58 Gambar 4.2 Grafik nilai kekerasan rata-rata HRB dengan elektroda E 308L
diameter 3,2 mm Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa nilai kekerasan dengan elektroda E
308L diameter 3,2 mm adalah nilai kekerasan rata-rata tertinggi pada spesimen dengan arus 85 A adalah 85,86 HRB sedangkan nilai kekerasan rata-rata terendah
pada spesimen dengan arus 115 A adalah 81,18 HRB
4.4 Hasil Pengamatan Struktur Mikro
Pengamatan terhadap struktur mikro dilakukan untuk mengetahui truktur mikro maupun ukuran butir sehingga dapat mengetahui perubahan dan fenomena-
fenomena yang terjadi pada hasil lasan. Tabel 4.3 Spesifikasi spesimen
Spesimen Pembesaran X
Arus Diameter
I 200
85 26
II 200
95 26
III 200
105 26
IV 200
115 26
V 200
85 32
VI 200
95 32
VII 200
105 32
VIII 200
115 32
78 80
82 84
86 88
I32 II32
III32 IV32
Series 1
Series 1
Universitas Sumatera Utara
59
Spesimen I
Gambar 4.3 Hasil foto mikro dengan elektroda E 308L diameter 2,6 mm dan arus 85 A
Hasil penelitian menunjukkan bahwa spesimen yang di pakai percobaan pada pengelasan SMAW dengan menggunakan Stainless Steel Aisi 304 dengan
elektroda E308L diameter 2,6 mm variasi arus 85 A, akan menghasilkan struktur mikro berupa ferit daerah terang dan perlit daerah gelap, struktur mikro ferit
lebih dominan dari struktur mikro ferlit. Bintik-bintik hitam merupakan bentuk dari penyusutan daging lasan yang disebut dengan porositas. Pada gambar
tersebut porositas yang terdapat pada spesimen tergolong sedikit. Spesimen II
Ferli
Ferit Porositas
Ferit
Ferli
Porositas
Universitas Sumatera Utara
60 Gambar 4.4 Hasil foto mikro dengan elektroda E 308L diameter 2,6 mm dan
arus 95 A Hasil penelitian menunjukkan bahwa spesimen yang di pakai percobaan pada
pengelasan SMAW dengan menggunakan Stainless Steel Aisi 304 dengan elektroda E308L diameter 2,6 mm variasi arus 95 A, akan menghasilkan struktur
mikro berupa ferit daerah terang dan perlit daerah gelap.Butiran felrit dan ferit lebih besar dan panduannya lebih homogen. Bintik-bintik hitam merupakan
bentuk dari penyusutan daging lasan yang disebut dengan porositas. Pada gambar tersebut porositas yang terdapat pada spesimen tergolong banyak, hal ini
disebabkan karena semakin besar arus yang dipakai untuk pengelasan maka porositas akan semakin banyak.
Spesimen III
Gambar 4.5Hasil foto mikro dengan elektroda E 308L diameter 2,6 mm dan arus 105 A
Hasil penelitian menunjukkan bahwa spesimen yang di pakai percobaan pada pengelasan SMAW dengan menggunakan Stainless Steel Aisi 304 dengan
elektroda E308L diameter 2,6 mm variasi arus 105 A, akan menghasilkan struktur mikro berupa ferit daerah terang dan perlit daerah gelap. Butiran felrit dan ferit
lebih besar dan panduannya lebih homogen. Bintik-bintik hitam merupakan bentuk dari penyusutan daging lasan yang disebut dengan porositas. Pada gambar
tersebut porositas yang terdapat pada spesimen tergolong lebih banyak, hal ini Porosita
Ferit Ferlit
Universitas Sumatera Utara
61 disebabkan karena semakin besar arus yang dipakai untuk pengelasan maka
porositas akan semakin banyak. Spesimen IV
Gambar 4.6Hasil foto mikro dengan elektroda E 308L diameter 2,6 mm dan arus 115 A
Hasil penelitian menunjukkan bahwa spesimen yang di pakai percobaan pada pengelasan SMAW dengan menggunakan Stainless Steel Aisi 304 dengan
elektroda E308L diameter 2,6 mm variasi arus 115 A, akan menghasilkan struktur mikro berupa ferit daerah terang dan perlit daerah gelap. Butiran felrit dan ferit
lebih besar dan panduannya lebih homogen. Bintik-bintik hitam merupakan bentuk dari penyusutan daging lasan yang disebut dengan porositas. Pada gambar
tersebut porositas yang terdapat pada spesimen tergolong lebih banyak, hal ini disebabkan karena semakin besar arus yang dipakai untuk pengelasan maka
porositas akan semakin banyak. Spesimen V
Ferlit Porositas
Ferit Porositas
Ferlit Ferit
Universitas Sumatera Utara
62 Gambar 4.7 Hasil foto mikro dengan elektroda E 308L diameter 3,2 mm dan
arus 85 A Hasil penelitian menunjukkan bahwa spesimen yang di pakai percobaan pada
pengelasan SMAW dengan menggunakan Stainless Steel Aisi 304 dengan elektroda E308L diameter 3,2 mm variasi arus 85 A, akan menghasilkan struktur
mikro berupa ferit daerah terang dan perlit daerah gelap. Butiran felrit dan ferit lebih besar dan panduannya lebih homogen. Bintik-bintik hitam merupakan
bentuk dari penyusutan daging lasan yang disebut dengan porositas. Pada gambar tersebut porositas yang terdapat pada spesimen tergolong lebih banyak, hal ini
disebabkan karena semakin besar arus yang dipakai untuk pengelasan maka porositas akan semakin banyak.
Spesimen VI
Gambar 4.8 Hasil foto mikro dengan elektroda E 308L diameter 3,2mm dan arus 95 A
Hasil penelitian menunjukkan bahwa spesimen yang di pakai percobaan pada pengelasan SMAW dengan menggunakan Stainless Steel Aisi 304 dengan
elektroda E308L diameter 3,2 mm variasi arus 95 A, akan menghasilkan struktur mikro berupa ferit daerah terang dan perlit daerah gelap. Butiran felrit dan ferit
lebih besar dan panduannya lebih homogen. Bintik-bintik hitam merupakan bentuk dari penyusutan daging lasan yang disebut dengan porositas. Pada gambar
tersebut porositas yang terdapat pada spesimen tergolong lebih banyak. Hal ini Ferit
Porosita
Ferlit
Universitas Sumatera Utara
63 disebabkan karena semakin besar arus yang dipakai untuk pengelasan maka
porositas akan semakin banyak. Spesimen VII
Gambar 4.9Hasil foto mikro dengan elektroda E 308L diameter 3,2 mm dan arus 105 A
Hasil penelitian menunjukkan bahwa spesimen yang di pakai percobaan pada pengelasan SMAW dengan menggunakan Stainless Steel Aisi 304 dengan
elektroda E308L diameter 3,2 mm variasi arus 105 A, akan menghasilkan struktur mikro berupa ferit daerah terang dan perlit daerah gelap. Butiran felrit dan ferit
lebih besar dan panduannya lebih homogen. Bintik-bintik hitam merupakan bentuk dari penyusutan daging lasan yang disebut dengan porositas. Pada gambar
tersebut porositas yang terdapat pada spesimen tergolong lebih banyak, hal ini disebabkan karena semakin besar arus yang dipakai untuk pengelasan maka
porositas akan semakin banyak. Spesimen VIII
Porositas
Ferit Ferlit
Ferlit Porositas
Ferit
Universitas Sumatera Utara
64 Gambar 4.10Hasil foto mikro dengan elektroda E 308L diameter 3,2 mm dan
arus 115 A Hasil penelitian menunjukkan bahwa spesimen yang di pakai percobaan pada
pengelasan SMAW dengan menggunakan Stainless Steel Aisi 304 dengan elektroda E308L diameter 3,2 mm variasi arus 115 A, akan menghasilkan struktur
mikro berupa ferit daerah terang dan perlit daerah gelap.Butiran felrit dan ferit lebih besar dan panduannya lebih homogen. Bintik-bintik hitam merupakan
bentuk dari penyusutan daging lasan yang disebut dengan porositas. Pada gambar tersebut porositas yang terdapat pada spesimen tergolong lebih besar dan banyak,
hal ini disebabkan karena semakin besar arus yang dipakai untuk pengelasan maka porositas akan semakin banyak.
Universitas Sumatera Utara
65
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN