commit to user 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
1. Baitul Maal wa Tamwil BMT a. Sejarah dan Pengertian BMT
Sejarah berdirinya BMT dimulai dari ide para aktivis Masjid Salman ITB Bandung yang mendirikan koperasi Jasa Keahlian
Teknosa pada tahun 1980. Koperasi inilah yang menjadi cikal bakal BMT yang berdiri pada tahun 1984. Seiring kebutuhan masyarakat
akan lembaga keuangan mikro serta kebijakan pemerintah yang mendorong tumbuh kembangnya lembaga keuangan mikro, maka
peluang pengembangan BMT sangatlah besar. Definisi BMT sebagai berikut:
1 BMT merupakan suatu lembaga keuangan syariah yang berupaya mengembangkan dan meningkatkan kegiatan ekonomi khususnya
pengusaha kecil ke bawah. 2 Dalam melaksanakan operasionalnya, BMT berpedoman pada
prinsip syariah. b. Tujuan dan Fungsi Pendirian BMT
Didirikannya BMT bertujuan meningkatkan kualitas usaha ekonomi untuk kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat
pada umumnya. Pengertian tersebut di atas dapat dipahami bahwa
commit to user 5
BMT berorientasi pada upaya peningkatan kesejahteraan anggota dan masyarakat.
c. Ciri-Ciri Utama BMT Ciri utama yang membedakan BMT dengan lembaga keuangan
lainya antara lain Ridwan, 2004: 132: Berorientasi bisnis, mencari laba bersama, meningkatkan pemanfaatan ekonomi paling banyak
untuk anggota dan masyarakat, bermanfaat untuk mengefektifkan pengumpulan dan penyaluran dana zakat, infaq dan sedekah bagi
kesejahteraan orang banyak. d. Asas, Landasan dan Prinsip Operasional BMT
Asas dan landasan BMT adalah Pancasila dan UUD 1945 serta berprinsip
Syari’ah Islam,
keimanan, keterpaduan
kaffah, kekeluargaankoperasi,
kebersamaan, kemandirian
dan profesionalisme Ridwan, 2004: 129
Dalam menjalankan operasionalnya serta untuk menjaga kepercayaan para anggotanya, BMT selalu berpegang teguh pada
prinsip-prinsip sebagai berikut Ridwan, 2004: 129: Dari, untuk, dan kepada anggota; Kebersamaan atau Ukhuwah Islamiyah; Mandiri,
Swadaya, dan Musyawarah. e. Kegiatan Usaha BMT
Dalam kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat, secara garis besar kegiatan usaha BMT dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
commit to user 6
1 Penghimpunan Dana Funding Penghimpunan dana oleh BMT diperoleh melalui
simpanan, yaitu dana yang dipercayakan oleh nasabah kepada BMT untuk disalurkan ke sektor produktif dalam bentuk
pembiayaan dalam bentuk simpanan dan simpanan berjangka.
2 Penyaluran Dana Financing Penyaluran dana adalah kegiatan usaha BMT yang
dilakukan dengan kegiatan usaha memberikan pembiayaan. Pembiayaan adalah suatu fasilitas yang diberikan BMT kepada
anggotanya untuk menggunakan dana yang telah dikumpulkan oleh BMT dari anggotanya.
f. Prosedur dan Proses Pembiayaan Prosedur pembiayaan adalah gambaran sifat atau metode untuk
melaksanakan kegiatan pembiayaan. Seseorang yang berhubungan dengan pembiayaan harus menempuh prosedur pembiayaan yang sehat
meliputi prosedur persetujuan pembiayaan, prosedur administrasi dan prosedur pengawasan pembiayaan.
g. Analisis Pembiayaan Analisis pembiayaan merupakan salah satu bagian dari proses
pembiayaan yang sangat penting. Kegiatan analisis merupakan pekerjaan yang sangat komplek karena harus menilai suatu kondisi
eksternal dengan data yang mungkin tidak lengkap. Pengumpulan informasi harus dilakukan sedetail mungkin agar dalam pemberian
pembiayaan dapat berjalan lancar.
commit to user 7
2. Perbedaan Lembaga Keuangan Syariah dengan Lembaga Keuangan Konvensional.
Secara umum perbandingan antara bank syariah dan bank konvensional, disajikan dalam tabel 2.1 berikut:
Tabel 2.1 Perbandi ngan Antara Bank S yari ah dan Bank Konvensional
Parameter Bank Syariah
Bank Konvensional Landasan
hukum UU Perbankan dan Landasan
Syariah UU Perbankan
Return Bagi hasil, margin pendapatan
sewa, komisifee Bunga, komisifee
Hubungan dengan nasabah
Kemitraan, Investor-investor, investor-pengusaha
Debitur-kreditur Fungsi dan
kegiatan Bank Intermediasi, manager investasi,
investor, sosial, jasa keuangan Intermediasi, jasa
keuangan Prinsip dasar
operasi Anti riba dan anti maysir
Tidak anti riba dan maysir
Prioritas pelayanan
1. Tidakbebas nilai prinsip syariah Islam
2. Uang sebagai alat tukar dan bukan komoditi
3. Bagi hasil, jual beli, sewa 1. Bebas nilai
prinsip materialis
2. Uang sebagai komoditi
3. Bunga Orientasi
Kepentingan publik Kepentingan pribadi
Bentuk usaha Tujuan social-ekonomi Islam,
keuntungan Keuntungan
Evaluasi nasabah
Bank komersial, bank pembangunan, bank universal,
atau multi purpose Bank komersial
Hubungan nasabah
Lebih hati-hati karena partisipasi dalam risiko
Kepastian pengembalian pokok
dan bunga
Sumber likuiditas jangka
pendek Erat sebagai mitra usaha
Terbatas debitur- kreditur
Pinjaman yang diberikan
Terbatas Pasar uang, bank
sentral
commit to user 8
Prinsip usaha Komersial dan non komersial,
berorentasi laba dan nirlaba Komersial dan non
komersial, berorientasi laba
Pengelolaan dana
Pasiva ke Aktiva Aktiva ke Pasiva
Lembaga penyelesaian
sengketa Pengadilan, arbitrase
Pengadilan, Badan Arbitrase Syariah
Nasional
Risiko Investasi 1. Dihadapi bersama antara
bank dan nasabah dengan prinsip keadilan dan
kejujuran
2. Tidak mungkin terjadi negative spread
1. Risiko bank tidak terkait langsung
dengan debitur, risiko debitur
tidak terkait langsung dengan
bank
2. Kemungkinan terjadi negative
spread Monitoring
pembiayaanKre dit
Memungkinkan bank ikut dalam manajemen nasabah
Terbatas pada administrasi
Struktur Organisasi
Pengawas Dewan komisaris, Dewan
Pengwas Syariah, Dewan Syaraiah Nasional
Dewan komisaris
Criteria pembiayaan
Bankable, Halal Bankable, Halal atau
haram Sumber: Rifai, 2007
3. Perilaku Konsumen Perilaku konsumen adalah studi yang terpusat pada cara individu
mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumber daya mereka yang tersedia waktu, uang, usaha guna membeli barang-barang yang
berhubungan dengan konsumsi. 4. Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Pembiayaan
a. Tingkat Pendapatan Dalam penelitian ini pendapatan yang akan digunakan sebagai
variabel penelitian adalah besarnya pendapatan anggota pembiayaan
commit to user 9
yang menjadi responden selama satu bulan. Satuan yang dipakai dalam mengukur pendapatan responden adalah rupiah.
b. Tingkat pendidikan Semakin tinggi tingkat pendidikan diasumsikan semakin tinggi
pula pengetahuannya. Dengan semakin tinggi pengetahuan seseorang akan semakin mudah mengakses informasi dan membuat satu
keputusan. Hal ini akan mempengaruhi besarnya permintaan pembiayaan.
c. Persepsi anggota terhadap pelayanan BMT Persepsi pelayanan merupakan penilaian terutama dari sisi
keunggulan dan kelemahan pelayanan BMT. Variabel ini disetarakan dengan selera yang sesuai teori merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi permintaan. Sehingga variabel persepsi anggota terhadap pelayanan BMT diduga berpengaruh terhadap permintaan
pembiayaan.
B. Kerangka Pemikiran