Rancangan Penelitian Sampel dan Besar Sampel Penelitian .1 Sampel Penelitian Analisis Data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Eksperimental Laboratoris 3.2 Sampel dan Besar Sampel Penelitian 3.2.1 Sampel Penelitian Sampel pada penelitian ini adalah nilon termoplastik yang terdiri dari : 1. Nilon murni 2. Nilon daur ulang 3. Kombinasi 60 nilon murni dengan 40 nilon daur ulang Pengukuran nilai penyerapan air menggunakan sampel yang berasal dari model induk yang terbuat dari logam berbentuk silindris dengan ukuran diameter 15 ± 1 mm dan ketebalan 0,5 + 0,1 mmInternational Organization For Standardization4049. 28 Gambar 5 Gambar 5. Bentuk dan ukuran sampel untuk mengukur nilai penyerapan air 15 mm 0.5 mm Universitas Sumatera Utara

3.2.2 Besar Sampel Penelitian

Penentuan besar sampel minimal adalah berdasarkan rumus berikut : t-1 r-1 ≥ 15 Keterangan : t = jumlah perlakuan r = jumlah ulangan Dalam penelitian ini akan digunakan t = 3 karena jumlah perlakuan sebanyak tiga perlakuan yaitu nilon murni, nilon daur ulang dan kombinasi 60 nilon murni dengan 40 nilondaur ulang. Jumlah r tiap kelompok sampel dapat ditentukan sebagai berikut: t – 1 r – 1 ≥ 15 3 – 1 r – 1 ≥ 15 2 r – 1 ≥ 15 2r – 2 ≥ 15 2r ≥ 15 + 2 r ≥ 17 2 r ≥ 8,5 Dari hasil di atas, jumlah sampel minimal untuk tiap kelompok adalah sebanyak 8,5 sampel, maka jumlah sampel untuk tiap kelompok adalah 9 sampel dan total jumlah sampel untuk tiga kelompok adalah sebanyak 27 sampel. Universitas Sumatera Utara 3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.3.1 Identifikasi Variabel Penelitian m

3.3.2 Definisi Operasional

Tabel 1. Definisi operasional variabel bebas Variabel Bebas: Bahan basis gigi tiruan Nilon Termoplastik Bioplast, Japan, yang berasal dari : 1. Nilon murni 2. Nilon daur ulang 3. Kombinasi 60 nilon murni dengan 40 nilon daur ulang Variabel Terikat: Penyerapan air Variabel Terkendali: 1. Ukuran sampel 2. Jenis dan berat nilon termoplastik yang digunakan 3. Perbandingan adonan gips dengan air 4. Waktu pengadukan gips keras 5. Suhu pemanasan nilon murni 6. Suhu pemanasan kombinasi 60 nilon murni dengan 40 nilon daur ulang dan nilon daur ulang 7. Lama pemanasan nilon termoplastik 8. Teknik pemolesan 9. Suhu perendaman air 10. Lama perendaman air 11. Ratio perbandingan campuran nilon murni dengannilon daur ulang 12. Proses pembersihan nilon sisa 13. Lama dan suhu pengeringan nilon sisa Variabel TidakTerkendali : Proses pemotongan dan ukuran nilon sisa Universitas Sumatera Utara

3.3.2 Definisi Operasional

Tabel 1. Definisi operasional variabel bebas No Variabel Bebas Definisi Operasional Skala Ukur Alat ukur 1 Nilon murni Bahan termoplastik golongan poliamida yang melunak bila dipanaskan dan diproses menjadi basis gigi tiruan dengan sistem injection moulding. - - 2 Nilon daur ulang Nilon sisa hasil dari injection moulding yang telah diproses melalui tahapan daur ulang secara mekanis - - 3 Kombinasi 60 nilon murni dan 40 nilon daur ulang Persentase nilon murni adalah 60 dengan berat 7,2 gr, sementara nilon daur ulang adalah 40 dengan berat 4,8 gr. - - Tabel 2. Definisi operasional variabel terikat No Variabel Terikat Definisi Operasional Skala Ukur Alat Ukur 1 Penyerapan air Proses masuknya molekul air secara difusi di antara rantai polimer yang akan mempengaruhi struktur kimia suatu bahan Ratio Timbangan digital Tabel 3. Definisi operasional variabel terkendali No Variabel Terkendali Definisi Operasional Skala Ukur Alat Ukur 1 Ukuran sampel Sampel dengan ukuran diameter 15 + 1 mm dan ketebalan 0,5 + 0,1 mm berbentuk silindris - Travelling microscope 2 Jenis dan berat nilon termoplastik yang digunakan Bioplast poliamida 6 dengan berat 1,5 gr untuk 1 sampel - Timbangan digital Universitas Sumatera Utara No Variabel Terkendali Definisi Operasional Skala Ukur Alat Ukur 3 Perbandingan adonan gips dengan air Perbandingan adonan gips keras dengan air untuk menanam sampel dalam kuvet yaitu 100 gram gips keras : 30 ml air - Gelas ukur dan Timbangan 4 Waktu pengadukan gips keras Waktu yang diperlukan untuk mengaduk gips keras adalah sekitar 1 menit hingga homogen - Stopwatch 5 Suhu pemanasan nilon murni Suhu pemanasan untuk melunakkan nilon murni yaitu 220 o C - - 6 Suhu pemanasan kombinasi 60 nilon murni dengan 40 nilon daur ulang dan nilon daur ulang Suhu pemanasan untuk melunakkan kombinasi 60 nilon murni dengan 40 nilon daur ulang dan nilon daur ulang yaitu 215 o C - - 7 Lama pemanasan nilon termoplastik Lamanya pemanasan nilon pada furnace adalah 11 menit - Stopwatch 8 Teknik pemolesan Cara pemolesan sampel yaitu dihaluskan dengan kertas pasir waterproof ukuran 120, 240, 400 dan 600 yang dipasangkan pada rotary grinder dengan air mengalir masing-masing selama 3 menit dengan kecepatan 500rpm kemudian dilanjutkan dengan Sotch- Brite brush yang dipasangkan pada polishing motor dengan kecepatan 500 rpm dan menggunakan coarse pumice hingga mengkilat - - 9 Suhu perendaman air Suhu perendaman untuk sampel adalah 37 o C - Termometer 10 Lama perendaman air Sampel direndam selama 7 hari dalam aquades - - Universitas Sumatera Utara No Variabel Terkendali Definisi Operasional Skala Ukur Alat Ukur 11 Ratio perbandingan nilon murni dengan nilon daur ulang Persentase nilon murni adalah 60 dengan berat 7,2 gr , sementara nilon daur ulang adalah 40 dengan berat 4,8 gr. - Timbangan digital 12 Proses pembersihan nilon sisa Nilon sisa dibersihkan dari bekas gips yang menempel menggunakan lekron, bur fraser dan air dingin - - 13 Lama dan suhu pengeringan nilon sisa Nilon sisa yang telah dicuci dikeringkan dalam desikator pada suhu 37 o C selama 1 hari - - Tabel 4. Definisi operasional variabel tidak terkendali No Variabel Tidak Terkendali Definisi Operasional Skala Ukur Alat Ukur 1 Proses pemotongan ukuran nilon sisa Nilon sisa dipotong dengan cara dipotong menggunakan pisau cutter atau gunting sesuai dengan ukuran butiran nilon murni - - 3.4 Tempat dan Waktu Penelitian 3.4.1 Tempat Penelitian

3.4.1.1 Tempat Pembuatan Sampel

1. Unit UJI Laboratorium Dental FKG USU 2. Laboratorium Mesin Politeknik Medan

3.4.1.2 Tempat Pengujian Sampel

1. Laboratorium Fitokimia Farmasi USU 2. Laboratorium Biokimia MIPA USU

3.4.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret2016 Universitas Sumatera Utara 3.5 Alat dan Bahan Penelitian 3.5.1 Alat Penelitian a Injection flaskGambar 6 Gambar 6. Injection flask b Timbangan digital KrisChef EK9150, China c Lekron Scheizer, Germany d Oven pemanas e Rubber bowl dan spatula f Vibrator Pulsar 2 Filli Manfredi, Italy g FurnaceGambar 7 Gambar 7. Furnace h Cartridge i Plugger Universitas Sumatera Utara j InjectorGambar 8 Gambar 8. Injector k Rotary grinderMetaserv, England l Polishing Motor m ScotchBrite Brush n PortableDental Engine Olympia, Japan o Mata bur fraser p Disc pemotong q Stopwatch r Gunting pisau cutter s Desikator Duran, Germany

