Pertumbuhan Populasi Daphnia sp.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pertumbuhan Populasi Daphnia sp.

Berdasarkan hasil pengamatan laju pertumbuhan populasi Daphnia sp. pada masing-masing perlakuan, cenderung menunjukkan adanya peningkatan pertumbuhan populasi Daphnia sp. secara keseluruhan. Berikut data rata-rata jumlah populasi Daphnia sp. selama 16 hari pengamatan dalam media kultur, Tabel 1. Rata-Rata Jumlah Populasi Daphnia sp. IndL Selama Pengamatan Perlakuan Hari Ke- 4 6 8 10 12 14 16 A 100 436 818 1271 1211 936 638 436 B 100 349 447 542 358 429 327 300 C 100 462 542 1182 313 378 298 276 D 100 604 647 1462 1162 778 616 489 pada tabel 1. dapat dilihat bahwa pada pengamatan hari ke-4 pertumbuhan rata- rata tertinggi dicapai pada perlakuan D sebesar 604 individu per liter kemudian diikuti perlakuan C, A dan B. Pertambahan jumlah individu masing-masing perlakuan terus meningkat hingga hari ke-8 dengan rata-rata jumlah individu Daphnia sp. tertinggi didapat pada perlakuan D yaitu sebesar 1462 individu per liter. Kemudian pada pengamatan hari ke-10 hingga hari ke-16. Semua kultur perlakuan mengalami penurunan jumlah hingga di hari ke-16 rata-rata jumlah tertinggi pada perlakuan D hanya sebesar 489 individu per liter. Hal ini dapat diperlihatkan pada kurva pertumbuhan populasi yang tersaji pada Gambar 3. Berdasarkan Gambar 3, terlihat bahwa pertumbuhan populasi Daphnia sp. dari semua perlakuan pada umumnya membentuk kurva sigmoid hingga hari ke-8 yang terdiri dari fase adaptasi Lag Phase, disini terjadi penyesuaian sel pada media yang baru dan diikuti dengan perkembangan sel yang cepat dan terus bertambah. Hal ini dapat dilihat pada hari ke-0 hingga hari ke-4, rata-rata terjadi pertumbuhan yang meningkat pada setiap perlakuan. Fase Universitas Sumatera Utara 100 300 500 700 900 1100 1300 1500 4 6 8 10 12 14 16 Ju m lah In d iv id u L ite r Hari ke- A B C D selanjutnya yaitu fase eksponensial Exponensial Phase, fase ini ditandai dengan pesatnya penambahan jumlah hingga kepadatan populasi beberapa kali lipat pada kondisi kultur yang optimum. Hal ini dapat dilihat pada hari ke-6 hingga hari ke- 8. Pada perlakuan A, B, C dan D fase eksponensial terjadi secara serentak mulai hari ke-4 hingga hari ke-8. Pada hari ke-8 ini merupakan puncak tertinggi dari pertumbuhan Daphnia sp. pada masing-masing perlakuan media kultur. Fase penurunan pertumbuhan relatif Declining Relative Growth Phase yang ditandai dengan penurunan laju pertumbuhan yang disebabkan semakin berkurangnya nutrisi tertentu di dalam media kultur ini terjadi mulai hari ke-8 hingga hari ke-10, di hari ke-10 terjadi penurunan yang signifikan dibandingkan dengan fase eksponensial. Terakhir terjadinya fase kematian Death Phase yang terjadi pada semua perlakuan dari hari ke-14 hingga ke-16, ditandai dengan adanya kematian yang terus terjadi dibandingkan pertambahannya sehingga kepadatan berkurang dalam jangka waktu tertentu. Gambar 3. Pertumbuhan Populasi Daphnia sp. Selama Pengamatan Keterangan: A = Tanpa penambahan Tepung Jagung + Telur Itik Kontrol B = Tepung Jagung 0,9 gL + Telur Itik 0,3 gL C = Tepung Jagung 0,6 gL + Telur Itik 0,6 gL D = Tepung Jagung 0,3 gL + Telur Itik 0,9 gL Berdasarkan Gambar 3. terlihat kurva pertumbuhan populasi Daphnia sp. yang awalnya mengalami kenaikan populasi dan diakhiri dengan penurunan populasi hingga akhir pengamatan, hal ini kemungkinan disebabkan karena pada Universitas Sumatera Utara hari ke-4 hingga hari ke-8 kebutuhan nutrisi media mencukupi dan mampu termanfaatkan secara maksimal untuk pertumbuhan Daphnia sp. sehingga pada jangka waktu ini terus terjadi pertumbuhan jumlah yang cenderung meningkat, sedangkan pada hari ke-10 hingga hari ke-16 kandungan nutrisi pada media telah berkurang karena telah terjadi jumlah kepadatan yang tinggi sehingga lebih cenderung mengalami kematian. Walaupun pada hari ke-8 ditambahkan pupuk kembali namun sebagian besar tidak termanfaatkan oleh Daphnia sp. sehingga terjadi penumpukan zat organik yang berlebihan pada dasar media dan dapat bersifat beracun bagi Daphnia sp. Fase terjadinya penyesuaian terhadap media kultur berlangsung pada awal perlakuan disebut fase adaptasi. Fase adaptasi terjadi pada hari ke-0 sampai dengan hari ke-4. Diduga karena Daphnia sp. melakukan doubling time setiap 4 hari sekali Utarini et al., 2012. Berdasarkan kurva pertumbuhan pada Gambar 3. memperlihatkan terjadinya penambahan pertumbuhan jumlah populasi hingga mencapai 4 kali lipat dari jumlah awal penebaran. Menurut Rahayu dan Andriyani 2010, dalam penelitiannya peningkatan populasi Daphnia sp. yang terjadi setelah hari ke-4 adalah karena adanya proses reproduksi yang terjadi secara partenogenesis yang dapat menghasilkan individu baru pada populasi Daphnia sp. dan berlangsung pada kondisi lingkungan atau media kultur yang subur. Menurut Zahidah et al. 2012, tingginya kepadatan populasi Daphnia sp. saat mencapai puncak populasi menunjukkan bahwa populasi tersebut memiliki laju pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan laju mortalitasnya. Laju pertumbuhan dan mortalitas Daphnia sp. tidak terlepas dari fungsi pakan. Pakan pada Daphnia sp. yang dikultur adalah nutrisi yang ditambahkan dalam media kultur. Berdasarkan penelitian didapatkan perlakuan terbaik untuk pertumbuhan Daphnia sp. yaitu pada perlakuan D dengan kombinasi tepung jagung sebanyak 0,3 gL dan telur itik sebanyak 0,9 gL. Hasil akhir jumlah individu terbanyak di hari ke-16 didapat pada perlakuan D yaitu sebesar 489 individu per liter. Hal ini disebabkan karena kandungan protein pada telur itik yang tinggi dan mampu dimanfaatkan oleh Daphnia sp. untuk terus bertambah banyak. Universitas Sumatera Utara

4.2 Laju Pertumbuhan dan Laju Mortalitas Daphnia sp.