14
laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan keuangan
entitas pelaporan
lain pada
umumnya. Perbandingan dapat dilakukan secara internal dan
eksternal. Perbandingan secara internal dapat dilakukan bila suatu entitas menerapkan kebijakan akuntansi yang
sama dari tahun ke tahun. Perbandingan secara eksternal dapat dilakukan bila entitas yang diperbandingkan
menerapkan kebijakan akuntansi yang sama. Apabila entitas pemerintah akan menerapkan kebijakan
akuntansi yang lebih baik daripada kebijakan akuntansi yang sekarang diterapkan, perubahan tersebut
diungkapkan pada periode terjadinya perubahan. d.
Dapat dipahami. Informasi yang disajikan. Dalam laporan
keuangan dapat dipahami oleh pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan
dengan batas pemahaman para pengguna. Untuk itu, pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang
memadai atas kegiatan dan lingkungan operasi entitas pelaporan, serta adanya kemauan pengguna untuk
mempelajari informasi yang dimaksud.
2.1.2 Akuntansi Keuangan Daerah pada SKPD
Dalam penelitian ini akan dibahas tentang akuntansi
Universitas Sumatera Utara
15
Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD. SKPD adalah perangkat daerah pada pemerintah darah selaku pengguna anggaran
pengguna barang. Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Permendagri No.13 Tahun 2006 pasal 232 ayat 3, sistem
akuntansi keuangan daerah meliputi: serangkaian prosedur mulai dari proses pengumpulan
data, pencatatan, penggolongan, dan peringkasan atas transaksi dan atau kejadian keuangan serta pelaporan
keuangan
dalam rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang dapat dilakukan secara
manual atau menggunakan aplikasi computer.
Untuk menyelenggarakan akuntansi pemerintah daerah, kepala daerah menetapkan sistem akuntansi pemerintahan
daerah dengan mengacu pada peraturan daerah tentang pokok-pokok pengelolaan keuangan daerah, disusun dengan
berpedoman pada prinsip pengendalian intern dan standar akuntansi pemerintahan. Penerapan sistem akuntansi
pemerintah di suatu Negara tergantung pada peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara tersebut. Dalam
PP No. 71 Tahun 2010 pasal 1 angka 11 disebutkan bahwa : Sistem Akuntansi Pemerintahan adalah rangkaian
sistematik dari prosedur, penyelenggara, peralatan, danelemen lain untuk mewujudkan fungsi akuntansi
sejak analisis transaksi sampai dengan pelaporan keuangan dilingkungan organisasi pemerintah.
Di Indonesia sendiri, sistem akuntansinya sudah
mengalami beberapa kali perkembangan sesuai dengan perubahan aturan perundang-undangan yang berlaku. Halim
2012 : 328 menyebutkan ada 3 tahap perubahan sistem
Universitas Sumatera Utara
16
akuntansi di Indonesia sebagai berikut : 1.
Tahap pertama 1974-1999 era reformasi Pada tahap ini sistem akuntansi yang diterapkan masi
tradisional yaitu masih berbasis kas dan single entry. 2.
Tahap kedua pasca reformasi 2000-2004 Pada tahap ini sistem akuntansi yang berlaku sudah
menerapkan tata buku berpasangan double entry dan berbasis kas modidikasian namun pada masa ini belum
ada standar akuntansi untuk pemerintahan sehingga pemerintahan
masih mengikuti
standar akuntansi
keuangan. Sistem pencatatan double entry mengarah pada
diberlakukannya sistem tata buku berpasangan dengan melibatkan sisi debit sebelah kiri dan sisi kredit sebelah
kanan. Pencatatan dengan sistem ini yang disebut menjurnal. Secara normative, konsekuensi diterapkannya
sistem pencatatan ini adalah munculnya persamaan dasar akuntansi dalam Halim 2012 :328 dimana
dalam konsteks akuntansi pemerintah, persamaan dasarnya untuk SAP berbasis kas menuju akrual adalah
sebagai berikut : Aset + Belanja = Kewajiban + Ekuitas Dana =Pendapatan
Namun setelah diterapkannya PP nomor 71 tahun 2010 persamaan dasar akuntansi pemerintahan
Universitas Sumatera Utara
17
adalah sebagai berikut Halim 2012:328 : Aset + Beban = Kewajiban + Ekuitas + Pendapatan - LO
3. Tahap ketiga setelah tahun 2005
Pada tahap
ini basis
akuntansi berubah
menggunakan basis cash basis toward accrual dan telah ada standar akuntansi pemerintah melalui PP Nomor 24
tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan SAP.
Namun pada tahun 2010 dikeluarkan PP nomor 71 tentang standar akuntansi pemerintahan yang menggantikan
PP No. 24 Tahun 2005, perkembangan akuntansi memasuki tahap ke empat. Sejak diterbitkannya PP No. 71 tahun 2010,
semua entitas dalam lingkup pemerintah pusat dan daerah harus melaksanakan sistem akuntansi pemerintah bebasis akrual,
meskipun entitas pemerintah yang belum siap menerapkan akuntansi berbasis akrual masih diperkenankan menggunakan
basis akuntansi kas menuju akrual dan di harapkan pada tahun anggaran 2014 sudah menerapkan sistem akuntansi berbasis
akrual secara penuh KSAP, 2010. PP No. 71 Tahun 2010 Pasal 1 ayat 8 menyatakan
bahwa SAP berbasis akrual adalah SAP yang mengakui pendapatan, beban, aset, utang, dan ekuitas dalam pelaporan
finansial berbasis akrual, serta mengakui pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam pelaporan pelaksanaan anggaran
Universitas Sumatera Utara
18
berdasarkan basis yang ditetapkan dalam APBNAPBD. Akuntansi berbasis akrual dianggap memiliki sejumlah manfaat
untuk organisasi sektor publik. Para pendukung penerapan basis akrual dalam organisasi sektor publik, meyakini bahwa
akuntansi akrual mengakui beban ketika transaksi tersebut terjadi,
dianggap menyediakan
gambaran operasional
pemerintahan secara lebih transparan. Selain itu, dalam modul gambaran umum akuntansi
berbasis akrual yang diterbitkan oleh kementrian keuangan tahun 2014, adapun kelebihan dan kelemahan dari akuntansi
basis akrual adalah sebagai berikut : Kelebihan :
- Menghasilkan Laporan Keuangan yang lebih baik
untuk tujuan pengambilan keputusan karena memenuhi azas
“semakin baik informasi maka semakin baik
keputusan” -
Pengalokasian sumber daya dapat diketahui lebih akurat
- Penilaian kinerja yang lebih akurat dalam satu tahun
pelaporan karena
penilaian kesehatan
keuangan dikaitkan pada kinerja organisasi pemerintah
- Dapat menghasilkan nilai aset, kewajiban dan ekuitas
yang lebih baik -
Pengukuran penilaian biaya suatu program kegiatan yang lebih baik
- Sesuai Reformasi Manajemen Keuangan Pemerintah
yang diamanatkan oleh UU -
Sesuai dengan international best practices, termasuk untuk kebutuhan Government Finance Statistics GFS
yang berbasis accrual -
Mengakumulasi kewajiban pembayaran pensiun -
Menyelaraskan meratakan belanja modal dengan akuntansi penyusutan
- Mewaspadai resiko default hutang yang akan jatuh
tempo bersanksi denda
Universitas Sumatera Utara
19
- Memungkinkan perundingan dan penjadwalan hutang
yang mungkin tak mampu dibayar di masa depan yang masih jauh tanpa tergesa
– gesa -
Permintaan hair cut apabila posisi keuangan terlihat tidak tertolong lagi menjadi masuk akal di mata Negara
lembaga donor -
Memberi gambaran keuangan lebih menyeluruh tentang keuangan Negara dari sekadar gambaran kas
- Mengubah perilaku keuangan para penggunannya
menjadi lebih transparan dan akuntabel Kelemahan :
- Relatif lebih kompleks dibanding basis akuntansi kas
maupun basis kas menuju akrual sehingga membutuhkan SDM dengan kompetensi akuntansi yang memadai.
