GRAND DESIGN REFORMASI BIROKRASI 1

(1)

(2)

i | G r a n d D e s i g n R e f o r m a s i B i r o k r a s i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan karunia Nya jualah, kami dapat menyelesaikan penyusunan “Grand Design Reformasi Birokrasi Pemerintah Kota Pagar Alam”, yang menyajikan informasi mengenai area perubahan reformasi birokrasi di Kota Pagar Alam.

Grand Design Reformasi Birokrasi yang disusun berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2010 yang menjadi arah dalam reformasi birokrasi berisi delapan area perubahan, yang mempunyai batas waktu dan target yang terukur. Oleh karenanya Pemerintah Kota Pagar Alam mempunyai komitmen yang kuat untuk mewujudkan reformasi birokrasi Kota Pagar Alam sesuai dengan target yang telah disepakati dan waktu yang telah ditentukan tersebut.

Berhasilnya penuyusunan ini berkat kerjasama yang baik antara tim penyusun dan kelompok kerja Grand Design Reformasi Birokrasi Kota Pagar Alam. Untuk itu, kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan buku ini diucapkan terimakasih. Semoga buka ini dapat memenuhi harapan dan bermanfaat bagi kita semua.

Pagar Alam, Maret 2015

WALIKOTA PAGAR ALAM


(3)

ii | G r a n d D e s i g n R e f o r m a s i B i r o k r a s i

D A F T A R I S I

Kata Pengatar ... i

Daftar Isi ... ii

BAGIAN SATU Informasi Dasar ... 1

1. Nama Pemerintah Kota ... 1

1.1. Alamat ... 1

1.2. Tim Kerja Reformasi Birokrasi – Pemerintah Kota Pagar Alam ... 1

BAGIAN DUA Gambaran Umum Daerah Kota Pagar Alam ... 4

2. Latar Belakang Daerah Kota Pagar Alam ... 4

2.1. Profil Kota Pagar Alam ... 4

BAGIAN TIGA Rencana Umum Pelaksanaan Program dan Kegiatan Reformasi Birokrasi ... 5

3. Grand Design Reformasi Birokrasi ... 19

3.1. Area Perubahan Organisasi ... 20

3.2. Area Perubahan Ketatalaksanaan ... 22

3.3. Area Perubahan Peraturan Perundang-undangan ... 24

3.4. Area Perubahan Sumber Daya Manusia Aparatur ... 26

3.5. Area Perubahan Pengawasan ... 29

3.6. Area Perubahan Akuntabilitas ... 31

3.7. Area Perubahan Pelayanan Publik ... 33

3.8. Area Perubahan Aparatur ... 35

BAGIAN EMPAT Penutup ... 37


(4)

1 | G r a n d D e s i g n R e f o r m a s i B i r o k r a s i

B A G I A N S A T U

I N F O R M A S I D A S A R

1. NAMA PEMERINTAH KOTA : PEMERINTAH KOTA PAGAR ALAM

1.1. ALAMAT : KOMPLEK PERKANTORAN GUNUNG

GARE KELURAHAN TEGUR WANGI KECAMATAN DEMPO TENGAH KOTA PAGAR ALAM

1.2. TIM KERJA REFORMASI BIROKRASI – PEMERINTAH KOTA PAGAR ALAM

Tim Reformasi Birokrasi Kota Pagar Alam berdasarkan Keputusan Walikota Pagar Alam Nomor 138 Tahun 2015 tentang Pembentukan Kelompok Kerja Reformasi Birokrasi Di Lingkungan Pemerintah Kota Pagar Alam, sebagai berikut :

Susunan Pokja Reformasi Birokrasi Di Lingkungan Pemerintah Kota Pagar Alam

1. Pokja Manajemen Area Perubahan Organisasi

Koordinator : Assisten III Bidang Administrasi Umum Setdako Anggota : 1. Kepala Sub Bagian Kelembagaan Ortala Setdako

2. Staf Sub Bagian Kelembagaan Ortala Setdako 2. Pokja Area Perubahan Tatalaksana

Koordinator : Kepala Bagian Organisasi dan Tatalaksana Setdako Anggota : 1. Kepala Sub Bagian AKIP dan Tatalaksana Setdako

2. Staf Bagian Organisasi dan Tatalaksana Setdako 3. Pokja Area Perubahan Peraturan Perundang-Undangan

Koordinator : Kepala Bagian Hukum Setdako

Anggota : 1. Kepala Sub Bagian Bantuan Hukum Setdako 2. Staf Sub Bagian Perundang-undangan Setdako 3. Staf Sub Bagian Publikasi Setdako


(5)

2 | G r a n d D e s i g n R e f o r m a s i B i r o k r a s i

4. Pokja Area Perubahan Manajemen Sumber Daya Aparatur

Koordinator : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kota Pagar Alam Anggota : 1. Sekretaris BKD

2. Kepala Bidang Formasi BKD

3. Kepala Sub Bagian Analis Data dan Kepegawaian BKD 4. Staf Bidang Formasi BKD

5. Staf Analis Data dan Kepegawaian BKD 5. Pokja Area Perubahan Pengawasan

Koordinator : Inspektur Inspektorat Daerah Kota Pagar Alam Anggota : 1. Kepala DPPKAD

2. Sekretaris DPPKAD

3. Kepala Kantor Pengelolaan Pengadaan Pelayanan Barang dan Jasa Pemerintah

4. Kepala Sub Bagian DPPKAD

5. Kepala Sub Bagian Tata Usaha Program dan Anggaran KP3BJP

6. Staf DPPKAD Kota Pagar Alam 7. Auditor Inspektorat

6. Pokja Area Perubahan Penataan dan Penguatan Akuntabilitas Kinerja

Koordinator : Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Pagar Alam

Anggota : 1. Sekretaris BAPPEDA

2. Kepala Sub Bagian Perencanaan BAPPEDA 3. Kepala Bidang Evaluasi dan Pelaporan BAPPEDA 4. Kepala Sub Bidang Evaluasi dan Pelaporan BAPPEDA 5. Staf Sub Bagian Perencanaan BAPPEDA


(6)

3 | G r a n d D e s i g n R e f o r m a s i B i r o k r a s i

7. Pokja Area Perubahan Peningkatan Pelayanan Publik

Koordinator : Kepala Dinas Kesehatan Kota Pagar Alam

Anggota : 1. Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 2. Kepala Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu 3. Sekretaris Dinkes

4. Sekretaris Disdukcapil

5. Camat dalam Kota Pagar Alam

6. Kepala Sub Bagian Perencanaan Dinkes 7. Kepala Sub Bagian Perencanaan Disdukcapil 8. Kepala Seksi Pelayanan KPPT

9. Kepala Sub Bagian Program dan Perencanaan Kecamatan dalam Kota Pagar Alam

8. Pokja Area Pola Pikir dan Budaya Kerja

Koordinator : Assisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra Setdako Anggota : 1. Sekretaris Inspektorat Daerah Kota Pagar Alam

2. Kepala Sub Bidang Pengembangan, Pembinaan dan Tanda Jasa BKD

3. Kepala Sub Bagian Perencanaan Inspektorat Daerah 4. Staf Perencanaan Inspektorat Daerah

5. Staf Formasi BKD


(7)

4 | G r a n d D e s i g n R e f o r m a s i B i r o k r a s i

B A G I A N D U A

GAMBARAN UMUM DAERAH KOTA PAGAR ALAM

2. LATAR BELAKANG DAERAH KOTA PAGAR ALAM

2.1. PROFIL KOTA PAGAR ALAM

a. Sejarah Kota Pagar Alam

Kota Pagar Alam adalah salah satu Kota (Daerah Otonom) dalam Provinsi Sumatera Selatan yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2001 Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 88, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4115. Kota Pagar Alam sebelum menjadi Daerah Otonom berstatus sebagai Kota Administratif Pagar Alam yang merupakan bagian dari Kabupaten Lahat.

b. Gambaran Kota Pagar alam 1. Kondisi Geografis

Kota Pagar Alam terletak pada ketinggian 100 – 3159 Mdpl (dari permukaan laut) dari luas wliayah dataran tinggi di daerah ini berada di kaki Gunung Dempo (± 3159 M).

Secara geografis Kota Pagar Alam terletak pada posisi 4150 Lintang Selatan (LS) dan 103.150 Bujur Timur (BT) dengan luas wilayah 63.366 Ha (633.66 Km²) dan terletak ± 298 Km dari Palembang (ibu Kota Provinsi) serta berjarak 60 Km di sebelah barat daya dari Kabupaten Lahat. Kota Pagar Alam berbatas dengan :


(8)

5 | G r a n d D e s i g n R e f o r m a s i B i r o k r a s i

 Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kecamatan Fajar Bulan, Kabupaten Lahat.

 Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kabupaten Lahat dan Kabupaten Muara Enim

 Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kabupaten Bengkulu Selatan dan Kabupaten Kaur di Provinsi Bengkulu

 Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Sakti, Pumi Kabupaten Lahat

GAMBAR 1.1

PETA WILAYAH KOTA PAGAR ALAM

Iklim Kota Pagar Alam sangat mendukung untuk pengembangan usaha pertanian. Rata-rata curah hujan 2000 - 3000 mm dengan kelembaban udara berkisar 75 % - 89 %.


(9)

6 | G r a n d D e s i g n R e f o r m a s i B i r o k r a s i

2. Luas Wilayah

Luas wilayah Kota Pagar Alam ± 63.366 Ha (± 633.66 Km²), terdiri dari :  Tanah Sawah : Sawah Irigasi dan Sawah Tadah hujan  Tanah Kering : Hutan lebat, Belukar dan Hutan Lindung

 Tanah Perkebunan : Tanah Perkebunan Negara dan Tanah Perkebunan Rakyat

 Tanah Fasilitas Umum : Tanah untuk Lapangan Olah Raga, Taman Rekreasi, Jalur Hijau, Makam, Sarana Kesehatan dan Sarana Peribadatan.

c. Gambaran Umum Demografi 1. Jumlah Penduduk

Penduduk Kota Pagar Alam tahun 2014 berjumlah 157.259 jiwa dengan komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin tahun 2014 terdiri dari laki-laki 80.655 jiwa ( 51.29 %) dan perempuan 76.304 jiwa (48.71 %).

Tabel 1.2

Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin per Kecamatan Tahun 2014

No Kecamatan Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 Pagar Alam Selatan 28.441 27.421 55.872

2 Pagar Alam Utara 24.401 23.433 47.834

3 Dempo Utara 12.403 11.590 23.993

4 Dempo Tengah 8.139 7.484 15.623

5 Dempo Selatan 7.271 6.666 13.937

Jumlah 80.655 76.604 157.259

Persentase 51.29 48.71 100


(10)

7 | G r a n d D e s i g n R e f o r m a s i B i r o k r a s i

Kepadatan penduduk dapat dilihat dari beberapa sudut pandang, antara lain kepadatan penduduk, geografis, kepadatan penduduk agraris, kepadatan penduduk kelompok umur, dan sebagainya. Kepadatan penduduk menunjukkan geografis menunjukkan penduduk pada suatu daerah setiap kilometer persegi. Selain itu, kepadatan penduduk geografis menunjukkan penyebaran penduduk dan tingkat kepadatan penduduk disuatu daerah. Penyebaran Penduduk Kota Pagar Alam tidak merata.

Ditinjau dari sudut persebarannya, Kecamatan Pagar Alam Selatan merupakan wilayah yang paling padat penduduknya, sedangkan yang paling jarang adalah Kecamatan Dempo Selatan.

Berbagai masalah kependudukan yang dihadapi dalam tahun 2014 adalah masih rendahnya kualitas sumber daya manusia dan distribusi penduduk yang secara geografis tidak merata serta dengan aspek sosial budaya yang sangat beragam. Kondisi ini lebih sulit diatasi sehubungan dengan keterbatasan sarana dan prasarana di berbagai bidang.

Pemerintah Kota terus berupaya untuk mengatasi masalah kependudukan tersebut dengan mengedepankan program-program peningkatan kualitas sumberdaya manusia terutama di bidang pendidikan (formal dan informal), kesehatan dan agama, baik melalui kegiatan pendidikan, pembinaan, penyuluhan masyarakat, dan penyediaan sarana dan prasarana kerja yang dibutuhkan.


(11)

8 | G r a n d D e s i g n R e f o r m a s i B i r o k r a s i

Tabel 1.3

Luas Penggunaan Lahan Pertanian Bukan Sawah menurut Kematan (Hektar) Tahun 2014

No Kecamatan

Penggunaan

Total Luas Lahan Sawah

Pertanian Bukan Sawah

Bukan Pertanian

1 2 3 4 5 6

1 Pagar Alam Selatan 750 3.409 2.150 6.309

2 Pagar Alam Utara 500 2.720 2.308 5.528

3 Dempo Utara 539 9.888 1.971 12.398

4 Dempo Tengah 526 6.682 8.014 15.222

5 Dempo Selatan 1125 6.632 16.151 23.908

Jumlah 3440 29.331 30.594 63.365

Sumber : Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura, BPS

2. Penduduk Miskin

Angka Kemiskinan adalah persentase penduduk yang masuk kategori miskin terhadap jumlah penduduk. Penduduk miskin dihitung berdasarkan garis kemiskinan. Garis kemiskinan adalah nimai rupiah pengeluaran per kapita setiap bulan untuk memenuhi standar minimum kebutuhan-kebutuhan kosumsi pangan dan non pangan yang dibutuhkan oleh individu untuk hidup layak.


(12)

9 | G r a n d D e s i g n R e f o r m a s i B i r o k r a s i

Tabel 1.4

Persentase Jiwa dan Keluarga Miskin Kota Pagar Alam Tahun 2014

No Kecamatan KK

Total

KK Gakin

% Jiwa

Total

Jiwa Miskin

Jiwa Miskin

(%) 1 Pagar Alam Selatan

11913 1531 12.385 45389 6589 14.5

2 Pagar Alam Utara

10308 1334 12.94 38479 4209 5.7

3 Dempo Utara

5527 279 5.0 19773 1530 7.7

4 Dempo Tengah

3679 152 4.13 13618 524 3.8

5 Dempo Selatan

3659 168 4.59 13413 581 4.3

Jumlah 35086 3464 9.87 130672 13433 10.27

Sumber : Badan KBPKP dan BPS

Angka Kemiskinan Kota Pagar Alam pada tahun 2014 adalah 10.27 % sehingga persentase penduduk diatas garis kemiskinan sebesar 9.87 %. Angka ini lebih baik daripada Tahun 2013 dimana persentase jiwa miskin terhadap jumlah jiwa total sebesar 11.46 %.

Bentuk upaya yang telah dilakukan pemerintah dalam rangka penanggulangan kemiskinan adalah melalui program pemberdayaan masyarakat, penguatan kelembagaan, serta validasi data keluarga msikin kebijakan tersebut diarahkan untuk mengembangkan kemampuan masyarakat, membangun prilaku, serta pengorganisasian masyarakat.


(13)

10 | G r a n d D e s i g n R e f o r m a s i B i r o k r a s i

3. Wilayah Administrasi Pemerintahan

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Pagar Alam Nomor 8 Tahun 2003, Wilayah Administrasi Pemerintahan di Kota Pagar Alam terdiri dari 5 Kecamatan dan 35 Kelurahan. Adapun rincian jumlah kelurahan per kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1.5

Nama Kecamatan, Jumlah Kelurahan dan Luas wilayah Kecamatan di Kota Pagar Alam

No Kecamatan Jumlah

Kelurahan

Luas Wilayah (Ha) Jumlah Penduduk

1 Pagar Alam Selatan

8 123.98 55.872

2 Pagar Alam Utara

10 63.17 47.834

3 Dempo Utara

7 123.98 23.993

4 Dempo Tengah

5 217.95 15.623

5 Dempo Selatan

5 173.09 13.937

Jumlah 35 702.17 157.259

Sumber : Pagar Alam Dalam Angka 2014 (BPS)

d. Sarana Perekonomian

Sarana Perekonomian adalah fasilitas yang digunakan oleh pelaku ekonomi untuk menjalankan proses ekonomi.

Perekonomian yang akan dijelaskan dalam Buku Lakip ini adalah sarana dan lembaga yang menunjang terbentuknya kegiatan pasar.


(14)

11 | G r a n d D e s i g n R e f o r m a s i B i r o k r a s i

Sarana perekonomian yang terdapat di Kota Pagar Alam terdiri dari Pasar, Kalangan, Koperasi dan warung. Koperasi secara garis besar terbagi atas 2 (dua) yaitu Koperasi Unit Desa dan Koperasi Non Koperasi Unit Desa. Jumlah sarana perekonomian di Kota Pagar Alam tahun 2014 mengalami peningkatan terutama pada sarana Pasar dan Kalangan, jumlah pasar 7 (tujuh) buah menyebar di 5 (lima) Kecamatan penyebarannya hampir merata disetiap Kecamatan. Penyebaran Koperasi Non KUD merata di 4 (empat) Kecamatan yaitu Kecamatan Pagar Alam Selatan, Pagar Alam Utara, Dempo Selatan dan Dempo Tengah.

e. Kondisi Ekonomi Daerah

Perkembangan kesejahteraan penduduk salah satunya dapat diukur melalui perkembangan tingkat pendapatan. Secara umum tingkat kesejahteraan masyarakat Kota Pagar Alam mengalami peningkatan hal ini ditunjukkan dengan semakin tingginya pengeluaran perkapita rumah tangga. Secara umum, ekonomi Kota Pagar Alam pada tahun 2013 Turun sebesar 0,23 persen dari tahun 2012 sebesar 6,33 persen, sektor yang mengalami penurunan dan peningkatan sebagai berikut :

a. Yang mengalami Penurunan 1. Listrik Gas dan Air bersih 2. Konstruksi

3. Perdagangan, Hotel dan Resturan 4. Pengangkutan dan Komunikasi

5. Keuangan, realetate dan Jasa Perusahaan b. Yang mengalami Peningkatan

1. Pertanian

2. Pertambangan dan Peggalian 3. Industri Pengelolahan


(15)

12 | G r a n d D e s i g n R e f o r m a s i B i r o k r a s i

Perkembangan Produk Domestik Regional Atas dasar Harga Berlaku (ADHB) dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 (ADHK) terlihat mengalami perkembangan yang cukup baik hal ini dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel 1.6

Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000

Menurut Lapangan Usaha Kota Pagar Alam Tahun 2009 – 2013 ( Persen )

LAPANGAN USAHA 2009 2010r) 2011*) 2012**) 2013***)

1. PERTANIAN 37,02 36,59 35,87 35,15 34,39

a. Tanaman Bahan Makanan 6,96 6,96 6,94 6,94 6,60 b. Tanaman Perkebunan 24,36 23,97 23,29 22,83 22,39 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 0,84 0,86 0,89 0,89 0,89

d. Kehutanan (1,74) (1,64) 1,55 (1,46) 1,38

e. Perikanan 3,12 3,16 3,21 3,18 3,14

2. PERTAMBANGAN &

PENGGALIAN 1,51 1,45 1,43 1,43 1,40

a. Minyak dan Gas Bumi - - - - -

b. Pertambangan Bukan Migas - - - - -

c. Penggalian 1,51 1,45 1,43 1,42 1,40

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 1,08 1,06 1,07 1,06 1,06

a. Industri Migas - - - - -

1. Pengilangan Minyak Bumi - - - - -


(16)

13 | G r a n d D e s i g n R e f o r m a s i B i r o k r a s i

b. Industri Bukan Migas 0,78 2,83 5,93 5,54 6,23

1. Makanan, Minuman dan

Tembakau 0,64 0,65 0,67 0,69 0,70

2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas

kaki - - - - -

3. Brg. Kayu & Hasil Hutan

lainnya 0,37 (0,34) (0,32) (0,31) 0,29

4. Kertas dan Barang Cetakan 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 5. Pupuk, Kimia & Brg. dari

Karet - - - - -

6. Semen & Brg. Galian bukan

logam 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02

7. Logam Dasar Besi & Baja - - - - -

8. Alat Angk. Mesin &

Peralatannya 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03

9. Barang lainnya - - - - -

4. LISTRIK, GAS & AIR

BERSIH 0,17 0,17 0,17 0,18 0,18

a. Listrik 0,14 0,14 0,14 0,14 0,14

b. Gas Kota - - - - -

c. Air Bersih 0,04 0,04 0,04 0,04 0,03

5. BANGUNAN 12,69 13,05 13,38 14,07 14,54

6. PERDAGANGAN, HOTEL &

RESTORAN 20,92 20,64 20,44 20,22 20,33

a. Perdagangan Besar & Eceran 17,54 17,07 16,70 16,40 16,36 b. Hotel 0,38 0,40 0,42 0,43 0,44


(17)

14 | G r a n d D e s i g n R e f o r m a s i B i r o k r a s i

7. PENGANGKUTAN &

KOMUNIKASI 5,31 5,46 5,58 5,76 5,85

a. Pengangkutan 3,95 3,96 3,97 4,07 4,10

1. Angkutan Jalan Rel - - - - -

2. Angkutan Jalan Raya 3,72 3,73 3,74 3,84 ,3,87

3. Angkutan Laut - - - - -

4. Angkutan Sungai, Danau &

Penyeberangan. - - - - -

5. Angkutan Udara - - - - -

6. Jasa Penunjang Angkutan 0,22 0,22 0,22 0,22 0,22

b. Komunikasi 1,36 1,50 1,61 1,69 1,75

1. Pos dan Telekomunikasi 1,34 1,48 1,59 1,66 ,73 2. Jasa Penunjang

Komunikasi 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02

8. KEU. REAL ESTAT, & JASA

PERUSAHAAN 6,62 6,78 6,94 7,02 7,09

a. Bank 0,64 0,64 0,62 0,64 0,66

b. Lembaga Keuangan Bukan

Bank 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04

c. Jasa Penunjang Keuangan - - - - -

d. Sewa bangunan 5,68 5,82 5,99 6,05 6,11

e. Jasa Perusahaan 0,26 0,28 0,28 0,29 0,29

9. JASA-JASA 9,61 5,78 7,48 6,29 6,04

a. Pemerintahan Umum 6,35 6,30 6,42 6,46 6,47

1. Adm. Pemerintah &

Pertahanan 6,35 6,30 6,42 6,46 6,47


(18)

15 | G r a n d D e s i g n R e f o r m a s i B i r o k r a s i

b. Swasta 8,33 8,50 8,69 8,67 8,69

1. Jasa Sosial Kemasyarakatan 3,98 4,03 4,06 4,05 4,10 2. Jasa Hiburan & Rekreasi 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 3. Jasa Perorangan &

Rumahtangga 4,29 4,41 4,56 4,55 4,53

PDRB 4,17 4,95 5,32 6,33 6,10

PDRB TANPA MIGAS 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Keterangan : r ) Angka revisi * ) Angka sementara ** ) Angka sangat sementara *** ) Angka sangat - sangat

sementara


(19)

16 | G r a n d D e s i g n R e f o r m a s i B i r o k r a s i f. Struktur Pemerintahan Kota Pagar Alam

= = = = = = : garis mitra kerja

--- : garis komando

- - - : garis koordinasi

Walikota Wakil Walikota

Sekretaris Daerah Staf Ahli

Assisten

Dinas Daerah :

1. Dinas Pendidikan

2. Dinas Kesehatan

3. Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata

4. Dinas PU

5. Dinas Kehutanan dan

Perekebunan

6. Dinas

Perindustrian,Perdaganga n,Koperasi, UKM dan Pengelolaan Pasar

7. Dinas Tanaman pangan

dan Holtikultura

8. Dinas Perternakan dan

Perikanan

9. Dinas PPKA

10. Dinas

Perhubungan,Komunikas i dan Informasi

11. Dinas Kependudukan

dan Catatan Sipil

12. Dinas Sosial dan Tenaga

Kerja

13. Dinas Kebersihan dan

Pertanian

Lembaga Teknis Daerah

1. Bappeda

2. Inspektorat Kota

3. BKD

4. Badan KBPKP

5. Badan KP5K

6. Badan Kesbangpol

7. BPBD

8. BPLH

9. BPMK

10. BPAD

11. Badan SaPolPP dan

Linmas

12. Kanpora

13. Kantor Pelayanan

Perizinan Terpadu

14. Kantor Pengelolaan

Pelayanan Barang/Jasa Pemerintah

15. Rumah Sakit Umum

Besemah Daerah

Kecamatan :

1. Pagar Alam Selatan

2. Pagar Alam Utara

3. Dempo Utara

4. Dempo Tengah


(20)

g. Keragaman SDM Pemerintah Kota Pagar Alam

Tabel 1.7

Rekapitulasi CPNS/PNS Dirinci Menurut Pendidikan Umum dan Jenis Kelamin Kota pagar Alam Tahun 2014

No Jenis Pegawai

Tingkat Pendidikan Umum

Jumlah Pegawai Jumlah

SD SMP SMU D.I D.II D.III D.IV S.1 S.2 S.3

L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 1 PNS Non

Guru

7 1 20 6 263 162 12 42 1 2 104 288 11 15 701 503 126 37 - - 1245 1056 2301

2 PNS Guru 1 0 9 0 66 175 2 6 51 121 8 11 0 0 376 811 24 5 - - 537 1129 1666 Jumlah 8 1 29 6 329 337 14 48 52 123 112 299 11 15 1077 1314 150 42 - - 1782 2185 3967


(21)

Tabel 1.8

Rekapitulasi PNS Per Golongan di Kota Pagar Alam Tahun 2013-2014

Golongan

Tahun

2013 2014

I 31 30

II 766 793

III 2428 2546

IV 614 589

Jumlah 3839 3958

Sumber : BKD Kota Pagar Alam

Sedangkan berdasarkan Golongan di Kota Pagar Alam pada Tahun 2013 didominasi oleh Golongan III sebanyak 2428 orang, begitu juga di tahun 2014 masih didominasi oleh Golongan III sebanyak 2546 orang. Sedangkan yang terendah ada pada Golongan II.


(22)

19 | G r a n d D e s i g n R e f o r m a s i B i r o k r a s i

B A G I A N T I G A

RENCANA UMUM PELAKSANAAN PROGRAM DAN

KEGIATAN REFORMASI BIROKRASI

3. GRAND DESIGN REFORMASI BIROKRASI

Area Perubahan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi

Program reformasi birokrasi Pemerintah Kota Pagar Alam mengacu kepada Peraturan Presiden Nomor 81 tahun 2010 Tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025 dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 37 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan Road Map Reformasi Birokrasi Pemerintah Daerah.

Ada 8 area perubahan yang menjadi prioritas reformasi Birokrasi Kota Pagar Alam, yang meliputi :

(1) Area perubahan organisasi; (2) Area perubahan ketatalaksanaan;

(3) Area perubahan peraturan perundang-undangan; (4) Area perubahan bidang SDM;

(5) Area perubahan bidang pengawasan; (6) Area perubahan bidang akuntabilitas; (7) Area perubahan bidang pelayanan publik;

(8) Area perubahan pola pikir (mindset) dan budaya kerja (cultureset) aparatur.

Secara rinci area perubahan yang menjadi prioritas reformasi birokrasi akan dijabarkan dengan langkah-langkah berikut :


(23)

20 | G r a n d D e s i g n R e f o r m a s i B i r o k r a s i

3.1. Area Perubahan Organisasi

Sebagai Pemerintah Daerah, Kota Pagar Alam mempunyai mandat dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah. Kota Pagar Alam hanya akan mampu menyelenggarakan dan memberikan pelayanan publik yang prima jika satuan-satuan kerja yang ada dapat membangun kinerjanya secara optimal. Dengan kata lain, satuan kerja internal Kota Pagar Alam yakni Sekretariat Daerah, Dinas, Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan dan Kelurahan, secara langsung harus mendukung dan berkontribusi terhadap kinerja Pemerintah Daerah Kota Pagar Alam, dan secara tidak langsung berkontribusi terhadap program reformasi birokrasi secara umum.

Penentuan perangkat daerah beserta tugas dan fungsinya yang merujuk pada kewenangan daerah serta berpedoman pada PP 41 tahun 2007 merupakan hasil dari upaya pengorganisasiaan. Organisasi perangkat daerah Kota Pagar Alam diatur dengan Peraturan Daerah Nomor 02 dan 03 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-dinas dan Lembaga Teknis Daerah Kota Pagar Alam. Dalam kurun waktu tersebut, ternyata masih ditemukan persoalan organisasi seperti belum tersusunnya organisasi perangkat daerah yang tepat fungsi dan tepat ukuran. Dengan teridentifikasinya permasalahan bidang organisasi, maka dalam rangka reformasi birokrasi Kota Pagar Alam, diperlukan upaya-upaya sebagai berikut :

a. Mengembangkan tipologi SOTK (struktur organisasi tata kerja) yang efektif, efisien, dan fungsional untuk mewujudkan tujuan pembangunan Kota Pagar Alam.

b. Penyusunan peta tugas fungsi antar SKPD yang dirumuskan secara komprehensif dan terpadu

c. Menyiapkan instrument evaluasi perangkat daerah.


(24)

21 | G r a n d D e s i g n R e f o r m a s i B i r o k r a s i

Tabel 1

Permasalahan Organisasi Kota Pagar Alam

NO IDENTIFIKASI MASALAH

NO TUJUAN NO HASIL YANG

DIHARAPKAN

1. Organisasi Tepat Fungsi dan Tepat Ukuran

1.1. Mengembangkan tipologi

SOTK (struktur organisasi tata kerja) yang efektif, efisien, dan fungsional untuk mewujudkan tujuan

pembangunan Kota Pagar Alam

1.1.1. Organisasi disusun berdasarkan visi dan

misi yang jelas

1.1.2. Organisasi flat dan datar 1.1.3. Organisasi bersifat network 1.1.4. Organisasi lebih banyak diisi oleh

jabatan fungsional

1.2. Penyusunan peta tugas

fungsi antar SKPD yang dirumuskan secara komprehensif dan terpadu

1.2.1. Gambaran kondisi beban kerja yang

tepat ukuran untuk efektifitas dan efisiensi kinerja Pemerintah Kota Pagar Alam

1.2.2. Menerapkan asas activity follow

function, yaitu tupoksi dan urutan tugas disusun mengacu pada kewenangan yang ada

1.2.3. Pengukuran kinerja individu (SKP) dan organisasi dapat terimplementasi

1.3. Menyiapkan instrument

evaluasi perangkat daerah

1.3.1. Mendukung evaluasi dan revisi PP 41

tahun 2007 tentang organisasi perangkat daerah (OPD)

1.3.2. Mendukung pemerintah pusat untuk

segera membuat instrumen atau alat evaluasi perangkat daerah

1.3.3. Memperkuat basis legal untuk

pengembangan struktur pemerintahan yang disesuaikan dengan tipologi Kota Pagar Alam

1.3.4 Penyesuaian organisasi perangkat

daerah Kota Pagar Alam dengan susunan departemen dan kementrian pusat.


(25)

22 | G r a n d D e s i g n R e f o r m a s i B i r o k r a s i 3.2. Area Perubahan Ketatalaksanaan

Pada aspek ketatalaksanaan Kota Pagar Alam telah menggunakan teknologi informasi sebagai basis pelaksanaan tugas pemerintahan dan pelayanan. Hal ini bisa dilihat dari portal informasi (https://www.pagaralam.go.id) maupun yang dikembangkan masing-masing satuan kerja, seperti kepegawaian, keuangan daerah, kependudukan dan lainnya. Namun demikian, e-office atau e-gov yang dikembangkan masih bersifat informative, belum mengarah kepada fasilitas transaksional apalagi kepada tahapan akhir yang membentuk jejaring informasi yang terhubung dengan setiap satuan kerja pemerintah.

Standar Operasional Prosedur (SOP) merupakan sistem baku yang mengatur proses organisasi, dalam dimensi ketatalaksanaan yang menjadi core organization. Untuk kepentingan reformasi birokrasi, maka setiap aktifitas atau prosesnya harus dibuatkan SOP sebagai pedoman untuk menjalankan tugas. Terkait dengan hal tersebut, identifikasi masalah bidang tatalaksana adalah sistem, proses dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien, terukur dan sesuai dengan prinsip tata kelola pemerintahan yang baik.

Dengan teridentifikasinya permasalahan bidang tatalaksana, maka dalam rangka reformasi birokrasi Kota Pagar Alam, diperlukan upaya-upaya sebagai berikut :

a. Penyusunan Standar Operasional Prosedur yang berisikan prosedur, sistem dan metode kerja

b. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam pelaksanaan tugas dan fungsi kerja

c. Tersusunnya pedoman ketatalaksanaan


(26)

23 | G r a n d D e s i g n R e f o r m a s i B i r o k r a s i

Tabel 2

Permasalahan Tatalaksana Kota Pagar Alam

NO IDENTIFIKASI MASALAH

NO TUJUAN NO HASIL YANG

DIHARAPKAN

2. Sistem, proses dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien, terukur dan sesuai dengan prinsip tata kelola pemerintahan yang baik

2.1. Penyusunan Prosedur,

Sistem dan Metoder Kerja

2.1.1. SOP sebagai standarisasi cara yang dilakukan pegawai dalam

menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tugasnya

2.1.2. Mengurangi tingkat kesalahan dan kelalaian yang mungkin dilakukan oleh seorang pegawai

2.1.3. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan tugas

2.2. Pemanfaatan teknologi

informasi dan komunikasi (TIK) dalam pelaksanaan tugas dan fungsi

2.2.1. Meningkatnya efektifitas dan efisiensi dalam pelaksanaan pekerjaan

2.2.2. Terlaksananya system e-office

2.3. Tersusunnya pedoman

ketatalaksanaan

2.3.1. Terstandarisasinya sarana dan prasarana kerja

2.3.2. Tersusunnya standar pengukuran kinerja individu

2.3.3. Dapat diaplikasikannya pedoman tata naskah dinas secara optimal


(27)

24 | G r a n d D e s i g n R e f o r m a s i B i r o k r a s i

3.3. Area Perubahan Peraturan Perundang-undangan

Dalam rangka reformasi birokrasi, kepastian hukum menjadi salah satu tolok ukur utama yang menentukan keberhasilan reformasi, terutama dalam mendukung terlaksananya wujud kepemerintahan yang baik. Hal ini pula yang menjiwai otonomi daerah, yang diharapkan dapat mendekatkan kebijakan publik dan layanan publik kepada masyarakat yang dilayaninya. Terkait dengan hal tersebut identifikasi masalah bidang Peraturan Perundang-Undangan menginginkan terciptanya regulasi yang tertib, tidak tumpang tindih dan kondusif.

Dengan teridentifikasinya permasalahan bidang perundang-undangan, maka dalam rangka reformasi birokrasi Kota Pagar Alam, diperlukan upaya-upaya sebagai berikut :

a. Mengembangkan produk hukum daerah agar terciptanya regulasi yang tertib b. Analisis mendalam terhadap keseluruhan produk hukum daerah Kota Pagar

Alam

c. Mewujudkan situasi yang kondusif dilingkungan daerah Kota Pagar Alam

Secara rinci permasalah-permasalahan peraturan perundang-undangan tergambar dalam Tabel 3 berikut:


(28)

25 | G r a n d D e s i g n R e f o r m a s i B i r o k r a s i

Tabel 3

Permasalahan Peraturan Perundang-Undangan Kota Pagar Alam

NO IDENTIFIKASI MASALAH

NO TUJUAN NO HASIL YANG

DIHARAPKAN

3. Regulasi Tertib, tidak tumpang tindih dan kondusif

3.1. Mengembangkan Produk Hukum Daerah agar terciptanya regulasi yang tertib

3.1.1. Rancangan produk hukum daerah sesuai dengan visi dan misi Daerah Kota Pagar Alam 3.1.2. Penyusunan produk hukum

daerah yang sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri 3.1.3. Produk hukum daerah disusun

berdasarkan hasil penelitian 3.2. Analisis mendalam

terhadap keseluruhan produk hukum daerah Kota Pagar Alam

3.2.1. Kerjasama yang baik dan saling menguntungkan bagi SKPD yang terkait dalam menegakkan produk hukum daerah

3.2.2. Kepastian hukum yang dipahami oleh petugas penegak produk hukum daerah

3.2.3. Perlindungan hukum yang jelas terhadap personil penegak produk hukum daerah

3.3. Mewujudkan situasi yang kondusif dilingkungan daerah Kota Pagar Alam

3.3.1. Terjalinnya kerjasama yang baik antara pemerintah dan masyarakat 3.3.2. Mendukung pemerintah provinsi

dan pemerintah pusat untuk mewujudkan masyarakat madani


(29)

26 | G r a n d D e s i g n R e f o r m a s i B i r o k r a s i

3.4. Area Perubahan Bidang Sumber Daya Aparatur

Identifikasi masalah bidang sumber daya aparatur bertujuan untuk mewujudkan sumber daya aparatur yang berintegritas, netral, kompeten, capable, profesional, berkinerja tinggi, dan sejahtera. Dengan teridentifikasinya permasalahan bidang sumber daya aparatur, maka dalam rangka reformasi birokrasi Kota Pagar Alam, diperlukan upaya-upaya sebagai berikut :

a. Terwujudnya aparatur pemerintahan yang mempunyai pendirian dan netral sehingga terlaksana prinsip pemerintahan yang bersih dan bebas KKN.

b. Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan dan Penerapan Sistem penilaian kinerja individu dalam rangka peningkatan kapasitas dan akuntabilitas kinerja aparatur.

c. Analisis Jabatan, Analisa Beban Kerja, dan Evaluasi Jabatan untuk membentuk Aparatur Pemerintah yang Profesional dan terampil

d. Terwujudnya Peningkatan Kualitas Pelayanan, yang berbanding lurus dengan pemberian kesejahteraan, kenaikan pangkat dan kenaikan gaji berkala yang tertib, lengkap dan tepat waktu

Secara rinci permasalah-permasalahan sumber daya manusia aparatur tergambar dalam Tabel 4 berikut:


(30)

27 | G r a n d D e s i g n R e f o r m a s i B i r o k r a s i

Tabel 4

Permasalahan Sumber Daya Aparatur Kota Pagar Alam

NO IDENTIFIKASI MASALAH

NO TUJUAN NO HASIL YANG

DIHARAPKAN

4. Mewujudkan Sumber Daya Aparatur yang berintegritas, netral, kompeten, capable, profesional, berkinerja tinggi dan sejahtera

4.1. Terwujudnya aparatur

pemerintahan yang berintegritas dan netral

4.1.1. Peningkatan pemahaman aparatur tentang hukum dan peraturan perundang-undangan untuk mewujudkan

penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas KKN.

4.1.2. Pemberian pendidikan anti korupsi dan perilaku koruptif

4.1.3. Sosialisasi/bimtek/workshop tentang pengisian LHKPN (Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara) dan Laporan Pajak-Pajak Pribadi (LP2P)

4.2. Peningkatan kapasitas dan

akuntabilitas kinerja aparatur.

4.2.1. Tersusunnya dokumen kualifikasi jabatan yang absah, menyeluruh, dan lengkap

4.2.2. Kinerja individu yang terukur

4.2.3. Sistem rekrutmen yang terbuka, transparan dan akuntabel (menggunakan Computer Assisted Test/CAT).

4.2.4 Mutasi dan promosi

aparatur yang sesuai dengan kompetensi bidang dan keahlian


(31)

28 | G r a n d D e s i g n R e f o r m a s i B i r o k r a s i

4.3. Aparatur Pemerintah yang

Profesional dan terampil

4.3.1 Pelaksanaan absensi Finger

Print untuk peningkatan sumber daya aparatur yang disiplin

4.3.2 Menghilangkan citra

negatif Aparatur

Pemerintah dimasyarakat

4.3.3 Dokumen peta dan uraian

jabatan yang absah, menyeluruh dan lengkap

4.3.4 Proses pengumpulan dan

pengolahan data sudah terkomputerisasi (IT)

4.3.5 Pelayanan publik yang

sederhana, cepat dan efisien

4.3.6 Peningkatan kualitas sarana

dan prasarana layanan

4.4 Pemberian kesejahteraan,

kenaikan pangkat dan gaji berkala yang tertib, lengkap dan tepat waktu

4.4.1 Adanya layanan

kepegawaian satu pintu melalui SIMPEG

4.4.2 Pengembangan karir PNS

sesuai dengan persyaratan administrasi

4.4.3 Peringkat jabatan dan

harga jabatan secara menyeluruh dan lengkap

4.4.4 Aparatur mendapatkan

penghargaan berupa kenaikan pangkat dan kenaikan gaji berkala tepat waktu


(32)

29 | G r a n d D e s i g n R e f o r m a s i B i r o k r a s i

3.5. Area Perubahan Bidang Pengawasan

Pengawasan merupakan salah satu unsur dari fungsi manajemen. Kegiatan evaluasi dilaksanakan untuk mencapai sasaran dan tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Pengawasan atas penyelenggaraan Pemerintah Daerah terdiri atas : Pengawasan Melekat (Waskat), Pengawasan berdasar pada Sistem Pengendalian Instansi Pemerintah, Pengawasan Fungsional (Wasfung), Pengawasan Legislatif, dan Pengawasan Masyarakat.

Identifikasi Permasalahan bidang pengawasan adalah penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas korupsi, kolusi dan nepotisme. Dalam rangka reformasi birokrasi Kota Pagar Alam bidang pengawasan, diperlukan upaya-upaya sebagai berikut :

a. Dipahaminya pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) pada SKPD

b. Pencatatan dan pengadministrasian aset daerah pada SKPD sepenuhnya mengacu pada ketentuan peraturan yang berlaku

c. Pengadaan barang dan jasa yang bebas KKN

d. Pengelolaan keuangan mengacu pada kebijakan dan Standar Akuntasi Pemerintah

e. Pembangunan kapasitas (capacity building) institusi inspektorat secara kompresif

Secara rinci permasalah-permasalahan sumber daya manusia aparatur tergambar dalam Tabel 5 berikut:


(33)

30 | G r a n d D e s i g n R e f o r m a s i B i r o k r a s i

Tabel 5

Permasalahan Pengawasan Kota Pagar Alam

NO IDENTIFIKASI MASALAH

NO TUJUAN NO HASIL YANG

DIHARAPKAN

5. Penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas korupsi, kolusi dan nepotisme

5.1. Dipahaminya pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) pada SKPD

5.1.1 Pelaksanaan SPIP dapat berjalan optimal

5.1.2 Peningkatan capaian kinerja SKPD

5.2. Pencatatan dan

pengadministrasian aset daerah pada SKPD

sepenuhnya mengacu pada ketentuan peraturan yang berlaku

5.2.1 Tertib administrasi pengelolaan aset daerah disetiap periode akuntasi keuangan Pemerintah Kota Pagar Alam

5.2.2 Menghindari kebocoran aset daerah yang merugikan kekayaan daerah

5.3. Pengadaan barang dan jasa yang bebas KKN

5.3.1 Transparansi dan standarisasi pengadaan barang dan jasa yang bebas dari unsur KKN

5.3.2 Memperbaiki dan melakukan pengembangan sistem pengadaan sesuai dengan perkembangan LPSE dan LKPP

5.3.3 Menyiapkan kualitas sumber daya manusia dibidang pengadaan 5.4. Pengelolaan keuangan

mengacu pada kebijakan dan standar akuntasi pemerintah (SAP)

5.4.1 Pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah pada SKPD dapat mewujudkan opini (WTP) Wajat Tanpa Pengecualian Pemerintah Kota Pagar Alam 5.4.2 Kebijakan akuntansi pengelolaan

keuangan daerah yang

mengakomodir sistem akuntasi pemerintah daerah, sehingga dapat memberikan pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat


(34)

31 | G r a n d D e s i g n R e f o r m a s i B i r o k r a s i

5.5. Pembangunan kapasitas (capacity building) institusi inspektorat secara kompresif

5.5.1 Independensi dan otoritas Inspekorat

5.5.2 Jumlah dan kompetensi SDM auditor yang cukup

5.5.3 Anggaran pengawaasan yang berkolerasi positif dengan kinerja pengawasan

5.5.4 SOP pengawasan yang terimplementasi dengan baik

3.6. Area Perubahan Bidang Akuntabilitas

Akuntabilitas suatu organisasi dapat diketahui melalui laporan kinerja yang disebut dengan LAKIP. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah salah satu rangkaian kegiatan yang harus dilakukan setiap tahun dan merupakan salah satu bentuk manifestasi dari evaluasi semua rangkaian yang telah dilakukan selama satu tahun anggaran.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), selain sebagai bahan evaluasi dari rangkaian program yang telah dicanangkan pada awal tahun anggaran juga sebagai bahan pijakan dalam menyusun langkah-langkah pada tahun berikutnya. Selain itu laporan tahunan yang disusun secara hirarki merupakan bahan untuk menyusun berbagai kebijaksanaan sehingga dapat ditarik satu langkah yang lebih tepat sesuai dengan kebutuhan.

Identifikasi Permasalahan bidang Akuntabilitas adalah meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi. Dalam rangka reformasi birokrasi Kota Pagar Alam bidang akuntabilitas, diperlukan upaya-upaya sebagai berikut :


(35)

32 | G r a n d D e s i g n R e f o r m a s i B i r o k r a s i

a. Penguatan dokumen Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) secara tepat dan akurat

b. Pencapaian sasaran kinerja SKPD telah memenuhi target yang ingin dicapai. Secara rinci permasalah-permasalahan akuntabilitas tergambar dalam Tabel 6 berikut:

Tabel 6

Permasalahan Akuntabilitas Kota Pagar Alam

NO IDENTIFIKASI MASALAH

NO TUJUAN NO HASIL YANG

DIHARAPKAN

6. Meningkatnya kapasitas dan

akuntabilitas kinerja birokrasi

6.1. Penguatan dokumen Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) secara tepat dan akurat

6.1.1. Dokumen RPJMD Kota Pagar Alam menjadi pedoman dalam pelaksanaan kegiatan SKPD m 6.1.2. Dokumen Renstra SKPD selaras

dengan dokumen RPJM Kota Pagar Alam

6.1.3 Dokumen Rencana Kinerja

Tahunan SKPD selaras dengan dokumen Renstra SKPD

6.2. Pencapaian sasaran

kinerja SKPD telah memenuhi target yang ingin dicapai

6.2.1 Penetapan Indikator Kinerja

Utama (IKU) SKPD relevan dengan Renstra, RKT, RPJMD 6.2.2. Penyusunan LAKIP SKPD yang

menjadi dasar LAKIP Kota sudah menyajikan informasi pencapaian sasaran yang berorientasi outcome 6.2.3. Pedoman Evaluasi Kinerja

Internal SKPD sudah dirumuskan, sehingga upaya perbaikan

manajamen kinerja dapat dilaksanakan


(36)

33 | G r a n d D e s i g n R e f o r m a s i B i r o k r a s i

3.7. Area Perubahan Bidang Pelayanan Publik

Dewasa ini tuntutan pelayanan publik semakin dibutuhkan. Citra pelayanan di sejumlah lembaga pemerintahan yang terkesan lambat dan berbelit-belit menjadi perhatian khusus dalam program percepatan reformasi birokrasi. Oleh karenanya, tuntutan pelayanan publik yang cepat dan inovatif terus diupayakan sebagai salah satu dari delapan program percepatan reformasi birokrasi.

Ada tiga masalah besar dalam pembangunan Indonesia. Yang pertama mengenai birokrasi yang masih gemuk, lamban, dan belum mampu memberikan pelayanan prima pada masyarakat dan investor. Kedua adalah tentang korupsi, dimana masih banyak penyelenggara negara yang menyalahgunakan pengelolaan keuangan negara. Selanjutnya terkait masalah infrastruktur yang belum memadai, serta kurangnya anggaran negara untuk pembangunan dan pemeliharaannya.

Identifikasi permasalahan bidang pelayanan publik adalah memberikan pelayanan prima sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat. Dalam rangka reformasi Kota Pagar Alam bidang pelayanan publik, diperlukan upaya-upaya sebagai berikut :

a. Memberikan pelayanan prima yang jelas, tepat, dan akurat sesuai dengan kebutuhan masyarakat

b. Memberikan pelayanan mudah, ramah, dan nyaman sesuai dengan harapan masyarakat

c. Menyiapkan instrumen pelayanan sesuai dengan prinsip penyelenggaraan pelayanan publik.

Secara rinci permasalah-permasalahan Pelayanan Publik tergambar dalam Tabel 7 berikut:


(37)

34 | G r a n d D e s i g n R e f o r m a s i B i r o k r a s i

Tabel 7

Permasalahan Pelayanan Publik Kota Pagar Alam

NO IDENTIFIKASI MASALAH

NO TUJUAN NO HASIL YANG

DIHARAPKAN

7. Pelayanan Prima sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat

7.1. Memberikan pelayanan prima yang jelas, tepat, dan akurat sesuai dengan kebutuhan masyarakat

7.1.1. Pelayanan sesuai persyaratan teknis dan administratif

7.1.2. Pelayanan yang dilaksanakan oleh SDM yang berkompeten terhadap tugas dan fungsinya

7.1.3 Pelayanan yang diberikan sesuai

dengan Standar Operasional Prosedur (SOP)

7.1.4. Pelayanan yang diberikan kepada masyarakat sesuai dengan yang dikehendaki masyarakat

7.2. Memberikan pelayanan

mudah, ramah, dan nyaman sesuai dengan harapan masyarakat

7.2.1 Lokasi pelayanan mudah diakses

7.2.2. Layanan informasi masyarakat dapat diakses melalui media elektronik dan non elektronik 7.2.3. Perilaku pegawai pemberi

pelayanan bersikap ramah dan senyum

7.2.4 Kondisi tempat pelayanan bersih,

rapi dan indah

7.2.5. Ketersediaan fasilitas pendukung yang memadai seperti ruang tunggu, parkir, toilet 7.3. Menyiapkan instrumen

pelayanan sesuai dengan prinsip penyelenggaraan pelayanan publik.

7.3.1. Tersusunnya Standar Pelayanan Publik (SPP)

7.3.2. Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) 7.3.3. Terlaksananya Penilaian Survei

Kepuasan Masyarakat (SKM) 7.3.4. Terwujudnya Pelayanan Terpadu

Satu Pintu (PTSP)

7.3.5. Terlaksananya Pelayanan

Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN)


(38)

35 | G r a n d D e s i g n R e f o r m a s i B i r o k r a s i

3.8. Area Perubahan Pola Pikir dan Budaya Kerja

Era reformasi birokrasi menuntut setiap penyelenggara pelayanan publik termasuk pemerintah mengubah pola pikir dan budaya kerja lama dari “dilayani publik”, menjadi “melayani publik”. Dengan demikian, pemerintah dituntut untuk memberikan pelayanan publik secara excellent. Untuk menciptakan hal tersebut, Aparatur di haruskan memiliki kemauan secara aktif membaca aturan, bersikap proaktif dan memberikan layanan yang cepat, murah dan ramah kepada masyarakat. Dengan demikian akan terwujud good governance dan meningkatkan daya saing global. Selain professional, aparatur juga diwajibkan memiliki keseimbangan moralitas dalam melaksanakan tugasnya, baik sebagai aparatur negara maupun sebagai abdi masyarakat dalam memberikan pelayanan excellent.

Identifikasi permasalahan bidang Pola Pikir dan Budaya Kerja adalah birokrasi dengan integritas dan kinerja tinggi. Dalam rangka reformasi Kota Pagar Alam bidang pola pikir dan budaya kerja, diperlukan upaya-upaya sebagai berikut :

a. Penyusunan Pedoman Kode Etik Birokrasi b. Pemberian Kompensasi (reward and punishment)

c. Terwujudnya mekanisme monitoring dan evaluasi (check and balance)

Secara rinci permasalah-permasalahan Pola Pikir dan Budaya Kerja tergambar dalam Tabel 8 berikut:


(39)

36 | G r a n d D e s i g n R e f o r m a s i B i r o k r a s i

Tabel 8

Permasalahan Pola Pikir dan Budaya Kerja Kota Pagar Alam

NO IDENTIFIKASI MASALAH

NO TUJUAN NO HASIL YANG

DIHARAPKAN

8. Birokrasi dengan integritas dan kinerja tinggi

8.1. Penyusunan Pedoman Kode Etik Birokrasi

8.1.1. Dipedomaninya nilai-nilai dasar dan kode etik birokrasi

8.1.2. Terciptanya birokrasi yang profesional

8.1.3 Kondisi birokrasi yang akuntabel,

transparan, efektif dan efisien 8.1.4. Menghilangkan citra negatif

birokrasi pemerintahan dimata masyarakat

8.2. Pemberian Kompensasi

(reward and punishment)

8.2.1 Pemberian bonus atau tunjangan

atas pekerjaan

8.2.2. Sanksi bagi aparatur yang tidak menjalankan kinerja dengan baik 8.2.3. Aparatur dapat memahami dan

menerapkan penegakan disiplin agar sasaran kinerja dapat tercapai dengan optimal

8.2.4 Prinsip kompensasi dapat

merubah pola pikir dan menambah wawasan aparatur 8.3. Terwujudnya

mekanisme monitoring dan evaluasi (check and balance)

8.3.1. Pengawasan kinerja aparatur yang berkesinambungan

8.3.2. Kualitas pekerjaan aparatur yang baik dan dapat

dipertanggungjawabkan 8.3.3. Adanya tindak lanjut atas hasil

monitoring dan evaluasi 8.3.4. Pelaksanaan dan hasil kegiatan

sesuai dengan waktu dan target yang telah ditentukan

8.3.5. Acuan berkelanjutan dalam


(40)

37 | G r a n d D e s i g n R e f o r m a s i B i r o k r a s i

B A G I A N E M P A T

PENUTUP

Aparatur harus sadar bahwa reformasi birokrasi akan mengubah birokrasi pemerintah menjadi birokrasi yang kuat dan menjadi pemerintahan berwibawa, yang mampu memberikan fasilitas dan pelayanan publi yang prima dan bebas dari KKN. Untuk itu, reformasi birokrasi harus dilakukan secara sungguh-sungguh, konsisten, melembaga, bertahap dan berkelanjutan.

Dengan demikian, diharapkan akan terbentuk birokrasi yang mampu mendukung dan mempercepat keberhasilan pembangunan diberbagai bidang. Kegiatan ekonomi akan semakin meningkat dan secara agregat akan mendorong pertumbuhan ekomoni lebih tinggi. Dengan kegiatan ekonomi semakin luas, akan tersedia basis penerimaan pendapatan daerah yang lebih besar untuk membiayai keberlanjutan reformasi birokrasi dan pembangunan di bidang lainnya yang lebih luas.


(1)

32 | G r a n d D e s i g n R e f o r m a s i B i r o k r a s i

a. Penguatan dokumen Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) secara tepat dan akurat

b. Pencapaian sasaran kinerja SKPD telah memenuhi target yang ingin dicapai. Secara rinci permasalah-permasalahan akuntabilitas tergambar dalam Tabel 6 berikut:

Tabel 6

Permasalahan Akuntabilitas Kota Pagar Alam

NO IDENTIFIKASI

MASALAH

NO TUJUAN NO HASIL YANG

DIHARAPKAN 6. Meningkatnya

kapasitas dan

akuntabilitas kinerja birokrasi

6.1. Penguatan dokumen Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) secara tepat dan akurat

6.1.1. Dokumen RPJMD Kota Pagar Alam menjadi pedoman dalam pelaksanaan kegiatan SKPD m 6.1.2. Dokumen Renstra SKPD selaras

dengan dokumen RPJM Kota Pagar Alam

6.1.3 Dokumen Rencana Kinerja Tahunan SKPD selaras dengan dokumen Renstra SKPD 6.2. Pencapaian sasaran

kinerja SKPD telah memenuhi target yang ingin dicapai

6.2.1 Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) SKPD relevan dengan Renstra, RKT, RPJMD 6.2.2. Penyusunan LAKIP SKPD yang

menjadi dasar LAKIP Kota sudah menyajikan informasi pencapaian sasaran yang berorientasi outcome 6.2.3. Pedoman Evaluasi Kinerja

Internal SKPD sudah dirumuskan, sehingga upaya perbaikan

manajamen kinerja dapat dilaksanakan


(2)

33 | G r a n d D e s i g n R e f o r m a s i B i r o k r a s i 3.7. Area Perubahan Bidang Pelayanan Publik

Dewasa ini tuntutan pelayanan publik semakin dibutuhkan. Citra pelayanan di sejumlah lembaga pemerintahan yang terkesan lambat dan berbelit-belit menjadi perhatian khusus dalam program percepatan reformasi birokrasi. Oleh karenanya, tuntutan pelayanan publik yang cepat dan inovatif terus diupayakan sebagai salah satu dari delapan program percepatan reformasi birokrasi.

Ada tiga masalah besar dalam pembangunan Indonesia. Yang pertama mengenai birokrasi yang masih gemuk, lamban, dan belum mampu memberikan pelayanan prima pada masyarakat dan investor. Kedua adalah tentang korupsi, dimana masih banyak penyelenggara negara yang menyalahgunakan pengelolaan keuangan negara. Selanjutnya terkait masalah infrastruktur yang belum memadai, serta kurangnya anggaran negara untuk pembangunan dan pemeliharaannya.

Identifikasi permasalahan bidang pelayanan publik adalah memberikan pelayanan prima sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat. Dalam rangka reformasi Kota Pagar Alam bidang pelayanan publik, diperlukan upaya-upaya sebagai berikut :

a. Memberikan pelayanan prima yang jelas, tepat, dan akurat sesuai dengan kebutuhan masyarakat

b. Memberikan pelayanan mudah, ramah, dan nyaman sesuai dengan harapan masyarakat

c. Menyiapkan instrumen pelayanan sesuai dengan prinsip penyelenggaraan pelayanan publik.

Secara rinci permasalah-permasalahan Pelayanan Publik tergambar dalam Tabel 7 berikut:


(3)

34 | G r a n d D e s i g n R e f o r m a s i B i r o k r a s i Tabel 7

Permasalahan Pelayanan Publik Kota Pagar Alam

NO IDENTIFIKASI

MASALAH

NO TUJUAN NO HASIL YANG

DIHARAPKAN 7. Pelayanan Prima

sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat

7.1. Memberikan pelayanan prima yang jelas, tepat, dan akurat sesuai dengan kebutuhan masyarakat

7.1.1. Pelayanan sesuai persyaratan teknis dan administratif

7.1.2. Pelayanan yang dilaksanakan oleh SDM yang berkompeten terhadap tugas dan fungsinya

7.1.3 Pelayanan yang diberikan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP)

7.1.4. Pelayanan yang diberikan kepada masyarakat sesuai dengan yang dikehendaki masyarakat 7.2. Memberikan pelayanan

mudah, ramah, dan nyaman sesuai dengan harapan masyarakat

7.2.1 Lokasi pelayanan mudah diakses 7.2.2. Layanan informasi masyarakat

dapat diakses melalui media elektronik dan non elektronik 7.2.3. Perilaku pegawai pemberi

pelayanan bersikap ramah dan senyum

7.2.4 Kondisi tempat pelayanan bersih, rapi dan indah

7.2.5. Ketersediaan fasilitas pendukung yang memadai seperti ruang tunggu, parkir, toilet 7.3. Menyiapkan instrumen

pelayanan sesuai dengan prinsip penyelenggaraan pelayanan publik.

7.3.1. Tersusunnya Standar Pelayanan Publik (SPP)

7.3.2. Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) 7.3.3. Terlaksananya Penilaian Survei

Kepuasan Masyarakat (SKM) 7.3.4. Terwujudnya Pelayanan Terpadu

Satu Pintu (PTSP) 7.3.5. Terlaksananya Pelayanan

Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN)


(4)

35 | G r a n d D e s i g n R e f o r m a s i B i r o k r a s i 3.8. Area Perubahan Pola Pikir dan Budaya Kerja

Era reformasi birokrasi menuntut setiap penyelenggara pelayanan publik termasuk pemerintah mengubah pola pikir dan budaya kerja lama dari “dilayani publik”, menjadi

“melayani publik”. Dengan demikian, pemerintah dituntut untuk memberikan pelayanan publik secara excellent. Untuk menciptakan hal tersebut, Aparatur di haruskan memiliki kemauan secara aktif membaca aturan, bersikap proaktif dan memberikan layanan yang cepat, murah dan ramah kepada masyarakat. Dengan demikian akan terwujud good governance dan meningkatkan daya saing global. Selain professional, aparatur juga diwajibkan memiliki keseimbangan moralitas dalam melaksanakan tugasnya, baik sebagai aparatur negara maupun sebagai abdi masyarakat dalam memberikan pelayanan excellent.

Identifikasi permasalahan bidang Pola Pikir dan Budaya Kerja adalah birokrasi dengan integritas dan kinerja tinggi. Dalam rangka reformasi Kota Pagar Alam bidang pola pikir dan budaya kerja, diperlukan upaya-upaya sebagai berikut :

a. Penyusunan Pedoman Kode Etik Birokrasi b. Pemberian Kompensasi (reward and punishment)

c. Terwujudnya mekanisme monitoring dan evaluasi (check and balance)

Secara rinci permasalah-permasalahan Pola Pikir dan Budaya Kerja tergambar dalam Tabel 8 berikut:


(5)

36 | G r a n d D e s i g n R e f o r m a s i B i r o k r a s i Tabel 8

Permasalahan Pola Pikir dan Budaya Kerja Kota Pagar Alam

NO IDENTIFIKASI

MASALAH

NO TUJUAN NO HASIL YANG

DIHARAPKAN 8. Birokrasi dengan

integritas dan kinerja tinggi

8.1. Penyusunan Pedoman Kode Etik Birokrasi

8.1.1. Dipedomaninya nilai-nilai dasar dan kode etik birokrasi

8.1.2. Terciptanya birokrasi yang profesional

8.1.3 Kondisi birokrasi yang akuntabel, transparan, efektif dan efisien 8.1.4. Menghilangkan citra negatif

birokrasi pemerintahan dimata masyarakat

8.2. Pemberian Kompensasi (reward and

punishment)

8.2.1 Pemberian bonus atau tunjangan atas pekerjaan

8.2.2. Sanksi bagi aparatur yang tidak menjalankan kinerja dengan baik 8.2.3. Aparatur dapat memahami dan

menerapkan penegakan disiplin agar sasaran kinerja dapat tercapai dengan optimal

8.2.4 Prinsip kompensasi dapat merubah pola pikir dan menambah wawasan aparatur 8.3. Terwujudnya

mekanisme monitoring dan evaluasi (check and balance)

8.3.1. Pengawasan kinerja aparatur yang berkesinambungan

8.3.2. Kualitas pekerjaan aparatur yang baik dan dapat

dipertanggungjawabkan 8.3.3. Adanya tindak lanjut atas hasil

monitoring dan evaluasi 8.3.4. Pelaksanaan dan hasil kegiatan

sesuai dengan waktu dan target yang telah ditentukan

8.3.5. Acuan berkelanjutan dalam pelaksanaan pekerjaan


(6)

37 | G r a n d D e s i g n R e f o r m a s i B i r o k r a s i

B A G I A N E M P A T

PENUTUP

Aparatur harus sadar bahwa reformasi birokrasi akan mengubah birokrasi pemerintah menjadi birokrasi yang kuat dan menjadi pemerintahan berwibawa, yang mampu memberikan fasilitas dan pelayanan publi yang prima dan bebas dari KKN. Untuk itu, reformasi birokrasi harus dilakukan secara sungguh-sungguh, konsisten, melembaga, bertahap dan berkelanjutan.

Dengan demikian, diharapkan akan terbentuk birokrasi yang mampu mendukung dan mempercepat keberhasilan pembangunan diberbagai bidang. Kegiatan ekonomi akan semakin meningkat dan secara agregat akan mendorong pertumbuhan ekomoni lebih tinggi. Dengan kegiatan ekonomi semakin luas, akan tersedia basis penerimaan pendapatan daerah yang lebih besar untuk membiayai keberlanjutan reformasi birokrasi dan pembangunan di bidang lainnya yang lebih luas.