Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia

dan Restoran sebesar 1,44 persen, 0,50 persen pada Sektor keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan. Berdasarkan wilayah Pualu Jawa dengan tiga provinsi terbesarnya yaitu DKI Jakarta, Jawa Timur dan Jawa Barat memberikan sumbangan sebesar 57,78 persen dari PDB tahun 2013. Secara kuantitatif kegiatan-kegiatan sektor sekunder dan tersier masih terkonsentari di wilayah ini, sementara sektor primer terkonsentarasi di luar Jawa.

4.4 Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia

Pembangunan manusia di Indonesia secara umum telah mengalami peningatan selama periode 1996-2007, akan tetapi pada periode 1996-1999 pembangunan manusia mengalami penurunan, hal ini disebabkan karena keadaan perekonomiaan negara yang sedang memburuk pada periode tersebut akibat dampak dari krisis ekonomi. Setahun sebelum terjadi krisis, IPM Indonesia mencapai angka 67,7 angka ini lebih tingi dari beberapa negara Asia Tenggara seperti Vietnam, Camboja, dan Myanmar akan tetapi pertengahan tahun 1997 IPM Indonesia bergerak turun menjadi 64,3 pada tahun 1999. Hal ini menyebabkan posisi Indonesia turun ke peringkat ke 110 dari 177 negara, dari sebelumnya Indonesia berada di peringkat 99 dari 177 negara. Berdasarkan laporan Uniteds Nations Developments ProgramsUNDP pada tahun 2004, peringkat IPM Indonesia meningkat menjadi urutan ke 108 dari 177 negara. Urutan ini masih lebih baik dibandingkan dengan Kamboja yang berada pada urutan 129, Myanmar pada urutan 130 dan Vietnam pada urutan ke 109 Timor-Timor 142, Laos 133. Akan tetapi Indonesia masih jauh berada di Universitas Sumatera Utara bawah negara Asia tengara lainnya seperti Singapore yang berada pada peringkat ke 25, Brunei Darusalam pada peringkat 35, Malaysia urutan ke 61, Thailand urutan 74, dan Philipina pada urutan ke 84. Perkembangan IPM Indonesia mengalami peningkatan seiring membaiknya perekonomian Indonesia, pada tahun 2007 IPM Indonesia naik mencapai 70,6. Perkembangan IPM pada periode ini dapat terjadi karena adanya perubahan satu atau lebih dari komponen IPM tersebut. Perubahan tersebut dapat berupa peningkatan atau penurunan besaran persenrate dari komponen IPM angka harapan hidup, angka melek huruf, rata-rata lama bersekolah dan pengeluaran riil per kapita. Perubahan ini disebabkan karena beberapa faktor. Selain dari perubahan komponen IPM peningkatan IPM juga dipengaruhi oleh kebijakan pemrintah yang menunjukkan peningkatan dari waktu ke waktu. Peningkatan komponen IPM Indonesia, seperti rata-rata lama bersekolah mengalami kenaikan sebesar 1,37 persen, angka melek huruf meningkat sebesar 0,61 persen, sementara angka harapan hidup dan pengeluaran rill perkapita masing- masing meningkat sebesar 0,56 persen dan 0,21 persen. Pada grafik dibawah ini terlihat terjadi peningkatan IPM di Indonesia setiap tahunnya, kecuali pada tahun 1999, IPM Indonesia mengalami penurunan yang sangat tajam, dari 67,7 pada tahun 1996 menjadi 64,3, hal ini disebabkan karena kondisi krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia. IPM Indonesia mengalami peningkatan pada tahun 2002 yaitu sebesar 65,8 dan terus mengalami peningkatan pada tahun 2004 IPM Indonesia mencapai angka 68,7 tahun 200569,6 dan kembali mengalami penurunan pada tahun 2006 menjadi 69,4. Peningkatan nilai Universitas Sumatera Utara IPM kembali meningkat pada tahun 2007 70,59, tahun 2008 71,17 tahun 2009 71,76, tahun 2010 72,20, tahun 2011 meningkat menjadi 72,77 dan pada tahun 2012 meningkat menjadi 73,29. Peningkatan nilai IPM ini seiring dengan membaiknya kondisi perekonomian Indonesia. Gambar 4.1 Indeks Pembangunan Manusia IPM di Indonesia Tahun 1996-2012 Berdasarkan data survei yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik BPS, pada tahun 2011 mengenai IPM Indonesia berdasarkan provinsi, menempatkan provinsi DKI Jakarta sebagai provinsi dengan IPM tertinggi yaitu sebesar 77,97. Pada peringkat lima tertinggi selanjutnya diikuti oleh provinsi Sulawesi Utara dengan IPM sebesar 76,54, provinsi Riau 76,53, provinsi DI Yogyakarta 76,32, dan provinsi Kalimantan Timur 76,22. Sementara itu peringkat lima terbawah diduduki oleh provinsi Papua dengan IPM sebesar 65,36, diikuti oleh 67.7 64.3 65.8 68.7 69.6 69.41 70.59 71.17

