Analisis Kesiapan Pencatatan dan Pelaporan Keuangan berbasis akrual pada Dinas Pendapatan (DISPENDA) Kota Medan

(1)

Daftar Lampiran

Lampiran 1

Bukti Transaksi STS untuk Pendapatan Sumber: Dinas Pendapatan kota Medan


(2)

Lampiran 2

Bukti Transaksi SPP untuk Belanja Langsung (LS) Sumber: Dinas Pendapatan kota Medan


(3)

Lampiran 3

Bukti Transaksi SPM untuk Belanja Langsung (LS) Sumber: Dinas Pendapatan kota Medan


(4)

Lampiran 4

Bukti Transaksi SPM untuk Tambahan Uang (TU) Sumber: Dinas Pendapatan kota Medan


(5)

Lampiran 5

Bukti Transaksi SPM untuk Tambahan Uang (TU) Sumber: Dinas Pendapatan kota Medan


(6)

Lampiran 6

Bukti Transaksi SPM untuk Uang Persediaan (UP) Sumber: Dinas Pendapatan kota Medan


(7)

Lampiran 7

Bukti Transaksi SPM untuk Ganti Uang Persediaan (GU) Sumber: Dinas Pendapatan kota Medan


(8)

Lampiran 8

Bukti Transaksi SPM untuk Ganti Uang Persediaan (GU) Sumber: Dinas Pendapatan kota Medan


(9)

Lampiran 9

Laporan Realisasi Anggaran (LRA) 2015 Sumber: Dinas Pendapatan kota Medan


(10)

Lampiran 10

Laporan Operasional (LO) 2015 Sumber: Dinas Pendapatan kota Medan


(11)

Lampiran 11

Laporan Operasional (LO) 2015 Sumber: Dinas Pendapatan kota Medan


(12)

DAFTAR PUSTAKA

AGN, 03 Februari 2011.“Sistem dan Prosedur Keuangan Sector Public

(Daerah)”.http://karangtangis.blogspot.co.id/2011/02/sistem-dan-prose

dur-keuangan-sektor.html(6 Nov. 2015)

Fakultas Ekonomi Sumatra Utara 2015.Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Ujian Kompre Program Strata 1 (S1). Fakultas Ekonomi USU, Medan Fauziah. 2011. Analisis Pencatatan Dan Pelaporan Keuangan Pada Satuan

Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Di Kab. Lima Puluh Kota (studi kasus pada Badan Kepegawaian Daerah). Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Andalas, Padang. [pdf]. Diakses dari http://repository.unand.ac.id

Halim, Abdul, 2002. Akuntansi keuangan Daerah. SalembaEmpat, Jakarta. , 2012. Akuntansi sector public. Salemba Empat,Jakarta

Noviana, Endah. 2009. Analisis Pencatatan Dan Pelaporan Keuangan Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Di Pemerintah Kota Medan (Studi Kasus Pada Dinas Tata Kota Tata Bangunan). Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan. [pdf]. Diakses dari http://repository.usu.ac.id (Juli 2015)

Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Standar Akuntansi Pemerintahan. Jakarta

__________.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Perubahan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006. Jakarta

. 2014. Modul Gambaran Umum Akuntansi Berbasis Akrual.

Saptawibawa, Eka. 2012. “Pengertian Keuangan Daerah”. http://saptawibawa

.blogspot.co.id/2012/08/pengertian-keuangan-daerah.html (5 Nov. 2015)

Syefira, Anisaa. 2013. Analisis Pencatatan Dan Pelaporan Belanja Modal Pada Dinas Perhubungan Kota Manado. Jurnal EMBA Vol.1 No.3 September 2013, Hal. 304 – 303. Manado.

Tampanatu, Anastasia Patrisia Thilda. 2013. Analisis Pencatatan Dan Pelaporan Belanja Langsung Pada Skpd Di Kota Bitung. Jurnal EMBA Vol.1 No.3 September 2013, Hal. 90 - 97. Manado.


(13)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah berupa studi deskriptif yang menguraikan tentang sifat – sifat dan keadaan sebenarnya dari suatu objek penelitian. Penelitian ini akan mendeskripsikan apakah Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan selaku SKPD sudah siap melakukan pencatatan dan pelaporan keuangan sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).

3.2 Jadwal dan Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan di Jalan Jendral Abdul Haris Nasution No. 32. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Desember 2015 sampai dengan selesai.

3.3 Batasan Masalah

Penelitian ini difokuskan pada pencatatan dan pelaporan keuangan yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan tahun 2015, serta sudah sejauh mana Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) Kota Medan mengimplementasikan PP No. 71 Tahun 2010.


(14)

3.4Definisi Operasional

Definisi operasional variable yang digunakan dalam pembahasan skripsi ini adalah:

1. Pencatatan Akuntansi adalah proses pengklasifikaan dan pengikhtisaran dengan cara sepatutnya dan dalam satuan uang. 2. Pelaporan Akuntansi adalah catatan informasi keuangan suatu

perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerjanya.

3.5 Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari :

1. Data primer: yaitu data yang diperoleh dengan cara melakukan penelitian langsung ke lapangan guna memperoleh atau mengumpulkan keterangan untuk selanjutnya diolah sesusai kebutuhan penelitian. Dalam penelitian ini data primer yang digunakan terdiri dari hasil wawancara berupa tanya jawab langsung dengan bendahara DISPENDA,

2. Data sekunder: yaitu data yang telah diolah sehingga menjadi lebih informatif dan langsung dapat dipergunakan. Data sekunder yang penulis kumpulkan dalam penelitian ini antara lain :

 Sejarah singkat DISPENDA Kota Medan  Struktur Organisasi DISPENDA Kota Medan


(15)

 Sistem Akuntansi Keuangan DISPENDA Kota Medan

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah: 1. Teknik wawancara, dilakukan dengan mengadakan Tanya

jawab dengan pihak-pihak terkait dengan penelitian yaitu PPK-SKPD (Pejabat Penata Usaha Keuangan SKPD) dan Bendahara DISPENDA.

2. Studi dokumentasi, dilakukan dengan melakukan penelusuran terhadap dokumen–dokumen yang mendukung penelitian.

3.7 Metode Analisis Data

Untuk mendeskripsikan apakah Dispenda Pemko Medan telah melaksanakan pencatatan danpelaporan keuangan sesuai dengan PP No.71 Tahun 2010, penulis menggunakan analisis deskriptif, yaitu suatu metode yang bertujuan untuk membuat gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, dan ciri dari jenis penelitian ini adalah penelitian yang bermaksud untuk membuat gambaran tentang situasi-situasi atau kejadian-kejadian.


(16)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

4.1 Data Penelitian

4.1.1 Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Kota Medan

Pada mulanya Dinas Pendapatan Kota Medan adalah suatu sub bagian pada bagian yang mengelola bidang penerimaan dan pendapatan daerah. Pada sub bagian ini belum terdapat Sub Seksi, karena pada saat itu wajib pajak / wajib retribusi yang berdomisili di daerah kota Medan belum begitu banyak. Dengan memperhitungkan perkembangan pembangunan dan laju pertumbuhan di kota Medan melalui peraturan daerah sub bagian keuangan tersebut dirubah menjadi bagian pendapatan. Pada bagian pendapatan dibentuklah beberapa seksi yang mengelola penerimaan pajak dan retribusi daerah yang merupakan kewajiban para wajib pajak / wajib retribusi di dalam daerah kota Medan, yang terdiri dari 21 kecamatan diantaranya kecamatan Medan Tuntungan, Medan Johor, Medan Amplas, Medan denai, Medan Tembung, Medan Timur, Medan Kota, Medan Area, Medan Baru, Medan Polonia, Medan Maimun, Medan Selayang, Medan Sunggal dan lainnya.


(17)

Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2009, bahwa Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan merupakan unsur pelaksana otonomi daerah, urusan pemerintahan bidang pendapatan dipimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Walikota melalui Sekretariat Daerah.

Dinas pendapatan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang penerimaan dan pendapatan daerah. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana tersebut di atas, Dinas Pendapatan Kota Medan mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang pendapatan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.

Berdasarkan Peraturan Walikota Medan Nomor 1 Tahun 2010 tentang Rincian dan Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan, bahwa Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan mempunyai fungsi sebagai berikut:

a) Perumusan kebijakan teknis di bidang pendapatan; b) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan

umum di bidang pendapatan;

c) Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pendapatan; dan

d) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.


(18)

4.1.2 Visi dan Misi Dinas Pendapatan Kota Medan Visi Dinas Pendapatan Kota Medan

Secara umum arah dan agenda pembangunan kota mengacu kepada visi :

Jangka Panjang (Visi 2025). Perda Nomor 8 Tahun 2009 : Kota Medan yang maju, sejahtera, religious dan berwawasan lingkungan (Indikasi : Income perkapita Rp. 72 juta/tahun). Jangka Menengah (Visi 2015) : Kota Medan menjadi Kota Metropolitan yang berdaya saing, nyaman, peduli dan sejahtera. Jangka Pendek (Tahun 2011) : Mendorong pertumbuhan ekonomi daerah yang semakin dinamis dan berkualitas guna menciptakan kesempatan kerja yang luas, mengurangi kemiskinan, meningkatkan mutu pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat (Indikasi : Income perkapita menjadi Rp 41,3 juta dari Rp 36 juta Tahun 2010).

Misi Dinas Pendapatan Kota Medan

Misi Dinas Pendapatan Kota Medan adalah :

a) Mewujudkan Masyarakat Kota Medan yg Taat Pajak dan Retribusi Daerah

b) Mengembangkan Sistem Administrasi Perpajakan yang Akuntabel

c) Melaksanakan Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan Daerah


(19)

d) Meningkatkan Aparatur Dinas Pendapatan Kota Medan yang Profesional

4.1.3 Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Kota Medan

Sehubungan dengan instruksi Menteri Dalam Negeri KUPD No. 7/12/41 – 10 tentang Penyelenggaraan Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah di Seluruh Indonesia. Maka Pemerintah Kota Medan, berdasarkan Peraturan Daerah No. 12 tahun 1978 menyesuaikan dan membentuk struktur organisasi Dinas Pendapatan yang baru.

Susunan organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan Berdasarkan Peraturan Walikota Medan Walikota Medan No. 1 Tahun 2010 Pasal 2, organisasi DISPENDA Kota Medan terdiri dari :

1. Kepala Dinas,

2. Sekretariat terdiri dari: a. Sub Bagian Keuangan, b. Sub Bagian Umum,

c. Sub Bagian Penyusunan Program,

3. Bidang Pendataan dan Penetapan terdiri dari: a. Seksi Pendataan dan Pendaftaran,

b. Seksi Pengolahan Data dan Informasi, c. Seksi Penetapan,


(20)

d. Seksi Pemeriksanan, 4. Bidang Penagihan terdiri dari:

a. Seksi Pembukuan dan Verifikasi, b. Seksi Penagihan dan Perhitungan, c. Seksi Pertimbangan dan Restitusi, 5. Bidang Bagi Hasil Pendapatan terdiri dari:

a. Seksi Penatausahaan Bagi Hasil, b. Seksi Bagi Hasil Pajak,

c. Seksi Bagi Hasil Bukan Pajak,

d. Seksi Peraturan Perundang-Undangan dan Pengkajian Pendapatan,

6. Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah terdiri dari: a. Seksi Pengembangan Pajak,

b. Seksi Pengembangan Retribusi,

c. Seksi Pengembangan Pendapatan Lain-lain, 7. Unit Pelaksana Teknis (UPT),

8. Kelompok Jabatan Fungsional.

Adapun diagram susunan organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan dapat dilihat pada bagan berikut ini:


(21)

Gambar 4.1


(22)

4.1.4 Tugas Pokok dan Fungsi

1. Dinas

Dinas mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian urusan pemerintah daerah di bidang pendapatan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Dinas menyelenggarakan fungsi : a. Perumusan kebijakan teknis dibidang pendapatan, b. Penyelenggaraan urusan pemerintah dan pelayanan

umum di bidang pendapatan

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pendapatan,

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya

2. Sekretariat

Sekretariat mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup kesekretariatan meliputi pengolahan administrasi umum, keuangan dan penyusunan program. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Sekretariat menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan rencana, program dan kegiatan kesekretariatan,


(23)

b. Pengkoordinasian penyusunan perencanaan program Dinas,

c. Pelaksanaan dan penyelenggaraan pelayanan administrasi kesekretariatanDinas yang meliputi administrasi umum, kepegawaian, keuangan dan kerumahtanggaan Dinas,

d. Pengelolaan dan pemberdayaan sumber daya manusia, pengembangan organisasi, dan ketatalaksanaan,

e. Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas Dinas,

f. Penyiapan Bahan Pembinaan, pengawasan dan pengendalian

g. Pelaksanaan monotoring, evaluasi dan pelaporan kesekretariatan, dan

h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya

3. Sub Bagian Umum

Sub Bagian Umum mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Sekretariat lingkup pengolalaan admistrasi keuangan. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Sub Bagian Umum menyelenggarakan fungsi :


(24)

a. Penyusunan rencana, program dan kegiatan Sub Bagian Umum,

b. Penyusunan bahan petujuk teknis pengelolaan Administrasi Umum,

c. Pengelolaan administrasi umum yang meliputi pengelolaan tata naskah dinas, penataan kearsipan, perlengkapan dan penyelenggaraan kerumahtanggaan Dinas,

d. Pengelolaan administrasi kepegawaian,

e. Penyiapan bahan pembinaan dan pengembangan kelembagaan,ketatalaksanaan dan kepegawaian,

f. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan dan pengendalian,

g. Penyiapan bahan monotoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas,

h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas dan fungsinya

4. Sub Bagian Keuangan

mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Sekretariat lingkup pengelolaan administrasi keuangan. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Sub Bagian Keuangan menyelenggarakan fungsi :


(25)

a. Penyusunan rencana, program dan kegiatan Sub Bagian Keuangan,

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis pengolaan administrasi keuangan,

c. Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan meliputi kegiatan penyusunan rencana, penyusunan bahan, pemprosessan, pengusulan dan verifikasi,

d. Penyiapan bahan / pelaksanaan koordinasi pengelolaan administrasi keuangan,

e. Penyusunan laporan keuangan Dinas,

f. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan dan pengendalian,

g. Penyiapan bahan monotoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas,

h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas dan fungsinya.

5. Sub Bagian Penyusunan Program

mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas sekretariat lingkup penyusunan program dan pelaporan. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Sub Bagian Penyusunan Program menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan rencana, program dan kegiatan Sub Bagian Penyusunan Program,


(26)

b. Pengumpulan bahan petunjuk teknis lingkup Sub Bagian Penyusunan Program,

c. Pengumpulan bahan penyusunan rencana dan program Dinas

d. Penyiapan bahan pembinaan pengawasan dan pengendalian

e. Penyiapan bahan monotoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas,

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas dan fungsinya.

6. Bidang Pendapatan dan Penetapan

Bidang Pendapatan dan Penetapan dipimpin oleh Kepala Bidang, yangberada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Bidang Pendataan dan Penetapan menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan rencana, program dan kegiatan Bidang Pendapatan dan Penetapan,

b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup pendataan, pendaftaran, pemeriksaan, penetapan dan pengolahan data dan informasi

c. Melaksanakan pendaftaran dan pendataan seluruh wajib pajak, wajib retribusi dan pendapatan daerah lainnya,


(27)

d. Pelaksanaan pengolahan dan informasi baik Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD), Surat Pemberitahuan Retribusi Daerah (SPTRD), hasil pemeriksaan dan informasi dari instansi yang terkait, e. Pelaksanaan proses penetapan pajak daerah, retribusi

daerah dan pendapatan daerah lainnya,

f. Perencanaan dan penatausahaan hasil pemeriksaan terhadap Wajib Pajak dan Wajib Retribusi,

g. Penyiapan bahan monotoring, evaluasi dan pelaporan lingkup bidang pendataan dan penetapan,

h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas dengan tugas dan fungsinya.

7. Bidang Penagihan

Sub Dinas Penagihan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas dinas di bidang penagihan meliputi kegiatan pembukuan, verifikasi, penagihan dan perhitungan restitusi, pemindah bukuan serta pertimbangan terhadap keberatan pajak daerah, retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya.

8. Bidang Hasil dan Pendapatan

Bidang Hasil dan Pendapatan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas dinas lingkup bagi


(28)

hasil pajak dan bukan pajak, penata usahaan bagi hasil dan perundang-undangan serta pengkajian pendapatan.

9. Bidang Pengembangan dan Pendapatan Daerah

Bidang Pengembangan dan Pendapatan Daerah mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas dinas lingkup pengembangan pajak, retribusi dan pendapatan lain-lain dan Pelaksanaan pengkajian potensi pajak daerah, retribusi daerah dan pendapatan lainnya.

10. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas Pendapatan sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.

11. Unit Pelaksana Teknis

Pembentukan, nomenklatur, tugas pokok dan fungsi Unit Pelaksana Teknis ditetapkan lebih lanjut dengan Peraturan Walikota.

4.1.5 Analisis Akuntansi Pada Dinas Pendapatan Kota Medan 4.1.5.1 Analisis Transaksi

a. Pendapatan adalah semua penerimaan rekening Kas Umum Negara / Daerah yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun yang bersangkutan yang menjadi hak


(29)

pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali. Pendapatan di Dispenda sendiri sampai dengan tahun 2015 meliputi Pendapatan Asli Daerah yang terdiri dari pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak penerangan jalan, pajak parker, pajak air tanah, PBB Perdesaan dan Perkotaan, Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan serta pendapatan Lain-lain PAD yang sah yang terdiri dari pendapatan denda pajak.

b. Belanja adalah semua pengeluaran selama satu periode anggaran. Dinas Pendapatan kota Medan periode anggaran 2015 membagi belanjanya sebagai berikut :

1. Belanja Langsung yaitu semua pengeluaran yang berhubungan dengan aktifitas pelayanan public. Belanja Pelayanan Publik / Belanja Langsung sampai dengan tahun 2015 terdiri dari beberapa program paket diantaranya : a. Belanja barang dan jasa yang terdiri dari

belanja bahan pakai habis, belanja bahan / material, belanja jasa kantor, belanja cetak dan penggandaan, belanja sewa rumah / gedung / gudang / parker, belanja sewa


(30)

sarana mobilitas, belanja sewa perlengkapan dan peralatan kantor, belanja makan dan minuman, belanja pakaian dinas dan atributnya, belanja pakaian kerja, belanja perjalanan dinas, belanja pemeliharaan, belanja jasa konsultasi, belanja kursus / pelatihan, belanja honorarium PNS, belanja honorarium Non PNS.

b. Belanja modal peralatan dan mesin. c. Belanja modal gedung dan bangunan. d. Belanja modal asset tetap lainnya.

2. Belanja Tidak Langsung yaitu pengeluaran yang manfaatnya melebihi satu tahun anggaran dan menambah asset atau kekayaan dan selanjutnya akan menambah biaya yang bersifat rutin seperti biaya operasi dan pemeliharaan. Belanja Tidak Langsung Dinas Pendapatan pada tahun anggaran 2015 dapat diuraikan meliputi : Gaji Pokok PNS / Uang Representasi, Tunjangan Keluarga, Tunjangan Jabatan, Tunjangan Umum, Tunjangan Beras, Tunjangan PPh / Tunjangan Khusus, Pembulatan Gaji, Iuran Asuransi Kesehatan, Iuran Asuransi Ketenagakerjaan, Tambahan


(31)

Penghasilan berdasarkan Beban Kerja dan Tambahan Penghasilan Berdasarkan Beban Kerja, Tambahan Penghasilan Berdasarkan pertimbangan objektif, Insentif Pajak Daerah.

4.1.5.2 Jurnal

a. Akuntansi Pendapatan

Jurnal untuk akuntansi pendapatan pada Dispenda adalah sebagai berikut :

 Sewaktu penerbitan SKP- Daerah

No TANGGAL NO. BUKTI REKENING URAIAN REF DEBET KREDET

1 12-Jan-15 011/M1 Piutang Pajak Hotel 600.000

Hotel - LO 600.000

(Pajak Hotel) 1.20 . 05 . 01. 00 . 00 .

1 . 1 .1 . 02 . 01

PEMERINTAH KOTA MEDAN JURNAL PENERBITAN SKP-DAERAH

periode : 1 Januari s.d. 31 Januari 2015 Urusan Pemerintahan : 1 Urusan Wajib

Bidang Pemerintahan : 1 . 20 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Adm KeuDa, Peraturan Daerah, Kepegawaian

Unit Organisasi : 1 . 20 . 05 Dinas Pendapatan

Sub Unit Organisasi : 1. 20 . 05 . 01 Dinas Pendapatan 1.20 . 05 . 01. 00 .

00 . 2 . 1 .7 . 01 .

 Sewaktu pembayaran

No TANGGAL NO. BUKTI REKENING URAIAN REF DEBET KREDET 1 12-Jan-15 011/M1 Kas di Bendahara Penerimaan 600.000

Piutang Pajak Hotel 600.000

Perubahan SAL 600.000

Hotel - LRA 600.000

(Pajak Hotel) 1.20 . 05 . 01. 00 . 00 .

7 . 3 .4 . 01 . 01 1.20 . 05 . 01. 00 . 00 .

4 . 1 .1 . 06 . 01

Unit Organisasi : 1 . 20 . 05 Dinas Pendapatan

Sub Unit Organisasi : 1. 20 . 05 . 01 Dinas Pendapatan

1.20 . 05 . 01. 00 . 00 . 1 . 1 .1 . 02 . 01 1.20 . 05 . 01. 00 . 00 .

8 . 1 .1 . 06 . 01

Bidang Pemerintahan : 1 . 20 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Adm KeuDa, Peraturan Daerah, Kepegawaian

PEMERINTAH KOTA MEDAN JURNAL PENERIMAAN KAS periode : 1 Januari s.d. 31 Januari 2015 Urusan Pemerintahan : 1 Urusan Wajib


(32)

No TANGGAL NO. BUKTI REKENING URAIAN REF DEBET KREDET

2 12-Jan-15 012/RN Kas di Bendahara Penerimaan 77.535.662,10

Piutang Pajak Restoran 77.535.662,10

Perubahan SAL 77.535.662,10

Restoran - LRA 77.535.662,10

(Pajak Restoran)

3 012 R/K PPKD 1.693.040,00

Pendapatan Denda Bea 1.693.040,00

Balik Nama KB - LO

1.693.040,00

Pendapatan Denda Bea 1.693.040,00

Balik Nama KB - LRA

(Denda Pajak Restoran)

Bidang Pemerintahan : 1 . 20 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Adm KeuDa, Peraturan Daerah, Kepegawaian

Perubahan SAL

PEMERINTAH KOTA MEDAN JURNAL PENERIMAAN KAS Periode : 1 Januari s.d. 31 Januari 2015 Urusan Pemerintahan : 1 Urusan Wajib

1.20 . 05 . 01. 00 . 00 . 4 . 1 . 4 . 08 . 02

Unit Organisasi : 1 . 20 . 05 Dinas Pendapatan

Sub Unit Organisasi : 1. 20 . 05 . 01 Dinas Pendapatan

1.20 . 05 . 01. 00 . 00 . 1 . 1 .1 . 02 . 01 1.20 . 05 . 01. 00 . 00 . 8 .

1 .1 . 07 . 01 1.20 . 05 . 01. 00 . 00 . 7 .

3 .4 . 01 . 01 1.20 . 05 . 01. 00 . 00 . 4 .

1 .1 . 07 . 01

1.20 . 05 . 01. 00 . 00 . 2 . 1 .7 . 01 . 01 1.20 . 05 . 01. 00 . 00 . 8 .

1 . 4 . 08 . 02 1.20 . 05 . 01. 00 . 00 . 7 .

3 . 4 . 01 . 01

e. Akuntansi Belanja

Jurnal untuk akuntansi belanja pada Dispenda adalah sebagai berikut :


(33)

- Saat Penerbitan SPP

No TANGGAL NO. BUKTI REKENING URAIAN REF DEBET KREDET

1 2-Jan-15 Beban Gaji Pokok PNS - LO 1.029.135.040,00

Beban Tunjangan Keluarga - LO 100.805.888,00

Beban Tunjangan Jabatan - LO 23.645.000,00

Beban Tunjangan Fungsional - LO 58.185.000,00

Beban Tunjangan Beras - LO 72.829.440,00

Beban Tunjangan PPh - LO 16.776.525,00

Beban Pembulatan Gaji - LO 16.971,00

Beban Iuran JamKes - LO 33.898.231,00

Utang Beban Pegawai 1.335.292.095,00

2 19-Jan-15 011/M1 Beban Jasa Listrik 62.672.300

Utang Beban Barang 62.672.300

dan Jasa

(tagihan rek. Listrik Kantor Dispenda kota Medan ) 1.20 . 05 . 01. 00 . 00 . 9 .

1 . 1 . 01 . 02 1.20 . 05 . 01. 00 . 00 . 9 .

1 . 1 . 01 . 03 1.20 . 05 . 01. 00 . 00 . 9 .

1 . 1 . 01 . 05 1.20 . 05 . 01. 00 . 00 . 9 .

1 . 1 . 01 . 06 1.20 . 05 . 01. 00 . 00 . 9 .

1 . 1 . 01 . 07 1.20 . 05 . 01. 00 . 00 . 9 .

1 . 1 . 01 . 08 1.20 . 05 . 01. 00 . 00 . 9 .

1 . 1 . 01 . 09 1.20 . 05 . 01. 00 . 00 . 2 .

1 . 5 . 01 . 01

(Pembayaran Gaji Bulan Januari 2015 Dispenda Kota Medan)

1.20 . 05 . 01. 01 . 02 . 9 . 1 . 2 . 03 . 03 1.20 . 05 . 01. 01 . 02 . 2 .

1 . 5 . 02 . 01

Unit Organisasi : 1 . 20 . 05 Dinas Pendapatan

Sub Unit Organisasi : 1. 20 . 05 . 01 Dinas Pendapatan

001/DIPENDA/I/20141.20 . 05 . 01. 00 . 00 . 9 . 1 . 1 . 01 . 01

Bidang Pemerintahan : 1 . 20 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Adm KeuDa, Peraturan Daerah, Kepegawaian

PEMERINTAH KOTA MEDAN

JURNAL UMUM LAINNYA

periode : 1 Januari s.d. 31 Januari 2015 Urusan Pemerintahan : 1 Urusan Wajib


(34)

- Saat Penerbitan SPM

No TANGGAL NO. BUKTI REKENING URAIAN REF DEBET KREDET

1 2-Jan-15 Utang Beban Pegawai 1.335.292.095,00

R/K PPKD 1.335.292.095,00

Belanja Gaji Pokok PNS - LO 1.029.135.040,00

Belanja Tunjangan Keluarga 100.805.888,00

Belanja Tunjangan Jabatan 23.645.000,00

Belanja Tunjangan Fungsional 58.185.000,00

Belanja Tunjangan Beras 72.829.440,00

Belanja Tunjangan PPh 16.776.525,00

Belanja Pembulatan Gaji 16.971,00

Belanja Iuran Jaminan Kesehatan 33.898.231,00

Perubahan SAL 1.335.292.095,00

2 19-Jan-15 Utang Beban Barang dan Jasa 62.672.300

R/K PPKD 62.672.300

Belanja Listrik 62.672.300

Perubahan SAL 62.672.300

Bidang Pemerintahan : 1 . 20 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Adm KeuDa, Peraturan Daerah, Kepegawaian

PEMERINTAH KOTA MEDAN JURNAL UMUM LAINNYA periode : 1 Januari s.d. 31 Januari 2015 Urusan Pemerintahan : 1 Urusan Wajib

1.20 . 05 . 01. 00 . 00 . 9 . 1 . 1 . 01 . 08

Unit Organisasi : 1 . 20 . 05 Dinas Pendapatan

Sub Unit Organisasi : 1. 20 . 05 . 01 Dinas Pendapatan

K.00053/GJ/DISPEND A/15

1.20 . 05 . 01. 00 . 00 . 2 . 1 . 5 . 01 . 01 1.20 . 05 . 01. 00 . 00 . 2 . 1

. 7 . 01 . 01 1.20 . 05 . 01. 00 . 00 . 9 . 1

. 1 . 01 . 03 1.20 . 05 . 01. 00 . 00 . 9 . 1

. 1 . 01 . 05 1.20 . 05 . 01. 00 . 00 . 9 . 1

. 1 . 01 . 06 1.20 . 05 . 01. 00 . 00 . 9 . 1

. 1 . 01 . 07

(tagihan rek. Listrik Kantor Dispenda kota Medan )

1.20 . 05 . 01. 00 . 00 . 9 . 1 . 1 . 01 . 09 1.20 . 05 . 01. 00 . 00 . 2 . 1

. 5 . 01 . 01 1.20 . 05 . 01. 00 . 00 . 2 . 1

. 5 . 01 . 01 1.20 . 05 . 01. 00 . 00 . 2 . 1

. 5 . 01 . 01

(Pembayaran Gaji Bulan Januari 2015 Dinas Pendapatan Kota Medan)

K.00036/LS/DISPEND A/15

1.20 . 05 . 01. 01 . 02 . 9 . 1 . 2 . 03 . 03 1.20 . 05 . 01. 01 . 02 . 2 . 1

. 5 . 02 . 01 1.20 . 05 . 01. 01 . 02 . 2 . 1

. 5 . 02 . 01 1.20 . 05 . 01. 01 . 02 . 2 . 1


(35)

 Akuntansi belanja TU

Urusan Pemerintahan : 1 Urusan Wajib

Bidang Pemerintahan : 1 . 20 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Adm KeuDa, Peraturan Daerah, Kepegawaian

Unit Organisasi : 1 . 20 . 05 Dinas Pendapatan

No TANGGAL NO. BUKTI REKENING URAIAN REF DEBET KREDET

1 26-Jun-15 Kas di Bendahar Pengeluaran 698.415.560,00

R/K PPKD 698.415.560,00

PEMERINTAH KOTA MEDAN JURNAL UMUM LAINNYA

periode : 1 Mei s.d. 30 Mei 2015

K-01070/TU/DIPEND

A/15

1.20 . 05 . 01. 17 . 73 . 1 . 1 1.20 . 05 . 01. 17 . 73 . 2 . 1

(Tambahan Uang Persediaan atas Honorarium Pegawai Honorer tidak tetap Pengelolaan Pajak Daerah dan Pemungutan PBB di UPT Dipenda Kota Medan bulan April 2015)

 Akuntansi belanja TU Nihil

No TANGGAL NO. BUKTI REKENING URAIAN REF DEBET KREDET

1 1 Juni 698.415.560,00

Perubahan SAL 698.415.560,00

Bidang Pemerintahan : 1 . 20 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Adm KeuDa, Peraturan Daerah, Kepegawaian

K-012/NHL/DIPEN

DA/15

PEMERINTAH KOTA MEDAN

JURNAL UMUM

periode : 1 Juni s.d. 1 Juni 2015 Urusan Pemerintahan : 1 Urusan Wajib

1.20 . 05 . 01. 17 . 73 . 7 . 3 .

