31
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Data Penelitian
1. Sejarah perusahaan
PT. Coca cola Bottling Indonesia adalah Peusahaan Industri minuman ringan di Indonesia yang sahamnya mayoritas milik asing Australia. Pada tahun
1967 bernama PT.BRASSERIES DEL Indonesia milik Prancis, sejak 1981 perusahaan ini diambil alih oleh PT.Perusahaan Bir Indonesia dan diganti nama
menjadi PT.Multi Bintang Indonesia yang sahamnya mayoritas milik Belanda. Kemudian 1988 perusahaan ini dialihkan lagi oleh Van java Indonesia dan 1997
Dijual lagi kepada PT.Coca cola Bottling Indonesia. Sampai saat ini 2009.
2. Struktur Organisasi
PT.Coca cola Bottling Indonesia Menganut Struktur Organisasi Fungsional yang dikenal pada perusahaan ini namanya struktur Fungsion. Dimulai dari
pimpinan tertinggi PT CCBI adalah Presiden Direktur yang berpusat di Jakarta lalu diikuti atau membawahi menjadi 5 pemimpin yaitu :
1. Finance Directur
2. Production Directur
3. Marketing Directur
4. SMD Directur
5. HRD.
Kelima Direktur ini membawahi pimpinan sejenis sampai terendah lihat struktur organisasi pada halaman berikut. Mulai dari kelima direktur tersebut
bagaikan tanda panah atau tombak langsung dari Jakarta sampai Medan, dan masing-masing Direktur yang lima ini tidak mempunyai garis hubungan antara
direktur yang satu dengan yang lain, melainkan setiap direktur membawahi direktur sejenis mulai dari National area, Regional area sampai ke Lokal area.
Produksi Medan bertanggung jawab pada lokal Area lalu dari lokal Area bertanggung jawab pada Regional Area dan Regional Area bertanggung jawab
pada Nasional Area.
Struktur Fungsional Coca-cola
NaNN
Gambar 4.1 Struktur Fungsional Coca-cola
Presiden Direktur
Finance Directur Production Directur
Marketing Directur
HRD
SDM
Finance Directur
Finance Directur Production Directur
Production Directur Marketing Directur
Marketing Directur
Marketing Directur
HRD
HRD
SDM
SDM
Struktur fungsional National bertempat di Kantor Pusat Jakarta Wisma Pondok Indah II 14
th
– 15
th
Floor Jln Sultan Iskandar Muda Kav.V IA. Pondok Pinang Kebayoran Lama Jakarta Selatan.
Untuk wilayah kerja regional dapat dikelompokkan dalam : Regional Sumut, Regional Jawa, Regional Sulawesi, Regional Irian, dan
Regional Kalimantan. Sedangkan untuk wilayah kerja Lokal Area dapat dikelompokkan dalam :
Lokal Area Medan – Aceh – Palembang – dan lain-lain. Untuk masing-masing tugas dari kelima Direktur lokal ini bertanggung jawab pada President Direktur di
Jakarta pusat. Contoh misalnya Direktur agen tunggal Coca cola meminta kepada marketing PT
CCBI jenis produk Fanta 5.000 Krat, ikut dalam perjalanan tersebut truk angkutan, surat permintaan barang di serahkan ke Marketing diperoses di
Marketing dilanjutkan ke kepala Gudang untuk menyalurkan Fanta 5.000 Krat, satu lembar ke Finance untuk mencatat piutang. Jadi begitu barang ke luar gudang
sudah ada tanda bukti barang ke luar melalui truk dengan plat nomer kendaraan. Supir Angkutan bersama bukti permintaan agen Coca cola jika perlu dilampiri
giro,cek berapa hari baru dibayar agen produk tidak lebih atau kurang muatan sesuai perintah masuk – keluar mencatat plat nomor kendaraan dengan nama
supir, jam berapa dan tanggal berapa lalu apa saja produk yang diangkut. Seluruh hasil penjualan akan dibuat tabel piutang harian atau piutang mana yang belum
tertagih, terutang akan tetapi piutang PT. Coca Cola Bottling Indonesia hanya satu yaitu distributor Coca cola hanya saja giro, cek yang diberikan dari distributor
Coca cola bermacam ragam dari berbagai bank yang ada di Medan atau Sumatera
karena bisa saja giro maupun cek yang diterima distributor Coca cola dari relasinya langsung diberikan pada ke PT. Coca Cola Bottling Indonesia. Untuk
lebih singkatnya prosedur penjualan kredit yang dibuat PT. Coca Cola Bottling Indonesia cukup ringkas yaitu hanya satu tempat menjual produk yaitu distributor
tunggal Coca cola di Medan. Untuk setiap produk yang ditawarkan tentu beda nilai jual dan tingkat daya beli konsumen di pasar, berdasarkan itu PT. Coca Cola
Bottling Indonesia membedakan jangka waktu jatuh tempo sesuai dengan produk masing-masing, seperti terlihat dalam tabel berikut :
No Nama Produk
Giro cek 1
Fanta 20 hari
2 Coca cola
18 hari
3 Sprite
18 hari
4 Fres tea dan prodak lain
15 hari
Tabel. 4.1 Tabel Jangka waktu jatuh tempo penjualan sesuai produk
Menurut data yang ada telah dikumpulkan penulis, bahwa produk yang paling memiliki daya jual tinggi adalah minuman coca cola kemudian disusl fanta, sprite,
Fres tea dan pro Penjualan kredit terbesar dimulai dari:
1. Produk Coca cola
2. Fanta
3. Sprite
4. Fres tea dan produk lainya.
Penjualan produk dari PT. Coca Cola Bottling Indonesia belum pernah terganggu walupun banyak saingan dari produk lain misalnya Aqua, teh Botol,dan
lain-lain. Maka produk PT. Coca Cola Bottling Indonesia ini memiliki segmen tertentu. Misalkan orang bererkumpul tempat tertentu, yang kelasnya tinggi bukan
minum aqua tetapi Fanta atau Coca cola. Demikian juga Area pameran dan seterusnya orang lebih bergengsi minum produk PT. CCBI seperti Fanta,Coca
cola dan lainnya. Maka program penjualan PT CCBI belum terganggu karena semua penjualan dibayar dibawah 30 hari.Contoh jumlah produksi perhari
32.000 krat, satu krat 24 botol jika penjualan per botol saja rata-rata Rp 1.000 maka total jual hari.
32.000 krat x 24 btl x Rp. 1.000 = Rp. 768.000.000,-hari Untuk satu bulan 20 hari x Rp. 768.000.000,- = Rp. 15.360.000.000,-
Untuk satu tahun 12 bulan x Rp.15.360.000.000,- = Rp.184.320.000.000,-
3. Hubungan Penjualan Penjualan Kredit dengan Produksi
PT. Coca Cola Bottling Indonesia ini seluruh penjualannya diawasi oleh Marketing, Finance manager, Eximinari Audit secara untuk penjualan setiap hari
atau rutin ada internal audit rutin. Exeminari dapat membuat perbandingan Finish Good awal dibanding Finish Good akhir, dibanding produk total dan penjualan
total. Dalam arti jumlah yang disajikan harus sama karena jika tidak sama maka akan diketahui bahwa ada kecurangan dalam transaksi tersebut. Contoh cadangan
Finish Good awal 15.000 krat, produksi 32.000 krat penjualan 43.000 krat maka Finish Good akhir adalah 4.000 krat.
Finish Good awal 15.000 Krat
Produksi Jumlah
47.000 Krat 32.000 Krat +
Penjual Finish Good Akhir 4.000 Krat
43.000 Krat -
Kemudian juga untuk mengetahui berapa banyak yang harus diproduksi agar stok tidak terlalu banyak digudang maka dibutuhkan juga kerja sama dengan
agen tunggal PT. Coca Cola, sehingga diketahui berapa banyak produk terjual dan jenis apa yang dikurangi atau ditambahi dan untuk informasi-informasi lainnya.
Sebagai gambaran, dimisalkan penjual minta 47.000 krat dari distributor tunggal, dan kemudian PT. Coca Cola Bottling Indonesia harus tetap menyisakan produk
8.000 Krat sebagai cadangan dan sudah ada Produk awal 4.000 krat maka berapa lagi jumlah produk yang di harus diproduksi baru..
Jlh permintaan dari distributor 47.000 krat
Jlh yg disediakan sebagai cadangan 8.000 krat
Jlh produk yg harus diproduksi 55.000 krat
+
Jlh persediaan awal Jlh yg harus diproduksi baru
51.000 krat 4.000 krat -
Dari pengamatan penulis selama di PT. Coca Cola Bottling Indonesia belum ada piutang yang terlambat dilunasi karena setiap transaksi diikuti Giro, Cek yang
lengkap, oleh Distributor Coca cola. PT. Coca Cola Bottling Indonesia menggangap penjualan kredit untuk jangka waktu dibawah 20 hari atau 20 hari
dianggap tunai.
4. Hubungan Perjualan Kredit dengan Laporan Keuangan.
Semua perjualan kredit akan lancar tanpa ada hambatan, dan semua jenis produk yang dimiliki oleh PT. Coca Cola Bottling Indonesia di lakukan dengan tepat jika
tidak ada hambatan dalam perlunasan piutang. Penjualan dibawahnya satu bulan misalnya 20 hari dianggap Tunai. Dengan demikian distributor dapat memutar
uang yang diperoleh dari pelanggan untuk beberapa hari khususnya penjualan tunai. Hal seperti ini dilakukan PT. Coca Cola Bottling Indonesia karena dalam
pembelian bahan untuk kebutuhan perusahaan tersebut juga mendapat keringanan baik dari bahan lokal dalam maupun bahan impor.
Walaupun penjualan dengan pembayaran 20 hari dianggap tunai akan tetapi pada laporan keuangan kelihatan piutang khususnya di Neraca dan sebagai
gantinya penjualan dilaba rugi tidak bisa dimasukkan sebagai kas di neraca karena Giro maupun cek yang ada belum diuangkan. Kelihatan pula Laporan umur
piutang yang tidak tertagih demikian juga beban. Untuk kedua penambahan ini tidak kelihatan yang artinya belum dibiayakan maupun piutang yang dihapuskan.
Demikian juga pada laporan laba rugi tidak kelihatan adanya penjualan dikembalikan dan potongan penjualan, artinya PT. Coca Cola Bottling Indonesia
tidak perlu meningkatkan penjualan karena adanya rekap penjualan tetap lancar, kenapa demikian karena pembelian disemua prodak merupakan rangkaian untuk
konsumen.
5. Hubungan Penjualan Kredit Dengan Analisa Umur Piutang.
Secara umum penjualan kredit berhuibungan erat dengan analisa umum piutang karena yang di analisa pada piutang tersebut sudah berupa cekgiro piutang
tesebut belum tertagih dan apa masalahnya dan piutang tersebut harus dianalisa. Didalam analisa umur piutang kelihatan piutang mana yang belum tertagih dan
berapa lama belum tertagih, dengan demikian piutang mana yang harus dibiayakan dan piutang mana yang harus dihapuskan. Data diatas hanya dapat
diambil dari laporan analisa umur piutang. Sebenarnya dari laporan analisa umur piutang masih banyak data untuk mengambil keputusan misalnya jenis cek, giro
darai bank mana atau pengusaha mana yang curang mengeluarkancek atau giro tersebut.
Selanjutnya diperinci lagi untuk masing-masing produksi agar lebih mudah pengawasan produk tersebut.Contoh tabel piutang:
Tabel Piutang
Jenis Kode
Piutang 1518182
0 Umur Piutang
Jatuh Tempo
1-2 hari Jatuh
Tempo 3-4 hari
Jatuh Tempo
5-6 hari Jatuh
tempo 7-8 hari
Tabel. 4.2 Tabel Piutang
B. Analisa Hasil Penelitian