3.5.2 Bahan Penelitian

a Nilon termoplastik Bioplast, Japan b Malam spru c Gips keras Moldano, Germany d Aquades e Vaseline untuk bahan separasi f Aluminium foil g Cincin plastik Universitas Sumatera Utara h Kertas pasir waterproof ukuran 120, 240, 400 dan 600 Atlas i Coarse pumice 3.6 Cara Penelitian 3.6.1 Pembuatan Model Induk Model induk dibuat dari logam stainless steel dengan diameter 15 + 1 mm dan ketebalan 0,5 + 0,1 mmuntuk pembuatan mold sampel nilon termoplastik.

3.6.2 Pembuatan Sampel

Sampel yang dibuat terdiri dari tiga kelompok, yaitu 1. Nilon murni kelompok A Gambar 9 2. Nilon daur ulang kelompok B 3. Kombinasi 60 nilon murni dengan 40 nilon daur ulang kelompok C Gambar 9. Nilon murni

3.6.2.1 Pembuatan Sampel Kelompok A A. Penanaman Model Induk pada Kuvet Bawah

Universitas Sumatera Utara 1. Penanaman model dengan teknik injection moulding dilakukan dengan menggunakan kuvet khusus untuk injeksi 2. Kuvet diolesi dengan bahan separasi vaselin 3. Adonan gips keras dibuat dengan perbandingan 100 gram gips keras : 30 ml air 4. Adonan gips keras diaduk hingga homogen kemudian dituang ke dalam kuvet bawah yang telahdisiapkan di atas vibrator 5. Model induk dari logam dengan diameter 15 + 1 mm dan ketebalan 0,5 + 0,1 mmdibenamkan sampai setinggi permukaan adonan gips keras dalam kuvet, satu kuvet berisi delapan model induk Gambar 10 6. Gips keras dibiarkan selama 20 menit hingga mengeras Gambar 10. Penanaman model induk pada kuvet bawah

B. Pemasangan Spru dan Pengisian Kuvet Atas

1. Spru terbuat dari malam yang digunakkan sebagai jalan masuk nilon diletakkan pada tepi model induk Gambar 11 Universitas Sumatera Utara Gambar 11. Pemasangan malam spru 2. Olesi seluruh permukaan gips keras dengan vaselin 3. Kuvet atas dipasangkan di atas kuvet bawah dan dikunci hingga rapat 4. Membuat adonan gips keras dengan perbandingan 100 gram gips keras : 30 ml air 5. Adonan gips diaduk hingga homogen dan dituang ke dalam kuvet melalui salah satu lubang pengisian pada kuvet di atas vibratorGambar 12 6. Tunggu gips mengeras selama 60 menit Gambar 12. Gips dituang ke dalam kuvet di atas vibrator Universitas Sumatera Utara

C. Pengangkatan Model Induk dan Pembuangan Spru

1. Setelah gips mengeras, kuvet atas dan kuvet bawah dibuka dan model induk dikeluarkan Gambar 13 2. Setelah itu kuvet atas dan bawah dipasang kembali 3. Spru dibuang dengan cara dipanaskan dengan air mendidih hingga tidak ada lagi sisa spru pada gips Gambar 13. Pengangkatan model induk

D. Pengisian Nilon Murni pada Mold

1. Kuvet bawah dan atas dipasang kembali 2. Siapkan cartridge untuk pengisian butiran nilon termoplastik kemudian potong aluminium foil membentuk lingkaran dan diletakkan pada dasar cartridge 3. Timbang nilon termoplastik sebanyak 1,5 gr x 8 sampel = 12 gr 4. Butiran nilon murni lalu dimasukkan ke dalam cartridge 5. Sebelum cartridge dimasukkan ke furnace, furnace dipanaskan terlebih dahulu selama 20 menit 6. Kemudian cartridge yang berisi butiran nilon termoplastik dipanaskan dalamalat furnace pada suhu 220 o C selama 11 menit Universitas Sumatera Utara 7. Setelah nilon termoplastik meleleh, bagian dasar cartridge dilekatkan cincin plastik dan dipasangkan pada alat injector 8. Cartridge diletakkan pada posisi vertikal di atas lubang spru pada kuvet dan nilon diinjeksikan ke dalam mold kemudian dibiarkan di bawah tekanan selama 3 menit dan biarkan selama 30 menit hingga mengeras

3.6.2.2 Pembuatan Sampel Kelompok B dan C

Penanaman model induk pada kuvet bawah, pemasangan spru, pengisian kuvet atas, pengangkatan model induk kelompok B dan C sama seperti pada kelompok A.

A. Pengolahan Nilon Sisa pada Kelompok B dan C

Gambar 14. Nilon sisa hasil injection moulding Tahapan pengelolaan nilon sisayaitu : 1. Tahap pemisahan dengan bahan terkontaminasi contaminant separation Bersihkan sisa gips yang melekat pada nilon menggunakan lekron, bur frasser dan dapat dibantu dengan air dingin Gambar 14 2. Tahap pemotongan cuttingshredding Universitas Sumatera Utara Nilon sisa spru dari pembuatan nilon murni dipotong dari sampel menggunakan bur disc. Nilon sisa dipotong dengan cara dipotong menggunakan pisau cutter atau gunting sesuai dengan ukuran butiran nilon murni 3. Proses pencucian washing Proses pencucian dilakukan menggunakan air 4. Proses pemanasan drying Nilon sisa yang sudah dicuci dikeringkan di dalam desikator selama satu hari dengan suhu 37 o C.Gambar 15 Gambar 15. Sampel dikeringkan dalam desikator

B. Pengisian Nilon Daur Ulang pada Mold

Universitas Sumatera Utara Gambar 16. Nilon sisa yang telah di daur ulang 1. Kuvet bawah dan atas dipasang kembali 2. Siapkan cartridge untuk pengisian butiran nilon termoplastik kemudian potong aluminium foil membentuk lingkaran dan diletakkan pada dasar cartridge 3. Timbang nilon daur ulang sebanyak 1,5 gr x 8 sampel= 12 gr Gambar 16 4. Butiran nilon daur ulang lalu dimasukkan ke dalam cartridgeGambar 17 5. Sebelum cartridge dimasukkan ke furnace, furnace dipanaskan terlebih dahulu selama 20 menit 6. Kemudian cartridge yang berisi butiran nilon daur ulang dipanaskan dalam alat furnace pada suhu215 o C selama 11 menit 7. Setelah nilon termoplastik meleleh, bagian dasar cartridge dilekatkan cincin plastik dan dipasangkan pada alat injector 8. Cartridge diletakkan pada posisi vertikal di atas lubang spru pada kuvet dan nilon diinjeksikan ke dalam mold panas kemudian dibiarkan di bawah tekanan selama 3 menit dan biarkan selama 30 menit hingga mengeras Gambar 18 Universitas Sumatera Utara Gambar 17.Cartridgeyang berisi butiran nilon daur ulang

C. Pengisian Nilon dengan Kombinasi 60 Nilon Murni dengan 40 Nilon Daur Ulang pada Mold

1. Kuvet bawah dan atas dipasang kembali 2. Siapkan cartridge untuk pengisian butiran nilon termoplastik kemudian potong aluminium foil membentuk lingkaran dan diletakkan pada dasar cartridge 3. Timbang kombinasi 60 nilon murni yaitu dengan berat 7,2 gr dan 40 nilon daur ulangdengan berat 4,8 gr 4. Butiran kombinasi nilon murni dengan nilon daur ulang dimasukkan ke dalam cartridge kemudian dicampur hingga merata 5. Sebelum cartridge dimasukkan ke furnace, furnace dipanaskan terlebih dahulu selama 20 menit 6. Kemudian cartridge yang berisi butirannilon dengan berat 7,2 gr pada nilon murni dan 4,8 gr nilon daur ulang dipanaskan dalam alat furnace pada suhu 215 o C selama 11 menit 7. Setelah nilon termoplastik meleleh, bagian dasar cartridge dilekatkan cincin plastik dan dipasangkan pada alat injector Universitas Sumatera Utara 8. Cartridge diletakkan pada posisi vertikal di atas lubang spru pada kuvet dan nilon diinjeksikan ke dalam mold kemudian dibiarkan di bawah tekanan selama 3 menit dan biarkan selama 30 menit hingga mengeras Gambar 19 Gambar 18. Hasil injectionmouldingkelompok B Gambar 19. Hasil injection mouldingkelompok C

3.6.2.3 Penyelesaian Sampel Kelompok A, B dan C

1. Sampel dikeluarkan dari kuvet dan dirapikan dengan bur fraser untuk menghilangkan bagian yang tajam Universitas Sumatera Utara 2. Permukaan sampel dihaluskan dengan kertas pasir waterproofukuran 120, 240, 400 dan 600 yang dipasangkan pada rotary grinder dengan air mengalir masing- masing selama 5 menit dengan kecepatan 500 rpm. Untuk mencegah terlepasnya sampel pada saat pemolesan maka sampel diletakkan pada pemegang sampel yang terbuat dari stainless steelGambar 20 3. Pemolesan dilanjutkan dengan Scotch-Brite brush yang dipasangkan pada polishing motor dengan kecepatan 500 rpm dan menggunakan coarse pumice hingga mengkilat Gambar 20. Sampel nilon termoplastik setelah penyelesaian akhir dan pemolesan

3.6.3 Pengukuran Penyerapan Air

1. Sampel A,B, dan C yang telah dipoles dikeringkan dalam desikator yang mengandung silika gel pada suhu 37 ºC ± 2ºC selama 24 jam 2. Proses desikasi diulang hingga sampel mengalami penurunan berat tidak melebihi 0,5 mg dalam periode 24 jam 3. Sampel kemudian ditimbang atau ini dikenal sebagai conditioned mass M1 Universitas Sumatera Utara Penyerapan air= M2-M3 �� 2 x tmm 3 4. Sampel kemudian direndam dalam inkubator yang berisi aquadespada suhu 37 ºC±1ºC selama 7 hari Gambar 21 Gambar 21. Sampel direndam dalam inkubator 5. Setelah direndam selama 7 hari, sampel dikeluarkan, dilap dengan kain bersih dan dibiarkan di udara terbuka selama 15 detik 6. Setelah 1 menit, sampel ditimbang kembali dan dikenal sebagai immersed mass M2 7. Sampel dimasukkan kembali ke dalam desikator sampai berat yang konstan. Setelah berat sampel konstan maka sampel ditimbang kembali dan dikenal sebagai reconditioned mass M3 Gambar 22 Nilai penyerapan air dihitung untuk setiap sampel adalah dalam µgmm 3 dan dihitung berdasarkan rumus berikut : Keterangan : • Water sorption Wsp = nilai penyerapan air µg mm 3 • Dry mass M1 = berat sampel sebelum perendaman µg Universitas Sumatera Utara • Wet mass M2 = berat sampel setelah perendaman µg • Final dry mass M3 = besar sampel setelah perendaman dan dikeringkan dengan desikator µg • Surface area = volume sampel mm 3 Gambar 22. Pengukuran penyerapan air dengan menggunakan timbangan digital Universitas Sumatera Utara

3.7 Analisis Data

Analisis data yang digunakan untuk penelitian ini adalah 1. Analisis Univarian untuk mengetahui nilai rata-rata dan standar deviasi nilai penyerapan air masing-masing kelompok. 2. Uji ANOVA satu arah untuk mengetahui perbedaan nilaipenyerapan air antara nilon murni, nilon daur ulang, dan kombinasi 60 nilon murni dengan 40 nilon daur ulang. 3. Uji LSD Least Significant Differentuntuk mengetahui pasangan perlakuan mana yang bermakna antar kelompok yang diberi perlakuan. Universitas Sumatera Utara

3.8 Kerangka Operasional Penelitian