3. Analisa Performansi Eksisiting RSUD Sunan Kalijaga Demak
Rumah sakit ini merupakan rumah sakit mulik pemerintah daerah yang memiliki luas lahan seluas ± 4 Ha. Di atas lahan tersebut sudah terdapat bangunan pelayanan kesehatan
medis dan non medis. Diantara bangunan tersebut terdapat beberapa bangunan yang masih berfungsi dengan baik, maupun yang tidak sesuai dengan kebutuhan rumah sakit saat ini.
Oleh karena itu perlu dilakukan analisis terhadap lingkungan eksisting Rumah sakit, agar rencana pengembangan desain dapat membantu meningkatkan mutu pelayananya.
Analisis eksisting di awali dengan bentuk analisis massa bangunan dan di lanjutkan dengan analisis fungsi tiap bangunan. Sehingga di peroleh gambaran mengenai persebaran
fungsi di dalam lingkungan Rumah sakit. Dari hasil analisis persebaran fungsi tersebut kemudian bisa di peroleh data mengenai kondisi aksesibilitas antara keterkaitan ruang yang
saling terkait. Analisis performansi lingkungan eksisting meliputi analisis lingkungan Rumah sakit,
berupa lahan terbuka hijau yang menunjukan berapa besar area peresapan yang di miliki oleh lingkungan Rumah sakit. Kemudian di lanjutkan dengan analisis terhadap tata lansekap
tersebut mendukung pelayanan kesehatan Rumah sakit atau tidak. Dari analisis lansekap tersebut bisa di peroleh penyebaran lahan parkir di dalam komplek Rumah sakit.
a. Analisis Fungsi Bangunan Eksisting
Rumah sakit merupakan kumpulan fungsi-fungsi bangunan yang bersifat kompleks. Sehingga persebaran pola fungsi di dalam sebuah rumah sakit membutuhkan penataan
dengan tingkat kompleksitas yang tinggi. dengan fasilitas pelayanan kesehatan yang lengkap. Secara umum RSUD Sunan kalijaga Demak sudah memiliki penataan fungsi
bangunan dengan baik. Adanya peningkatan kebutuhan pelayanan kesehatan menyebabkan perlunya beberapa perubahan tata fungsi di dalam kompleks RSUD Sunan
Kalijaga Demak.
Tata fungsi kompleks RSUD dapat dibagi dalam beberapa zona sebagai berikut, tetapi tidak dalam satu area zona kegiatan:
Gambar 2.8. Tata Fungsi RSUD Demak
Zona 1, merupakan zona terluar dan terdiri dari fasilitas-fasilitas yang sifatnya publik
dan dapat diakses dengan mudah. Zona ini terdiri dari IGD, poliklinik, serta farmasi. o
Letak IGD dan Poliklinik yang terpisah membuat ME menjadi tidak terpusat pada satu titik padahal keduanya merupakan zona yang harus mudah di akses, hal ini
menyebabkan ketidakjelasan akses bagi pengunjung.
Zona 2, merupakan zona yang menerima limpahan dari Zona 1 satu. Merupakan
zona yang bersifat privat dan memiliki akses terbatas. Zona ini terdiri dari medik sentral OK, laboratorium dan radiologi.
o Letak IBS bedah central yang terlalu jauh dari IGD membuat pelayanan darurat
menjadi kurang efektif. o
Letak laboratorium dan radiologi kurang efektif bagi kinerja dalam ruang IGD dan IBS karena letaknya yang terpisah dan tidak dalam satu zona yang saling
terkait.
Zona 3, merupakan zona yang mewadahi fungsi rawat inap. Terdiri dari beberapa
unit rawat inap dan ICU. o
Unit rawat inap letaknya menyebar, hal ini dapat mengurangi efisiensi kinerja