAB
SATKER PENDUKUNG
RENCANA AKSI INDIKATOR
2016 2017
2018 2019
1 2
3 4
5 6
7 8
9
1. Meningkatnya
sistem monitoring dan evaluasi
terhadap kinerja pelayanan publik;
2. Meningkatnya
kualitas pelayanan public
sesuai kebutuhan dan harapan
masyarakat; 1.
Penerapan pelayanan satu atap;
2. Percepatan pelayanan
menjadi maksimal 15 hari;
3. Deregulasi dalam
rangka mempercepat proses pelayanan;
1. Pengembangan SIM
online pelayanan perpanjangan SIM
1. 4 kali kordinasi dengan Dinas Kependudukan
Kementerian Dalam Negari terkait penggunaan NIK
dalam pelayanan penerbitan dan
perpanjangan SIM;
2. 1 kali revisi Kerjasama
dengan PT. BRI Tbk pembayaran PNBP bidang
SIM dengan sistem SIMPONI;
1
1 1
- 1
- 1
-
Kakorlantas Polri
49
1 2
3 4
5 6
7 8
9
3. Meningkatnya
profesionalisme aparatur.
4. Pembangunan
pengembangan penggunaan
teknologi informasi dalam pelayanan;
3. penambahan 250 unit
mobil SIM Keliling tingkat Polres untuk mendekatkan
pelayanan kepada masyarakat;
4. Penunjukkan 180 Satpas
SIM online perpanjangan menggunakan aplikasi
SIM online. 100
Unit
45 satpas
50 Unit
45 satpas
50 Unit
45 satpas
50 Unit
45 satpas
a. Penyempurnaan
sistem uji SIM Terlaksananya penyusunan
revisi perkap 9 tahun 2012 ttg SIM
- 1 Perkap
- -
b. Peningkatan
profesionalitas Sumber Daya
Petugas Penerbit SIM melalui
kompetensi penguji SIM
Terlaksananya pelatihan dan sertifikasi kompetensi
petugas penguji SIM di seluruh Satpas Indonesia
sebanyak 2000 orang 500
orang 500
orang 500
orang 500
orang
c. Standarisasi kantor
pelayanan SIM Satpas
Standarisasi tata layanan dan gedung 44 Kantor
layanan Satpas 11
satpas 11
satpas 11
satpas 11
satpas d.
Pelayanan Satpas bersih dari calo
Mewujudkan Zona bebas percaloan layanan SIM di
Satpas Polda Metro Jaya,
Polrestabes Bandung, Polrestabes Semarang,
Polrestabes Medan, Polrestabes Surabaya
Polrestabes Makassar, Polres Banyumas, Polresta
Palembang, Polresta Pontianak..
Satpas Polres
Banyumas, Polresta
Palembang, Polresta
Pontianak, Polres
Cimahi Satpas
Polda Metro
Jaya, Satpas
Polrestabes Bandung
dan Polrestabes
Semarang, Satpas
Polrestabes Medan,
Polrestabes Surabaya,
Polrestabes Makassar
50
1 2
3 4
5 6
7 8
9
2. Penyempurnaan
sistem pelayanan BPKB dan STNK
yang akan online secara integrasi
dengan Korlantas Polri
1. Penambahan hardware
dan software pada unit layanan BPKB dan STNK
di 24 Polda. 2.
Terlaksananya penyusunan revisi Perkap
5 th 2012 ttg Regident Ranmor.
6 Polda
1 6 Polda
- 6 Polda
- 6 Polda
-
a. Peningkatan
profesionalitas Sumber Daya
Petugas Penerbit BPKB dan STNK
melalui kompetensi penerbit BPKB dan
STNK Terlaksananya pelatihan dan
sertifikasi kompetensi 800 petugas penerbit BPKB dan
STNK di seluruh Indonesia 200
orang 200
orang 200
orang 200
orang
b. Pengaktifan regident
ranmor yang terintegrasi
Terlaksananya operasional regident ranmor yang
terintegrasi di 32 Polda 6 Polda
10 Polda 10 Polda
6 Polda
c. Pelayanan Samsat
bersih dari calo Mewujudkan Zona bebas
percaloan layanan Samsat di Polda Metro Jaya,
Polrestabes Bandung, Polrestabes Semarang,
Polrestabes Medan, Polrestabes Surabaya
Polrestabes Makassar, Polres Banyumas, Polresta
Palembang, Polresta Pontianak.
Samsat Polres
Banyumas, Polresta
Palembang, Polresta
Pontianak, Polres
Cimahi Samsat
Polda Metro
Jaya, Samsat
Polrestabes Bandung
dan Polrestabes
Semarang, Samsat
Polrestabes Medan,
Polrestabes Surabaya,
Polrestabes Makassar
51
FUNGSI : INTELKAM
HASIL YANG DIHARAPKAN
KEGIATAN RENCANA AKSI
TAHUN
PENANGGUNG JAWAB
SATKER PENDUKUNG
RENCANA AKSI INDIKATOR
2016 2017
2018 2019
1 2
3 4
5 6
7 8
9
1. Meningkatnya
sistem monitoring dan evaluasi
terhadap kinerja pelayanan publik;
2. Meningkatnya
kualitas pelayanan public
sesuai kebutuhan dan harapan
masyarakat;
3. Meningkatnya
profesionalisme aparatur.
1. Penerapan pelayanan
satu atap; 2.
Percepatan pelayanan menjadi maksimal 15
hari; 3.
Deregulasi dalam rangka mempercepat
proses pelayanan; 4.
Pembangunan pengembangan
penggunaan teknologi informasi dalam
pelayanan. 1.
Membangun Akses aplikasi secara online
dalam rangka pelayanan SKCK
a. Terimplementasi nya
aplikasi registrasi SKCK Online di
Satker Mabes Polri, 32 Polda dan 453
Polres.
b. Terlaksananya
Sertifikasi kompetensi petugas
penerbitan SKCK di 32 Polda dan 453
Polres.
c. Terimplementasi nya
aplikasi penerimaan dan penyetoran
PNBP secara online tingkat Mabes Polri,
Polda dan Polres. Mewujudkan Zona bebas
percaloan
pelayanan SKCK di 32 Polda dan
453 Polres. 32 Polda dan 453 Polres.
1 Mabes Polri, 32 Polda, 453 Polres dan 4.872
Polsek. 32 Polda dan
453 Polres
4 Polda 151 Polres
1 Mabes Polri, 32
Polda, 453 Polres dan
4.872 Polsek.
-
8 Polda 151 Polres
- -
8 Polda 151 Polres
- -
12 Polda 150 Polres
-
Kabaintelkam Polri
52
1 2
3 4
5 6
7 8
9
d. Terlaksananya
penyelenggara an Survei Kepuasan
Masyarakat. e.
Deklarasi Pernyataan zona bebas
percaloan SKCK di Mabes Polri, Polda
dan Polres. 4 Laporan hasil Survei
kepuasan masyarakat di 453 Polres
1 Naskah Deklarasi Pernyataan Zona Bebas
Percaloan SKCK di tigkat Mabes Polri, 32 Polda
dan 453 Polres 1 Laporan
100 Polres 1 Naskah
1 Laporan 150 Polres
- 1 Laporan
150 Polres -
1 Laporan 53 Polres
-
2. Membangun Link Sistem
online tentang Data Kriminalitas perorangan
dengan Pusiknas a.
Terimplementasinya Catatan Kriminal di
Satker Mabes Polri, Polda dan Polres dan
Polsek.
b. Terbangunnya
rancang bangun kajian akademia
intregated SKCK online.
c. Terimplementasinya
Intregated SKCK Online.
1 Mabes Polri, 32 Polda, 453 Polres dan 4.872
Polsek. 1 naskah kajian
akademia 1 Mabes Polri, 32 Polda,
453 Polres dan 4.872 Polsek.
1 Paket
1 Paket
1 32
453 -
-
1.500 Polsek -
-
1.500 Polsek -
-
1.429 Polsek
3. Penerapan Sistem First
In First Out di level Polda dan Polres.
Terimplementasinya Mesin Antrian FIFO di
32 Polda dan 453 Polres. 10
150 150
175
53
FUNGSI: BINMAS
HASIL YANG DIHARAPKAN
KEGIATAN RENCANA AKSI
TAHUN PENANGGUNG
JAWAB SATKER
PENDUKUNG RENCANA AKSI
INDIKATOR 2016
2017 2018
2019 1
2 3
4 5
6 7
8 9
1. Meningkatnya
sistem monitoring dan
evaluasi terhadap kinerja
pelayanan publik;
2. Meningkatnya
kualitas pelayanan
publik sesuai kebutuhan dan
harapan masyarakat;
3. Meningkatnya
profesionalisme aparatur.
1. Penerapan
pelayanan satu atap;
2. Percepatan
pelayanan menjadi maksimal 15 hari;
3. Deregulasi dalam
rangka mempercepat
proses pelayanan;
4. Pembangunanpeng
embangan penggunaan
teknologi informasi dalam pelayanan;
1. Menyusun per dir
binmas, perkaba tentang ADRRJ;
2. Membuat aplikasi
database BUJP online di tingkat mabes polri
3. Penyusunan
peraturan Dit Binmasper
Kabaharkam tentang pelayanan BUJP
online
4. Penerapan Sentra
Pelayanan Masyarakat Mobile
1. Tersusunnya 1 per dir
dan 1 perkaba tentang Alternative Dispute
ResolutionRestorative Justice
2. Tersedianya 1 unit
system aplikasi BUJP online
3. 1 dokumen Peraturan
KabaharkamDir Binmas ttg layanan BUJP online
4. Unit mobile SPM pada
tingkat Polda dan tingkat Polres
1 perDir 1 unit
1 dok dirbinmas
32 unit polda, 73
polres
-
- -
126 unit polres
1 Perkaba -
1 dok perkaba
157 unit polres
-
- -
188 unit
polres Dirbinmas
Baharkam Polri
54
FUNGSI: POLAIR
HASIL YANG DIHARAPKAN
KEGIATAN RENCANA AKSI
TAHUN PENANGGUNG
JAWAB SATKER
PENDUKUNG RENCANA AKSI
INDIKATOR 2016
2017 2018
2019 1
2 3
4 5
6 7
8 9
1. Meningkatnya
sistem monitoring dan
evaluasi terhadap kinerja
pelayanan publik;
2. Meningkatnya
kualitas pelayanan
publik sesuai kebutuhan dan
harapan masyarakat;
3. Meningkatnya
profesionalisme aparatur.
1. Penerapan
pelayanan satu atap;
2. Percepatan
pelayanan menjadi maksimal 15 hari;
3. Deregulasi dalam
rangka mempercepat
proses pelayanan;
4. Pembangunanpen
gembangan penggunaan
teknologi informasi dalam pelayanan;
1. Peningkatan
pengamanan area Hot Spot 10 area
prioritas, area labuh jangkar lego
jangkar, kapal-kapal niaga dan wilayah
pelabuhan;
2. Peningkatan giat
Polmas dan sambang nusa ke
pulau kecil terluar dan berpenghuni;
3.
Pengintegrasian sistem monitoring
dan kontrol terhadap kapal-kapal ikan
kerjasama dengan KKP dalam rangka
penanggulangan IUU fishing.
1. Berkurangnya sebanyak
50 kejadian pencurian di atas kapal di area 10
hot spot area berdasarkan laporan
hasil giat pengamanan pada tahun 2015
sebanyak 102 kasus;
2. 1.104 kegiatan Polmas
Perairan dan 60 kegiatan sambang nusa pulau
kecil terluar berpenghuni; 3.
MoU Polri dan KKP. 51
240 giat polmas
12 Sambang
nusa
- 26
264 giat polmas
14 Sambang
nusa
X 13
288 giat polmas
16 Sambang
nusa
- 7
312 giat polmas
18 Sambang
nusa
-
Dirpolair Baharkam Polri
55
FUNGSI : SABHARA
HASIL YANG DIHARAPKAN
KEGIATAN RENCANA AKSI
TAHUN PENANGGUNG
JAWAB SATKER
PENDUKUNG RENCANA AKSI
INDIKATOR 2016
2017 2018
2019 1
2 3
4 5
6 7
8 9
1. Meningkatnya
sistem monitoring dan
evaluasi terhadap kinerja
pelayanan publik;
2. Meningkatnya
kualitas pelayanan
publik sesuai kebutuhan dan
harapan masyarakat;
3. Meningkatnya
profesionalisme aparatur.
1. Penerapan
pelayanan satu atap;
2. Percepatan
pelayanan menjadi maksimal 15 hari;
3. Deregulasi dalam
rangka mempercepat
proses pelayanan; 4.
Pembangunanpen gembangan
penggunaan teknologi informasi
dalam pelayanan. 1.
Tersusunnya Revisi Perkabaharkam tentang
Patroli
2. Tergelarnya Turjawali
di tempat rawan kriminalitas dan
kemacetan. 3.
Tergelarnya kendaraan Patroli berbasis GPS
1. Naskah Perkabaharkam hasil revisi tentang
Patroli; 2. Tersosialisasinya Revisi
Perkabaharkam tentang patroli di 32 Polda
3. Laporan hasil giat Pengaturan,
Penjagaan, Pengawalan,
Patroli, Di tempat rawan kriminalitas dan rawan
kemacetan. 3.Terkendalinyamonitoring
pelaksanaan Patroli sesuai route yang telah ditentukan
dan Kecepatan mendatangi TKP
1 Naskah Perkaba
-
1.007.051 1.400.871
573.711 5.280.032
15-20 menit
-
10 Polda
1.007.995 1.400.900
602.396 5.808.361
15- 20 menit
-
10 Polda
1.008.150 1.410.005
632.515 6.389.461
15-20 menit
-
12 Polda
1.008.200 1.410.445
632.515 6.389.900
15-20 menit
Dirsabhara Baharkam Polri
56
FUNGSI : RESKRIM
HASIL YANG DIHARAPKAN
KEGIATAN RENCANA AKSI
TAHUN PENANGGUNG
JAWAB SATKER
PENDUKUNG RENCANA AKSI
INDIKATOR 2016
2017 2018
2019 1
2 3
4 5
6 7
8 9
1. Meningkatnya
sistem monitoring dan
evaluasi terhadap kinerja
pelayanan publik;
1. Penerapan
pelayanan satu atap; 1.
Sistem informasi LP, SPDP online
dengan Kemenkumham,
Kejaksaan dan Bappennas
seluruh Indonesia;
2. Penerapan
SP2HP online di seluruh wilayah
indonesia melalui pusiknas;
1. 2 Laporan hasil Koordinasi
rencana pembangunan database SPDP online
dengan Kemenkumham, Kejaksaan dan Bappennas;
2. MoU dengan
Kemenkumham, Kejaksaan dan Bappennas;
3. 4 Laporan hasil monitoring
SP2HP online di tingkat Mabes Polri, 32 Polda dan
453 Polres. 1 Laporan
-
1 Laporan 1 laporan
-
1 Laporan -
1 MoU
1 Laporan
-
-
1 Laporan
Kabareskrim Polri
2. Meningkatnya
kualitas pelayanan
publik sesuai kebutuhan dan
harapan masyarakat;
2. Percepatan
pelayanan menjadi maksimal 15 hari;
3. Deregulasi dalam
rangka mempercepat proses pelayanan;
3. Revisi 14 Perkap,
9 Perkaba dan 30 SOP
4. Pengesahan Revisi 14
Perkap, 9 Perkaba dan 30 SOP
- 14 Perkap
9 Perkaba 30 SOP
3. Meningkatnya
profesionalisme aparatur.
4. Pembangunan
pengembangan penggunaan
teknologi informasi dalam pelayanan.
4. Sertifikasi penyidik
Polri dan PPNS, 5.
Jumlah Penyidik Polri dan PPNS bersertifikasi
penyidik Tingkat
Mabes Tingkat
Polda Tingkat
Polres Tingkat
Polres
57
FUNGSI : BRIMOB
HASIL YANG DIHARAPKAN
KEGIATAN RENCANA AKSI
TAHUN PENANGGUNG
JAWAB SATKER
PENDUKUNG RENCANA AKSI
INDIKATOR 2016
2017 2018
2019 1
2 3
4 5
6 7
8 9
1. Meningkatnya
sistem monitoring dan
evaluasi terhadap kinerja
pelayanan publik;
2. Meningkatnya
kualitas pelayanan publik
sesuai kebutuhan dan
harapan masyarakat;
3. Meningkatnya
profesionalisme aparatur.
1. Penerapan
pelayanan satu atap;
2. Percepatan
pelayanan menjadi
maksimal 15 hari;
3. Deregulasi
dalam rangka mempercepat
proses pelayanan;
4. Pembangunan
pengembangan penggunaan
teknologi informasi dalam
pelayanan; 1.
Menyiagakan unit satuan Korbrimob dan
Satbrimobda 24 jam untuk bantuan SAR dan
KBR;
2. Quick Respon JIBOM
3. Meningkatkan back up
Kewilayahan thdp gangguan kamtibmas
berintensitas tinggi;
4. Meningkatkan
pemanfaatan layanan telepon Korbrimob dan
Satbrimobda 24 jam. 1.
3 Unit tingkat Korbrimob Polri, 32 Sat Brimobda ;
2. 4 Laporan hasil
peningkatan back up kewilayahan dan 32 unit
tim siaga gangguan kamtibmas berintensitas
tinggi pada tingkat Polda terbentuk
3. 4 Laporan hasil
peningkatan layanan telp siaga Brimob di 32 Polda.
3 Unit
1 Laporan
1 Laporan 10 Unit
1 Laporan
1 Laporan 10 Unit
1 Laporan
1 Laporan 12 Unit
1 Laporan
1 Laporan
Kakorbrimob Polri
58
9. PROGRAM: MONITORING DAN EVALUASI
HASIL YANG DIHARAPKAN
KEGIATAN RENCANA AKSI
TAHUN PENANGGUNG
JAWAB SATKER
PENDUKUNG RENCANA AKSI
INDIKATOR 2016
2017 2018
2019 1
2 3
4 5
6 7
8 9
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
Polri berjalan sesuai dengan Road Map
dalam mewujudkan 3 sasaran
Reformasi Birokrasi Polri Gel. III tahun
2016-2019 yaitu Birokrasi yang
Bersih dan Akuntabel, Birokrasi
yang Efektif dan Efesien dan
Birokrasi yang memiliki Pelayanan
Publik Berkualitas. 1.
Monitoring 2.
Evaluasi 1.
Penyusunan SOP pedoman Monitoring
dan Evaluasi 2.
Laporan Monitoring 1.
Laporan Tahunan 2.
Laporan Keseluruhan 1 SOP
4 Laporan 2 Laporan
1 Laporan 1 SOP
1 Laporan -
- -
1 Laporan 1 Laporan
- -
1 Laporan 1 Laporan
- -
1 Laporan -
1 Laporan
Karo RBP Srena Polri
59
BAB IV MONITORING DAN EVALUASI