(TU Nihil atas Tambahan Uang Persediaan Honorarium Pegawai Honorer Tidak tetap Pengelolaan Pajak daerah Belanja Honorarium Peg. Honorer

Unit Organisasi : 1 . 20 . 05 Dinas Pendapatan

Sub Unit Organisasi : 1. 20 . 05 . 01 Dinas Pendapatan

1.20 . 05 . 01. 17 . 73 . 5 . 1


(36)

 Akuntansi belanja UP

No TANGGAL NO. BUKTI REKENING URAIAN REF DEBET KREDET

1 13-Jan-15 Kas di Bendahar Pengeluaran 500.000.000

R/K PPKD 500.000.000

(Uang Persediaan UP Dispenda Tahun 2015) Unit Organisasi : 1 . 20 . 05 Dinas Pendapatan

Sub Unit Organisasi : 1. 20 . 05 . 01 Dinas Pendapatan

K-00031/UP/DIPEND

A/15

1.20 . 05 . 01. 00 . 00 . 2 . 1 .7

1.20 . 05 . 01. 00 . 00 . 1 . 1 .1

Bidang Pemerintahan : 1 . 20 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Adm KeuDa, Peraturan Daerah, Kepegawaian

PEMERINTAH KOTA MEDAN JURNAL UMUM LAINNYA periode : 1 Januari s.d. 31 Januari 2015 Urusan Pemerintahan : 1 Urusan Wajib

 Akuntansi belanja GU

No TANGGAL NO. BUKTI REKENING URAIAN REF DEBET KREDET

1 1 Juni Kas di Bendahara Pengeluaran - Bank 6.388.786,00

R/K PPKD 6.388.786,00

Belanja Telepon 1.899.886,00

Belanja Air 4.488.900,00

Perubahan SAL 6.388.786,00

Kas di Bendahara Pengeluaran - Bank 83.700.000,00

R/K PPKD 83.700.000,00

Belanja Honorarium Peg. Honorer 83.700.000,00

Perubahan SAL 83.700.000,00

1.20 . 05 . 01. 01 . 02 . 7 . 3. 1.20 . 05 . 01. 01 . 02 . 5 . 1 . 1.20 . 05 . 01. 01 . 02 . 5 . 1 . 1.20 . 05 . 01. 01 . 02 . 7 . 3. 1.20 . 05 . 01. 01 . 02 . 1 . 1 . 1.20 . 05 . 01. 01 . 02 . 2 . 1 . 1.20 . 05 . 01. 01 . 02 . 5 . 1 .

Unit Organisasi : 1 . 20 . 05 Dinas Pendapatan Sub Unit Organisasi : 1. 20 . 05 . 01 Dinas Pendapatan

K-00377/GU/DIPE

NDA/15

1.20 . 05 . 01. 01 . 02 . 1 . 1 . 1.20 . 05 . 01. 01 . 02 . 2 . 1 .

PEMERINTAH KOTA MEDAN JURNAL UMUM periode : 23 Maret s.d 23 Maret2015 Urusan Pemerintahan : 1 Urusan Wajib


(37)

No TANGGAL NO. BUKTI REKENING URAIAN REF DEBET KREDET Kas di Bendahara Pengeluaran - Bank 4.320.000,00

R/K PPKD 4.320.000,00

Belanja Surat Kabar / Majalah 4.320.000,00

Perubahan SAL 4.320.000,00 Kas di Bendahara Pengeluaran - Bank 4.390.000,00

R/K PPKD 4.390.000,00

Belanja Makan dan Minuman Rapat 4.390.000,00

Perubahan SAL 4.390.000,00 Kas di Bendahara Pengeluaran - Bank 59.175.850,00

R/K PPKD 59.175.850,00

Belanja Honorarium Peg. Honorer 59.175.850,00

Perubahan SAL 59.175.850,00 Kas di Bendahara Pengeluaran - Bank 8.717.657,00

R/K PPKD 8.717.657,00

Belanja Air 1.941.561,00 Belanja Listrik 6.776.096,00

Perubahan SAL 8.717.657,00 1.20 . 05 . 01. 01 . 02 . 5

. 1 . 2 . 03 . 02 1.20 . 05 . 01. 01 . 02 . 5

. 1 . 2 . 03 . 03 1.20 . 05 . 01. 01 . 02 . 7

. 3. 4 . 01 . 01 Sub Unit Organisasi : 1. 20 . 05 . 01 Dinas Pendapatan

1.20 . 05 . 01. 01 . 02 . 1 . 1 . 1 . 03 . 01 1.20 . 05 . 01. 01 . 02 . 2

. 1 . 7 . 01 . 01 1.20 . 05 . 01. 01 . 02 . 5

. 1 . 2 . 26 . 02 1.20 . 05 . 01. 01 . 02 . 7

. 3. 4 . 01 . 01 1.20 . 05 . 01. 01 . 02 . 1

. 1 . 1 . 03 . 01 1.20 . 05 . 01. 01 . 02 . 2

. 1 . 7 . 01 . 01 1.20 . 05 . 01. 01 . 02 . 5

. 1 . 2 . 03 . 05 1.20 . 05 . 01. 01 . 02 . 7

. 3. 4 . 01 . 01 1.20 . 05 . 01. 01 . 02 . 1

. 1 . 1 . 03 . 01 1.20 . 05 . 01. 01 . 02 . 2

. 1 . 7 . 01 . 01 1.20 . 05 . 01. 01 . 02 . 5

. 1 . 2 . 11 . 02 1.20 . 05 . 01. 01 . 02 . 7

. 3. 4 . 01 . 01 Unit Organisasi : 1 . 20 . 05 Dinas Pendapatan

1.20 . 05 . 01. 01 . 02 . 1 . 1 . 1 . 03 . 01 1.20 . 05 . 01. 01 . 02 . 2

. 1 . 7 . 01 . 01

PEMERINTAH KOTA MEDAN

JURNAL UMUM

periode : 23 Maret s.d 23 Maret2015 Urusan Pemerintahan : 1 Urusan Wajib


(38)

Kas di Bendahara Pengeluaran - Bank 3.238.000,00

R/K PPKD 3.238.000,00

Belanja Bahan Bakar Minyak / Gas 3.238.000,00

Perubahan SAL 3.238.000,00

Kas di Bendahara Pengeluaran - Bank 1.229.970,00

R/K PPKD 1.229.970,00

Belanja kawat / Faksimili / Internet 1.229.970,00

Perubahan SAL 1.229.970,00

Kas di Bendahara Pengeluaran - Bank 135.150.000,00

R/K PPKD 135.150.000,00

Belanja Perjalanan Dinas Dalam Daerah 135.150.000,00

Perubahan SAL 135.150.000,00

Kas di Bendahara Pengeluaran - Bank 188.370.000,00

R/K PPKD 188.370.000,00

Belanja Makanan dan minuman Rapat 2.320.000,00

Belanja Perjalanan Dinas Dalam Daerah 175.150.000,00

Belanja Honorarium PanPel kegiatan 10.900.000,00

Perubahan SAL 188.370.000,00

(GU I)

Bidang Pemerintahan : 1 . 20 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Adm KeuDa, Peraturan Daerah, Kepegawaian

PEMERINTAH KOTA MEDAN JURNAL UMUM periode : 23 Maret s.d 23 Maret2015 Urusan Pemerintahan : 1 Urusan Wajib

1.20 . 05 . 01. 01 . 02 . 7 . 3. 4 . 01 . 01 Unit Organisasi : 1 . 20 . 05 Dinas Pendapatan

Sub Unit Organisasi : 1. 20 . 05 . 01 Dinas Pendapatan 1.20 . 05 . 01. 01 . 02

. 1 . 1 . 1 . 03 . 01 1.20 . 05 . 01. 01 . 02

. 2 . 1 . 7 . 01 . 01 1.20 . 05 . 01. 01 . 02

. 5 . 1 . 2 . 01 . 06 1.20 . 05 . 01. 01 . 02

. 7 . 3. 4 . 01 . 01 1.20 . 05 . 01. 01 . 02

. 1 . 1 . 1 . 03 . 01 1.20 . 05 . 01. 01 . 02

. 2 . 1 . 7 . 01 . 01 1.20 . 05 . 01. 01 . 02

. 5 . 1 . 2 . 03 . 06

1.20 . 05 . 01. 01 . 02 . 5 . 1 . 2 . 11 . 02 1.20 . 05 . 01. 01 . 02

. 5 . 1 . 2 . 15 . 01 1.20 . 05 . 01. 01 . 02

. 5 . 1 . 2 . 25 . 01 1.20 . 05 . 01. 01 . 02

. 7 . 3. 4 . 01 . 01 1.20 . 05 . 01. 01 . 02

. 1 . 1 . 1 . 03 . 01 1.20 . 05 . 01. 01 . 02

. 2 . 1 . 7 . 01 . 01 1.20 . 05 . 01. 01 . 02

. 5 . 1 . 2 . 15 . 01 1.20 . 05 . 01. 01 . 02

. 7 . 3. 4 . 01 . 01 1.20 . 05 . 01. 01 . 02

. 1 . 1 . 1 . 03 . 01 1.20 . 05 . 01. 01 . 02


(39)

4.1.5.3 Buku Besar

- Pendapatan

No TANGGAL DEBET KREDET SALDO

1 12-Jan-15 470.540.079,16 470.540.079,16

30.760.342,94 30.760.342,94

14-Jan-15 2.179.045.724,36 2.179.045.724,36

60.651.639,24 60.651.639,24

15-Jan-15 1.301.079.824,15 1.301.079.824,15

16.364.400,77 16.364.400,77

19-Jan-15 4.248.566.492,20 4.248.566.492,20

5.689.026,66 5.689.026,66

21-Jan-15 2.057.899.494,83 2.057.899.494,83

50.061.176,55 50.061.176,55

22-Jan-15 53.036.200,00 53.036.200,00

26-Jan-15 3.496.524.500,23 3.496.524.500,23

10.900.100,12 10.900.100,12

28-Jan-15 3.342.666.280,40 3.342.666.280,40

6.027.038,94 6.027.038,94

30-Jan-15 25.778.118.956,52 25.778.118.956,52

19.151.148,88 19.151.148,88 JUMLAH 0,00 43.127.082.425,95 43.127.082.425,95

Jurnal Penerimaan Kas Jurnal Umum Lainnya Jurnal Penerimaan Kas Jurnal Umum Lainnya Jurnal Penerimaan Kas Jurnal Umum Lainnya Jurnal Umum Lainnya Jurnal Penerimaan Kas Jurnal Umum Lainnya Jurnal Penerimaan Kas Jurnal Umum Lainnya Jurnal Penerimaan Kas

URAIAN

Jurnal Penerimaan Kas Jurnal Umum Lainnya Jurnal Penerimaan Kas Jurnal Umum Lainnya Jurnal Penerimaan Kas

Unit Organisasi : 1 . 20 . 05 Dinas Pendapatan Sub Unit Organisasi : 1. 20 . 05 . 01 Dinas Pendapatan Kode Rekening Buku Besar : 8.1

