THE STREAMING SHORE The Reborn of Indo-oriental Stories

89

BAB VI THE STREAMING SHORE

Setelah selesai melakukan perancangan, diadakan pengujian terhadap hasil rancangan tersebut. Ada beberapa masukan demi terciptanya hasil yang lebih baik. Masukan dari para penguji tidak hanya pada gambar rancangan, namun juga pada konteks tulisan dalam perancangan. Masukan pada konteks tulisan, diawali dengan perubahan judul yang sebelumnya “The Reborn Of Oriental Stories” menjadi “The Reborn of Indo- Oriental Stories” karena pada konteks ini, kultur oriental berbeda dengan kultur indo-oriental yang telah berasimilasi dengan kultur semenanjung Malaya. Selain perubahan pada judul, pada pemaparan tema juga disarankan untuk lebih banyak menjelaskan bagaimana proses terbentuknya asimilasi antara kedua budaya tersebut dan seperti apa contoh-contohnya. Sedangkan pada rancangan, masukan yang diberikan oleh penguji adalah pemindahan lokasi parkir untuk hotel yang sebelumnya terletak di belakang vihara gambar 6.1, dipindahkan ke lokasi di belakang museum replika Istana Deli gambar 6.2. Hal ini dilakukan mengingat tema yang lekat dengan unsur oriental, sebaiknya vihara diperlihatkan dengan jelas dan ditambahkan akses pejalan kaki, bukan ditutupi oleh lahan parkir. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 91 Karena lahan parkir yang dipindahkan, maka kawasan bekas lahan parkir yang berada di belakang vihara dijadikan area terbuka yang terhubung dan berhadapan dengan kawasan pintu masuk area hotel dan restoran. Hal ini menjadikan seolah-olah vihara masih berada dalam satu lingkup kawasan hotel. Utilitas bangunan adalah kelengkapan dari suatu bangunan gedung, agar bangunan gedung tersebut dapat berfungsi secara optimal. Disamping itu penghuninya akan merasa nyaman, aman, dan sehat, layaknya sumber air yang sehat, adalah sumber air yang dapat mengalir dan dapat diambil dari tepian the streaming shore. Sistem utilitas bangunan sendiri terbagi menjadi beberapa lingkup, seperti sistem elektrikal, sistem plumbing, sitem persampahan, sistem pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran, Sistem pengkondisian udara, sistem transportasi vertikal dan sistem telekomunikasi. Salah satu utilitas bangunan ialah sistem elektrikal. Rencana elektrikallistrik merupakan penjelasan bagaimana pendistribusian listrik gambar 6.3 yang berasal dari PLN ke ruang-ruang di dalam suatu bangunan. Pada umumnya, aliran listrik diawali dari PLN sebagai sumber utama lalu didistribusikan ke Mini Circuit Breaker MCB. Pada MCB, aliran listrik dibagi menjadi dua bagian yaitu aliran listrik langsung dan aliran listrik yang akan disalurkan ke generator. Lalu dari MCB disalurkan ke panel utama yang nantinya akan menyalurkan ke dalam ruang masing-masing. Universitas Sumatera Utara 92 Gambar 6.3 Skema Pendistribusian Listrik Pada Hotel Sistem plumbing merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam pembangunan suatu gedung. Oleh sebab itu, perencanaan dan perancangan sistem plumbing harus dilakukan bersamaan dan sesuai dengan tahapan-tahapan perencanaan dan perancangan gedung itu sendiri, dengan memperhatikan secara seksama hubungannya dengan bagian-bagian konstruksi gedung serta peralatan lainnya yang ada di dalam gedung tersebut seperti pendingin udara, peralatan listrik, dan lain-lain. Secara umum, pendistribusiansistem sanitasi suatu bangunan dapat dilihat pada gambar 6.4. Sistem sanitasi pada bangunan warna biru = air bersih dan warna merah = air panas. Pengaliran air yang akan masuk kedalam bangunan menggunakan pompa. Sumber air berasal dari PDAM dan GWT Ground Water Tank yang ada di semi basement. Air yang telah ditampung dalam tangki bawah dipompakan ke Universitas Sumatera Utara 93 dalam suatu bejana tangki tertutup, sehingga air yang ada di dalam tangki tertutup tersebut dalam keadaan terkompresi. Air dan tangki tertutup tersebut dialirkan ke dalam sistem distribusi bangunan. Pompa bekerja secara otomatis yang diatur oleh suatu detektor tekanan, yang menutupmembuka saklar motor listlik penggerak pompa. Pompa berhenti bekerja kalau tekanan dalam tangki telah mencapai suatu batas maksimum yang ditetapkan, dan bekerja kembali setelah tekanan dalam tangki mencapai suatu batas minimum yang ditetapkan yaitu 1,50 kgcm2. Antar tiap kamar hotel terdapat satu shaft gambar 6.5 Gambar 6.4 Skema Pendistribusian Air Pada Hotel Universitas Sumatera Utara 94 Gambar 6.5 Aksonometri Sistem Distribusi Air Bersih Pada Hotel dan Cottage Untuk distribusi air panas, sistem dan alur distribusi sama dengan distribusi air bersih, karena setiap keran air bersih dilengkapi air panas untuk keperluan aktifitas pengguna hotel. Namun, water heater tidak terpusat, melainkan terletak pada tiap kamar hotel dan pada salah satu bagian bangunan hotel. Sedangkan untuk sistem saluran limbah cair dan limbah padat, tetap menggunakan jalur saluran yang sama dengan sistem air bersih. Untuk kasus ini, digunakan satu septic tank kecil pada restoran dan satu septic tank berukuran lebih Universitas Sumatera Utara 95 besar untuk hotel dan cottage. Limbah cair berupa air kotor langsung dialirkan ke riol kota, sedangkan limbah padat dialirkan ke septic tank gambar 6.6 Gambar 6.6 Aksonometri Sistem Distribusi Limbah pada Hotel dan Cottage Untuk bangunan dengan ketinggian kurang dari 8 lantai ≤25 meter, tangga sirkulasi dapat dipergunakan sebagai tangga kebakaran, sedangkan bangunan di atas delapan lantai 25meter perlu dilengkapi dengan tangga kebakaran dan persyaratan evakuasi darurat lainnya Juwana, 2005. Mengingat hotel hanya terdiri dari 4 lantai dan semi basement maka tidak diperlukan tangga kebakaran. Tangga sirkulasi terletak pada ujung bangunan Hotel gambar 6.7. Universitas Sumatera Utara 96 Gambar 6.7 Aksonometri Sistem Transportasi Vertikal Pada Hotel dan Cottage Pada sistem transportasi vertikal, termasuk di dalamnya adalah transportasi melalui tangga sirkulasi, dan transportasi melalui sistem elevator garis merah. Tangga sirkulasi yang sekaligus berfungsi sebagai tangga darurat untuk zona cottage terletak pada area private lobby. Untuk sistem keamanan bencana kebakaran gambar 6.8 dan 6.9, terdapat sistem perencanaan alarm kebakaran dan sistem perencanaan peletakan sprinkler. Meskipun memiliki tujuan yang sama, yang menjadi pembeda adalah; sistem alarm kebakaran terhubung dengan sistem elektrikal bangunan, sedangkan sistem Universitas Sumatera Utara 97 sprinkler berhubungan dengan sistem distribusi air bersih, yang pada akhirnya dikolaborasikan dengan sistem elektrikal bangunan yang membuat kedua sistem ini bekerja bersamaan. Pada peletakan kelengkapan fire alarm yaitu smoke dtector dan heat detector, tersebar di seluruh bangunan hotel kecuali pada kamar hotel dan cottage. Mesin kontrol alarm kebakaran dan hydrant diletakkan pada luar hotel, lobby hotel dan private lobby sedangkan sprinkler diletakkan pada seluruh ruangan pada bangunan. Gambar 6.8 Peletakan Sprinkler Pada Bangunan Hotel dan Cottage Universitas Sumatera Utara 98 Gambar 6.9 Peletakan Heat Detector dan Smoke Detector pada Bangunan Struktur bangunan menggunakan rigid frame atau rangka kaku baja WF yang dibalut dengan beton untuk menghemat ruang dan menimalisir ketinggian akibat balok yang tinggi gambar 6.10. Balok induk WF 500 dan balok anak WF 300. Sistem struktur rigid frame digunakan karena ukuran bangunan yang tidak terlalu besar dan lebar, hanya empat tingkat sehingga tidak membutuhkan core untuk menopang struktur bangunan. Sistem organisasi ruang dengan peletakan dinding yang identik dari lantai dasar sampai lantai paling atas sudah cukup untuk memperkuat sistem struktur pada bangunan. Universitas Sumatera Utara 99 Gambar 6.10 Sistem Struktur Potongan prinsip hotel dapat dilihat pada gambar 6.11. Tinggi plafond sekitar 90cm. Plafond menggunakan bahan Glassfibre Reinfoced Cement GRC dengan ketinggian dari lantai ke lantai floor to floor ialah sekitar 3.0 m. Gambar 6.11 Potongan Prinsip Pada Kamar Hotel Pada tahap ini, perancang telah merevisi rancangan dan menyelesaikan skema utilitas pada bangunan yang dirancang. Struktur Bangunan Hotel Struktur Bangunan Cottage Universitas Sumatera Utara 100

BAB VII A PICTURESQUE BEQUEST