SAP berbasis akrual modifikasian menurut PP No. 71 Tahun 2010 lampiran I mewajibkan entitas pelaporan
menyusun tujuh laporan keuangan pokok yang terbagi dalam dua jenis pelaporan yaitu :
Laporan pelaksanaan anggaran Budgetary Reports terdiri atas:
1. Laporan realisasi anggaran berbasis kas
2. Laporan perubahan Saldo Anggaran Lebih SAL
Pelaporan financial financial Reports berbasis akrual, terdiri dari:
1. Neraca
2. Laporan Operasional LO
3. Laporan Arus Kas
4. Laporan Perubahan Ekuitas LPE
5. Catatan atas Laporan Keuangan CaLK
Universitas Sumatera Utara
20
Namun Pada Paragraf 15 di PSAP 01 Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Penyajian Laporan
Keuangan dijelaskan bahwa komponen –komponen laporan
keuangan tersebut disajikan oleh setiap entitas pelaporan, kecuali:
a. Laporan Arus Kas yang hanya disajikan oleh entitas
yang mempunyai fungsi perbendaharaan umum; b.
Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih yang hanya disajikan oleh Bendahara Umum Negara dan entitas
pelaporan yang
menyusun laporan
keuangan konsolidasiannya.
Kemudian pada paragraf 16 pada PSAP yang sama dijelaskan bahwa unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan
umum adalah unit yang ditetapkan sebagai bendahara umum Negara daerah dan atau sebagai kuasa bendahara umum
Negara daerah. Sehingga terbentuklah laporan keuangan satuan kerja
satker pada Dinas menjadi :
1. Laporan Realisasi Anggaran LRA
Laporan ini menyajikan informasi realisasi pendapatan, belanja, transfer, surplusdefisit dan pembiayaan, sisa lebih
kurang pembiayaan anggaran yang masing-masing diperbandingkan dengan anggarannya dalam satu
periode.
Universitas Sumatera Utara
21
2. Laporan Operasional LO
Laporan ini menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang menambah ekuitas dan penggunaannya untuk
kegiatan penyelenggaraan pemerintah dalam satu periode pelaporan.
3. Laporan Perubahan Ekuitas LPE
Laporan ini
menyajikan informasi
kenaikan atau
penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
4. Neraca
Laporan ini menyajikan informasi posisi keuangan pemerintah yaitu aset, utang, dan ekuitas dana pada tanggal
tertentu.
5. Catatan atas Laporan Keuangan CaLK
Laporan ini menyajikan informasi tentang penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang
disajikan dalam LRA, neraca, LO dan LPE dalam rangka pengungkapan yang memadai.
Siklus akuntansi pada daerah tidak memiliki perbedaan dari siklus akuntansi keuangan komersil. Siklus akuntansi tersebut
diawali dengan analisis bukti transaksi yang berupa bukti eksternal dan internal seperti faktur pembelian kuitansi dan
Universitas Sumatera Utara
22
sebagainya. Kemudian penjurnalan yaitu mencatat pengaruh atas transaksi tadi ke masing-masing akun yang terkait.
Kemudian akan dilanjutkan dengan memposting akun-akun terkait dengan transaksi ke buku besar masing-masing, neraca lajur jika
diperlukan, dan tindakan akhirnya adalah menyajikan laporan keuangan. Untuk basis akrual, laporan utama yang bisa dibentuk
adalah Neraca dan Laporan Operasional. Laporan berikutnya dari basis akrual yang melengkapi informasi Laporan Keuangan
Primer adalah Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Realisasi Anggaran. Terakhir untuk melengkapi pengungkapan keempat
laporan keuangan sebelumnya maka disusunlah Catatan atas Laporan Keuangan. Siklus akuntansi dapat digambarkan seperti
bawah ini :
Gambar 2.1
Siklus Akuntansi Keuangan Daerah Sumber: halim, 2012, hlm 328, dimodifikasi
BUKTI TRANSAKSI
BUKU BESAR JURNAL
NERACA LAJUR
LAPORAN KEUANGAN
NERACA Laba Operasi LO
Laporan Perubahan Equitas LPE Laporan Realisai Anggaran LRA
Catatan atas Laporan Keuangan CaLK
Universitas Sumatera Utara
23
1. Bukti-bukti Transaksi
Dalam tahapan siklus akuntansi akan dimulai dengan adanya bukti-bukti transaksi yang diperoleh
oleh SKPD kemudian akan dinalisa untuk dijurnal dan diletakkan pada posisi debit atau kredit nantinya.
Peletakan suatu akun di sisi debit bukan berarti saldo dari akun tersebut akan bertambah. Begitupun
sebaliknya, peletakan posisi suatu akun di sebelah kredit bukan berarti saldo dari akun tersebut akan berkurang.
Disinilah harus diperhatikan dengan sebenar-benarnya saldo perkiraan normal dari masing-masing kelompok
akun. Bukti transaksi yang digunakan dalam prosedur
akuntansi penerimaan kas mencakup: 1. Surat tanda bukti pembayaran yang dilengkapi dengan:
a. Surat Ketetapan Pajak Daerah SKP-Daerah b. SKR
c. Bukti transaksi penerimaan kas lainnya. 2. STS.
3. Bukti Transfer. 4. Nota Kredit Bank.
Sementara bukti transaksi yang digunakan dalam prosedur pengeluaran kas mencakup :
Universitas Sumatera Utara
24
1. Surat Perintah Pencairan Dana SP2D, yaitu dokumen yang digunakan sebagai dasar pencairan dana yang
diterbitkan oleh BUD berdasarkan SPM. 2. Nota debit bank.
3. Bukti transaksi pengeluaran kas lainnya. Bukti transaksi yang digunakan dalam prosedur
akuntansi aktiva berupa bukti memorial dilampiri dengan:
1. Berita Acara Penerimaan Barang. 2. Berita Acara Serah Terima Barang.
3. Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan. Bukti transaksi yang digunakan dalam prosedur
akuntansi selain kas Berupa: bukti memorial, dilampiri dengan:
1. Pengesahan
Pertanggungjawaban Pengeluaran
pengesahan SP. 2.
Berita Acara Penerimaan Barang. 3.
Surat Keputusan Penghapusan Barang. 4.
Surat Pengiriman Barang. 5.
Surat Keputusan Mutasi Barang antar SKPD. 6.
Berita Acara Pemusnahan Barang. 7.
Berita Acara Serah Terima Barang. 8.
Berita Acara Penilaian.
Universitas Sumatera Utara
25
2. Jurnal
Jurnal adalah catatan yang berfungsi untuk menyediakan informasi yang lengkap dan permanen dari
semua transaksi yang disusun dalam urutan kronologis kejadiannya sebagai referensi di masa mendatang.
Tujuan dari penjurnalan adalah untuk menunjukkan pengaruh setiap transaksi ke dalam akun perusahaan.
Jurnal digunakan sebagai dasar untuk melakukan posting di buku besar. Kesalahan dalam meletakkan
posisi akun saat menjurnal akan berakibat pada kesalahan jumlah akhir di buku besar. Pencatatan masing-masing
perkiraan akan lebih mudah dengan adanya jurnal karena jurnal memisahkan perkiraan debet dan kredit.
Penjurnalan dapat dilakukan harian ataupun bulanan. Format jurnal umum yang biasanya digunakan adalah
sebagai berikut:
Tanggal Nama perkiraan
Post ref
Debet Kredet
Sumber : diolah penulis
Universitas Sumatera Utara
26
3. Buku Besar
Langkah selanjutnya dalam siklus akuntansi adalah melakukan posting ke buku besar. Buku besar
merupakan lanjutan dari jurnal Posting adalah pemindahan akun-akun sejenis yang sudah di jurnal ke dalam satu
kolom yang disebut buku besar. Nantinya, saldo akhir yang ditunjukkan oleh buku besar ini akan dilanjutkan
dibawa untuk menyusun laporan keuangan. Berikut adalah contoh buku besar dari suatu perkiraan yang umumnya
dipakai.
Nama akun: Kas No.akun:
Tanggal Uraian
Ref Debet
Kredet Saldo
Debet Kredet
Sumber : diolah penulis
4. Neraca Lajur
Bagian selanjutnya adalah neraca lajur. Neraca lajur digunakan sebagai pembantu pembuatan laporan
keuangan. Neraca lajur bersifat opsional, boleh digunakan boleh juga tidak tergantung kebutuhan dari
suatu entitas dikarenakan sifatnya yang hanya sebagai pembantu. Neraca lajur dapat langsung menggambarkan
Universitas Sumatera Utara
27
surplus atau deficit, posisi keuangan, dan saldo saldo akhir dari suatu perkiraan. Neraca lajur biasanya
terdiri dari 10 kolom yang terdiri dari kolom neraca saldo, penyesuaian, neraca saldo disesuaikan, laba rugi dan yang
terakhir adalah neraca yang masing-masing terdiri dari 2 kolom. Kolom debit dan kolom kredit.