Nama Rekening Buku Besar : Pendapatan Asli Daerah (PAD) - LO

PEMERINTAH KOTA MEDAN BUKU BESAR periode : 1 Januari s.d. 31 Januari 2015 Urusan Pemerintahan : 1 Urusan Wajib

Bidang Pemerintahan : 1 . 20 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Adm KeuDa, Peraturan Daerah, Kepegawaian

- Beban / Belanja

No TANGGAL DEBET KREDET SALDO

1 19-Jan-15 62.672.300,00 62.672.300,00

0,00 62.672.300,00 62.672.300,00

Nama Rekening Buku Besar : Belanja Barang dan Jasa

PEMERINTAH KOTA MEDAN

BUKU BESAR

periode : 1 Januari s.d. 31 Januari 2015 Urusan Pemerintahan : 1 Urusan Wajib

Bidang Pemerintahan : 1 . 20 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Adm KeuDa, Peraturan Daerah, Kepegawaian

Unit Organisasi : 1 . 20 . 05 Dinas Pendapatan

Sub Unit Organisasi : 1. 20 . 05 . 01 Dinas Pendapatan Kode Rekening Buku Besar : 5.1.2

Pagu APBD : 0,00 Pagu Perubahan APBD : 0,00 URAIAN

Jurnal Umum Lainnya


(40)

4.1.5.4 Laporan Keuangan

A. Laporan Realisasi Anggaran

Total Anggaran Pendapatan Dinas Pendapatan Kota Medan Triwulan I dari Januari sampai Maret Anggaran 2015 berjumlah Rp 1.256.272.602.446,00 dengan realisasi triwulan I dari Januari – Maret 2015 sebesar Rp 165.318.619,348,50 yang terdiri dari :

 Pendapatan Pajak Daerah – LRA dengan anggaran Rp 1.249.252.602.446,00 dan realisasi sebesar Rp 164.740.604.489,06  Lain-lain Pendapatan Asli daerah (PAD) yang

Sah – LRA dengan anggaran Rp 7.020.000.000,00 dan realisasi sebesar Rp 578.014.859,44

Total Anggaran Belanja Dinas Pendapatan Kota Medan Triwulan I dari Januari sampai Maret Anggaran 2015 berjumlah Rp 145.762.969.740,00 dengan realisasi triwulan I dari Januari – Maret 2015 sebesar Rp 7.911.871.047,00yang terdiri dari :


(41)

 Belanja Operasi dengan anggaran Rp 143.782.599.740,00 dan realisasi sebesar Rp 7.911.871.047,00

 Belanja Modal dengan anggaran Rp 1.980.370.000,00 dan realisasi sebesar Rp 0,00

B. Laporan Operasional

Total Saldo Pendapatan – LO Dinas Pendapatan Kota Medan Triwulan I dari Januari sampai Maret 2015 berjumlah Rp 165.318.619.348,50 yang terdiri dari :

 Pendapatan Asli Daerah (PAD) – LO sebesar Rp165.318.619.348,50

 Pendapatan Transfer – LO sebesar Rp 578.014.859,44

 Lain-lain pendapatan daerah yang sah – LO sebesar Rp 0,00

 Surplus Non Operasional – LO sebesar Rp 0,00  Pendapatan Luar Biasa – LO sebesar Rp 0,00

Total Saldo BebanDinas Pendapatan Kota Medan Triwulan I dari Januari sampai Maret 2015 berjumlah Rp 9.405.354.658,00yang terdiri dari :


(42)

 Beban Operasi sebesar Rp 9.405.354.658,00  Beban Transfer sebesar Rp 0,00

 Defisit Non Operasional sebesar Rp 0,00  Beban Luar Biasa sebesar Rp 0,00

4.2 Analisis Hasil Penelitian 4.2.1 Analisis Pencatatan

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, tentang standar Akuntansi Pemerintahan, Dinas Pendapatan Kota Medan telah melaksanakan Pencatatan dengan baik seperti bukti transaksi, pembuatan jurnal, posting ke buku besar, hingga pembuatan laporan keuangan. Dan sudah melakukan pedoman sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010. Pencatatan Pendapatan di Dinas Pendapatan Kota Medan sudah dikelola sesuai dengan Permendagri No. 64 tahun 2013 tentang perubahan atas Permendagri No. 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Dan Pencatatan Belanja di Dinas Pendapatan Kota Medan sudah dikelola sesuai dengan Peraturan Pemerintah dalam negeri nomor 64 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.


(43)

4.2.2 Analisis Laporan Keuangan

Dari hasil yang didapat oleh peneliti, Dinas Pendapatan Kota Medan telah melaksanakan pencatatan dan pelaporan keuangan dengan baik, dan sudah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 yang menganut pelaporan berbasis akrual dengan rincian sebagai berikut :

1.Laporan Realisasi Anggaran menyajikan realisasi belanja dengan anggaran selama triwulan I

2.Laporan Operasional menyajikan saldo tahun 2015 selama triwulan I

4.3 Kendala Dalam Penerapan PP 71 Tahun 2010

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, pencatatan dan pelaporan harus dilakukan dengan menggunakan basis akrual. Maksudnya, entitas akrual harus melakukan pencatatan dan pelaporan keuangan dengan basis akrual dalam pengakuan pendapatan dan beban maupun pengakuan aset, kewajiban dan ekuitas. Jika dipandang secara luas, penerapan akrual ini akan menimbulkan hal positif bagi tata kelola keuangan di daerah maupun pusat karena jika seluruh entitas pengguna anggaran membuat laporan keuangan yang didasarkan pada basis akrual, tentu untuk mengonsolidasikan pelaporan daerah dengan pelaporan pusat akan sangat mudah seperti yang sudah diterapkan pada akuntansi keuangan. Pelaporan Keuangan dan pencatatan akuntansi yang dilakukan oleh Dinas


(44)

Pendapatan Kota Medan sudah baik, pedoman yang digunakan sudah menggunakan PP Nomor 71 Tahun 2010. Namun Dispenda kota Medan memiliki kendala dalam melaksanakan peraturan yang baru ini dalam menerapkan basis akrual. Adapun kendala yang dihadapi oleh Dinas Pendapatan Kota Medan adalah sebagai berikut :

1. Solialisasi yang dilakukan pemerintah pusat terhadap Dispenda kota Medan untuk melaksanakan peraturan yang baru masih sangat minim. Sosialisasi hanya kurang maksimal lebih sering dilakukan pada bulan Desember 2015 lalu. Padahal, peraturan ini sudah terbit sejak Januari 2010 lalu, namun penyesuaian sosialisasi yang dilakukan untuk ke daerah SKPD seperti Dinas Pendapatan Kota Medan sendiri masih sangat minim. Hal ini menyebabkan Dispenda masih sulit berpedoman pada peraturan yang baru. Hasil tanya jawab dengan staff yang peneliti temui di kantor Dispenda mengatakan bahwa pelatihan / sosialisasi yang sering dilakukan akan cukup untuk membekali mereka dalam memahami pelaporan berbasis akrual ini.

2. Minimnya sumber daya manusia yang memahami tentang pelaporan keuangan dan revisi peraturannya. Harus diakui bahwa tidak semua mereka yang bekerja pada instansi keuangan memiliki dasar yang kuat dalam akuntansi, begitu juga pada Dispenda. Yang memahami tentang akuntansi hanyalah orang-orang tertentu saja. Hal ini tentu akan menjadi penghambat adaptasi peraturan yang


(45)

baru karena staff yang ada akan mengalami kesulitan dalam memahaminya.

3. Perlunya sinkronisasi penyesuaian antara sistem penerimaan pajak daerah yang ada di dispenda dengan sistem informasi keuangan di SIMDA dengan sistem database yang ada di SIMDA yang ada di Keuangan kota Medan.


(46)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan pembahasan mengenai sistem akuntansi pemerintah daerah pada SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) Dinas Pendapatan Kota Medan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Kesiapan Dinas Pendapatan Kota Medan dalam menerapkan PP Nomor 71 Tahun 2010 dan melakukan pelaporan keuangan sesuai dengan peraturan menteri dalam negeri nomor 64 tahun 2013 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah dapat disimpulkan bahwa Dinas Pendapatan Kota Medan cukup siap jika dilihat dalam laporan keuangan yang meliputi : bukti transaksi, Jurnal, buku besar, serta laporan keuangan.

2. Laporan Keuangan yang dihasilkan oleh Dinas Pendapatan kota Medan untuk tahun anggaran 2015 terdiri dari laporan ralisasi anggaran, laporan operasional, neraca, laporan perubahan ekuitas dan catatan atas laporan keuangan dimana formatnya sudah berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah. Namun yang hanya didapat oleh peneliti baru Laporan Realisasi Anggaran dan Laporan Operasional pada Triwulan I.


(47)

3. Kendala dalam implementasi PP nomor 71 tahun 2010, tentang Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) antara lain sampai saat ini adalah minimnya sumber daya manusia pada Dispenda, serta kurangnya sosialisasi atau pelatihan yang mengakibatkan sulitnya melakukan penerapan peraturan pemerintah nomor 71 tahun 2010 tentang standar akuntansi pemerintah yang merupakan revisi dari peraturan pemerintah nomor 24 tahun 2005, dan perlu penyesuaian antara SIMDA di pusat (kantor walikota) dengan SIMDA yang ada di Dinas Pendapatan itu sendiri atau daerah SKPD lainnya.

5.2 Saran

Beberapa hal yang dapat peneliti sarankan dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk tahun anggaran berikutnya diharapkan Dinas Pendapatan kota Medan hendaknya berpedoman sepenuhnya pada peraturan-peraturan yang ada sehingga terwujud pengelolaan keuangan daerah yang efektif dan berguna bagi pengguna laporan keuangan

2. Perlunya pendidikan dan pelatihan secara rutin kepada SDM tentang pemahaman penerapan SAP berbasis akrual dan perlunya pengadaan infrastruktur (computer, sistem jaringan, aplikasi) dalam mendukung pengolahan data untuk mempercepat berlakunya peraturan pemerintah nomor 71 tahun 2010.


(48)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Pengelolaan Keuangan Daerah

Pengertian Keuangan Daerah berdasarkan penjelasan pasal 156 ayat (1) UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang sekarang direvisi menjadi UU No. 12 tahun 2008

“keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah yang dapat dinilai dengan uang dan segala sesuatu berupa uang dan barang yang dapat dijadikan milik daerah yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut”. Pengertian keuangan daerah sebagaimana dimuat dalam keten- tuan umum Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah :

Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan

dengan hak dan kewajiban daerah tersebut.”

Sedangkan pengertian keuangan daerah menurut Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 29 Tahun 2002 (yang telah berubah menjadi Permendagri No. 13 Tahun 2006 dan berubah menjadi Permendagri No. 59 tahun 2007 yang sekarang direvisi menjadi Permendagri No. 64 tahun 2013) tentang Pedoman


(49)

Pengurusan, Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah Serta Tata Cara Penyusunan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD):

“Semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintah daerahyang dapat dinilai dengan uang termaksud didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah, dalam kerangka anggaran pendapatan dan belanja daerah.”

Sesuai dengan Peraturan Mentri Dalam Negri (Permendagri) No. 13 Tahun 2006 (yang berubah menjadi Permendagri No. 59 Tahun 2007 yang sekarang direvisi menjadi Permendagri No 64 Tahun 2013) tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah, tidak lagi bertumpu atau mengandalkan bagian keuangan sekretariat daerah (setda) kabupaten / kota saja, Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD) kini wajib menyusun dan melaporkan posisi keuangannya yang kemudian dikoordinasikan dengan bagian keuangan.

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut diatas, pada prinsipnya keuangan daerah memiliki unsur pokok, yaitu :

- Hak Daerah;

- Kewajiban Daerah;

- Kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban

tersebut.

Halim (2002 : 19) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan semua hak adalah hak untuk memungut sumber-sumber


(50)

penerimaan daerah seperti pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah, dan atau hak untuk menerima sumber-sumber penerimaan lain seperti dana alokasi umum dan dana alokasi khusus sesuai peraturan yang ditetapkan. Hak tersebut akan menaikkan kekayaan daerah. Sedangkan yang dimaksudkan kewajiban adalah kewajiban untuk mengeluarkan uang membayar tagihan-tagihan kepada daerah dalam rangka penyelenggaraan fungsi-fungsi pemerintahan, infrastruktur, pelayanan umum, dan pengembangan ekonomi. Kewajiban tersebut akan menurunkan kekayaan daerah.

Disamping memiliki unsur-unsur pokok diatas, pengertian keuangan daerah selalu melekat dengan pengertian Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), yaitu “suatu rencana keuangan tahunan daerah yang ditetapkan berdasarkan peraturan”. Selain itu, APBD merupakan salah satu alat untuk meningkatkan pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan tujuan otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggungjawab.

Setelah selama bertahun-tahun Indonesia menggunakan UU di bidang perbendaharaan negara yang terbentuk semenjak zaman kolonial maka pada abad 21 ini telah ditetapkan tiga paket perundang-undangan di bidang keuangan negara yang menjadi landasan hukum reformasi di bidang keuangan negara, yaitu (Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan


(51)

Negara, Undang–Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, dan Undang-Undang No. 15 Tahun 2005 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara).

Pelaporan keuangan pemerintah daerah diselenggarakan berdasarkan peraturan perundang–undangan yang mengatur keuangan daerah, antara lain :

1) Undang-undang Dasar Republik Indonesia 1945, khususnya bagian yang mengatur keuangan negara. (khususnya pasal 23 ayat 1: Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab untuk sebesar –besarnya kemakmuran rakyat); 2) Undang-undang No.28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara

Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;

3) Undang-undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia No. 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

4) Undang-undang No. 1 Tahun 2003 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia No. 5,


(52)

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

5) Undang-undang No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan PerUndang-undangan;

6) Undang-undang No.15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara;

7) Undang-undang No. 12 tahun 2008 sebagai perubahan atas undang-undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No. 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang No. 3 Tahun 2005 menjadi Undang-undang;

8) Undang-undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah;

9) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom;

10) Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2000 tentang Kedudukan Keuangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

11) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan yang telah direvisi ke dalam Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010;


(53)

12) Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan;

13) Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah;

14) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Negara;

15) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;

16) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

17) Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 64 tahun 2013 atas perubahan Peraturan Mentri Dalam Negri No. 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

Menurut PP No. 71 Tahun 2010, bahwa laporan keuangan memiliki tujuan sebagai berikut :

a. Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalan untuk membiayai seluruh pengeluaran.

b. Menyediakan informasi mengenai kesesuaian cara memperoleh sumber daya ekonomi dan alokasinya dengan anggaran yang ditetapkan dan peraturan perundang-undangan.

c. Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telah dicapai.


(54)

d. Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya.

e. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas pelaporan berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang, termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan pinjaman.

f. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas pelaporan, apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.

Laporan keuangan yang telah dibuat harus juga memenuhi karakteristik sebagai berikut :

a. Relevan;

Maksudnya, informasi yang disajikan haruslah lengkap, tepat waktu dan mampu untuk memprediksi masa depan hingga dapat dijadikan acuan untuk mengambil keputusan

b. Andal;

Yang dikatakan andal disini maksudnya adalah laporan keuangan haruslah bebas dari pengertian yang menyesatkan serta harus bebas dari kesalahan material. Informasi yang disajikan juga harus diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak berpihak pada kebutuhan pihak tertentu

c. Dapat dibandingkan; dan


(55)

laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan keuangan entitas pelaporan lain pada umumnya. Perbandingan dapat dilakukan secara internal dan eksternal. Perbandingan secara internal dapat dilakukan bila suatu entitas menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dari tahun ke tahun. Perbandingan secara eksternal dapat dilakukan bila entitas yang diperbandingkan menerapkan kebijakan akuntansi yang sama. Apabila entitas pemerintah akan menerapkan kebijakan akuntansi yang lebih baik daripada kebijakan akuntansi yang sekarang diterapkan, perubahan tersebut diungkapkan pada periode terjadinya perubahan.

d. Dapat dipahami.

Informasi yang disajikan. Dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna. Untuk itu, pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai atas kegiatan dan lingkungan operasi entitas pelaporan, serta adanya kemauan pengguna untuk mempelajari informasi yang dimaksud.

2.1.2 Akuntansi Keuangan Daerah pada SKPD


(56)

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). SKPD adalah perangkat daerah pada pemerintah darah selaku pengguna anggaran / pengguna barang. Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No.13 Tahun 2006 pasal 232 ayat (3), sistem akuntansi keuangan daerah meliputi:

serangkaian prosedur mulai dari proses pengumpulan data, pencatatan, penggolongan, dan peringkasan atas transaksi dan atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang dapat dilakukan secara manual atau menggunakan aplikasi computer.

Untuk menyelenggarakan akuntansi pemerintah daerah, kepala daerah menetapkan sistem akuntansi pemerintahan daerah dengan mengacu pada peraturan daerah tentang pokok-pokok pengelolaan keuangan daerah, disusun dengan berpedoman pada prinsip pengendalian intern dan standar akuntansi pemerintahan. Penerapan sistem akuntansi pemerintah di suatu Negara tergantung pada peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara tersebut. Dalam PP No. 71 Tahun 2010 pasal (1) angka 11 disebutkan bahwa :

Sistem Akuntansi Pemerintahan adalah rangkaian sistematik dari prosedur, penyelenggara, peralatan, danelemen lain untuk mewujudkan fungsi akuntansi sejak analisis transaksi sampai dengan pelaporan keuangan dilingkungan organisasi pemerintah.

Di Indonesia sendiri, sistem akuntansinya sudah mengalami beberapa kali perkembangan sesuai dengan perubahan aturan perundang-undangan yang berlaku. Halim


(57)

akuntansi di Indonesia sebagai berikut :

1. Tahap pertama (1974-1999 era reformasi)

Pada tahap ini sistem akuntansi yang diterapkan masi tradisional yaitu masih berbasis kas dan single entry. 2. Tahap kedua (pasca reformasi 2000-2004)

Pada tahap ini sistem akuntansi yang berlaku sudah menerapkan tata buku berpasangan (double entry) dan berbasis kas modidikasian namun pada masa ini belum ada standar akuntansi untuk pemerintahan sehingga pemerintahan masih mengikuti standar akuntansi keuangan.

Sistem pencatatan double entry mengarah pada diberlakukannya sistem tata buku berpasangan dengan melibatkan sisi debit sebelah kiri dan sisi kredit sebelah kanan. Pencatatan dengan sistem ini yang disebut menjurnal. Secara normative, konsekuensi diterapkannya sistem pencatatan ini adalah munculnya persamaan dasar akuntansi dalam Halim (2012 :328) dimana dalam konsteks akuntansi pemerintah, persamaan dasarnya untuk SAP berbasis kas menuju akrual adalah sebagai berikut :

Aset + Belanja = Kewajiban + Ekuitas Dana =Pendapatan Namun setelah diterapkannya PP nomor 71 tahun 2010 persamaan dasar akuntansi pemerintahan


(58)

adalah sebagai berikut (Halim 2012:328) :

Aset + Beban = Kewajiban + Ekuitas + Pendapatan - LO 3. Tahap ketiga ( setelah tahun 2005 )

Pada tahap ini basis akuntansi berubah menggunakan basis cash basis toward accrual dan telah ada standar akuntansi pemerintah melalui PP Nomor 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).

Namun pada tahun 2010 dikeluarkan PP nomor 71 tentang standar akuntansi pemerintahan yang menggantikan PP No. 24 Tahun 2005, perkembangan akuntansi memasuki tahap ke empat. Sejak diterbitkannya PP No. 71 tahun 2010, semua entitas dalam lingkup pemerintah pusat dan daerah harus melaksanakan sistem akuntansi pemerintah bebasis akrual, meskipun entitas pemerintah yang belum siap menerapkan akuntansi berbasis akrual masih diperkenankan menggunakan basis akuntansi kas menuju akrual dan di harapkan pada tahun anggaran 2014 sudah menerapkan sistem akuntansi berbasis akrual secara penuh (KSAP, 2010).

PP No. 71 Tahun 2010 Pasal 1 ayat 8 menyatakan bahwa SAP berbasis akrual adalah SAP yang mengakui pendapatan, beban, aset, utang, dan ekuitas dalam pelaporan finansial berbasis akrual, serta mengakui pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam pelaporan pelaksanaan anggaran


(59)

berdasarkan basis yang ditetapkan dalam APBN/APBD. Akuntansi berbasis akrual dianggap memiliki sejumlah manfaat untuk organisasi sektor publik. Para pendukung penerapan basis akrual dalam organisasi sektor publik, meyakini bahwa akuntansi akrual mengakui beban ketika transaksi tersebut terjadi, dianggap menyediakan gambaran operasional pemerintahan secara lebih transparan.

