Pengolahan Data 6.0 5.2 Kesimpulan Perancangan Perbaikan Kualitas Produk dengan Menggunakan Taguchi’s Quality Loss Function dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) pada PT. XYZ

metode pengumpulan data yang dilakukan pada penilitian ini yaitu dengan melihat jumlah output yang dihasilkan perminggunya sebesar 540 sakminggu, maka jumlah sampel yang akan diambil adalah sebesar 35 sak Besterfield, D. 2000. Pengumpulan sampel data dibagi ke dalam 7 subgrup, masing-masing 5 unit. Peneliti juga melakukan wawancara langsung kepada pihak-pihak yang berwenang yang dapat membantu dalam peroses pengumpulan data dimana dalam hal ini pada PT. XYZ.

4.8. Pengolahan Data

Pengolahan data yang dilakukan secara umum terbagi dua konsep besar yaitu: 1. Konsep Taguchi’s Quality Loss Function. a. Memetakan nilai karakteristik pengujian tepung aktual Xbar-S Chart b. Menghitung Process Capability c. Menghitung Loss proses produksi d. Menghitung toleransi karakteristik pengujian tepung yang optimal 2. Tools Failure Mode and Effect Analysis. a. Menganalisis nilai severity, occurrence, detection proses produksi b. Merancang perbaikan proses Flow Chart pengolahan data dapat dilihat pada Gambar 4.3. Mulai Selesai Memetakan nilai karakteristik pengujian tepung aktual Xbar-S Chart Menghitung Process Capability Menghitung Loss proses produksi Menganalisis nilai Severity, Occurrence, Detection proses produksi Menghitung toleransi karakteristik pengujian tepung yang optimal Merancang perbaikan proses Gambar 4.3. Flow Chart Pengolahan Data BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Pengumpulan Data

5.1.1. Pengukuran Karakteristik Pengujian Tepung

Adapun pengukuran karakteristik pengujian tepung pada PT. XYZ dapat dilihat pada table 5.1. Tabel 5.1. Karakteristik Pengujian Tepung Karakteristik Pengujian Tepung pH Warna Kadar Air SO 2 ppm 5.20-7.0 93.0-93.55 13.0-13.5 28-32 Karakteristik teknis pengujian tepung yang diukur adalah pH, warna, kadar air, SO 2 ppm. Hasil pengukuran karakteristik pengujian tepung pH aktual dapat dilihat pada Tabel 5.2. Tabel 5.2. Hasil Pengukuran Karakteristik Pengujian Tepung pH Aktual Karakteristik pH Subgroup Pengukuran X1 X2 X3 X4 X5 1 5.16 6.58 6.52 6.18 5.40 2 6.68 5.30 6.36 6.13 6.32 3 6.56 6.09 5.67 6.07 5.98 4 5.63 6.71 5.78 6.28 5.63 5 5.96 6.20 6.65 6.63 6.69 6 4.98 5.90 6.34 6.00 5.46 7 6.20 5.48 6.31 5.59 6.45 Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa ada beberapa sampel yang kurang dari standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Hasil pengukuran karakteristik pengujian tepung warna aktual dapat dilihat pada Tabel 5.3. Tabel 5.3. Hasil Pengukuran Karakteristik Pengujian Tepung Warna Aktual Karakteristik Warna Subgroup Pengukuran X1 X2 X3 X4 X5 1 93.32 93.34 93.04 93.31 92.92 2 93.05 93.51 93.06 93.21 93.48 3 93.23 93.34 93.17 93.50 93.24 4 93.54 93.06 93.62 93.33 93.50 5 93.34 93.26 93.59 93.55 93.51 6 93.22 93.34 93.10 93.31 93.37 7 93.48 93.07 93.47 93.37 93.22 Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa terdapat sampel yang diluar dari standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Hasil pengukuran karakteristik pengujian tepung kadar air aktual dapat dilihat pada Tabel 5.4. Tabel 5.4. Hasil Pengukuran Karakteristik Pengujian Tepung Kadar Air Aktual Karakteristik Kadar Air Subgroup Pengukuran X1 X2 X3 X4 X5 1 13.28 13.13 13.33 13.37 13.33 2 13.20 13.27 13.46 12.89 13.09 3 13.05 13.32 13.29 13.30 13.24 4 13.25 13.15 13.18 13.11 13.41 5 13.42 13.14 13.23 13.23 13.54 6 13.22 13.09 13.15 13.35 12.99 7 13.23 13.24 13.38 13.30 13.19 Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa terdapat sampel yang diluar dari standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Hasil pengukuran karakteristik pengujian tepung SO 2 ppm aktual dapat dilihat pada Tabel 5.5. Tabel 5.5. Hasil Pengukuran Karakteristik Pengujian Tepung SO 2 ppm Aktual Karakteristik SO 2 ppm Subgroup Pengukuran X1 X2 X3 X4 X5 1 29.14 29.23 27.77 32.74 31.03 2 28.51 30.41 28.32 30.05 28.99 3 28.33 31.65 29.71 29.25 30.96 4 30.85 30.13 29.33 27.87 29.99 5 29.11 31.24 30.39 30.02 31.16 6 31.46 29.60 30.64 30.21 28.72 7 32.14 30.47 31.38 30.84 33.24 Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa terdapat sampel yang diluar dari standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Pengolahan Data

5.2.1. Perhitungan Loss Karakteristik Pengujian Tepung

5.2.1.1. Pembuatan Peta Kontrol – s

Peta kontrol adalah alat yang digunakan untuk melihat apakah suatu proses berada dalam pengendalian statistik, memantau proses terus-menerus sepanjang waktu agar proses tetap stabil dan hanya mengandung variasi penyebab umum, serta menentukan digunakan sebagai langkah awal perhitungan process capability. Pada penelitian ini, peta kontrol yang digunakan adalah peta kontrol – s, karena ukuran sampel yang dipakai adalah 35 n10 Besterfield D, 2000.

5.2.1.1.1. Pembuatan Peta Kontrol – s Karakteristik pH

Perhitungan dan s untuk subgroup 1 adalah: Adapun rekapitulasi hasil pengujian dan s karakteristik pH ditunjukkan pada Tabel 5.6 Tabel 5.6. Hasil Pengujian dan s Karakteristik pH Karakteristik pH Subgroup Hasil Pengujian Perhitungan X1 X2 X3 X4 X5 S 1 5.1645 6.5871 6.5246 6.1867 5.4000 5.9726 0.6537 2 6.6853 5.3000 6.3698 6.1398 6.3249 6.1640 0.5213 3 6.5623 6.0975 5.6727 6.0736 5.9820 6.0776 0.3195 4 5.6336 6.7139 5.7846 6.2832 5.6380 6.0107 0.4746 5 5.9640 6.2063 6.6515 6.6382 6.6994 6.4319 0.3287 6 4.9850 5.9000 6.3454 6.0055 5.4603 5.7392 0.5270 7 6.2007 5.4855 6.3179 5.5993 6.4566 6.0120 0.4400 SUM 42.4079 3.2648 MEAN 6.0583 0.4664 UCL = + A 3 UCL s = B 4 = 6.0583 + 1,427 0,4664 = 2,089 0.4664 = 6.7238 = 0.9743 LCL = − A 3 LCL s = B 3 = 6.0583 − 1,427 0.4664 = 0 0.4664 = 5.3927 = 0 Hasil pemetaan untuk karakteristik pH dapat dilihat pada Gambar 5.1. 7 6 5 4 3 2 1 6.8

6.4 6.0

5.6 5.2

Sample S a m p le M e a n __ X=6.058 UCL=6.724 LCL=5.393 7 6 5 4 3 2 1 1.00

0.75 0.50

0.25 0.00

Sample S a m p le S tD e v _ S=0.466 UCL=0.974 LCL=0 Xbar-S Chart of pH Gambar 5.1. Peta Kontrol Karakteristik pH Dari Gambar 5.1 dapat diketahui bahwa semua sampel telah berada dalam batas kontrol. BAB VI ANALISIS DAN EVALUASI PEMECAHAN MASALAH

6.1. Analisis Pemecahan Masalah

6.1.1. Analisis Peta Kontrol

Peta kontrol pada penelitian ini digunakan untuk melihat apakah proses produksi tepung berada dalam pengendalian statistik. Data peta kontrol diperoleh dari hasil perhitungan rata-rata dan standar deviasi yang menunjukkan variasi karakteristik. Setelah memetakan semua karakteristik tepung diperoleh bahwa terdapat variasi pada karakteristik tepung. Selanjutnya hasil dari perhitungan standart deviasi tersebut akan digunakan untuk perhitungan process capability.

6.1.2. Analisis Process Capability Index

Indeks kapabilitas proses digunakan sebagai tolak ukur kemampuan suatu proses untuk menghasilkan suatu produk sesuai dengan kebutuhansyarat dari konsumen atau pesifikasi yang diharapkan. Rekapitulasi hasil perhitungan indeks kapabilitas proses untuk setiap karakteristikditunjukkan padaTabel 6.1. Tabel 6.1. Indeks Kapabilitas Proses Karakteristik Cp Deskripsi Pencapaian Sigma pH 0,60 Belum kapabel 1.33 sigma Warna 0,51 Belum kapabel 1.33 sigma Kadar Air 0,60 Belum kapabel 1.33 sigma SO 2 0,53 Belum kapabel 1.33 sigma Dari hasil perhitungan yang ditunjukkan padaTabel 6.1, proses yang ada saat ini masih sangat rendah kapabilitasnya dalam menghasilkan produk seperti yang diharapkan costumer.

6.1.3. Analisis Loss Perusahaan

Loss perusahaan adalah biaya tambahan yang harus dikeluarkan perusahaan selama melakukan proses rework untuk memperbaiki karakteristik teknis produk yang tidak sesuai spesifikasi. Biaya tambahan ini kemudian dikaitkan dengan biaya tenaga kerja dan overhead pabrik yang terjadi selama proses rework ini. Melalui pengolahan data menggunakan konsep Taguchi’s Quality Loss Function, didapatkan hasil bahwa loss perusahaan yang terjadi adalah sebesar Rp 327.496.284 tahun, kemudian dilakukan usulan perbaikan pada karakteristik kadar air proses pengayakan sebesar Rp 304.249.284 tahun sehingga dihasilkan selisih loss perusahaan sebesar Rp 23.247.000 tahun.

6.1.4. Analisis Failure Mode and Effect Analysis

FMEA digunakan untuk mengidentifikasi dan menilai resiko-resiko yang berhubungan dengan potensi kegagalan serta prioritas langkah perbaikan. Berdasarkan hasil pemetaan dan prinsip pareto 80-20 dengan input risk priority number dari FMEA, maka didapatkan prioritas kegagalan yang akan diperbaiki adalah: a. Persilangan kegagalan 1, yaitu kegagalan kecacatan karakteristik warna dan karakteristik kadar air, yang disebabkan bahan baku singkong tidak sesuai spesifikasi namun tidak disertai dengan alat kontrol yang mumpuni. b. Persilangan kegagalan 2, yaitu kegagalan kecacatan karakteristik warna dan karakteristik kadar air, yang disebabkan oleh air yang berlebih pada proses mixer namun tidak disertai dengan alat kontrol yang mumpuni. c. Persilangan kegagalan 4, kecacatan karakteristik pada pH dan karakteristik pada SO 2 yang disebabkan oleh tidak meratanya adukan pati namun tidak disertai dengan alat kontrol yang mumpuni.

6.2. Evaluasi Pemecahan Masalah

6.2.1. Evaluasi Loss Perusahaan

Berdasarkan hasil dari selisih perhitungan loss perusahaan yang diperoleh terlihat bahwa faktor penyebab karakteristik kadar air proses pengayakan sudah mengalami perubahan nilai loss perusahaan, akan tetapi tidak terlalu signifikan. Sehingga diharapkan menjadi masukan bagi peneliti yang selanjutnya.

6.2.2. Evaluasi Failure Mode and Effect Analysis

Berdasarkan identifikasi FMEA, maka tindakan pencegahan yang harus dilakukan perusahaan, yaitu : a. Persilangan kegagalan 1, maka evaluasi yang diberikan yaitu pemilihan bahan baku yang sesuai spesifikasi seperti umur ubi. b. Persilangan kegagalan 2, maka evaluasi yang diberikan yaitu menentukan takaran volume air yang digunakan pada proses mixer berdasarkan data penggunaan air sebelumnya. c. Persilangan kegagalan 4, maka evaluasi yang diberikan yaitu menentukan kecepatan putaran mixer disesuaikan dengan volume pati yang masuk pada mixer. BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Dari hasil pengolahan dan analisis data, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan uji yang dilakukan pada peta kontrol untuk melihat variasi karakteristik tepung, diperoleh bahwa karakteristik dari pH, warna, kadar air dan SO 2 masih terdapat variasi yang signifikan. 2. Nilai capability process dari masing-masing karakteristik tepung, dinyatakan belum kapabel belum sesuai spesifikasi yang diinginkan konsumen. 3. Nilai loss perusahaan awal sebesar Rp 327.496.284tahun. Nilai loss perusahaan usulan sebesar Rp 304.249.284tahun. Sehingga diperoleh selisih loss perusahaan sebesar Rp 23.247.000tahun. 4. Penyebab variasi karakteristik pada produk tepung adalah : a. Kadar air : tidak meratanya pada proses pengayakan, pemilhan bahan baku yang tidak semua sesuai spesifikasi seperti pada umur ubi dan takaran air yang digunakan. b. Warna : pemilihan bahan baku yang tidak sesuai spesifikasi seperti pada umur ubi yang tidak semuanya sama. c. pH dan SO 2 : tidak meratanya adukan pati. 5. Rancangan perbaikan yang diusulkan adalah: a. Perubahan kecepatan proses pengayakan dari 200Hz menjadi 450Hz untuk perbaikan karakteristik kadar air. b. Pemilihan bahan baku yang sesuai dengan spesifikasi seperti umur ubi. c. Penentuan takaran volume air yang digunakan pada proses mixer berdasarkan data penggunaan volume air sebelumnya. d. Penentuan kecepatan putaran mixer disesuaikan dengan volume pati yang masuk pada mixer.

7.2 Saran

Dokumen yang terkait

Perancangan Perbaikan Kualitas Produk dengan Menggunakan Taguchi’s Quality Loss Function dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) pada PT. XYZ

5 63 76

Rancangan Perbaikan Proses untuk Menurunkan Losses Perusahaan dengan Menggunakan Taguchi’s Quality Loss Function dan Failure Mode and Effect Analysis

0 33 157

Rancangan Perbaikan Proses untuk Menurunkan Losses Perusahaan dengan Menggunakan Taguchi’s Quality Loss Function dan Failure Mode and Effect Analysis

0 0 21

Rancangan Perbaikan Proses untuk Menurunkan Losses Perusahaan dengan Menggunakan Taguchi’s Quality Loss Function dan Failure Mode and Effect Analysis

0 0 1

Rancangan Perbaikan Proses untuk Menurunkan Losses Perusahaan dengan Menggunakan Taguchi’s Quality Loss Function dan Failure Mode and Effect Analysis

0 0 8

Perancangan Perbaikan Kualitas Produk dengan Menggunakan Taguchi’s Quality Loss Function dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) pada PT. XYZ

0 0 18

Perancangan Perbaikan Kualitas Produk dengan Menggunakan Taguchi’s Quality Loss Function dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) pada PT. XYZ

0 0 2

Perancangan Perbaikan Kualitas Produk dengan Menggunakan Taguchi’s Quality Loss Function dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) pada PT. XYZ

0 0 7

Perancangan Perbaikan Kualitas Produk dengan Menggunakan Taguchi’s Quality Loss Function dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) pada PT. XYZ

0 0 12

Perancangan Perbaikan Kualitas Produk dengan Menggunakan Taguchi’s Quality Loss Function dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) pada PT. XYZ

0 0 1