wilayah pemukiman. Frekwensi keberadaan fungsi menunjukkan jumlah fungsi sejenis yang ada dan tersebar di wilayah tertentu, sedangkan
frekwensi kegiatan menunjukkan tingkat pelayanan yang kemungkinan dapat dilakukan oleh suatu fungsi tertentu di wilayah tertentu.
c. Skalogram
Metode skalogram adalah metode paling sederhana karena hanya menunjukkan daftar dari komponen-komponen yang dibutuhkan, biasanya
meliputi data
pemukimanwilayah yang
ditinjau, jumlah
pendudukpopulasi masing-masing pemukiman, data fungsifasilitas pelayanan yang terdapat pada setiap pemukiman Riyadi dan Deddy, 2005
: 121.
B. Kerangka Pemikiran
Perencanaan pembangunan daerah Kota Surakarta adalah kebijakan dalam mengimplementasikan program Walikota Kota Surakarta, sebagai landasan pada
perumusan program dan kegiatan pembangunan di dalam mewujudkan visi dan misi Kota Surakarta. Perencanaan pembangunan juga diperlukan agar setiap
program dan kegiatan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Proses penentuan perencanaan pembangunan dilakukan dengan menganalisis p
ola perkembangan fungsi wilayah Kota Surakarta
secara sistematis, dengan jalan melakukan identifikasi berbagai fungsi wilayah dalam lingkungan internal dan
eksternal meliputi fungsi pendidikan, kesehatan, administrasi dan ekonomi keuangan. Fungsi wilayah adalah fungsi-fungsi pelayanan yang tersebar di daerah
perencanaan, dalam kaitannya dengan berbagai aktivitas pendudukmasyarakat, untuk memperolehmemanfaatkan fasilitas-fasilitas pelayanan tersebut. Fungsi
wilayah memberikan pandangan yang lebih terfokus pada masalah-masalah fasilitas pelayanan yang ada, sebagai suatu kekuatan mendasar yang terkait
dengan masalah sosial ekonomi, khususnya ekonomi anglomerasi penumpukan. Untuk itu digunakan analisis pola permukiman dan analisis indeks sentralitas. Hal
ini dilakukan dengan tujuan mendapat gambaran tentang pola perkembangan fungsi wilayah Kota Surakarta. Secara skematis penelitian ini dapat digambarkan
sebagai berikut: Gambar : 2.1 Desain Penelitian
Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Surakarta
Pendidikan
Perkembangan Fungsi Wilayah Kota Surakarta
Kesehatan Ekonomi Keuangan
Administrasi
Analisis Pola Permukiman Analisis Indeks Sentralitas
Pola Perkembangan Fungsi Wilayah
Kota Surakarta
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Kota Surakarta yang terdiri dari 51 Kelurahan yang terbagi dalam lima kecamatan. Penelitian ini dilakukan pada Desember
Tahun 2008 sampai dengan Februari Tahun 2009.
B. Tipe Penelitian
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, penelitian ini dikategorikan dalam tipe penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian kuantitatif dengan menggunakan
format deskriptif bertujuan untuk menjelaskan, meringkas berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat, yang menjadi
objek penelitian ini, berdasarkan apa yang terjadi. Kemudian mengangkat ke permukaan karakter atau gambaran tentang kondisi situasi ataupun variabel
tersebut. Sasaran pendekatan kuantitatif adalah gejala-gejala yang ada dalam kehidupan manusia itu tidak terbatas banyaknya dan tidak terbatas pula
kemungkinan kemungkinan variasi dan tingkatannya, maka diperlukan pengetahuan statistik Sugiyono, 2003: 34.
C. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan keterangan-keterangan atau pengetahuan-pengetahuan
yang secara tidak langsung diperoleh dari bahan bacaan yang diperoleh melalui studi kepustakaan.