Analisis Keluhan Musculoskletal Disorders Berdasarkan SNQ Analisis dan Evaluasi Biomekanika Analisis Rancangan Fasilitas Kerja Aktual dan Usulan

BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

6.1. Analisis Keluhan Musculoskletal Disorders Berdasarkan SNQ

Pembobotan dilakukan untuk mengetahui persentase pada masing-masing kategori rasa sakit, sehingga dapat diketahui bagian tubuh mana yang paling merasakan sakit, dengan demikian akan dirancang fasilitas baru yang dapat meminimalkan rasa sakit tersebut. Untuk meminimalkan rasa sakit maka fasilitas kerja yang dirancang adalah troli berpegas yang ukurannya sudah di sesuaikan dengan antropometri operator pada saat bekerja. Adapun persentasi keluhan MSDs operator pencetakan roti dapat dilihat pada Gambar 6.1 Gambar 6.1. Persentasi Keluhan MSDs Operator pencetakan roti 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 Persentasi Keluhan MSDs Operator pencetakan roti Series1 Universitas Sumatera Utara

6.2. Analisis dan Evaluasi Biomekanika

6.2.1. Analisis dan Evaluasi Penentuan Nilai Maximum Permissible Limit MPL

Dari perhitungan MPL diperoleh nilai Fc 296671.40N 6500 N pada kondisi origin dan Fc 183205.51N 6500 N pada kondisi destination pada aktivitas meletakkan loyang maka posisi operator pertama pada kegiatan meletakkan loyang dikategorikan “Berbahaya” standard NIOSH. Faktor utama yang mempengaruhi besarnya MPL seseorang adalah posisi tubuh operator saat meletakkan loyang. Posisi tersebut menyebabkan sudut yang dibentuk pada segmen tubuh akan bernilai maksimum. Oleh karena itu, sebaiknya saat sebelum atau meletakkan loyang, besar sudut kepada segmen tubuh dibuat membentuk sudut yang bernilai 90 o dengan segmen tubuh lainya sehingga postur tubuh operator tidak berbahaya saat melakukan kegiatan tersebut.

6.3. Analisis Rancangan Fasilitas Kerja Aktual dan Usulan

Pada perancangan fasilitas kerja rancangan sebelumnya dan rancangan usulan ada beberapa perbedaan, yaitu pada fasilitas kerja rancangan sebelumnya, penggunaan yang masih manual, sedangkan fasilitas kerja rancangan usulan, penggunaan yang sudah lebih baik pada saat melakukan pemindahan. Fasilitas kerja usulan yang digunakan sudah sesuai dengan dimensi tubuh pekerja. Fasilitas kerja yang dirancang yaitu troli berpegas yang digunakan untuk memudahkan operator pada saat melakukan pemindahan. Universitas Sumatera Utara Perancangan pegas dalam perancangan fasilitas kerja adalah untuk memudahkan perpindahan material berupa loyang berisi produk cetakan. Pegas yang dirancang memiliki spesifikasi tertentu agar dapat menahan beban dan jumlah loyang yang diinginkan sesuai dengan jangkauan tangan operator. Ketinggian loyang yang diperlukan diperoleh dari perhitungan JT tubuh operator dikurangi tinggi tumpukan loyang yang diukur berjumlah 8 loyang adalah 48 cm.. Lf= JT - tinggi tumpukan loyang Maka lf = 67,85 + 48 lf = 19.85 cm = 20 cm Dalam menentukan diameter koil pegas, pemilihan material pegas ditentukan berdasarkan kebutuhan. Tujuan penggunaan pegas pada stasiun pencetakan adalah untuk menahan beban berulang yaitu tumpukan loyang. Berdasarkan fungsi tersebut, material pegas yang paling cocok digunakan adalah kawat baja karbon medium yang disepuh dalam oil tempered ASTM 229-41, dengan diameter kawat 6 mm atau 0.236 inch, dan memiliki tegangan geser maksimum sebesar 146.780 psi pound per square inch. Diameter luar D pegas dapat ditentukan melalui persamaan: � max = P d P d Diketahui : � max = 146.780 P = 30 kg = 66.13 lbs Universitas Sumatera Utara d = 6 mm = 0.236 = 3.14 Maka 146.780 = . . 146.780 = . . 6058 = 529.04 D + 1512.533004 D = 8.59 inch = 218.18 mm untuk 4 sisi = D4 =218.184=54.54 mm Maka, dengan demikian nilai indeks pegas C dapat diketahui melalui persamaan : C =Dd C =218.18 mm6 mm = 36.36 Defleksi solid pegas diperoleh untuk menentukan beban maksimum yang dapat ditahan pegas. Persamaan berikut menunjukkan bahwa defleksi solid pegas merupakan pembagian beban maksimum terhadap spring rate pegas tersebut: δs = maka: 0.90 x 10 -2 = Kt = Kt = Universitas Sumatera Utara Kt = Kt = 1.2634 kNm = 1263.4 Nm Maka 0.90 x 10 -2 = Pmax = 1137.06 Nm Untuk mengetahui beban tumpukan loyang dalam satuan kg maka hitung besar gaya terhadap luas penampang loyang: P=FA Maka: 1137.06 Nm = F = 391.60 Nm m.g = 391.60 Nm m = m max = 39.99 kg = 40 kg atau 20 loyang 1 loyang = 2 kg Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Adapun spesifikasi dari rancangan troli berpegas adalah sebagai berikut : Tinggi troli = 100.52 cm Panjang troli = 90 cm Diameter pegangan troli = 3.84 cm Panjang x lebar tempat meletakkan loyang = 87 x 43 cm Adapun biaya dari pembuatan troli berpegas adalah sebagai berikut : No Bahan Ukuran Kebutuhan Harga Satuan Rp Biaya Rp 1 Besi pipa hitam 1.5 x 0.8 mm 1 m Rp. 68.000,- Rp. 68.000,- 2 Besi Hollow 40x40 mm 6 m Rp. 65.000,- Rp. 326.000,- 3 Plat aluminium 1 mm 1.20 x 2.40 2 lembar Rp. 50.000,- Rp. 100.000,- 4 Pegas Ø 6 mm 50 cm 2 set Rp. 100.000,- Rp. 100.000,- 5 Roda karet hitam 2 1 set Rp.25.000,- Rp.25.000,- 6 Baut 34 8 buah Rp.250,- Rp.2.000,- 7 Cat dasar 1 kg 1 Rp.40.000,- Rp.40.000,- 8 Tiner A 1.5 liter 1.2 Rp.20.000,- Rp.30.000,- 9 Amplas 3 lembar 3 Rp.3.000,- Rp.9.000,- 10 Tenaga Kerja 2 orang 3 minggu Rp. 1.000.000,- Total Rp. 1.700.000,- Universitas Sumatera Utara VII-1

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN