NAMA, OBJEK DAN SUBJEK RETRIBUSI GOLONGAN RETRIBUSI CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA

20. Surat Pemberitahuan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut SPTRD, adalah Surat yang dipergunakan oleh Wajib Retribusi untuk melaporkan data Objek Retribusi dan Wajib Retribusi sebagai dasar perhitungan dan pembayaran Retribusi yang terutang menurut Peraturan Perundang–undangan Retribusi Daerah Kabupaten Buol. 21. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya disebut SKRD adalah Surat Ketetapan Retribusi yang menentukan besarnya jumlah retribusi yang terutang. 22. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang Bayar Tambahan, yang selanjutnya di sebut SKRDKBT, adalah Surat Ketetapan yang menentukan tambahan atas jumlah Retribusi yang telah di tetapkan. 23. Surat Setoran Rertibusi Daerah yang selanjutnya disebut SSRD adalah Surat yang oleh Wajib retribusi digunakan untuk melakukan pembayaran dan penyetoran retribusi yang terutang ke kas daerah atau tempat lain yang ditunjuk oleh Bupati. 24. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar yang selanjutnya di sebut SKRDLB, adalah Surat Ketetapan yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran Retribusi karena jumlah Kredit Retribusi lebih besar dari pada Retribusi yang terutang atau tidak seharusnya terutang. 25. Surat Tagihan Retribusi Daerah, yang selanjutnya di sebut STRD, adalah Surat untuk melakukan tagihan Retribusi dan atau Sanksi Administrasi berupa bunga danatau denda. 26. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, mengolah data dan atau keterangan lainnya untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban retribusi dalam rangka melaksanakan ketentuan Peraturan Perundang – Undangan Retribusi Daerah. 27. Penyidikan Tindak Pidana yang dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Daerah Kabupaten Buol, yang selanjutnya dapat disebut penyidik, untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana Retribusi Daerah yang terjadi serta menemukan tersangkanya.

BAB II NAMA, OBJEK DAN SUBJEK RETRIBUSI

Pasal 2 Dengan nama Retribusi Izin Usaha Pariwisata dipungut retribusi sebagai pelayanan atau pemberian izin tertentu. Pasal 3 1 Objek retribusi adalah setiap pelayanan izin usaha Pariwisata. 2 Objek retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi: 1. Usaha Daya Tarik Wisata, yang terdiri dari : a. Perizinan usaha Permandian Alam; dan b. Perizinan usaha Kolam Pemancingan. 2. Usaha Kawasan Pariwisata, yaitu perizinan usaha Wisata Agro. 3. Usaha Jasa Perjalanan Wisata, yaitu Perizinan usaha Travel, Biro Perjalanan Wisata dan Angkutan Wisata. 4. Usaha Jasa Makanan dan Minuman, yang terdiri dari : a. Perizinan usaha Rumah Makan dan Restoran; dan b. Perizinan usaha Jasa Boga. 5. Usaha Penyediaan Akomodasi, yaitu perizinan usaha Hotel 6. Usaha Penyelenggaraan Kegiatan Hiburan dan Rekreasi, yang terdiri dari : a. Perizinan usaha Penyelenggaraan Kegiatan KesenianBudaya; b. Perizinan usaha Rumah Billyard; c. Perizinan usaha Play Station dan Video Game; d. Perizinan usaha Karaoke; 4 e. Perizinan usaha Taman Rekreasi; f. Perizinan usaha Gelanggang Olahraga dan Kolam Renang; g. Perizinan usaha Gelanggang Permainan dan Ketangkasan; dan h. Perizinan usaha Musik Elektronik. 7. Usaha Penyelenggaraan Pertemuan, Perjalanan Insentif, Konferensi dan Pameran, yaitu perizinan usaha Balai Pertemuan Umum. 8. Usaha Wisata Tirta, yaitu Perizinan usaha wisata tirta. 9. Usaha Spa, yang terdiri dari : a. Perizinan usaha Spa Pusat Kesehatan Health Centre; b. Perizinan usaha Pusat Kebugaran Jasmani; dan c. Perizinan usaha Salon Kecantikan dan Barber Shop. 3 Dikecualikan dari objek retribusi adalah Persetujuan Prinsip di bidang pariwisata. Pasal 4 Subjek Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan usaha pariwisata.

BAB III GOLONGAN RETRIBUSI

Pasal 5 Retribusi izin usaha pariwisata digolongkan sebagai Retribusi perizinan tertentu.

BAB IV CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA

Pasal 6 Tingkat penggunaan jasa di ukur berdasarkan jenis dan klasifikasi usaha pariwisata.

BAB V PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN