2. SEPUTAR KELUARGA BERENCANA
2.1 Sejarah Keluarga Berencana
Menurut WHO
World Healt Organisation
keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan
suami istri untuk mendapatkan objektif-objektif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan
kelahiran yang memang diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan
dengan umur suami istri dan menentukan jumlah anak dalam keluarga. Secara garis besar definisi ini mencakup beberapa
komponen dalam pelayanan kependudukan, diantaranya dengan Komunikasi, Informasi dan Edukasi KIE, konseling, pelayanan
kontrasepsi PK, pelayanan infertilitas, pendidikan seks
sex education
, konsultasi pra perkawinan dan konsultan perkawinan, konsultasi genetic, test keganasan dan adopsi Hanafi Hantanto,
2004; 27.
a. Penyelenggara KB di Indonesia
1. Pemerintah
Pada tahun 1968, dilakukan oleh LKBN yang kemudian pada tahun 1970 penyelenggara KB dilaksanakan
oleh BKKBN terkait dengan program KB Nasional dengan fungsi sebagai berikut:
· Merencanakan
· Mengarahkan
· Membimbing
· Mengadakan evaluasi
2. Non-Pemerintah dilaksanakan oleh :
· PKBI
· PKMI
· Organisasi Profesi, seperti : IDI, IBI, ISFI
· Institusi penunjang program KIM KB Kegiatan Inti
Mandiri Keluarga Berencana seperti: Posyandu, Pos KB Desa, Paguyupan KB, KB Perkotaan, Kelompok Akseptor
dan lain-lain. Perkiraan peserta KB adalah 80 berasal dari
program pemerintah, 10 berasal dari subsidi pemerintah melalui jalur swasta dan 10 yang lainnya melalui jalur
swasta Hanafi Hartanto, 2004; 20. Tahapan dalam program keluarga berencana nasional adalah sebagai
berikut: a. Tahun 1970 – 1980 Program Management For The
People, dalam tahapan ini pemerintah lebih banyak berinisiatif, partisipasi masyarakat sangat rendah,
terkesan kurang demokratis, ada unsure pemaksaan dan berorientasi mengejar target.
b. Tahun 1980 – 1990 Program Management With The People, dalam tahapan ini pemaksaan telah dikurangi,
dimulainya program safari KB pada tahun 1980-an. Yang termasuk di dalam program ini adalah :
1. Tahun 1985 – 1988 Program KB Lingkaran Biru,
dalam program ini masyarakat bebas memilih kontrasepsi yang akan digunakan meskipun tetap
dipilihkan kontrasepsi
apa yang
sebaiknya digunakan.
2. Tahun 1988 Program KB Lingkaran Emas, dalam
program ini pemilihan kontrasepsi diserahkan sepenuhnya kepada peserta, asal jenis dan
kontrasepsinya sudah terdaftar di Departemen Kesehatan dan masyarakat sudah mulai membayar
sendiri untuk alat kontrasepsinya. c. Tahun 1990 Program KB Mandiri, yaitu program KB
dari dan oleh masyarakat dan pada tahun ini focus program adalah peningkatan kesejahteraan keluarga
melalui peningkatan pendapatan keluarga
income generating
. Gerakan
pembangunan keluarga
sejahtera diresmikan pada tanggal 29 Juni 1994 oleh Presiden
Soeharto di Sidoarjo. Pembangunan keluarga sejahtera
merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas dan ketahanan
masing-masing keluarga
dalam mengantisipasi
setiap pengaruh
negative yang
mengancam keutuhan keluarga sebagai unit terkecil yang paling utama dalam masyarakat. Adapun rumusan
tahapan kualitas keluarga sejahtera adalah sebagai berikut:
1. Keluarga Pra-Sejahtera
Yaitu keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan
dasarnya secara
minimal, seperti kebutuhan spiritual, sandang, pangan, kesehatan dan
keluarga berencana. Untuk membantu keluarga pra- sejahtera,
pengusaha dan
masyarakat yang
berkecukupan diminta untuk membantu mereka melalui gerakan gotong royong seperti dalam
Program Tabungan Keluarga Sejahtera
Takesra
. 2.
Keluarga Sejahtera tahap I Yaitu keluarga yang telah dap[at memenuhi
kebutuhan dasarnya secara minimal tetapi belum dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan sosial
psikologisnya seperti kebutuhan akan pendidikan, interaksi
dalam keluarga,
interaksi dengan
lingkungan tempat tinggal dan transportasi.
3. Keluarga Sejahtera tahap II
Yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan fisik dan sosial psikologisnya, akan
tetapi belum
dapat memenuhi
kebutuhan pengembangannya
seperti kebutuhan
untuk menabung dan informasi.
4. Keluarga Sejahtera tahap III
Yaitu keluarga yang telah dapat memnuhi seluruh kebutuhan fisik, sosial psikologis dan
pengembangannya, namun
belum dapat
memberikan sumbangannya secara teratur kepada masyarakat sekitarnya, misalnya dalam bentuk
sumbangan materiil dan keuangan serta secara aktif menjadi pengurus lembaga sosial kemasyarakatan
yang ada di lingkungannya. 5.
Keluarga Sejahtera tahap III plus Yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi
seluruh kebutuhan serta memiliki kepedulian yang tinggi dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga
di sekitarnya.
b. Komunikasi, Informasi dan Edukasi KIE Dan Konseling