Bunyi Konsonan Shi’in

21 kelompok ini yaitu ka , ga , nga serta konsonan N yang dipakai pada akhir kata. 6. Seimon’on glotal, yaitu bunyi yang dikeluarkan dari celah yang sempit diantara kedua pita suara. Konsonan yang termasuk kelompok ini yaitu ha , he , ho ほ dan dan bagian akhir ketika mengucapkan vokal A’ あ . Klasifikasi konsonan berdasarkan cara keluarnya arus udara pernapasan menuurt Iwabuchi, 1989:129-130 dalam Dahidi, 2004:34 1. Haretsuon konsonan hambat yaitu bunyi yang dihasilkan dengan cara menahan atau menghambat sejenak arus udara pernapasan yang keluar dari paru-paru pada bagian alat ucap. Kemudian arus udara yang ditahan tersebut dikeluarkan secara tiba-tiba dengan cara membuka mulut. Konsonan yang termasuk dalam kelompok ini yaitu pa, pi , pu , pe , po , ba , bi , bu , be , bo , ta た, te , to , da , de , do , ka , ki , ku , ke , ko , ga , gi , gu , ge , go . 2. Bion konsonan nasal yaitu terjadi karena penutupan rongga mulut oleh suatu bagian alat ucap sehingga arus udara pernapasan yang keluar dari paru-paru tidak bisa keluar bebas melalui rongga mulut dan akan keluar melalui rongga hidung. Konsonan yang termasuk kelompok ini yaitu ma , mi み, mu , me , mo , na , ni , nu , ne , no の, nga, ngu, ngo dan bunyi konsonan N. 3. Masatsuon konsonan frikatif yaitu terjadi apabila arus udara pernapasan keluar melewati celah arus pernapasan yang menyempit sehingga menimbulkan suara desis. Konsonan yang termasuk kelompok ini yaitu sa , shi し, shu し , se , so , ha 22 , hi , fu , he , ho ほ, dan za , ji , zu , ze , zo yang dipakai pada bagian tengah kata. 4. Hasatsuon konsonan hambat frikatif atau afrikat yaitu terjadi karena ketika mengucapkan dimulai dengan cara pengucapan haretsuon dan dilanjutkan dengan pengucapan masatsuon. Konsonan yang termasuk kelompok ini yaitu chi , tsu dan konsonan za , ji , zu , ze , zo pada bagian awal kata. 5. Hajikion konsonan jentikan yaitu terbentuk dengan cara merapatkan ujung lidah sekitar gusi kemudian menjentikkan ujung lidah kearah sekitar gigi. Konsonan yang termasuk dalam kelompok ini yaitu ra , ri , ru る, re , ro . Katoo 1991:31 dalam Dahidi 2004:37 menjelaskan simbol-simbol konsonan dalam sebuah tabel. Gambar 2.3. Tabel Simbol Konsonan ryoo shin on ha- haguki on shikei on shikei kookoo gaion kookoo gaion nankog aion sei mon on haretsuon heisaon musei on p t k ʔ yuusei on b d g bion yuusei on m n ɲ ŋ masatsuon musei on ɸ s ʃ Ҫ h yuusei on z ʒ hasatsuon musei on yuusei on hajikion yuusei on ſ 23 Keterangan: [p], musei ryooshin haretsuon bunyi konsonan hambat bilabial tidak bersuara, bunyi silabel pa , pi , pu , pe , po . [b], yuusei ryooshin haretsuon bunyi konsonan hambat bilabial bersuara, bunyi silabel ba , bi , bu , be , bo . [t], musei shikei haretsuon bunyi konsonan hambat dental alveolar yang bersuara, bunyi silabel ta た, te , to . [d], yuusei shikei haretsuon bunyi konsonan hambat dental alveolar bersuara, bunyi silabel da , de , do . [k], musei nankoogai haretsuon bunyi konsonan hambat velar tidak bersuara, bunyi silabel ka , ki , ku , ke , ko . [g], yuusei nankoogai haretsuon bunyi konsonan hambat velar bersuara ga , gi , gu , ge , go . [ ʔ], musei seimon haretsuon bunyi konsonan hambat glottal tidak bersuara, bunyi silabel A’ あ [m], yuusei ryooshin bion bunyi konsonan nasal bilabial bersuara bunyi silabel ma , mi み, mu , me , mo . [n], yuusei shikei bion bunyi konsonan nasal dental-alveolar bersuara, bunyi silabel na nu , ne , no の. [ ɲ], yuusei kookoogai bion bunyi konsonan nasal palatal bersuara, bunyi silabel ni , nya , nyu , nyo . [ŋ], yuusei nankoogai bion bunyi konsonan nasal velar bersuara, bunyi silabel nga , ngi , ngu , nge , ngo . [ ɸ], musei ryooshin masatsuon bunyi konsonan frikatif bilabial tidak bersuara, bunyi silabel fu . [s], musei shikei masatsuon bunyi konsonan frikatif dental-alveolar tidak bersuara, bunyi silabel sa , su , se , so . [z], yuusei shikei masatsuon bunyi konsonan frikatif dental alveolar bersuara, bunyi silabel za , zu , ze , zo . 24 [ ʃ], musei shikei kookoogai masatsuon bunyi konsonan frikatif alveolar palatal tidak bersuara, bunyi silabel shi し, sha し , shu し , sho し . [ ʒ], yuusei shikei kookoogai masatsuon bunyi konsonan frikatif alveolar palatal bersuara, bunyi silabel ji , jya , ju , jo . [Ҫ], musei kookoogai masatsuon bunyi konsonan frikatif palatal tidak bersuara, bunyi silabel hi , hya , hyu , hyo . [h], musei seimon masatsuon bunyi konsonan frikatif glotal tidak bersuara, bunyi silabel ha , he , ho ほ. [ ], musei shikei hasatsuon bunyi konsonan hambat frikatif dental- alveolar tidak bersuara, bunyi silabel tsu . [ ], yuusei shikei hasatsuon bunyi konsonan hambat frikatif dental- alveolar bersuara, bunyi silabel za , zu , ze , zo . [ ], musei shikei kookoogai hasatsuon bunyi konosonan hambat frikatif alveolar palatal tidak bersuara, bunyi silabel chi , cha , chu , cho . [ ], yuusei shikei kookoogai hasatsuon bunyi konsonan hambat frikatif alveolar palatal bersuara, bunyi silabel ji , ja , ju , jo yang dipakai diawal kata. [ſ], yuusei shikei hajikion bunyi konsonan jentikal dental-alveolar bersuara, bunyi silabel ra , ri , ru る, re , ro .

2.8.3 Bunyi Semi Vokal Hanboin

Semi vokal dalam bahasa Jepang disebut juga hanboin. Silabel yang termasuk kedalam kelompok bunyi semi vokal yaitu ya , yu , yo dan wa わ. 25

2.8.4 Bunyi Konsonan Rangkap Sokuon

Sokuon disebut juga tsumamoruon yaitu bunyi tertutup atau bunyi yang tersumbat, dalam bahasa Indonesia konsonan rangkap disebut dengan konsonan yang sama dengan konsonan pada sebuah silabel yang terdapat pada bagian berikutnya. Sokuon biasanya dipakai pada bagian tengah kata tetapi terdapat pula pada bagian akhir kata, seperti pada kata あ dan 痛 . Fungsi dari sokuon diakhir kata yaitu sebagai tanda sebuah kata, ungkapan, atau kalimat yang menyatakan perasaan, ekspresi, atau emosi. Pemakaian sokuon perlu diperhatikan, karena dapat membedakan arti, seperti contoh: Kitekudasai い kittekudasai い Katoo, 1991:45-46 Sokuon secara konkret dapat dinyatakan dengan bunyi konsonan seperti berikut: [p], dipakai sebelum bunyi konsonan berbunyi [p], yaitu: [ippo]  い 一歩 satu langkah [kappats ɯ]  活発 lincah [t], apabila dipakai sebelum bunyi konsonan bersuara [t], [ ], [ ], yaitu: [it ak ɯ]  い 一着 setelan [k], apabila dipakai sebelum bunyi konsonan yang tidak bersuara [k], yaitu; [hakko:]  う発行 isu [s], apabila dipakai sebelum bunyi konsonan frikatif alveolar [s], yaitu: [sassok ɯ]  早 segera [issok ɯ]  い 一足 pasangan [ ʃ], apabila dipakai sebelum bunyi konsonan frikatif alveolar palatal yang tidak bersuara [ ʃ], yaitu: [i ʃʃo]  い し 一緒 bersama [ke ʃʃo:]  し う結晶 kristal

Dokumen yang terkait

Analisis Kesalahan Pelafalan Bahasa Mandarin pada Mahasiswa Program Studi Sastra Cina Universitas Sumatera Utara.

13 131 87

ANALISIS KESALAHAN PENULISAN GAIRAIGO PADA PEMBELAJAR BAHASA JEPANG STUDI DESKRIPTIF PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JEPANG UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TINGKAT III TAHUN AJARAN 2013/2014

22 140 83

ANALISIS KESALAHAN PELAFALAN BUNYI BAHASA JEPANG PADA PENUTUR BAHASA SUNDA.

9 65 29

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN KEIGO PADA PEMBELAJAR BAHASA JEPANG : Studi Deskriptif pada Mahasiswa Tingkat III Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia Tahun Ajaran 2012/2013).

14 19 51

ANALISIS KESALAHAN PELAFALAN SOKUON PADA MAHASISWA TINGKAT I PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FPBS UPI.

6 13 42

Analisis Kesalahan Pelafalan Vokal dan Konsonan (u, i, ü, j, q, x, dan y) Dalam Bahasa Mandarin Oleh Mahasiswa Sastra Cina Universitas Sumatera Utara

0 0 40

Analisis Kesalahan Pelafalan Vokal dan Konsonan (u, i, ü, j, q, x, dan y) Dalam Bahasa Mandarin Oleh Mahasiswa Sastra Cina Universitas Sumatera Utara

0 0 2

Analisis Kesalahan Pelafalan Vokal dan Konsonan (u, i, ü, j, q, x, dan y) Dalam Bahasa Mandarin Oleh Mahasiswa Sastra Cina Universitas Sumatera Utara

3 3 9

ANALISIS KESALAHAN PELAFALAN HURUF KONSONAN TSU DALAM BAHASA JEPANG TERHADAP PENUTUR BAHASA INDONESIA - repository UPI S JEP 1005842 Title

0 0 3

PELAFALAN BUNYI PANJANG BAHASA JEPANG PADA MAHASISWA, PENGAJAR DAN PENUTUR ASLI BAHASA JEPANG PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JEPANG UNIVERSITAS BRAWIJAYA.

1 1 9