Pembahasan Hasil Perhitungan Data Pompa Injeksi

Tabel 4.17. Hasil perhitungan head pompa ketika pompa bekerja individual pada debit bervariasi Pompa Tanggal Debit Head pompa Pompa desain - 30000 bpd 1000 m Pompa B individual 15-Juni-2016 40335 bpd 815.75 m Pompa B individual 7-Juli-2016 39977 bpd 820.66 m Pompa C individual 12-Juni 2016 40830 bpd 702.82 m Pompa C individual 18-Juli 2016 31629 bpd 775.07 m Dari tabel 4.17 maka dapat disimpulkan menggunakan gambar 4.2 Grafik hubungan head yang dapat dibangkitkan pompa ketika pompa bekerja individual pada debit bervariasi berikut: Gambar 4.2. Grafik hubungan head pompa ketika pompa bekerja individual pada debit bervariasi Dari grafik diatas menunjukan head pompa tertinggi terjadi pada tanggal 07-Juli-2016 ketika pompa B bekerja individual yaitu 820.66 m dengan debit 39977 bpd, dan yang terendah terjadi pada tanggal 12-Juni- 2016 ketika pompa C bekerja individual yaitu 702.82 m dengan debit 40830 bpd. Dilihat dari kerja pompa B dan C individual semakin meningkatnya debit yang mengalir akan menurunkan head yang dapat dibangkitkan kedua pompa. 1000 815,75 820,66 702,82 775,07 500 600 700 800 900 1000 1100 30000 bpd 40335 bpd 39977 bpd 40830 bpd 31629 bpd 15-Jun-16 07-Jul-16 12-Jun-16 18-Jul-16 Pompa desain Pompa B individual Pompa B individual Pompa C individual Pompa C individual Hea d P o m p a m Pompa B menunjukan head pompa berkisar 815-820 m dengan debit sekitar 40000 bpd. Dilihat dari data performansi pompa, pompa B bekerja di antara debit 35794 bpd dengan head 916 m dan 42822 bpd dengan head 787 m. Maka pompa B masih menunjukan head sesuai pada kurva performansinya. Pompa C menunjukan head pompa 702.82 m dengan debit 40830 bpd. Berbeda 120 m dengan head pompa B yang juga bekerja pada kisaran debit 40000 bpd. Rendahnya head yang dapat dibangkitkan pompa C dikarenakan umur pompa yang sudah tua dan pemakaian pompa secara berlebihan. Hal ini menyebabkan keausan pada sparepart pompa dan memperbesar rugi-rugi mekanis yang terjadi di dalam pompa C. Dari hasil analisis perhitungan data pompa B dan C yang bekerja paralel. Didapat nilai head pompa yang telah disajikan dalam bentuk tabel 4.18 dibawah ini: Tabel 4.18. Hasil perhitungan head pompa ketika pompa bekerja paralel pada debit bervariasi Pompa Paralel Tanggal Debit Head pompa Pompa B 20-Juni-2016 51328 bpd 985.5 m Pompa C 964.46 m Pompa B 26-Juli-2016 50786 bpd 981.99 m Pompa C 965.16 m Pompa B 01-Agustus-2016 52071 bpd 967.96 m Pompa C 954.64 m Dari tabel 4.18 maka dapat disimpulkan menggunakan gambar 4.3 Grafik hubungan head yang dapat dibangkitkan pompa B dan C ketika pompa bekerja paralel pada debit bervariasi berikut: Gambar 4.3. Grafik hubungan head pompa ketika pompa B dan C bekerja paralel pada debit bervariasi Dari grafik diatas menunjukan head pompa tertinggi terjadi pada tanggal 20-Juni-2016 ketika pompa B dan C paralel yaitu pada pompa B sebesar 985.5 m dengan debit 51328 bpd, dan yang terendah terjadi pada tanggal 01-Agustus-2016 ketika pompa B dan C paralel yaitu pada pompa C sebesar 954.64 m dengan debit 52071 bpd. Dari grafik diatas juga menunjukan head pompa B dan C paralel relatif sama. Padahal ketika pompa B dan C bekerja individual pada debit yang relatif sama menunjukan head yang cukup jauh berbeda. Hal ini membuktikan ketika pompa B dan C bekerja paralel, pompa B yang memiliki head lebih besar akan membantu menaikan head dari pompa C. Hubungan efisiensi pompa ketika pompa bekerja individual dan paralel pada debit bervariasi Dari hasil perhitungan data pompa B yang bekerja individual, pompa C yang bekerja individual, dan pompa B dan C yang bekerja paralel. Di dapat nilai efisiensi yang telah disajikan dalam bentuk tabel 4.19 dibawah ini: 1000 985,5 981,99 967,96 1000 964,46 965,16 954,64 800 850 900 950 1000 1050 60000 bpd Desain 2 pompa paralel 51328 bpd 20-Juni-2016 50786 bpd 26-Juli-2016 52071 bpd 01-Agustus-2016 Hea d P o m p a m Pompa B Pompa C Pompa Desain Tabel 4.19. Hasil perhitungan efisiensi pompa injeksi pada debit bervariasi Pompa Tanggal Debit Efisiensi pompa Pompa desain - 30000 bpd 78 Pompa B individual 15-Juni-2016 40335 bpd 78.31 Pompa B individual 7-Juli-2016 39977 bpd 78.89 Pompa C individual 12-Juni 2016 40830 bpd 73.61 Pompa C individual 18-Juli 2016 31629 bpd 71.07 Pompa B dan C paralel 20-Juni-2016 51328 bpd 71.62 Pompa B dan C paralel 26-Juli-2016 50786 bpd 72.81 Pompa B dan C paralel 01-Agustus-2016 52071 bpd 72.03 Dari tabel 4.19 maka dapat disimpulkan menggunakan gambar 4.4 Grafik hubungan efisiensi pompa ketika pompa bekerja individual, dan paralel pada debit bervariasi berikut: Gambar 4.4. Grafik hubungan efisiensi pompa dengan pompa kerja individual, dan paralel pada debit bervariasi Dari grafik di atas menunjukan efisiensi pompa tertinggi terjadi pada tanggal 07-Juli-2016 ketika pompa B bekerja individual dengan debit 39977 bpd yaitu sebesar 78.89, dan yang terendah terjadi pada 78 78,31 78,89 73,61 71,07 71,62 72,81 72,03 66 68 70 72 74 76 78 80 30000 bpd 40335 bpd 39977 bpd 40830 bpd 31629 bpd 51328 bpd 50786 bpd 52071 bpd 15-Jun-16 07-Jul-16 12-Jun-16 18-Jul-16 20-Jun-16 26-Jul-16 01-Agus- 2016 Pompa desain Pompa B individual Pompa B individual Pompa C individual Pompa C individual Pompa B dan C paralel Pompa B dan C paralel Pompa B dan C paralel E fis ien si P o m p a tanggal 20-Juni-2016 ketika pompa B dan C bekerja paralel dengan debit 51328 bpd. Pompa B menunjukan efisiensi pompa yang tinggi, yaitu sebesar 78.89 dan 78.31 dikarenakan pompa B merupakan pompa baru yang dipasang pada tahun 2016, tentunya masih memiliki performansi yang baik. Efisiensi pompa B yang melebihi dari efisiensi pompa desain disebabkan oleh pompa injeksi SPX David Brown 34 sebenarnya memiliki titik Best Efficiency Point BEP pada debit 35794 bpd, dengan head pompa 916 m, dan efisiensi maksimal 79. Pompa C menunjukan efisiensi pompa yang rendah, jika dibandingkan dengan efisiensi pompa desain pada debit yang relatif sama sekitar 30000 bpd. Pompa desain menunjukan efisiensi 78, sedangkan pada tangga 18-Juli-2016 pompa C menunjukan efisiensi 71.07. Rendahnya efisiensi pada pompa C dikarenakan umur pompa yang sudah tua dan pemakaian pompa secara berlebihan. Hal ini menyebabkan keausan pada sparepart pompa dan memperbesar rugi-rugi mekanis yang terjadi di dalam pompa C. Pompa B dan C paralel memiliki efisiensi berkisar 71-73. Ini cukup rendah dikarenakan debit yang mengalir hanya berkisar 50000 bpd. Pompa injeksi yang bekerja paralel akan mendekati efisiensi tertinggi ketika bekerja pada debit 60000 bpd – 80000 bpd. Efisiensi Pompa C yang telah menurun juga mempengaruhi efisiensi pompa B dan C paralel. Hubungan head, efisiensi pompa, dan performansi pompa ketika pompa bekerja individual dan paralel pada debit bervariasi Dari hasil pembahasan di atas, pompa B yang bekerja individual menunjukan efisiensi tertinggi yaitu 78.89, walaupun debit yang dialirkan tidak memenuhi kisaran target injeksi yaitu sekitar 48500 bpd – 52000 bpd. Karena pompa B merupakan pompa baru, head yang dapat dibangkitkan oleh pompa B masih bersesuaian dengan kurva performansinya. Maka dapat disimpulkan pompa B masih dalam performansi baik. Berbeda dengan pompa C yang menunjukan head dan efisiensi yang tidak bersesuaian dengan kurva performansinya. Hal ini disebabkan oleh umur pompa yang sudah tua dan pemakaian pompa yang berlebihan. Maka dapat disimpulkan pompa C telah mengalami penurunan performansi. Ketika terjadi penurunan performansi pada pompa, maka pompa akan mengalami perubahan kurva performansinya. Hal ini akan menyebabkan head yang dapat dibangkitkan pompa akan menurun pada setiap debit bervariasi, dan daya yang dibutuhkan untuk menggerakan pompa tidak bersesuaian pada kurva performansinya. Maka seiring menurunya performansi pompa efisiensi pompa juga ikut menurun. Efisiensi pompa juga dipengaruhi oleh debit yang mengalir, semakin mendekati debit pada Best Efficiency Point BEP, maka efisiensi pompa akan meningkat. Pompa B dan C bekerja paralel menunjukan head yang relatif sama, padahal ketika pompa B bekerja individual menunjukan head yang lebih tinggi dari pada head pompa C pada debit yang relatif sama. Rendahnya efisiensi pompa B dan C yang bekerja paralel dikarenakan debit yang mengalir tidak mendekati Best Efficiency Point BEP. Efisiensi dan performasi pompa C yang telah menurun juga mempengaruhi efisiensi ketika pompa B dan C bekerja paralel.

4.2.2 Pembahasan Efisiensi Energi dan Biaya Operasional Pompa Injeksi

Efisiensi energi pompa adalah perbandingan antara daya output yaitu daya yang dibutuhkan pompa untuk mengalirkan air dengan debit dan head tertentu terhadap daya aktual untuk menggerakan pompa dalam satuan kilowatt kW dikalikan 100. Skema sistem pompa Injeksi dapat dilihat pada gambar 4.5 di bawah ini: Gambar 4.5. Skema sistem pompa injeksi Dari gambar skema di atas dapat diketahui sistem pompa mengalami rugi-rugi perpindahan dari daya listrik menjadi daya air. Rugi-rugi tersebut terjadi pada motor listrik, pompa, dan sistem perpipaan. Maka dalam sistem ini terdapat 3 efisiensi yaitu efisiensi motor listrik, efisiensi pompa, dan efisiensi sistem. Semakin tinggi nilai efisiensi dalam suatu instrument maka rugi-rugi yang terjadi akan semakin kecil. Nilai efisiensi tertinggi adalah 1 100. Pembahasan efisiensi energi pompa injeksi Dari data dan hasil perhitungan pompa injeksi diketahui bahwa efisiensi motor listrik adalah 95.8 dan efisiensi pompa yang bekerja individual dan paralel berkisar dari 71 - 78.9. Tetapi nilai efisiensi sistem sangat rendah yaitu berkisar dari 36 - 42. Hal ini disebabkan � � ��� � WHP � � � � � � ��� � �