Selain itu, dalam modul gambaran umum akuntansi berbasis akrual yang diterbitkan oleh kementrian keuangan tahun 2014, adapun kelebihan dan kelemahan dari akuntansi basis akrual adalah sebagai berikut :

Kelebihan :

- Menghasilkan Laporan Keuangan yang lebih baik untuk tujuan pengambilan keputusan karena memenuhi azas “semakin baik informasi maka semakin baik keputusan”

- Pengalokasian sumber daya dapat diketahui lebih akurat

- Penilaian kinerja yang lebih akurat dalam satu tahun pelaporan karena penilaian kesehatan keuangan dikaitkan pada kinerja organisasi pemerintah

- Dapat menghasilkan nilai aset, kewajiban dan ekuitas yang lebih baik

- Pengukuran penilaian biaya suatu program / kegiatan yang lebih baik

- Sesuai Reformasi Manajemen Keuangan Pemerintah yang diamanatkan oleh UU

- Sesuai dengan international best practices, termasuk untuk kebutuhan Government Finance Statistics (GFS) yang berbasis accrual

- Mengakumulasi kewajiban pembayaran pensiun

- Menyelaraskan / meratakan belanja modal dengan akuntansi penyusutan

- Mewaspadai resiko default hutang yang akan jatuh tempo bersanksi denda


(60)

- Memungkinkan perundingan dan penjadwalan hutang yang mungkin tak mampu dibayar di masa depan yang masih jauh tanpa tergesa – gesa

- Permintaan hair cut apabila posisi keuangan terlihat tidak tertolong lagi menjadi masuk akal di mata Negara / lembaga donor

- Memberi gambaran keuangan lebih menyeluruh tentang keuangan Negara dari sekadar gambaran kas - Mengubah perilaku keuangan para penggunannya

menjadi lebih transparan dan akuntabel

Kelemahan :

- Relatif lebih kompleks dibanding basis akuntansi kas maupun basis kas menuju akrual sehingga membutuhkan SDM dengan kompetensi akuntansi yang memadai.

SAP berbasis akrual (modifikasian) menurut PP No. 71 Tahun 2010 lampiran (I) mewajibkan entitas pelaporan menyusun tujuh laporan keuangan pokok yang terbagi dalam dua jenis pelaporan yaitu :

Laporan pelaksanaan anggaran (Budgetary Reports) terdiri atas:

1. Laporan realisasi anggaran berbasis kas

2. Laporan perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL) Pelaporan financial (financial Reports) berbasis akrual, terdiri dari:

1. Neraca

2. Laporan Operasional (LO) 3. Laporan Arus Kas

4. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) 5. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)


(61)

Namun Pada Paragraf 15 di PSAP 01 Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Penyajian Laporan Keuangan dijelaskan bahwa komponen–komponen laporan keuangan tersebut disajikan oleh setiap entitas pelaporan, kecuali:

a. Laporan Arus Kas yang hanya disajikan oleh entitas yang mempunyai fungsi perbendaharaan umum;

b. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih yang hanya disajikan oleh Bendahara Umum Negara dan entitas pelaporan yang menyusun laporan keuangan konsolidasiannya.

Kemudian pada paragraf 16 pada PSAP yang sama dijelaskan bahwa unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan umum adalah unit yang ditetapkan sebagai bendahara umum Negara / daerah dan / atau sebagai kuasa bendahara umum Negara / daerah.

Sehingga terbentuklah laporan keuangan satuan kerja (satker) pada Dinas menjadi :

1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

Laporan ini menyajikan informasi realisasi pendapatan, belanja, transfer, surplus/defisit dan pembiayaan, sisa lebih / kurang pembiayaan anggaran yang masing-masing diperbandingkan dengan anggarannya dalam satu periode.


(62)

2. Laporan Operasional (LO)

Laporan ini menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang menambah ekuitas dan penggunaannya untuk kegiatan penyelenggaraan pemerintah dalam satu periode pelaporan.

3. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)

Laporan ini menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

4. Neraca

Laporan ini menyajikan informasi posisi keuangan pemerintah yaitu aset, utang, dan ekuitas dana pada tanggal tertentu.

5. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)

Laporan ini menyajikan informasi tentang penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam LRA, neraca, LO dan LPE dalam rangka pengungkapan yang memadai.

Siklus akuntansi pada daerah tidak memiliki perbedaan dari siklus akuntansi keuangan komersil. Siklus akuntansi tersebut diawali dengan analisis bukti transaksi yang berupa bukti eksternal dan internal seperti faktur pembelian kuitansi dan


(63)

sebagainya. Kemudian penjurnalan yaitu mencatat pengaruh atas transaksi tadi ke masing-masing akun yang terkait. Kemudian akan dilanjutkan dengan memposting akun-akun terkait dengan transaksi ke buku besar masing-masing, neraca lajur (jika diperlukan), dan tindakan akhirnya adalah menyajikan laporan keuangan. Untuk basis akrual, laporan utama yang bisa dibentuk adalah Neraca dan Laporan Operasional. Laporan berikutnya dari basis akrual yang melengkapi informasi Laporan Keuangan Primer adalah Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Realisasi Anggaran. Terakhir untuk melengkapi pengungkapan keempat laporan keuangan sebelumnya maka disusunlah Catatan atas Laporan Keuangan. Siklus akuntansi dapat digambarkan seperti bawah ini :

Gambar 2.1

Siklus Akuntansi Keuangan Daerah Sumber: halim, 2012, hlm 328, dimodifikasi

BUKTI TRANSAKSI

BUKU BESAR JURNAL

NERACA LAJUR

LAPORAN KEUANGAN

NERACA Laba Operasi (LO)

Laporan Perubahan Equitas (LPE) Laporan Realisai Anggaran (LRA) Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)


(64)

1. Bukti-bukti Transaksi

Dalam tahapan siklus akuntansi akan dimulai dengan adanya bukti-bukti transaksi yang diperoleh oleh SKPD kemudian akan dinalisa untuk dijurnal dan diletakkan pada posisi debit atau kredit nantinya. Peletakan suatu akun di sisi debit bukan berarti saldo dari akun tersebut akan bertambah. Begitupun sebaliknya, peletakan posisi suatu akun di sebelah kredit bukan berarti saldo dari akun tersebut akan berkurang. Disinilah harus diperhatikan dengan sebenar-benarnya saldo perkiraan normal dari masing-masing kelompok akun.

Bukti transaksi yang digunakan dalam prosedur akuntansi penerimaan kas mencakup:

1. Surat tanda bukti pembayaran yang dilengkapi dengan: a. Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKP-Daerah)

b. SKR

c. Bukti transaksi penerimaan kas lainnya. 2. STS.

3. Bukti Transfer. 4. Nota Kredit Bank.

Sementara bukti transaksi yang digunakan dalam prosedur pengeluaran kas mencakup :


(65)

1. Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D), yaitu dokumen yang digunakan sebagai dasar pencairan dana yang diterbitkan oleh BUD berdasarkan SPM.

2. Nota debit bank.

3. Bukti transaksi pengeluaran kas lainnya.

Bukti transaksi yang digunakan dalam prosedur akuntansi aktiva berupa bukti memorial dilampiri dengan:

1. Berita Acara Penerimaan Barang. 2. Berita Acara Serah Terima Barang. 3. Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan.

Bukti transaksi yang digunakan dalam prosedur akuntansi selain kas Berupa: bukti memorial, dilampiri dengan:

1. Pengesahan Pertanggungjawaban Pengeluaran (pengesahan SP).

2. Berita Acara Penerimaan Barang. 3. Surat Keputusan Penghapusan Barang. 4. Surat Pengiriman Barang.

5. Surat Keputusan Mutasi Barang (antar SKPD). 6. Berita Acara Pemusnahan Barang.

7. Berita Acara Serah Terima Barang. 8. Berita Acara Penilaian.


(66)

2. Jurnal

Jurnal adalah catatan yang berfungsi untuk menyediakan informasi yang lengkap dan permanen dari semua transaksi yang disusun dalam urutan kronologis kejadiannya sebagai referensi di masa mendatang. Tujuan dari penjurnalan adalah untuk menunjukkan pengaruh setiap transaksi ke dalam akun perusahaan. Jurnal digunakan sebagai dasar untuk melakukan posting di buku besar. Kesalahan dalam meletakkan posisi akun saat menjurnal akan berakibat pada kesalahan jumlah akhir di buku besar. Pencatatan masing-masing perkiraan akan lebih mudah dengan adanya jurnal karena jurnal memisahkan perkiraan debet dan kredit. Penjurnalan dapat dilakukan harian ataupun bulanan. Format jurnal umum yang biasanya digunakan adalah sebagai berikut:

Tanggal Nama perkiraan Post ref

Debet Kredet


(67)

3. Buku Besar

Langkah selanjutnya dalam siklus akuntansi adalah melakukan posting ke buku besar. Buku besar merupakan lanjutan dari jurnal Posting adalah pemindahan akun-akun sejenis yang sudah di jurnal ke dalam satu kolom yang disebut buku besar. Nantinya, saldo akhir yang ditunjukkan oleh buku besar ini akan dilanjutkan dibawa untuk menyusun laporan keuangan. Berikut adalah contoh buku besar dari suatu perkiraan yang umumnya dipakai.

Nama akun: Kas No.akun:

Tanggal Uraian Ref Debet Kredet Saldo Debet Kredet

Sumber : diolah penulis

4. Neraca Lajur

Bagian selanjutnya adalah neraca lajur. Neraca lajur digunakan sebagai pembantu pembuatan laporan keuangan. Neraca lajur bersifat opsional, boleh digunakan boleh juga tidak tergantung kebutuhan dari suatu entitas dikarenakan sifatnya yang hanya sebagai pembantu. Neraca lajur dapat langsung menggambarkan


(68)

surplus atau deficit, posisi keuangan, dan saldo saldo akhir dari suatu perkiraan. Neraca lajur biasanya terdiri dari 10 kolom yang terdiri dari kolom neraca saldo, penyesuaian, neraca saldo disesuaikan, laba rugi dan yang terakhir adalah neraca yang masing-masing terdiri dari 2 kolom. Kolom debit dan kolom kredit.

5. Laporan keuangan

Tujuan dari akuntansi adalah penyampaian laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan gambaran umum untuk mengambil keputusan. Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama satu periode pelaporan. Laporan keuangan terutama digunakan untuk membandingkan realisasi pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan dengan anggaran yang telah ditetapkan, menilai kondisi keuangan, mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan, dan membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan. Laporan keuangan adalah produk akhir dari proses akuntansi yang telah dilakukan. Laporan keuangan yang disusun harus memenuhi prinsip-prinsip yang dinyatakan dalam PP No.71 tahun


(69)

masing SKPD yang kemudian dijadikan dasar dalam membuat Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi / Kabupaten / Kota. Laporan keuangan SKPD adalah suatu hasil dari proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan dari transaksi ekonomi (keuangan) dari entitas akuntansi yang ada dalam suatu pemerintah daerah yang dijadikan sebagai informasi dalam rangka pertanggungjawaban pengelolaan keuangan entitas akuntansi dan pengambilan keputusan ekonomi oleh pihak-pihak yang memerlukannya.

a. Neraca

Neraca atau yang kini disebut laporan posisi keuangan merupakan laporan yang menunjukkan saldo akhir dari akun-akun nominal atau akun yang akan dibawa ke periode yang akan datang. Neraca pada SKPD biasanya terdiri dari kelompok aset, kewajiban, dan ekuitas dana.

b. Laporan Operasi

Dalam PP No. 71 tahun 2010 dijelaskan bahwa laporan ini menyediakan informasi mengenai seluruh kegiatan operasional keuangan entitas pelaporan yang tercerminkan dalam pendapatan-LO, beban, dan surplus / deficit operasional dari suatu entitas


(70)

pelaporan yang penyajiannya disandingkan dengan periode sebelumnya. Laporan operasional menyediakan informasi:

a. Mengenai besarnya beban yan harus ditanggung oleh pemerintah untuk menjalankan pelayanan; b. Mengenai operasi keuangan secara menyeluruh

yang berguna dalam mengevaluasi kinerja pemeintah dalam hal efisiensi, efektivitas, dan kehematan perolehan dan penggunaan sumber daya ekonomi;

c. Yang berguna dalam memprediksi pendapatan-LO yang akan diterima untuk mendanai kegiatan pemerintah pusat dan daerah dalamperiode mendatang dengan cara menyajikann laporan secara komparatif;

d. Mengenai penurunan ekuitas (bila deficit operasional), dan peningkatan ekuitas (bila surplus beroperasional).

c. Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan ini bertujuan untuk memberikan informasi terkait dengan perubahan ekuitas yang diakibatkan oleh surplus operasional atau deficit operasional. Laporan ini bersifat opsional yakni dapat dilaksanakan atau boleh tidak dilaksanakan.


(71)

d. Laporan Realisasi Anggaran

Laporan ini menyediakan informasi mengenai realisasi pendapatan, belanja, transfer, surplus/deficit, dan pembiayaan dari suatu entitas pelaporan yang masing-masing diperbandingkan dengan anggarannya.

e. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)

Laporan ini menyajikan informasi tentang penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam LRA, neraca, LO dan LPE dalam rangka pengungkapan yang memadai.

Berikut digambarkan sistem dan prosedur akuntansi untuk tingkat SATKER (SATUAN KERJA) pada dinas :


(72)

FORMULIR CATATANLAPORAN

Gambar 2.2

Sistem dan Prosedur Akuntansi

Sumber : Mahsun, dkk., 2011 dalam Halim 2012, hlm 331, dimodifikasi

2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian sejenis pernah dilakukan sebelumnya oleh Endah Noviana pada tahun 2010 dengan judul “analisis pencatatan dan pelaporan keuangan pada satuan kerja perangkat daerah (skpd) di pemerintah kota medan (studi kasus pada dinas tata kota tata bangunan)”. Penelitian ini menggunakan PP No. 24 sebagai objek dan pedoman dalam penelitiannya. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dalam bentuk studi kasus. Penulis menggunakan

Dokumen transaksi Buku Jurnal Buku Besar Laporan keuangan SATKER  Bukti penerimaan kas  Pengeluara n kas  memorial

 Register JKM  Register JKK  Register JM

Kumpulan rekening (ringkasan dan rincian)  LRA  LO  LPE  NERACA  CaLK Buku Pembantu Kertas kerja Kebijakan akuntansi


(73)

teknik wawancara dan teknik studi dokumentasi untuk pegumpulan data yang diperlukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dinas Tata Kota dan Tata bangunan telah melakukan proses pencatatan akuntansinya sesuai dengan Permendagri No 13 tahun 2006 dan PP No 24 tahun 2005, sedangkan untuk penyusunan laporan keuangan belum sepenuhnya sesuai dengan Permendagri No 13 tahun 2006, namun laporan keuangan telah disajikan tepat waktu sehingga bisa dipergunakan bagi kelompok pengguna laporan keuangan guna pengambilan keputusan.

Fauziah (2011) dengan judul “Analisis Pencatatan dan

Pelaporan Keuangan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Kabupaten Lima Puluh Kota (Studi Kasus Pada Badan Kepegawaian

Daerah)”. Penelitian ini menggunakan data dokumenter. Hasil penelitian menunjukkan Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota telah melakukan pencatatan akuntansi keuangan untuk akuntansi belanja dan akuntansi aset sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, serta Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor S.900/316/BAKD tentang Pedoman Sistem dan Prosedur Penatausahaan dan akuntansi, Pelaporan, dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah.

Anisaa Syefira pada tahun 2012 juga melakukan penelitian sejenis dengan judul “Analisis Pencatatan dan Pelaporan Belanja Modal pada Dinas Perhubungan Kota Manado Tahun 2011”. Dan


(74)

dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksploratif, yaitu metode yang digunakan dengan cara mewawancarai beberapa orang ahli dibidang yang berhubungan dengan situasi yang akan diteliti dan mengumpulkan data dari data yang sudah ada atau sudah dipublikasikan (sesuai dengan prosedur penelitian eksploratif). Hasil dari penelitian ini adalah Dinas Perhubungan Kota Manado saat ini telah melaksanakan pengelolaan keuangan sesuai dengan PP No.24 Tahun 2005 yaitu mengenai Standar Akuntansi Pemerintahan, namun belum menerapkan secara keseluruhan, hal ini terlihat pada laporan keuangan neraca yaitu tidak disajikan akumulasi penyusutan dan beban penyusutan untuk belanja modal. Berdasarkan karakteriktik kualitatif pelaporan keuangan di PP No. 24 Tahun 2005 maka komponen laporan keuangan di Dinas Perhubungan telah lengkap. Dan informasi yang disajikan tepat waktu, memiliki feedback value (mengoreksi ekspektasi dimasa lalu) dan memiliki manfaat prediktif (memprediksi masa yang akan datang). Karena sesuai dengan komponen laporan keuangan di PP No. 24 Tahun 2005 lampiran II dan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 bahwa laporan keuangan SKPD terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Catatan atas Laporan Keuangan.

Anastasia Patrisia Thilda Tampanatu tahun 2013 meneliti dengan

judul ”analisis pencatatan dan pelaporan belanja langsung pada skpd di kota Bitung”. Jenis penelitian yang dilakukan berupa studi deskriptif yang meliputi pengumpulan untuk diuji hipotesis atau menjawab pertanyaan mengenai status terakhir dari subjek penelitian. Hasil


(75)

Penelitiannya adalah Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bitung telah melakukan pencatatan akuntansi belanja sesuaidengan Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Laporan Bulanan Bendahara Pengeluaran khususnya tahun anggaran 2011 dimana format dan uraian sudah sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

Table 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti dan

Tahun penelitian

Judul penelitian Objek penelitian Hasil penelitian

Noviana (2010) Analisis Pencatatan Dan Pelaporan Keuangan Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Di Pemerintah Kota Medan (Studi Kasus Pada Dinas Tata Kota Tata Bangunan) Kesesuaian pencatatan dan pelaporan keuangan sesuai PP Nomor 24 tahun 2005

Dinas Tata Kota dan Tata bangunan telah melakukan proses penctatan

akuntansinya sesuai dengan peraturan menteri dalam negeri no 13 tahun 2006 dan peraturan pemerintah no 24 tahun 2005, sedangkan untuk penyusunan laporan

keuangan belum sepenuhnya sesuai dengan peraturan menteri dalam negeri no 13 tahun 2006, namun laporan keuangan telah disajikan tepat waktu sehingga bisa dipergunakan bagi kelompok pengguna laporan keuangan guna pengambilan keputusan


(1)

vi penulisan ini. Akhir kata, penulis mengucapkan terimakasih dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkannya.

Medan, Januari 2016 Penulis

BENAZIR ANNISA NIM 140522124


(2)

vii DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ……... i

ABSTRACT ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian... 5

1.4 Manfaat Penelitian... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Tinjauan Teoritis ... 7

2.1.1 Pengelolaan Keuangan Daerah………. ... 7

2.1.2 Akuntansi Keuangan Daerah Pada SKPD 14 2.2 Tinjauan Peneliti Terdahulu ... 31

2.3 Kerangka Konseptual ... 36

BAB III METODE PENELITIAN ... 38

3.1 Jenis Penelitian ... 38

3.2 Jadwal dan Lokasi Penelitian……… 38

3.3 Batasan Masalah…………... 38

3.4 Definisi Operasional…... 39

3.5 Jenis Data………. ... 39

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 40

3.7 Metode Analisis Data………. 40

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN ... 41

4.1 Data Penelitian ... 41

4.1.1 Sejarah Singkat Dispenda Kota Medan……… 41

4.1.2 Visi dan Misi Dispenda Kota Medan………. 43

4.1.3 Struktur Organisasi Dispenda Kota Medan 46 4.1.4 Tugas Pokok dan Fungsi….. ... 47

4.1.5 Analisis Akuntansi Pada Dispenda Kota Medan……… 53

4.1.5.1. Analisis Transaksi………. 53

4.1.5.2. Jurnal………... 56


(3)

viii

4.1.5.4. Laporan keuangan………. 65

4.2 Analisis Hasil Penelitian... 67

4.2.1 Analisis Pencatatan... 67

4.2.2 Analisis Laporan Keuangan ... 68

4.3 Kendala dalam Penerapan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010………. 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 71

5.1 Kesimpulan ... 71

5.2 Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA... ... 73


(4)

ix DAFTAR TABEL

No.Tabel Judul Halaman

2.1 Tinjauan Penelitian terdahulu …...………. 34


(5)

x DAFTAR GAMBAR

No Gambar Judul Halaman

2.1 Siklus Akuntansi Keuangan Daerah ... 22

2.2 Sistem dan Prosedur Akuntansi ... 31

2.3 Kerangka Konseptual ... 36


(6)

xi DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran Judul Halaman

1 Bukti Transaksi STS untuk Pendapatan………... 75

2 Bukti Transaksi SPP untuk Belanja Langsung (LS).. 76

3 Bukti Transaksi SPM untuk Belanja Langsung (LS). 77

4 Bukti Transaksi SPM untuk Tambahan Uang (TU).. 78

5 Bukti Transaksi SPM untuk Tambahan Uang (TU).. 79

6 Bukti Transaksi SPM untuk Uang Persediaan (UP).. 80

7 Bukti Transaksi SPM untuk Ganti Uang (GU)…... 81 8 Bukti Transaksi SPM untuk Ganti Uang (GU)…….. 82 9 Laporan Realisasi Anggaran (LRA) 2015………….. 83 10 Laporan Operasional (LO) 2015……… 84 11 Laporan Operasional (LO) 2015……… 85