5. Laporan keuangan
Tujuan dari akuntansi adalah penyampaian laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan
gambaran umum untuk mengambil keputusan. Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang
relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama satu
periode pelaporan. Laporan keuangan terutama digunakan untuk membandingkan realisasi pendapatan,
belanja, transfer, dan pembiayaan dengan anggaran yang telah ditetapkan, menilai kondisi keuangan, mengevaluasi
efektivitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan, dan membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan
perundang-undangan. Laporan keuangan adalah produk akhir dari proses akuntansi yang telah dilakukan.
Laporan keuangan yang disusun harus memenuhi prinsip-prinsip yang dinyatakan dalam PP No.71 tahun
2010. Laporan keuangan dihasilkan dari masing-
Universitas Sumatera Utara
28
masing SKPD yang kemudian dijadikan dasar dalam membuat Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi
Kabupaten Kota. Laporan keuangan SKPD adalah suatu hasil dari proses pengidentifikasian, pengukuran,
pencatatan dari transaksi ekonomi keuangan dari entitas akuntansi yang ada dalam suatu pemerintah daerah
yang dijadikan
sebagai informasi
dalam rangka
pertanggungjawaban pengelolaan
keuangan entitas
akuntansi dan pengambilan keputusan ekonomi oleh pihak-pihak yang memerlukannya.
a. Neraca
Neraca atau yang kini disebut laporan posisi keuangan merupakan laporan yang menunjukkan
saldo akhir dari akun-akun nominal atau akun yang akan dibawa ke periode yang akan datang. Neraca
pada SKPD biasanya terdiri dari kelompok aset, kewajiban, dan ekuitas dana.
b. Laporan Operasi
Dalam PP No. 71 tahun 2010 dijelaskan bahwa laporan ini menyediakan informasi mengenai seluruh
kegiatan operasional keuangan entitas pelaporan yang tercerminkan dalam pendapatan-LO, beban, dan
surplus deficit operasional dari suatu entitas
Universitas Sumatera Utara
29
pelaporan yang penyajiannya disandingkan dengan periode sebelumnya. Laporan operasional menyediakan
informasi: a.
Mengenai besarnya beban yan harus ditanggung oleh pemerintah untuk menjalankan pelayanan;
b. Mengenai operasi keuangan secara menyeluruh
yang berguna
dalam mengevaluasi
kinerja pemeintah dalam hal efisiensi, efektivitas, dan
kehematan perolehan dan penggunaan sumber daya ekonomi;
c. Yang berguna dalam memprediksi pendapatan-
LO yang akan diterima untuk mendanai kegiatan pemerintah
pusat dan
daerah dalamperiode
mendatang dengan cara menyajikann laporan secara komparatif;
d. Mengenai penurunan ekuitas bila deficit
operasional, dan peningkatan ekuitas bila surplus beroperasional.
c. Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan ini bertujuan untuk memberikan informasi terkait dengan perubahan ekuitas yang
diakibatkan oleh surplus operasional atau deficit operasional. Laporan ini bersifat opsional yakni
dapat dilaksanakan atau boleh tidak dilaksanakan.
Universitas Sumatera Utara
30
d. Laporan Realisasi Anggaran
Laporan ini menyediakan informasi mengenai realisasi pendapatan, belanja, transfer, surplusdeficit,
dan pembiayaan dari suatu entitas pelaporan yang masing-masing diperbandingkan dengan anggarannya.
e. Catatan atas Laporan Keuangan CaLK
Laporan ini menyajikan informasi tentang penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai
suatu pos yang disajikan dalam LRA, neraca, LO dan LPE dalam rangka pengungkapan yang
memadai.
Berikut digambarkan sistem dan prosedur akuntansi untuk tingkat SATKER SATUAN KERJA pada dinas :
Universitas Sumatera Utara
31
FORMULIR CATATANLAPORAN
Gambar 2.2
Sistem dan Prosedur Akuntansi Sumber : Mahsun, dkk., 2011 dalam Halim 2012, hlm 331, dimodifikasi
2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu