Pengertian dan Penggolongan Piutang Prosedur Terjadinya Penjualan dan Piutang

Cost, freight dan asurance adalah biaya, ongkos angkut dan asuransi yang artinya jika terjadi penjualan maka siapa yang menanggung semua ini karena jika pembeli yang menanggung hal tersebut berbeda artinya dengan penjual yang menanggung..

B. Pengertian dan Penggolongan Piutang

Piutang timbul dari penjualan kredit, maka menurut Kieso 2002:386, “Piutang merupakan klaim terhadap pihak lain, apakah klaim tersebut berupa uang, barang atau jasa”. Pendapat lainnya dikemukakan oleh Mulyadi 2001:409 yang menyatakan “Piutang merupakan klaim kapada pihak lain atas uang, barang atau jasa yang dapat diterima dalam jangka waktu satu tahun, atau dalam siklus kegiatan perusahaan”. Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa piutang adalah tagihan atas segala sesuatu yang merupakan hak perusahaan baik berupa uang, barang maupun jasa kepada pihak lain setelah perusahaan melaksanakan dengan penerimaan sejumlah uang. Pada umumnya penjualan disajikan pada perhitungan Laba Rugi, akan tetapi piutang disajikan dalam neraca yang terdiri dari dua kelompok, yaitu piutang dagang, Trade Receivable dan piutang nondagang Nontrade Receivable. Piutang dagang timbul dari aktivitas operasi normal sebuah bisnis yaitu penjualan kredit barang atau jasa kepada pelanggan. Sedangkan piutang nondagang meliputi seluruh tipe piutang lain yang muncul dari berbagai ragam transaksi, seperti penjualan sekuritas dan setoran kepada kreditur. Dalam buku Standar Akuntansi Keuangan 2002:93 “Piutang dikategorikan kedalam dua kelompok, yaitu: 1. Piutang usaha yaitu meliputi piutang yang timbul karena penjualan produk atau penyerahan jasa dalam rangka kegiatan usaha normal perusahaan. 2. Piutang lain-lain yaitu piutang yang timbul dari transaksi di luar kegiatan usaha normal perusahaan. Kedua jenis piutang ini harus disajikan secara terpisah di neraca dan diidentifikasikan secara jelas.

C. Prosedur Terjadinya Penjualan dan Piutang

Secara garis besar, piutang dapat terjadi karena dua jenis transaksi, yaitu transaksi penjualan kredit dan transaksi lainnya. Piutang yang terjadi dari transaksi penjualan kredit yang umumnya sebagai sumber utama piutang, biasanya meliputi penjualan produk yang menjadi kegiatan utama perusahaan. Prosedur penjualan kredit melibatkan beberapa bagian dalam perusahaan dengan maksud agar penjualan kredit yang terjadi dapat diawasi dengan baik. Bagian- bagian yang terlibat dalam prosedur penjualan kredit adalah bagian pesanan, penjualan, bagian kredit, bagian pengiriman dan bagian billing. Disamping itu, piutang yang terjadi dari transaksi lainnya dapat bersumber dari beberapa transaksi lain selain transaksi penjualan kredit. Contohnya: penjualan aktiva tetap, pengembalian pajak, pinjaman kepada pegawai, tuntutan terhadap pihak asuransi, deviden atau bunga yang akan diterima. Adapun prosedur mengenai transaksi-transaksi tersebut tidak diuraikan di sini karena dalam penulisan skripsi ini penulis menekankan kepada pembahasan atas penjualan kredit dan piutang. Menurut Mulyadi 2001:5 “Prosedur adalah suatu urutan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang- ulang. Sedangkan pengertian penjualan kredit menurut Mulyadi 2001:202 “Penjualan kredit dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mengirimkan barang sesuai dengan order yang diterima dari pembeli dan untuk jangka waktu tertentu perusahaan mempunyai tagihan kepada pembeli”. Setiap menerima pesanan dari pelanggan maka untuk memenuhi pesanan penjualan harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari bagian kredit. Bagian kredit akan menganalisa pesanan penjualan tersebut apakah diterima atau ditolak. Selanjutnya keputusan pemberian kredit dikirim ke bagian pesanan penjualan. Prosedur penjualan barang diakui pada waktu hak atas barang beralih ke pembeli. Dengan kata lain, pada umumnya pencatatan piutang timbul akibat dari penjualan barang yang dilakukan oleh si penjual pada saat hak milik atas barang beralih kepada si pembeli. Piutang usaha dinilai pada harga pertukaran awal antara perusahaan dengan pihak ketiga, dikurangi penyesuaian untuk diskon tunai, retur penjualan serta penyisihan piutang tak tertagih yang menghasilkan nilai realisasi bersih, yaitu jumlah kas yang diharapkan akan tertagih. Dalam satu departemen atau lebih yang dibuat untuk menjamin pelangganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang, jadi menurut penulis prosedur itu adalah suatu pekerjaan sambung menyambung yang dikerjakan berulang-ulang dan melibatkan beberapa orang yang saling terkait. Jika salah satu dihilangkan maka akan terjadi kesalahan yang dampaknya bisa fatal dan membahayakan perusahaan. Misalkan jika terjadi penjualan dan salah satu tidak dilibatkan yaitu bagian gudang penyimpanan barang maka jumlah akhir barang yang dijual jumlahnya tidak sesuai dengan yang diangkut keluar. Sedangkan pengertian penjualan kredit menurut Mulyadi 2001:202 penjualan kredit dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mengirimkan barang sesuai order yang diterima dari pembeli dan untuk jangka waktu tertentu perusahaan mempunyai tagihan kepada pembeli. Setelah penulis menjelaskan pengertian penjualan kredit maka selanjutnya penulis akan jelaskan pula prosedur penjualan kredit. Sebenarnya prosedur penjualan kredit dengan penjualan tunai tidaklah jauh berbeda karena prosedur penjualan tunai langsung menjadi kas, sedangkan penjualan kredit sebelum menjadi kas maka terlebih dahulu dicatatkan sebagai piutang selanjutnya akan menjadi kas setelah penagihan. Dan persetujuannya lebih mudah dan singkat pada penjualan tunai ketimbang penjualan kredit. Prosedur penjualan adalah urutan kegiatan sejak diterimanya pesanan dari pembeli, pengiriman barang, pembuatan faktur penagihan, dan pencatatan penjualan. Dalam prosedur pencatatan penjualan dan piutang selalu berhubungan karena keduanya berkaitan erat. Prosedur penjualan melibatkan beberapa bagian dalam perusahaan dengan maksud agar penjualan yang terjadi dapat diawasi dengan baik. Bagian-bagian yang terkait dalam prosedur penjualan adalah bagian pesanan penjualan, bagian kredit, bagian gudang, bagian pengiriman, dan bagian billingpenagihan. Fungsi dari tiap-tiap bagian ini adalah: 1. Bagian Pesanan Penjualan Sales Order Departement Dalam perusahaan kecil, fungsi pesanan penjualan dapat dipegang oleh seorang karyawan dalam bagian penjualan. Tetapi dalam perusahaan besar bagian pesanan penjualan merupakan suatu bagian yang berdiri sendiri dibawah bagian penjualan. Untuk keadaan tersebut, bagian pesanan penjualan mempunyai fungsi sebagai berikut: a. Mengawasi semua pesanan yang diterima. b. Memeriksa surat pesanan yang diterima dari langganan atau salesman dan melengkapi informasi yang kurang yang berhubungan dengan spesifikasi produk dan tanggal pengiriman. c. Meminta persetujuan penjualan kredit dari bagian kredit. d. Menentukan tanggal pengiriman. Apabila gudangnya lebih dari satu menentukan dari gudang mana akan dilakukan pengiriman. e. Membuat surat perintah pengiriman Shipping orders dan back orders beserta tembusan-tembusannya. f. Membuat catatan mengenai pesanan-pesanan yang diterima dan mengikuti pengirimannya sehingga dapat diketahui pesanan-pesanan mana yang belum dipenuhi. g. Mengadakan hubungan dengan pembeli mengenai barang-barang yang dikembalikan oleh pembeli, membuat catatan dan mengeluarkan bukti memorial journal voucer untuk bagian piutang. h. Mengawasi pengiriman barang-barang contoh sampel 2. Bagian Kredit Dalam prosedur penjualan, setiap pengiriman barang untuk memenuhi pesanan pembeli yang syaratnya kredit, harus mendapatkan persetujuan dari bagian kredit. Agar dapat memberikan persetujuan, bagian kredit menggunakan catatan yang dibuat oleh bagian piutang untuk tiap-tiap langganan mengenai sejarah kreditnya, jumlah maksimum dan ketepatan waktu pembayarannya. Persetujuan dari bagian kredit biasanya ditujukan dalam formulir surat perintah pengiriman yang diterima dari bagian pesanan penjualan. 3. Bagian Gudang Dalam hubungannya dengan penjualan, bagian gudang bertugas untuk menyiapkan barang seperti yang tercantum dalam surat perintah pengiriman. Barang-barang ini diserahkan kebagian pengiriman untuk dibungkus dan dikirimkan ke pembeli. 4. Bagian Pengiriman Bagian pengiriman bertugas untuk mengirim barang-barang pada pembeli. Pengiriman ini hanya boleh dilakukan apabila ada surat perintah pengiriman yang sah. Selain itu bagian pengiriman juga bertugas mengirimkan kembali barang- barang kepada penjual yang keadaannya tidak sesuai dengan yang dipesan. Pengiriman barang ini dilakukan apabila ada debit memo untuk retur pembelian. 5. Bagian Billing Pembuatan Faktur atau Penagihan Tugas bagian faktur adalah: Membuat menerbitkan faktur penjualan dan tembusan-tembusannya kadang-kadang tidak membuat faktur tetapi melengkapi data harga dan perkalian faktur. a. Menghitung biaya kirim penjualan dan Pajak pertambahan Nilai b. Memeriksa kebenaran penulisan dan perhitungan-perhitungan dalam faktur. Formulir yang digunakan dalam prosedur pesanan penjualan adalah surat perintah pengiriman Shipping order dengan beberapa tembusan yang masing- masing mempunyai fungsi sendiri-sendiri. Formulir yang digunakan dalam prosedur pembuatan faktur adalah faktur invoice beserta tembusan- tembusannya. Formulir-formulir diatas terkadang dibuat terpisah tetapi mungkin juga pembuatannya dilakukan sekaligus dalam hal ini dikatakan formulir mengenai prosedur pesanan dan pembuatan faktur.

D. Pengawasan Penjualan dan Piutang