71.76 72.27

72.77 73.29

1996 1999 2002 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Universitas Sumatera Utara provinsi Nusa Tenggara Barat sebesar 66,23, Nusa Tenggara Timur 67,75, Maluku Utara 69,47, dan Irian Jaya Barat 69,65. Secara Nasional, rata-rata IPM Indonesia adalah sebesar 72,77, dengan provinsi Bali dengan IPM sebesar 72,48, dan provinsi Jawa Barat 72,73 yang berada di sekitar rata-rata IPM nasional. Terjadinya glombang fluktuasi yang berbeda antara provinsi-provinsi di Indonesia ini disebabkan karena perbedaan keberhasilan dalam upaya perbaikan komponen-komponen IPM seperti pendidikan, kesehatan an pendapatan di setiap provinsi. Pada tahun 2012 angka IPM provinsi Indonesia mengalami peningkatan meskipun perubahannya relatif kecil antara satu tahun dengan tahun yang lainnya. Dan peringakat tertinggi pada tahun 2012 tetap diduduki oleh provinsi DKI Jakarta sebesar 78,33, dan diikuti oleh provinsi Sulawesi Utara sebesar 76,95, dan provinsi Riau sebesar 76,90 dan DI Yogyakarta 76,75, Kalimantan Timur 76,71. Urutan peringkat provinsi ini sama dengan urutan peringkat pada tahun 2011, diman peringkat terendah diduduki oleh Provinsi Papua dengan IPM sebesar 65,86. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3 IPM 33 Provinsi di Indonesia tahun 2008-2012 Provinsi 2008 2009 2010 2011 2012 Aceh 70.76 71.31 71.70 72.16 72.51 Sumatera Utara 73.29 73.80 74.19 74.65 75.13 Sumatera Barat 72.96 73.44 73.78 74.28 74.70 Riau 75.09 75.6 76.07 76.53 76.90 Jambi 71.99 72.45 72.74 73.3 73.78 Sumatera Selatan 72.05 72.61 72.95 73.42 73.99 Bengkulu 72.14 72.55 72.92 73.4 73.93 Lampung 70.3 70.93 71.42 71.94 72.45 Kep. Bangka Belitung 72.19 72.55 72.86 73.37 73.78 Kepulauan Riau 74.18 74.54 75.07 75.78 76.20 DKI Jakarta 77.03 77.36 77.60 77.97 78.33 Jawa Barat 71.12 71.64 72.29 72.73 73.11 Jawa Tengah 71.6 72.1 72.49 72.94 73.36 Yogyakarta 74.88 75.23 75.77 76.32 76.75 Jawa Timur 70.38 71.06 71.62 72.18 72.83 Banten 69.7 70.06 70.48 70.95 71.49 Bali 70.98 71.52 72.28 72.84 73.49 Nusa Tenggara Barat 64.12 64.66 65.20 66.23 66.89 Nusa Tenggara Timur 66.15 66.6 67.26 67.75 68.28 Kalimantan Barat 68.17 68.79 69.15 69.66 70.31 Kalimantan Tengah 73.88 74.36 74.64 75.06 75.46 Kalimantan Selatan 68.72 69.3 69.92 70.44 71.08 Kalimantan Timur 74.42 75.11 75.56 76.22 76.71 Sulawesi Utara 75.16 75.16 76.09 76.54 76.95 Sulawesi Tengah 70.09 70.7 71.14 71.62 72.14 Sulawesi Selatan 69.62 70.94 71.62 72.14 72.7 Sulawesi Tenggara 69.0 69.52 70.0 70.55 71.05 Gorontalo 69.29 69.79 70.28 70.82 71.31 Sulawesi Barat 68.55 69.18 69.64 70.11 70.73 Maluku 70.38 70.96 71.42 71.94 72.42 Maluku Utara 68.18 68.63 69.03 69.47 69.98 Papua Barat 67.95 68.58 69.15 69.65 70.22 Papua 64.0 64.53 64.94 65.36 65.86 INDONESIA 71.17

71.76 72.27