BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada 30 April 2015 hingga 12 Mei 2015 di Laboratorium Pusat Kajian Lingkungan dan Energi Universitas Sumatera Utara.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, 12 buah toples kaca
bervolume 5 liter wadah budidaya, gelas ukur, handcounter, petridish, aerator,
selang aerator, botol film, DO meter, pH meter, termometer, kamera digital dan buku catatan.
Sedangkan bahan yang digunakan air kolam, biakan Daphnia sp. sebanyak 100 indL yang didapat dari kultur budidaya rumahan Jalan Amal Luhur Gg
Keluarga 1 No. 112, Helvetia Medan, Kapten Muslim, Kota Medan, Sumatera Utara, tepung jagung, telur itik dan pupuk kandang kotoran ayam.
3.3 Metode Penelitian
Percobaan dilakukan dengan menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap RAL sebanyak 4 perlakuan masing-masing diberikan air kolam,
Daphnia sp. dan kotoran ayam 1,2 gL Sulasingkin, 2003: Perlakuan A = Tanpa penambahan Tepung Jagung + Telur Itik Kontrol
Perlakuan B = Tepung Jagung 0,9 gL + Telur Itik 0,3 gL Perlakuan C = Tepung Jagung 0,6 gL + Telur Itik 0,6 gL
Perlakuan D = Tepung Jagung 0,3 gL + Telur Itik 0,9 gL Tiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali ulangan.
Universitas Sumatera Utara
3.4 Prosedur Penelitian
Adapun langkah-langkah pelaksanaan penelitiaan adalah sebagai berikut,
1. Persiapan Alat dan Bahan
Wadah uji toples yang digunakan dibersihkan dengan cara disikat sampai bersih kemudian dibilas dengan air bersih dan dikeringkan. Kemudian dipasang sistem
aerasi ke dalam wadah budidaya. Padat tebar bibit Daphnia sp. sebanyak 100 indL. Wadah uji yang digunakan sebanyak 12 buah untuk 3 kali ulangan dengan
masing-masing volume sebanyak 1 L. Hal ini sesuai dengan penelitian Firdaus 2004, yang menyatakan bahwa padat tebar Daphnia sp. dalam setiap wadah
budidaya sebanyak 100 indL. Wadah yang telah diisi air kolam yang dibiarkan selama 7 hari.
2. Pemupukan
Pemupukan dilakukan sekali sebelum penelitian dengan memasukkan pupuk kandang kotoran ayam sebanyak 2,4 gL ke dalam masing-masing wadah
perlakuan kemudian dibiarkan selama 7 hari. Pemupukan ini dilakukan agar Daphnia sp. bisa tumbuh dan tetap mendapatkan nutrisi. Pupuk yang digunakan
adalah kotoran ayam yang berfungsi untuk menumbuhkan plankton. Selain itu yang harus diperhatikan adalah dosis pemupukan yang diberikan tidak boleh
berlebihan karena hal tersebut dapat mengakibatkan terjadinya blooming phytoplankton. Hal tersebut dapat mengakibatkan kadar ammonia yang tinggi dan
oksigen terlarut yang rendah dalam wadah budidaya sehingga dapat menyebabkan kematian Daphnia sp..
3. Aerasi
Aerasi merupakan pengaliran udara ke dalam air untuk meningkatkan kandungan oksigen dengan memancarkan air atau melewatkan gelembung udara
kedalam air. Aerasi ini digunakan agar Daphnia sp. tetap bisa mendapatkan oksigen walaupun pada keadaan tertutup. Aerasi ini disambungkan dengan
menggunakan selang. Fungsi aerasi adalah suplai O
2
CO
2
, pengaduk air media pemeliharaan, pemerataan cahaya dan pemerataan pupuk.
Universitas Sumatera Utara
4. Pemberian Perlakuan dan Pengamatan Pertumbuhan Populasi Daphnia sp.
Pengamatan populasi Daphnia sp. dari setiap perlakuan percobaan dilakukan pada pukul 09.00 - 10.00 WIB, dengan interval waktu dua hari sekali selama 16
hari percobaan yaitu pada hari ke-2, 4, 6, 8, 10, 11, 12, 14, dan ke-16. Menurut Casmuji 2002, penghitungan pertumbuhan populasi Daphnia
sp. dilakukan 2 hari sekali pada pukul 09.00 WIB sampai selesai. Penghitungan dilakukan setelah hari ke-4 dengan cara mengambil sampel sebanyak 50 ml
dengan menggunakan botol film kemudian dituangkan pada Petrdish yang selanjutnya dapat diamati dan dihitung kepadatannya menggunakan handcounter.
Sebelum sampel diambil, air media dalam wadah kultur diaduk terlebih dahulu agar Daphnia sp. yang ada di dalamnya menyebar rata. Pengadukan dilakukan
dengan menggunakan udara yang keluar dari batu aerasi. Pengamatan dilakukan selama 2 hari sekali. Penambahan media pupuk dilakukan pada hari ke-8 dengan
dosis seperti perlakuan diawal pengamatan. Pemupukan ini dilakukan untuk mengganti media pupuk yang hilang akibat penguapan.
Selanjutnya kualitas air media kultur yang dilihat meliputi pH, temperatur, DO, dan NH
3
. Pengukuran parameter media kultur yang meliputi pH dan temperatur dilakukan setiap 2 hari sekali. Sedangkan pengamatan DO dan NH
3
media kultur dilakukan pada awal dan akhir kultur.
5. Perhitungan Populasi Daphnia sp.
Perhitungan jumlah individu dilakukan sebanyak 3 kali ulangan dan hasilnya dirata-rata. Hasil rata-rata perhitungan banyaknya individu Daphnia sp.
dikonversikan dalam jumlah individul dengan rumus menurut Rahayu dan Piranti 2009 dalam Utarini dkk. 2012 sebagai berikut:
Keterangan : a = jumlah individu Daphnia sp. pada media kultur indl.
b = rata-rata jumlah Daphnia sp. dari ulangan perhitungan. p = volume media kultur liter.
q = volume botol sampel liter.
a = b x pq
Universitas Sumatera Utara
6. Laju Pertumbuhan dan Laju Mortalitas
Laju Pertumbuhan Populasi Daphnia sp. dapat diukur dengan
rumus berikut:
Keterangan: K = Laju Pertumbuhan Populasi Daphnia sp. individuliter.
t
1
= Jumlah Populasi Daphnia sp. setelah t hari individuliter. t
= Jumlah Populasi Awal Daphnia sp. individuliter.
Sedangkan Laju Mortalitas Populasi Daphnia sp. dapat
diukur dengan rumus berikut:
Keterangan: K = Laju Mortalitas Populasi Daphnia sp. individuliter.
t
1
= Jumlah Populasi Daphnia sp. setelah t hari individuliter. t
= Jumlah Populasi Awal Daphnia sp. individuliter.
3.5 Analisis Data
Data hasil pengamatan populasi Daphnia sp. pada kombinasi taraf perlakuan yang mencapai puncak populasi digunakan sebagai data untuk analisis
statistik. Data tersebut selanjutnya dianalisis dengan analisis sidik ragam ANOVA dan dilanjutkan dengan Uji Wilayah Duncan untuk melihat
signifikansi antar perlakuannya.
K = t
1
– t
K = t
1
– t
2
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pertumbuhan Populasi Daphnia sp.
Berdasarkan hasil pengamatan laju pertumbuhan populasi Daphnia sp. pada masing-masing perlakuan, cenderung menunjukkan adanya peningkatan
pertumbuhan populasi Daphnia sp. secara keseluruhan. Berikut data rata-rata jumlah populasi Daphnia sp. selama 16 hari pengamatan dalam media kultur,
Tabel 1. Rata-Rata Jumlah Populasi Daphnia sp. IndL Selama Pengamatan
Perlakuan Hari Ke-
4 6
8 10
12 14
16
A 100
436 818
1271 1211
936 638
436 B
100 349
447 542
358 429
327 300
C 100
462 542
1182 313
378 298
276 D
100 604
647 1462
1162 778
616 489
pada tabel 1. dapat dilihat bahwa pada pengamatan hari ke-4 pertumbuhan rata- rata tertinggi dicapai pada perlakuan D sebesar 604 individu per liter kemudian
diikuti perlakuan C, A dan B. Pertambahan jumlah individu masing-masing perlakuan terus meningkat hingga hari ke-8 dengan rata-rata jumlah individu
Daphnia sp. tertinggi didapat pada perlakuan D yaitu sebesar 1462 individu per liter. Kemudian pada pengamatan hari ke-10 hingga hari ke-16. Semua kultur
perlakuan mengalami penurunan jumlah hingga di hari ke-16 rata-rata jumlah tertinggi pada perlakuan D hanya sebesar 489 individu per liter.
Hal ini dapat diperlihatkan pada kurva pertumbuhan populasi yang tersaji pada Gambar 3. Berdasarkan Gambar 3, terlihat bahwa pertumbuhan populasi
Daphnia sp. dari semua perlakuan pada umumnya membentuk kurva sigmoid hingga hari ke-8 yang terdiri dari fase adaptasi Lag Phase, disini terjadi
penyesuaian sel pada media yang baru dan diikuti dengan perkembangan sel yang cepat dan terus bertambah. Hal ini dapat dilihat pada hari ke-0 hingga hari ke-4,
rata-rata terjadi pertumbuhan yang meningkat pada setiap perlakuan. Fase
Universitas Sumatera Utara