3. Keluarga Sejahtera tahap II
Yaitu  keluarga  yang  telah  dapat  memenuhi kebutuhan  fisik  dan  sosial  psikologisnya,  akan
tetapi belum
dapat memenuhi
kebutuhan pengembangannya
seperti kebutuhan
untuk menabung dan informasi.
4. Keluarga Sejahtera tahap III
Yaitu  keluarga  yang  telah  dapat  memnuhi seluruh  kebutuhan  fisik,  sosial  psikologis  dan
pengembangannya, namun
belum dapat
memberikan  sumbangannya  secara  teratur  kepada masyarakat  sekitarnya,  misalnya  dalam  bentuk
sumbangan materiil dan keuangan serta secara aktif menjadi  pengurus  lembaga  sosial  kemasyarakatan
yang ada di lingkungannya. 5.
Keluarga Sejahtera tahap III plus Yaitu  keluarga  yang  telah  dapat  memenuhi
seluruh  kebutuhan  serta  memiliki  kepedulian  yang tinggi  dalam  meningkatkan  kesejahteraan  keluarga
di sekitarnya.
b. Komunikasi, Informasi dan Edukasi KIE Dan Konseling
Komunikasi,  informasi  dan  edukasi  dalam  program keluarga
berencana bertujuan
untuk meningkatkan
pengetahuan,  sikap  dan  praktek  KB  sehingga  tercapai penambahan  peserta  baru,  membina  kelestarian  peserta  KB
dan  meletakkan  dasar  bagi  mekanisme  sosio-kultural  yang dapat  menjamin  berlangsungnya  proses  penerimaan.  KIE
dapat  dilakukan  secara  missal  dengan  melibatkan  seluruh masyarakat,  kegiatan  yang  dilakukan  dengan  berkelompok
atau secara perorangan dengan petugas kesehatan. Media yang dapat dijadikan sarana dalam KIE seperti radio, televise, mobil
unit  penerangan,  publikasi  lewat  pers  dan  surat  kabar,  film, kegiatan promosi dan pameran.
Upaya  tindak  lanjut  dari  kegiatan  KIE  adalah konseling. Bila seseorang telah termotivasi melalui KIE, maka
selanjutnya  perlu  diberikan  konseling  lebih  lanjut.  Jenis  dan bobot  konseling  yang  diberikan  sudah  tentu  tergantung  pada
tingkatan  KIE  yang  telah  diterimanya.  Konseling  akan dibutuhkan  bila  seseorang  menghadapi  permasalahan  dan
tidak  dapat  memecahkan  permasalahannya  sendiri.  Tujuan dari koseling adalah :
1. Memahami diri secara lebih baik
2. Mengarahkan pengembangan diri sesuai dengan potensinya
3. Lebih  realistis  dalam  melihat  diri  dan  masalah  yang
dihadapi  sehingga  mampu  memecahkan  permasalahannya secara  kreatif  dan  produktif,  memiliki  taraf  aktualitas  diri
sesuai dengan potensi yang dimiliki, terhindar dari gejala- gejala  kecemasan  dan  salah  penyesuaian  diri,  mampu
menyesuaikan  diri  dengan  situasi  dan  lingkungan  serta memperoleh dan merasakan kebahagiaan
Dalam  kegiatan  konseling  akan  dilakukan  percakapan dua  arah  untuk  membahas  dengan  calon  peserta  berbagai
pilihan kontrasepsi,
memberikan informasi
selengkap mungkin  mengenai  konsekuensi  pilihannya  baik  ditinjau  dari
segi medis, teknis, dan hal-hal lain yang non-medis agar tidak menyesal dikemudian hari, membantu calon peserta KB dalam
memutuskan  pilihannya  atau  metode  kontrasepsi  yang  paling sesuai  dengan  keadaan  khusus  pribadi  dan  keluarganya  serta
membantu  peserta  KB  dalam  menyesuaikan  diri  terhadap kondisi
barunya, terutama
bila mengalami
berbagai permasalahan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam konseling, agar kegiatan  ini  dapat  berhasil  dengan  baik  adalah  konseling
merupakan  kegiatan  dalam  hubungan  antar  manusia,  dimana kita  melakukan  serangkaian  tindakan  yang  akhirnya  akan
membantu peserta
atau calon
peserta memecahkan
permasalahan  yang  dihadapinya,  antara  lain  masalah pemilihan  penggunaan  kontrasepsi  yang  paling  cocok  dengan
keadaan  dan  kebutuhan  yang  dirasakannya.  Apabila  seorang
calon  peserta  KB  sebelum  memakai  alat  kontrasepsi  melalui proses  konseling  yang  baik,  maka  kelangsungan  pemakaian
akan lebih tinggi.
2.2 Pola Perencanaan Keluarga