Ciri-ciri kimia Penanganan primer Primary Treatment

c. Bau Bau yang keluar dari dalam air dapat berlangsung berasal dari bahan buangan atau limbah dari kegiatan industri atau dapat pula berasal dari hasil degradasi bahan buangan oleh mikroba yang hidup di dalam air. Bahan buangan industri yang bersifat organik atau bahan buangan dan air limbah dari kegiatan industri pengolahan bahan makanan seringkali menimbulkan bau yang sangat menyengat hidung. Mikroba didalam air akan mengubah bahan buangan organik, terutama gugus protein secara degradasi menjadi bahan yang mudah menguap dan berbau. Timbulnya bau pada air lingkungan secara mutlak dapat dipakai sebagai salah satu tanda terjadinya tingkat pencemaran air yang cukup tinggi. d. Suhu Dalam kegiatan industri seringkali suatu proses disertai dengan timbulnya panas reaksi atau panas dari gerakan mesin. Penghilang panas dapat dilakukan dengan proses pendinginan air. Air pendingin akan mengambil panas yang terjadi. air yang menjadi panas tersebut kemudian dibuang kelingkungan. Apabila air yang panas tersebut dibuang ke sungai maka air tersebut akan panas. Air sungai yang suhunya naik akan menggangu kehidupan hewan air lainnya karena kadar oksigen yang terlarut dalam air akan turun bersamaan dengan kenaikkan suhu. Makin tinggi kenaikan suhu air makin sedikit oksigen yang lar

2.3.2 Ciri-ciri kimia

Universitas Sumatera Utara Karakteristik kimia air limbah ditentukan oleh Biological Oxygen Demand BOD, Chemical Oxygen Demand COD dan logam-logam berat yang terkandung dalam air limbah. Tes BOD dalam air limbah merupakan salah satu metode yang paling banyak digunakan sampai saat ini. Metode pengukuran limbah dengan cara ini sebenarnya merupakan pengukuran tidak langsung dari bahan organik. Pengujian dilakukan pada temperatur 200 o C selama 5 hari. Kalau disesuaikan dengan temperatur alami Indonesia maka seharusnya pengukuran dapat dilakukan pada lebih kurang 300 o C. Pengukuran dengan COD lebih singkat tetapi tidak mampu mengukur limbah yang dioksidasi secara biologis. Nilai-nilai COD selalu lebih tinggi dari nilai BOD Situmorang, 2007

2.2.3. Ciri-ciri biologis

Ciri-ciri biologis limbah kadang-kadang merupakan hal yang penting. Karena ada beribu-ribu bakteri per milimeter dalam air limbah yang belum diolah, maka perhitungan keseluruhan jarang dilakukan. Walaupun demikian pengujian untuk coliform pada buangan instalasi kadang-kadang dilakukan untuk mengkaji dapat tidaknya di buang ke perairan yang dipakai untuk rekreasi. Tergantung pada persyaratan pembuanganya mungkin diperlukan klorinasi air buangan untuk mengurangi jumlah bakteri-bakteri tersebut Berbagai jenis bakteri yang terdapat didalam air limbah sangat berbahaya karena menyebabkan penyakit. Kebanyakan bakteri yang terdapat dalam air limbah merupakan bantuan yang sangat penting bagi proses pembusukkan bahan organik. Proses pengolahan biologis bertumpu pada percepatan siklus perusakan alamiah, sehingga tujuan dari perencanaan instalansi pengolahan pada umumnya adalah untuk Universitas Sumatera Utara mempersiapkan suatu lingkungan yang baik untuk kegiatan bakteri yang menstabilkan bahan organik dalam air limbah Linsley, 1996

2.3. Limbah Rumah Sakit

Limbah rumah sakit adalah semua limbah baik yang berbentuk padat maupun cair yang berasal dari kegiatan rumah sakit baik kegiatan medis maupun nonmedis yang kemungkinan besar mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun dan radioaktif. Apabila tidak ditangani dengan baik, limbah rumah sakit dapat bermasalah baik dari aspek pelayanan maupun estetika selain dapat menyebabkan pencemaran lingkungan dan menjadi sumber penularan penyakit infeksi nosokomial. Oleh karena itu pengolahan limbah rumah sakit perlu mendapatkan perhatian yang serius dan memadai agar dampak negatif yang terjadi dapat dihindari atau dikurangi.

2.4 . Jenis limbah rumah sakit

Limbah yang dihasilkan dari rumah sakit dapat dibagi menjadi dua seperti berikut: 1. Limbah medis a. Padat b. Cair c. Radioaktif 2. Limbah nonmedis a. Padat b. Cair Universitas Sumatera Utara Adapun yang meliputi limbah medis antara lain : a. Limbah padat medis Limbah padat medis adalah limbah yang langsung dihasilkan dari tindakan diagnosis dan tindakan medis terhadap pasien. Termasuk dalam kegiatan tersebut juga kegiatan medis di ruang poliklinik, perawatan, bedah dan ruangan laboratorium. b. Limbah cair medis. Limbah cair medis adalah limbah cair yang mengandung zat beracun seperti bahan-bahan kimia anorganik. Zat-zat organik yang berasal dari air bilasan ruang bedah dan otopsi apabila tidak dikelola dengan baik atau langsung dibuang ke saluran pembuangan umum akan sangat berbahaya dan dapat menimbulkan bau yang tidak sedap serta mencemari lingkungan Adapun yang meliputi limbah nonmedis antara lain : a. Limbah padat nonmedis Limbah padat nonmedis adalah semua sampah padat diluar sampah padat medis yang dihasilkan dari berbagai kegiatan seperti ruang tunggu, ruang inap, unit gizi dan dapur b. Limbah cair nonmedis Limbah cair nonmedis merupakan limbah rumah sakit yang berupa : 1. Kotoran manusia seperti tinja, dan air kemih yang berasal dari kloset dan peturasan di dalam toilet atau kamar mandi 2. Air bekas cucian yang berasal dari lavatory, kitchen sink, atau floor drain dari ruangan-ruangan di rumah sakit. Universitas Sumatera Utara Pengolahan limbah rumah sakit harus dilakukan dengan benar dan efektif dan memenuhi persyaratan sanitasi. Adapun persyaratan sanitasi yang harus dipenuhi antara lain : 1. Limbah tidak boleh mencemari tanah, air permukaan atau air tanah dan juga udara 2. Limbah tidak boleh dihinggapi lalat, tikus dan binatang lainnya 3. Limbah tidak menimbulkan bau busuk dan pemandangan yang tidak baik. 4. Limbah cair yang beracun harus dipisahkan dari limbah cair lain dan harus memiliki tempat penampungan sendiri Chandra, 2006.

2.5 Metode Menangani Limbah

Penanganan limbah yang terlarut dapat menggunakan metode biologik dan dengan menggunakan metode fisikokimia. Dengan berbagai kombinasi perlakuan penanganan limbah maka BOD, partikel-pertikel dan juga mikroba patogen dapat dikurangi. Untuk menghilangkan zat-zat padat yang terdapat pada limbah dapat dilakukan dengan penyaringan ataupun pengendapan sedimentasi. Sedangkan untuk menentralkan asam atau basa dan menghilangkan bahan-bahan organik tertentu dapat digunakan metode kimia. Sedangkan metode fisikokimia seperti adsorbsi, pertukaran ion, osmosis, oksidasi kimia, dan pengendapan biasanya dilakukan untuk menghilangkan komponen- komponen kimia tertentu yang bersifat mencemari. Pada prinsipnya penanganan limbah dikelompokkan menjadi empat tahapan tergantung dari jenis limbah dan tujuan penanganan. Keempat tahapan tersebut adalah sebagi berikut :

2.5.1. Penanganan primer Primary Treatment

Universitas Sumatera Utara Proses penanganan primer air buangan pada prinsipnya terdiri dari tahap- tahapan untuk memisahkan air dari limbah padat yaitu dengan membiarkan padatan tersebut mengandap atau dengan memisahkan bagian-bagian padatan yang mengapung seperti daun, plastik, kertas dan sebagainya. Pada dasarnya primary treatment dilakukan dengan dua metode yaitu pengolahan secara fisik dan pengolahan secara kimia. Pengolahan secara kimia yaitu mengendapkan bahan padatan dengan penambahan zat kimia. Reaksi antara zat kimia dengan bahan yang akan diendapkan akan mengakibatkan butiran bahan bertambah besar, sehingga berat jenisnya lebih besar daripada air. Namun tidak semua reaksi dapat berjalan secara sempurna sebab untuk senyawa kimia organik tidak dapat mengendap. Pengendapan terjadi bila senyawa limbah pencemar terdiri dari senyawa anorganik seperti aluminium, besi, nikel dll. Pengolahan secara fisik dimungkinkan bagi bahan kasar yang telah diolah dengan pengendapan atau pengapungan. Tujuan penanganan ini adalah untuk menghilangkan partikel-partikel padat anorganik dan organik melalui proses fisika yaitu sedimentasi dan flotasi.

2.5.2. Penanganan sekunder Secondary Treatment