Vasektomi SEPUTAR KELUARGA BERENCANA

Kemasan kondom harus kedap udara, karena udara dapat merusak karet. Demikian juga dengan panas dan cahaya yang disertai udara O², maka akan dapat mempercepat kerusakan karet. 6. Ukuran Kondom Ukuran standart kondom umumnya mempunyai panjang minimal 160mm dengan lebar 45-55 mm dan ketebalan minimal 0,07-0,16 mm.

b. Vasektomi

Kontrasepsi mantap pria atau vasektomi merupakan metode kontrasepsi operatif minor pada pria yang sangat aman, sederhana dan sangat efektif, memakan waktu operasi yang singkat dan tidak memerlukan anastesi umum. Vasektomi adalah tindakan pemotongan vas deferens ductus deferens dengan maksud memutuskan kontinuitas transportasi sperma dari testis keluar, sehingga terjadi azoospermi pada pria yang telah dilakukan operasi Panduan VTP, 1996: 1. Metode ini kurang mendapatkan perhatian, baik dari akseptor maupun petugas kesehatan. Hal tersebut dikarenakan rasa ketakutan dan pengertian yang salah tentang metode ini, sehingga membuat para pria tidak meliriknya sebagai salah satu alternatif KB bagi pria. Setelah berbagai penelitian dilakukan dan menunjukkan bahwa tidak ada efek buruk pada pria terhadap kegiatan reproduksi dan seksualitas, kegairahan seksual, kemampuan ereksi atau ejakulasi setelah menjalani operasi vasektomi, sehingga semakin besar perhatian yang diberikan pada metode ini. Bahkan sekarang untuk mengurangi rasa takut pria akan tindakan operasi yang akan identik dengan pisau opersi, maka telah dikembangkan metode operasi vasektomi tanpa pisau VTP. Dasar dari kontrasepsi mantap bagi pria adalah oklusi vas deferens, sehingga menghambat perjalanan spermatozoa dan tidak didapatkan spermatozoa di dalam semen atau dengan kata lain, tidak ada penghantaran spermatozoa dari testis ke penis. Keuntungan kontrasepsi mantap pria adalah lebih efektif, aman, sederhana, cepat hanya membutuhkan waktu 5-10 menit waktu operasi, menyenangkan karena hanya menggunakan anstesi local, biaya rendah. Disamping mempunyai keuntungan, vasektomi juga memiliki nilai kerugian, diantaranya adalah memerlukan suatu tindakan operatif, terkadang menimbulkan komplikasi seperti pendarahan atau infeksi, belum dapat memberikan perlindungan total sampai semua spermatozoa yang sudah ada dalam system reproduksi dikeluarkan dan masalah psikologis yang berhubungan dengan perilaku seksual mungkin bertambah parah setelah tindakan operasi yang menyangkut system reproduksi pria Hanafi Hartanto, 2004: 307-308. Tindakan operasi vasektomi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan mekanisme vasektomi dalam program pemerintah dan program mandiri yang dilakukan oleh tiap individu. Mekanisme vasektomi dengan program pemerintah harus melalui prosedur yang harus dipenuhi oleh akseptor, diantaranya dengan menyerahkan foto kopi KTP, foto kopi Kartu Keluarga KK, mengisi blangko persetujuan operasi dan surat rujukan dari Bapermas, PPPA dan KB yang kemudian dibawa kerumah sakit yang telah ditunjuk oleh pemerintah. Cara yang kedua adalah dengan program mandiri, dapat dilakukan dengan cara mendatangi rumah sakit yang dipercaya oleh akseptor untuk melakukan operasi. Mekanisme Operasi Vasektomi, diantaranya adalah: 1. Melakukan konseling Kontap, hal ini dilakukan dengan komunikasi dua arah antara akseptor dengan konselor yang dilakukan dengan tujuan membantu calon akseptor dalam membuat keputusan memilih kontrasepsi yang sesuai dengan kondisi dan keinginan akseptor. 2. Penyaringan medis calon akseptor, dilakukan sebelum calon akseptor menjalani operasi dengan melakukan pengecekan kesehatan secara lengkap dan pemeriksaan terhadap penyakit lain yang mungkin dapat menimbulkan kontra-indikasi terhadap tindakan operasi yang akan dijalankan. Seperti; hernia, kencing manis, verikokel, penyakit kulit dan peradangan buah zakar dan gangguan jiwa. 3. Tindakan operasi vasektomi tanpa pisau VTP, tindakan operasi vasektomi tanpa pisau dengan melakukan persiapan, pemberian anastesi dan tindakan operasi. Tindakan yang dilakukan setelah operasi vasektomi adalah : a Istirahat 1-2 jam di klinik b Hindarkan luka operasi dari air selama 24 jam c Menghindari pekerjaan berat selama 2-3 hari d Kompres skrotum dengan es batu e Melakukan pemeriksaan terhadap spermatozoa apakah masih positif dan dapat menimbulkan kehamilan atau tidak f Memakai kondom selama kurun waktu 2-3 bulan saat melakukan hubungan seksual dengan istri, hal ini dilakukan apabila pemeriksaan terhadap spermatozoa menunjukkan masih aktif

3. PARTISIPASI AKSEPTOR PRIA DALAM PROGRAM KB