TATA CARA PEMBAYARAN TATA CARA PENAGIHAN K E B E R A T A N

PENDAFTARAN DAN PENDATAAN Pasal 18 1 Setiap wajib retribusi mengisi SPTRD atau dokumen lain yang dipersamakan. 2 STPRD atau dokumen lain sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 harus diisi dengan jelas, benar dan lengkap serta ditanda tangani oleh wajib retribusi atau kuasanya. 3 Bentuk, isi dan tata cara pengisian SPTRD ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

BAB XII PENETAPAN RETRIBUSI

Pasal 19 1 Retribusi terutang ditetapkan dengan menerbitkan SKRD atau Dokumen lain yang di persamakan. 2 Bentuk, isi, dan tatacara penerbitan SKRD atau Dokumen lain yang di persamakan sebagaimana di maksud pada ayat 1 di tetapkan oleh Bupati.

BAB XIII TATA CARA PEMUNGUTAN

Pasal 20 1 Pemungutan Retribusi tidak dapat diborongkan. 2 Retribusi di pungut dengan menggunakan SKRD atau Dokumen lain yang di persamakan. a. Hasil pemungutan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 1, disetor ke kas daerah melalui Bendahara Khusus Penerima paling lama 1 x 24 jam, atau dalam waktu yang ditentukan lain oleh Bupati. b. Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan ditemukan data baru dan atau data yang semula belum terungkap yang menyebabkan penambahan jumlah retribusi yang terutang maka Kepala Daerah mengeluarkan SKRD tambahan.

BAB XIV SANKSI ADMINISTRASI

Pasal 21 Dalam hal Wajib Retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang bayar, di kenakan sanksi admininstrasi berupa denda sebesar 2 dua persen setiap bulan dari Retribusi yang terutang atau kurang bayar dan di tagih dengan menggunakan STRD.

BAB XV TATA CARA PEMBAYARAN

10 Pasal 22 1 Pembayaran Retribusi yang terutang harus di lunasi sekaligus. 2 Pembayaran Retribusi yang terutang dilunasi sejak diterbitkannya SKRD, atau dokumen lain yang di persamakan. 3 Tata cara pembayaran, penyetoran, tempat pembayaran Retribusi di atur dengan Peraturan Bupati.

BAB XVI TATA CARA PENAGIHAN

Pasal 23 1 Pengeluaran Surat Teguran atau peringatan atau Surat lain yang sejenis sebagai awal tidakan pelaksanaan penagihan Retribusi di keluarkan 7 tujuh hari setelah jatuh tempo pembayaran. 2 Dalam jangka waktu 7 tujuh hari setelah wajib Retribusi menerima Surat teguran atau peringatan atau surat lain yang sejenis, Wajib Retribusi harus melunasi Retribusi terutang. 3 Surat teguran atau atau surat peringatan atau surat lain yang sejenis sebagaimana di maksud pada ayat 1 di keluarkan oleh Pejabat yang ditunjuk.

BAB XVII K E B E R A T A N

Pasal 24 1 Wajib Retribusi dapat mengajukan keberatan hanya kepada Bupati atau Pejabat yang di tunjuk atas SKRD atau dokumen lain yang di persamakan, SKRDKBT, dan SKRDLB. 2 Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan disertai alasan– alasan yang jelas. 3 Dalam hal Wajib Retribusi mengajukan keberatan atas ketetapan Retribusi, harus dapat membuktikan ketidak benaran Ketetapan Retribusi tersebut. 4 Keberatan harus di ajukan dalam jangka waktu paling lama 2 dua bulan sejak Wajib Retribusi menerima SKRD atau dokumen yang di persamakan, SKRDKBT, dan SKRDLB, kecuali apabila Wajib Retribusi dapat menunjukkan bahwa jangka waktu itu tidak dapat di penuhi karena keadaan di luar kekuasaannya. 5 Keberatan yang tidak memenuhi syarat sebagaimana di maksud pada ayat 2 dan ayat 3 tidak di anggap sebagai surat keberatan sehingga tidak dipertimbangkan. 6 Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar Retribusi Daerah dan pelaksanaan penagihan Retribusi. Pasal 25 1 Bupati dalam jangka waktu paling lama 1 satu bulan sejak tanggal surat keberatan di terima harus memberikan Keputusan atas keberatan yang di ajukan. 11 2 Keputusan Bupati atas keberatan dapat berupa menerima seluruhnya atau sebagian, menolak, atau menambah besarnya Retribusi yang terutang. 3 Apabila jangka waktu sebagaimana di maksud pada ayat 1 telah lewat dan Bupati tidak menerbitkan Keputusan, keberatan yang di ajukan tersebut di anggap di kabulkan. 12

BAB XVIII PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN