Pencarian Posisi Yang Memungkinkan Untuk Penempatan Barang

terpakai maka akan semakin tinggi keuntungan. Untuk masalah knapsack loading diselesaikan dalam Gehring et al 1990 dan Pisinger 1995.

2.4 Bin Packing Problem

Dalam masalah ini tersedia barang dengan jumlah n yang harus ditempatkan pada bin tempat penyimpanan dengan kapasitas L. Barang i membutuhkan unit l i dari kapasitas bin. Tujuan bin packing adalah untuk menentukan jumlah bin yang dibutuhkan untuk menampung seluruh barang n, tidak boleh ada barang yang ditempatkan sebagian pada satu bin dan bagian lain di bin yang lain. Menurut Wu et al 2009, memasukkan kemasan barang ke dalam suatu tempat merupakan suatu material handling yang penting dalam manufaktur dan industri distribusi. Oleh karena itu, tujuan dari Bin Packing Problem adalah meminimalkan ruang kosong yang tersisa, sehingga jumlah tempat penyimpanan yang digunakan dapat seefisien mungkin Liu et al, 2008. 2.4.1 Three Dimensional Bin Packing Problem Three Dimensional Bin Packing Problem digolongkan ke dalam NP-Hard Verweij, 1996 karena secara teori dan prakteknya sangat sulit diselesaikan. Jika lingkup permasalahannya masih sedikit, solusinya dapat diselesaikan dengan mudah. Apabila lingkup permasalahannya sudah sangat banyak dan kompleks akan sangat sulit menemukan solusinya, sehingga perlu dilakukan pendekatan heuristic. Istilah heuristic digunakan untuk algoritma yang mencari solusi melalui semua kemungkinan yang ada, tetapi dalam pencariannya tidak bisa dijamin akan menemukan solusi terbaik, heuristic juga biasa dikatakan sebagai algoritma perkiraan. Pendekatan heuristic yang akan digunakan adalah Three-Dimensional First Fit Decreasing Algorithm.

2.5 Pencarian Posisi Yang Memungkinkan Untuk Penempatan Barang

Untuk menempatkan barang pada peti kemas haruslah dilakukan pencarian posisi yang memungkinkan dalam penempatan barang agar penempatan barang rapih dan terisi secara maksimal Yahya, 2013. Pada gambar 2.13 ini contoh penempatan barang pada ruang tiga dimensi dengan cara 3DBPP Three-Dimensional Bin Packing Problem. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.13 Ilustrasi hasil dari algoritma 3DBPP Yahya, 2013 Barang akan disusun atau ditempatkan pada sudut ruang tiga dimensi dengan titik x = w widthpanjang, y = h heighttinggi, z = d depthkedalaman. Di bawah ini contoh dari penempatan barang pada peti kemas. Gambar 2.14 Penempatan barang pada peti kemas George, 1980 2.6 Algoritma Three-Dimensional First-Fit Decreasing Algoritma Three-Dimensional First-Fit Decreasing adalah algoritma yang mengutamakan penyusunan elemen berukuran lebih besar terlebih dahulu ke dalam bintempat penyimpanan. Algoritma ini adalah perbaikan dari algoritma First-Fit biasa yang melakukan penyusunan tanpa prioritas yang menyebabkan banyak elemen besar tertinggal di belakang. Penyusunan dimulai dengan sebuah layer pada sebuah baris. Sebuah layer ditentukan dengan cara menempatkan barang pertama pada bin. Lebar barang tidak Universitas Sumatera Utara boleh melebihi lebar bin tetapi dapat melebihi panjang layer selama panjang total dari seluruh layer tidak melebihi panjang bin. Sebuah layer bisa diperluas untuk menampung barang, menggantikan layer-layer yang lain, selama tidak melebihi panjang bin. Demikian juga, tinggi setiap baris dapat menampung tinggi barang. Gambar 2.15 berikut adalah pseudocode dari algoritma Three-Dimensional First-Fit Decreasing: Gambar 2.15 Pseudocode algoritma Three-Dimensional First-Fit Decreasing Rieck, 2010 Untuk melakukan penyusunan barang ke dalam bin, algoritma Three-Dimensional First-Fit Decreasing menggunakan prinsip sebagai berikut : 1. Menyusun barang dengan volume terbesar lebih dahulu 2. Menyusun barang secara vertikal pada sisi bin 3. Menyusun barang dengan menyesuaikan sisi-sisi barang, barang bisa disusun apabila sisi barang yang akan disusun sesuai dengan sisi-sisi barang sebelumnya 4. Perotasian barang didasarkan pada celah yang dihasilkan apabila barang dirotasi cdr atau tidak dirotasi ctr. Nilai ctr dan cdr dihitung dengan persamaan 2.1 dan 2.2 berikut: ctr = min sisa lebar bin-lebar barang, sisa tinggi bin-tinggi barang...........2.1 cdr =min sisa lebar bin-tinggi barang, sisa tinggi bin-lebar barang...........2.2 1. Sortir barang secara decreasing menggunakan algoritma counting sort 2. FOR semua barang i=1,2,...,n DO 3. FOR semua bin j=1,2,...,n DO 4. IF semua barang i sesuai dengan bin j THEN 5. Susun barang i pada bin j 6. Hentikan loop dan lanjutkan ke barang berikutnya 7. Akhiri IF 8. END FOR 9. IF barang i tidak sesuai pada bin manapun yang tersedia maka 10. Buat bin baru dan susun barang i 11. END IF 12. END FOR Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas yang melibatkan perpindahan barang dari tempat penyimpanan sementara dan kemudian mengantarkannya kepada konsumen disebut dengan aktivitas loading. Aktivitas loading ini merupakan salah satu aktivitas penting dalam gudang karena merupakan poin terakhir sebelum produk sampai ke tangan konsumen Oktarina, 2010. Dalam melakukan pengiriman barang, digunakan berbagai alat untuk melakukannya. Salah satunya dengan menggunakan peti kemas untuk melakukan pengiriman barang. Penyusunan barang dalam peti kemas container loading merupakan salah satu faktor penting dalam aktivitas loading. Container loading menjadi inti dari banyak permasalahan yang muncul di dalam aktivitas logistik dan distribusi Kocjan dan Holmstrom, 2006. Container loading merupakan masalah tiga dimensi yang menentukan pengaturan dan penyusunan barang di dalam peti kemas. Tujuan utama dari container loading adalah pengoptimalan penggunaan peti kemas untuk aktivitas loading. Faktor penyusunan barang dalam sebuah peti kemas yang tidak optimal akan membutuhkan biaya yang berlipat ganda karena dibutuhkan peti kemas lain untuk mengangkut sisa barang yang seharusnya bisa dimasukkan dalam satu peti kemas. Dalam masalah penyusunan barang pada peti kemas tersebut memiliki data yang sangat beragam dan varian yang tidak menentu. Jadi dengan menggunakan algoritma First Fit Decreasing ini diharapkan penyusunan barang lebih optimal. Algoritma First Fit Decreasing ini adalah algoritma yang mendahulukan penyusunan barang yang lebih besar. Berbeda dengan First Fit yang biasa menyusun barang yang pertama kali ditemui ke dalam peti kemas, sehingga kadang barang yang berukuran lebih besar tertinggal di belakang. Gunadi et al 2004, dalam penelitiannya juga telah membuat aplikasi optimalisasi pola penyusunan barang pada ruang tiga dimensi menggunakan algoritma genetic. Untuk melakukan proses penyusunan barang pada ruang tiga dimensi, penulis Universitas Sumatera Utara mempertimbangkan beban maksimal yang dapat ditampung oleh ruang, beban maksimal yang dapat ditampung oleh barang dan keseimbangan posisi barang terhadap barang dibawahnya agar tumpukan tidak roboh. Menurut Yulius Hera Susanto 2009, dalam penelitiannya telah membuat aplikasi optimalisasi tata letak penyusunan barang pada peti kemas untuk mengurangi biaya pengiriman barang. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan algoritma Greedy untuk melakukan optimalisasi terhadap penyusunan tersebut. Putmawa Santosa 2011 dalam penelitiannya untuk menyelesaikan masalah penyusunan kontainer pada kapal pengangkut peti kemas menggunakan algoritma Bee Swarm Optimization. Dari latar belakang yang telah disebutkan di atas, maka penulis akan mencoba mengaplikasikan algoritma Three-Dimensional First-Fit Decreasing pada proses penyusunan barang dalam peti kemas untuk mempermudah melakukan optimalisasi ruangan peti kemas. Dan diharapkan dengan digunakannya algoritma Three- Dimensional First-Fit Decreasing ini pada sistem yang akan dibuat nantinya dapat memperoleh hasil yang optimal dan membantu pengguna mempermudah penyusunan barang ke dalam peti kemas.

1.2 Rumusan Masalah