Prosedur Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur
TUGAS AKHIR
PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM)
PROSEDUR PELAPORAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN) DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN TIMUR
O L E H
NAMA : TONA SHINDY URSULA TOBING NIM : 082600056
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Menyelesaikan Studi Pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2011
(2)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan rahmat dan berkat-Nya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang disusun guna memenuhi salah satu
syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Diploma III Administrasi
Perpajakan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera
Utara.
Adapun yang menjadi judul Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) adalah “ PROSEDUR PELAPORAN PAJAK PERTAMBAHAN
NILAI (PPN) DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN TIMUR”.
Penulisan tugas akhir ini merupakan salah satu persyaratan untuk
menyelesaikan studi pada Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
Dalam menyusun Tugas Akhir ini penulis sangat banyak mendapat
bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar – besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Baddarudin, M.Si, selaku Dekan FISIP USU
2. Bapak Drs. Alwi Hashim Batubara, M.Si, selaku Ketua Program Studi
Diploma III Administrasi Perpajakan yang telah meluangkan waktu untuk
memberikan bimbingan dan pengarahan selama penulis menyelesaikan
(3)
3. Bapak Dr. Bastari, MM, BKP selaku dosen pembimbing dimana telah
meluangkan segenap waktu untuk memberikan bimbingan, petunjuk dan
pengetahuan kepada penulis.
4. Bapak dan Ibu staf pengajar Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP
USU yang telah memberikan ilmu pengetahuannya kepada penulis selama
mengikuti perkuliahan di FISIP USU.
5. Ibu Fitrohtul Fauziah selaku supervisor yang telah meluangkan waktunya
untuk mengumpulkan data dan informasi yang dibutuhkan penulis guna
menyelesaikan tugas akhir ini.
6. Tuhan Yesus Kristus yang menjadi sumber kekuatanku dan
penghiburanku. Di dalamNya aku menjadi kuat dalam menghadapi
berbagai rintangan selama menyusun tugas akhir. (thanks GOD)
7. Ibu ku tercinta Ibu R.br.Napitupulu dan Opungku tersayang Ibu
S.br.Hutapea (Op.Tona) yang selalu mendukungku dengan doa, kasih
sayang, perhatian dan semangat selama menyelesaikan tugas akhir.
8. Keempat adik ku tersayang Deas, Jogi, Susana, dan Silvia yang selalu
memberikan doa, dukungan semangat dalam menyelesaikan tugas akhirku.
9. Keluarga besarku tercinta, amangboru dan bou Campus, Bou Lasma,
inanguda Jesse, ka Vera, ka Else, bang Riko, bang Ray, bang Dedi, tulang
Toto, Tante Melda, ka Oca, Debora, tante Lesmi dan seluruh anggota
keluarga yang telah memberikan doa dan dukungan selama penulis
(4)
10. Keluarga Kecilku Apostolos Generation, ka Senti Manurung, Esa Mei br.
Sitepu, Lia Harianty br.Sembiring, Winda Monica Napitupulu yang selalu
setia mendoakan ku, memberi dukungan, semangat, motivasi dan nasehat.
11.Teman – temanku Sri Rahayu, Ika, Dika,Wanda, Yuni, Hera, Reinal,
Lukman, Denny, Baluat, Susilawati Cibro yang memberi dukungan dan
semangat ketika aku mengalami masa – masa sulit dalam menyusun tugas
akhir dan seluruh penghuni Tax B_08 yang selama 3 tahun ini bersama –
sama dalam susah dan senang.
12.Buat sahabat – sahabatku Denny Siregar, Sendy dan Stefy yang selalu
menghiburku dan Bang Tahi yang selalu memberikan nasehat dan
semangat baru.
Penulis menyadari bahwa Laporan Tugas Akhir ini masih belum
sempurna. Untuk itu dengan kerendahan hati penulis menerima saran dari para
pembaca demi kesempurnaan dan untuk pengembangan pengetahuan di masa
akan datang.
Akhir kata semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan.
Hormat saya,
Penulis
(5)
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR……… i
DAFTAR ISI……… iii
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)………. .. 1
B.Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)……. 6
C.Uraian Teoritis………. 8
D.Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri(PKLM)…………. 15
E.Metode Praktik kerja Lapangan Mandiri (PKLM)………..……….. 15
F. Metode pengumpulan Data………..………. 17
G.Sistematika Penulisan Laporan PKLM………..……….. 18
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM A.Sejarah Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur………… 20
B.Tugas dan fungsi KPP Pratama Medan Timur……….. 21
C.Struktur Organisasi.……… 22
D.Tugas dan wewenang masing – masing seksi………..……….. 23
BAB III GAMBARAN DATA TENTANG PPN A.Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai………. 28
1. Pajak Keluaran………. 28
2. Pajak Masukan………. 28
(6)
B.Penyetoran ………. 29
C.Pelaporan……… 30
1. Fungsi SPT Masa PPN………..……… 30
2. Formulir SPT Masa PPN……….. 31
3. Pengambilan Formulir SPT Masa PPN……… 32
4. Kelengkapan SPT Masa PPN……….. 32
5. Cara Pelaporan SPT Masa PPN……… 33
6. Batas Waktu Pelaporan SPT Masa PPN……….. 34
7. Pemenuhan Kewajiban SPT Masa PPN……….. 35
BAB IV ANALISA DAN EVALUASI A.Pengusaha Kena Pajak yang memenuhi dan tidak memenuhi kewajiban menyampaikan SPT Masa PPN Tahun 2010 di KPP Medan Timur….. 37
B.Kendala – kendala yang dihadapi KPP Medan Timur dalam menerima SPT Masa PPN………. 50
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan………. 52
B.Saran……… 53
DAFTAR PUSTAKA
(7)
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ).
Pada era gliobalisasi seperti sekarang, persaingan antar negara semakin
ketat. Oleh karena itu, Negara Indonesia dengan gencar meningkatkan kualitas
bangsa di segala bidang, agar dapat bersaing dengan negara – negara lain. Dalam
hal ini peran masyarakat Indonesia, khususnya mahasiswa sangatlah penting.
Karena mahasiswa merupakan produk dari perguruan tinggi yang dituntut untuk
berpikir kritis dan tegas. Untuk mencapai tujuan tersebut mahasiswa diharapkan
mampu mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diperolehnya dengan mengikuti
Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM).
Praktik kerja lapangan mandiri (PKLM) adalah suatu cara untuk
mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang selama ini diperoleh dibangku
perkuliahan, memberikan pengetahuan mengenai lingkungan kerja dan kegiatan –
kegiatan suatu perkantoran khususnya di bidang perpajakan. Pengalaman ini
merupakan guru yang baik dan sangat berharga karena semakin banyak praktik
yang dilakukan akan semakin sempurna dan matang di bidang yang ditekuni,
khususnya bidang perpajakan.
Menurut Roechmat Soemitro dalam buku perpajakan: teori dan kasus oleh
Siti Resmi, pajak merupakan iuaran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang
– undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik
(8)
membayar pengeluaran umum (Resmi, 2008:1). Dengan sifat pemungutan pajak
tersebut pajak merupakan salah satu sumber penerimaan Negara paling besar
disamping penerimaan lainnya, misalnya minyak bumi dan gas bumi. Pajak
merupakan salah satu usaha pemerintah untuk meningkatkan penerimaan Negara
yang berasal dari masyarakat, dan diatur dalam bentuk peraturan perundang –
undang perpajakan.
Sejak diberlakukan reformasi perpajakan pada tahun 1983, maka sistem
perpajakan yang sebelumnya adalah official assessment sytem yaitu sitem
pemungutan pajak yang memberikan wewenang kepada pemerintah untuk
menentukan besarnya pajak yang terutang menjadi self assessment system yaitu
sistem yang dalam pemungutannya negara memberikan kepercayaan kepada
wajib pajak untuk menghitung, membayar, dan melaporkan sendiri pajak yang
terutang.
Perpajakan Indonesia yang menganut sistem self assessment dapat dibagi
menurut sifat dan mekanisme pemungutannya. Pajak terbagi menurut sifatnya
yaitu:
a. Pajak Subjektif yaitu pajak yang penggunaannya memerhatikan keadaan pribadi wajib pajak atau pengenaan pajak yang memerhatikan keadaan
subjeknya, contohnya Pajak Penghasilan.
b. Pajak Objektif yaitu pajak yang pengenaannya memerhatikan objeknya baik berupa benda, keadaan, perbuatan, atau peristiwa yang mengakibatkan
(9)
Subjek Pajak (wajib pajak) maupun tempat tinggal, contohnya Pajak
Pertambahan Nilai (Resmi, 2008:8).
Selain menurut sifanya perpajakan juga terbagi berdasarkan mekanisme
pemungutannya, yaitu:
a. Pajak langsung adalah pajak yang beban pajaknya tidak bisa digeserkan/ dialihkan kepada pihak lain, contohnya Pajak Penghasilan.
b. Pajak tidak langsung adalah pajak yang beban pajaknya dapat dipindahkan/ dialihkan kepada pihak lain, contonya Pajak Pertambahan Nilai.
Berdasarakan pembagian pajak berdasarkan sifat dan mekanisme
pemungutannya di atas, dapat dilihat bahwa Pajak Pertambahan Nilai merupakan
pajak tidak langsung yang dikenakan atas konsumsi di dalam negeri baik
konsumsi barang maupun jasa. Pajak ini dikenakan hanya terhadap pertambahan
nilainya saja dan dipungut beberapa kali pada berbagai mata rantai jalur
perusahaan. Pertambahan nilai itu timbul karena digunakannya faktor- faktor
produksi pada setiap jalur perusahaan dalam menyiapkan, menghasilkan,
menyalurkan dan memperdagangkan barang atau pemberian pelayanan jasa.
Untuk itu perlu diketahui yang merupakan objek dan subjek PPN. Objek
Pajak Pertambahan Nilai adalah penyerahaan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena
Pajak atau barang tidak berwujud di dalam daerah pabean atau dari luar daerah
pabean di dalam daerah pabean selain yang dikecualikan pada pasal 4A ayat (2)
(10)
Subjek Pajak Pertambahan Nilai adalah orang pribadi atau badan yang
menghasilkan barang, mengimpor barang, mengekspor barang, melakukan usaha
perdagangan seperti barang yang menurut tujuan semula tidak untuk
diperjualbelikan tetapi kemudian diperjualbelikan, memanfaatkan barang tidak
berwujud dari luar daerah pabean, melakukan usaha jasa, memanfaatkan jasa dari
luar daerah pabean. Subjek pajak mempunyai kewajiban melaporkan usahanya
untuk dikukuhkan sebagai Penusaha Kena Pajak.
Subjek pajak yang telah mendaftarkan diri untuk dikukuhkan sebagai
Pengusaha Kena Pajak wajib memungut atau memotong Pajak Pertambahan Nilai
ketika melakukan penyerahan BKP atau JKP dengan menggunakan Faktur Pajak.
Faktur Pajak adalah bukti pungutan pajak yang dibuat oleh Pengusaha Kena Pajak
yang melakukan penyerahan BKP atau JKP (Sukardji, 2010:88).
Pajak Pertambahan Nilai yang menganut sistem self assessment
mengharuskan Pengusaha Kena Pajak menyetor dan melaporkan sendiri Pajak
Pertambahan Nilai yang telah dipungut. Pajak Pertambahan Nilai disetor ke bank
persepsi pemerintah atau kantor pos dengan menggunakan Surat Setoran Pajak
serta melampirkan Faktur Pajak sebagai bukti Pemotongan.
Pengusaha Kena Pajak yang telah menyetor Pajak Pertambahan Nilai,
kemudian melaporkannya jumlah pajak yang terutang menggunakan Surat
Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai yang dapat dilakukan dengan cara
manual dan elektronik. Penyampaian SPT Masa PPN secara manual dengan
(11)
Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) atau dengan
mendownload formulir dari situs internet Direktorat Jenderal Pajak dengan alamat
dilaporkan sendiri ke KPP tempat PKP terdaftar atau melalui kantor pos atau jasa
pengiriman.
Sedangkan, pelaporan SPT Masa secara elektronik dilakukan secara
on-line yang real time melalui situs
Aplikasi/Application Service Provider (ASP). Setelah data – data terekam dengan
benar Pengusaha Kena Pajak mencetak formulir 1111 SPT Masa PPN unuk
kemudin dilaporkan sendiri ke KPP tempat PKP terdaftar atau melalui kantor pos
atau jasa pengiriman.
Dengan melihat uraian singkat diatas, penulis melihat masih banyak lagi
yang perlu diketahui tentang Pajak Pertambahan Nilai. Untuk itu penulis tertarik
menulis laporan tentang Prosedur Pajak Pertambahan Nilai khususnya di Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur, dengan judul laporan praktik kerja
lapangan sebagai berikut: “PROSEDUR PELAPORAN PAJAK
PERTAMBAHAN NILAI (PPN) di KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN TIMUR”.
(12)
B. Tujuan dan Manfaat PKLM.
1. Tujuan Praktik kerja Lapangan Mandiri (PKLM).
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam melaksanakan Praktik Kerja
Lapangan ini, yaitu:
a. Untuk mengetahui prosedur pelaksanaan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai
(PPN).
b. Untuk mengetahui Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang memenuhi dan yang
tidak memenuhi kewajiban menyampaikan SPT Masa PPN dalam kurun waktu
1 tahun terakhir di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur.
c. Untuk mengetahui kendala - kendala yang dihadapi pegawai Kantor Pelayanan
Pajak Medan Timur dalam penerimaan SPT Masa PPN.
2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri. a. Bagi Mahasiswa.
1. Khususnya bagi penulis, dapat mengetahui tentang prosedur pelaporan Pajak
Pertambahan Nilai (PPN).
2. Dapat mengaplikasikan teori tentang PPN yang didapat selama di bangku
perkuliahan ketika melaksanakan PKLM.
(13)
1. Memperat hubungan kerjasama antara pihak universitas dengan instansi
pemerintah khususnya tempat melaksanakan PKLM.
2. Mempromosikan sumber – sumber potensi di universitas.
3. Mendorong kemajuan mahasiswa khususnya mahasiswa Administrasi
Perpajakan Universitas Sumatera Utara di masa mendatang.
c. Bagi Masyarakat.
1. Membantu masyarakat memproleh informasi tentang prosedur pembayaran dan
pelaporan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
2. Pengetahuan masyarakat tentang pentingnya membayar pajak semakin
bertambah, sehingga masyarakat lebih giat lagi dalam melaksanakan kewajiban
perpajakannya.
d. Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur.
1. Menjalin kerjasama yang baik antara pihak Universitas khususnya Program
Studi Diploma III Administrasi Perpajakan dengan Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Medan Timur.
2. Mempromosikan citra baik tentang Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan
Timur kepada masyarakat khususnya wajib pajak yang terdaftar di KPP
(14)
C. Uraian Teoritis.
Menurut UU No.8 tahun 1983 yang telah diubah terakhir dengan UU No.
42 tahun 2009 tentang Pajak Pertambahan Nilai (PPN), meskipun telah terjadi
perubahan dibeberapa pasal dan ayat baru, mulai 1 April 2010 berlaku UU PPN
1984.(Sukardji,2010:18)
1. Pengertian Pajak Pertambahan Nilai.
Pajak Pertambahan Nilai merupakan pajak yang dikenakan terhadap
pertambahan nilai yang timbul akibat dipakainya faktor- faktor produksi di setiap
jalur perusahaan dalam menghasilkan, menyiapkan, menghasilkan, menyalurkan
dan memperdagangkan barang atau pemberian pelayanan jasa kepada konsumen.
Selain itu, menurut Untung Sukardji dalam bukunya Pajak Pertambahan Nilai,
Pajak Pertambahan Nilai mempunyai karakteristik sebagai berikut:
a. Pajak Tidak langsung.
Karakter ini memberikan suatu konsekuensi yuridis bahwa antara pemikul
beban pajak (destinataris pajak) dengan penanggung jawab pajak atas
pembayaran pajak ke kas negara berada pada pihak yang berbeda.
b. Pajak Objektif.
Merupakan suatu jenis pajak yang saat timbulnya kewajiban pajak ditentukan
faktor objektif.
(15)
Karakteristik Pajak Pertambahan Nilai yang dikenakan pada setiap mata rantai
jalur produksi maupun jalur distribusi.
d. Indirect Subtraction Method/ Credit Method.
Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut tidak langsung disetorkan ke kas
negara, Pajak Pertambahan Nilai yang disetor ke kas negara merupakan hasil
perhitunganPajak Masukan dan Pajak keluaran. Pajak Masukan yang
diperhitungkan untuk memperoleh jumlah Pajak Pertambahan Nilai yang harus
dibayar ke Kas Negara merupakan kredit pajak. Untuk mengetahui kebenaran
jumlah Pajak Masukan dan Pajak Keluaran, Pengusaha Kena Pajak diwajibkan
membuat Faktur Pajak.
e. Pajak atas konsumsi dalam negeri.
Pajak Pertambahan Nilai hanya dikenakan atas konsumsi Barang Kena Pajak/
Jasa Kena Pajak di dalam negeri.
f. Pajak Pertambahan Nilai bersifat netral.
Pajak Pertambahan Nilai bersifat netral karena Pajak Pertambahan Nilai yang
dikenakan atas konsumsi barang dan jasa dan pemungutannya menganut prinsip
tempat tujuan.
(16)
Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas nilai tambah dan Pajak Pertambahan
Nilai yang dibayar dapat diperhitungkan dengan Pajak Pertambahan Nilai yang
dipungut.
h. PPN yang diterapkan di Indonesia adalah PPN tipe Konsumsi.
Artinya seluruh biaya yang dikeluarkan untuk perolehan barang modal dapat
dikurangi dari dasar pengenaan pajak (Sukardji, 2010:1).
2. Objek Pajak Pertambahan Nilai.
Objek Pajak Pertambahan Nilai diatur dalam Pasal 4, Pasal 16C dan Pasal 16D
UU PPN 1984, yaitu:
a. Penyerahan Barang Kena Pajak di dalam daerah Pabean yang dilakukan oleh
pengusaha.
b. Impor Barang Kena Pajak.
c. Penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh
pengusaha.
d. Pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujjud dari luar Daerah Pabean di
dalam Daerah Pabean.
e. Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah
Pabean.
f. Ekspor Barang Kena Pajak berwujud yang dilakukan oleh Pengusaha Kena
(17)
g. Ekspor Barang Kena Pajak tidak berwujud yang dilakukan oleh Pengusaha
Kena Pajak.
h. Ekspor jasa kena pajak yang dilakukan oleh Pengusaha Kena Pajak.
i. Kegiatan membangun sendiri yang dilakukan tidak dalam kegiatan usaha atau
pekerjaan orang pribadi atau badan.
j. Penyerahan barang kena pajak berupa aktiva yang menurut tujuan semula tidak
untuk diperjualbelikan oleh Pengusaha Kena Pajak, kecuali atas penyerahan
aktiva yang pajak masukkannya tidak dapat dikreditkan sebagaimana dimaksud
dalam pasal 9 ayat (8) huruf b dan huruf c.
3. Subjek Pajak Pertambahan Nilai.
Subjek Pajak Pertambahan Nilai adalah orang pribadi atau badan yang
menghasilkan barang, mengimpor barang, mengekspor barang, melakukan usaha
perdagangan seperti barang yang menurut tujuan semula tidak untuk
diperjualbelikan tetapi kemudian diperjualbelikan, memanfaatkan barang tidak
berwujud dari luar daerah pabean, melakukan usaha jasa, memanfaatkan jasa dari
luar daerah pabean. Subjek Pajak yang mendaftarkan diri sebagai pengusaha kena
pajak disebut Pengusaha Kena Pajak.
(18)
Tarif Pajak Pertambahan Nilai diatur dalam Pasal 7 UU PPN 1984 sebagai
berikut:
1. Tarif Pajak Pertambahan Nilai adalah 10%.
2. Tarif Pajak Pertambahan Nilai sebesar 0% diterapkan atas :
a. ekspor BKP Berwujud,
b. ekspor BKP Tidak Berwujud,
c. ekspor JKP.
Dengan Peraturan Pemerintah, tarif sebagaimana dimaksud pada Pasal 7 ayat 2
dapat diubah menjadi serendah – rendahnya 5% dan setinggi – tingginya 15%.
5. Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
Untuk menghitung besarnya pajak yang terutang, diperlukan adanya dasar
pengenaan pajak pertambahan nilai. Pajak yang dihitung dengan cara mengalikan
tarif dasar pengenaan pajak (DPP). Menurut pasal 1 angka 17 UU PPN1984
merumuskan: “Dasar Pengenaan Pajak adalah jumlah Harga Jual, Penggantian,
Nilai Impor, Nilai Ekspor, atau Nilai Lain yang ditetapkan dengan keputusan
Menteri Keuangan yang dipakai sebagai dasar untuk menghitung pajak yang
terutang.”
Adapun yang dimaksud dengan harga jual, penggantian, nilai impor, nilai
ekspor, menurut Untung Sukardji (Sukardji, 2010:138) :
a. Harga Jual.
Dalam Pasal 1 angka 18 UU PPN 1984 dirumuskan: “ Harga Jual adalah
(19)
oleh penjual karena penyerahan Barang Kena Pajak, tidak termasuk Pajak
Pertambahan Nilai yang dipungut berdasarkan undang – undang ini dan
potongan harga yang dicantumkan dalam faktur pajak.”
b. Penggantian.
Pasal 1 angka 19 UU PPN 1984 dirumuskan : “Penggantian adalah nilai
berupa uang termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh
pemberi jasa karena penyerahan Jasa Kena Pajak, tidak termasuk pajak yang
dipungut berdasarkan undang – undang ini dan potongan harga yang
dicantumkan dalam faktur pajak.”
c. Nilai Impor.
Pasal 1 angka 20 UU PPN 1984: “Nilai Impor adalahnilai berupa uang
yang menjadi dasar penghitungan bea masuk ditambah pungutan lainnya yang
dikenakan berdasarkan ketentuan perundang – undangan pebean untuk impor
Barang Kena Pajak, tidak termasuk Pajak Pertambahan Niali yang dipungut
menurut undang – undang ini.”
d. Nilai Ekspor.
Pasal 1 angka 26 UU PPN 1984 merumuskan: “Nilai Ekspor adalah nilai
berupa uang termasuk semua biaya yang diminta atau yang seharusnya
(20)
e. Nilai Lain sebagai Dasar Pengenaan Pajak.
Menurut Keputusan Menteri Keuangan No. 567/ KMK. 04/ 2000 jo
No.251/ KMK.03/2002 dalam buku Untung Sukardji Nilai Lain yang
dikenakan sebagai Dasar Pengenaan Pajak adalah: (Sukardji,2010:139)
1. Untuk pemakaian sendiri atau pemberian cuma – cuma barang kena pajak.
2. Rekaman suara atau rekaman suara dan gambar.
3. Film cerita.
4. Persediaan Barang Kena Pajak yang masih tersisa pada saat pembubaran
perusahaan.
5. Aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan yang
masih ada pada saat pembubaran perusahaan sepanjang PPN yang dibayar
atas perolehannya dapat dikreditkan.
6. Kendaraan bermotor bekas.
7. Jasa Biro Perjalanan atau Jasa Biro Pariwisata.
8. Jasa pengiriman paket.
9. Jasa anjak piutang.
10. Penyerahan Barang Kena Pajak dari pusat ke cabang dan sebaliknya dan
antar cabang.
(21)
D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM).
Adapun yang menjadi ruang lingkup PKLM ini adalah Prosedur pelaporan
SPT Masa PPN, pemenuhan kewajiban menyampaikan SPT Masa PPN dalam
kurun waktu 1 tahun dan kendala – kendala yang dihadapi pegawai Kantor
Pelayanan Pajak Medan Timur dalam penerimaan SPT Masa PPN.
E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM).
Adapun metode – metode yang dilakukan dalam pelaksanaan PKLM ini
adalah:
1. Tahap Persiapan.
Pada tahap ini penulis melakukan berbagai persiapan, dimulai dari
penentuan tempat praktik kerja lapangan dan mencari bahan untuk pembuatan
proposal.
2. Studi Literature (kepustakaan).
Dalam tahap ini penulis mencari dan mempelajari berbagai sumber –
sumber bacaan seperti buku – buku, ketentuan peraturan perundang – undangan,
dan laporan – laporan dibidang PPN.
3. Observasi Lapangan.
Pada tahap ini penulis mencari dan mengumpulkan data yang
berhubungan dengan prosedur pelaporan PPN tersebut.
4. Pengumpulan data.
(22)
a. Data primer.
Yaitu data yang diambil berdasarkan pengamatan terhadap lingkungan
kerja dan wawancara dengan pegawai Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur yang
berhubungan dengan PPN.
Dalam pembahasan mengenai prosedur pelaporan SPT Masa PPN ini
penulis melakukan wawancara dengan pegawai Kantor Pelayanan Pajak Medan
Timur yang menangani masalah PPN.
b. Data sekunder.
Yaitu data yang diperoleh dari sumber – sumber lain yang digunakan
sebagai data tambahan seperti studi kepustakaan, buku – buku peraturan
perundang – undangan PPN, dan bentuk laporan – laporan.
5. Analisis dan Evaluasi.
Setelah penulis memperoleh data yang diperlukan, penulis akan
menganalisisnya dengan menggunakan tabel dan mengevaluasi dengan
menggunakan peraturan perundang – undangan yang berlaku tentang pelaksanaan
prosedur pelaporan PPN.
F. Metode Pengumpulan Data.
Adapun metode yang digunakan dalam pengumpulan data mengenai PKLM
(23)
1. Interview (wawancara).
Dalam metode interview ini, penulis mengajukan beberapa pertanyaan
langsung kepada pegawai Kantor Pelayanan Pajak sebagai informan untuk
menambah wawasan tentang prosedur pelaporan SPT Masa PPN dan mengetahui
kendala – kendala yang dihadapi pegawai Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur,
sebagai data masukan dan informasi dalam melengkapi laporan ini.
2. Observasi.
Yaitu suatu studi yang dilakukan dengan pengamatan langsung ke lapangan
untuk mengamati dan menyimpulkan hal – hal yang berkaitan dengan masalah
yang diteliti dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh pihak instansi yang
berpedoman dengan ketentuan yang berlaku di Kantor Pelayanan Pajak Medan
Timur.
3. Studi Dokumentasi.
Yaitu kegiatan mengumpulkan dan mencari data dengan mempelajari
dokumen yang diperoleh dari pihak Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur.
G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM).
(24)
BAB I : PENDAHULUAN.
Dalam bab ini dibahas mengenai latar belakang PKLM, tujuan dan manfaat,
ruang lingkup PKLM, metode praktik kerja lapangan, metode pengumpulan data,
dan sistematika penulisan laporan.
BAB II : GAMBARAN UMUM OBJEK PRAKTIK KERJA LAPANGAN. Dalam bab ini penulis menguraikan gambaran umum lokasi PKLM seperti
sejarah singkat KPP Pratama Medan Timur, struktur organisasi, uraian tugas
pokok dan fungsi pegawai, dan menguraikan gambaran umum objek pajak yang
akan diteliti yaitu Prosedur pelaporan Pajak Pertambahan Nilai.
BAB III : GAMBARAN DATA PPN.
Dalam bab ini penulis menguraikan data mengenai ketentuan, objek dan
subjek, pendaftaran dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai.
BAB IV : ANALISA DAN EVALUASI.
Pada bab ini dibahas mengenai bagaimana pelaksanaan pelaporan pajak,
khususnya Pajak Pertambahan Nilai.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN.
Dalam bab ini penulis membuat kesimpulan tentang masalah – masalah
yang diambil pada saat melaksanakan PKLM dan beberapa saran yang menjadi
bahan masukan bagi tempat Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN – LAMPIRAN
(25)
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM A. Sejarah Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur.
Dengan adanya peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 123/
pmk.01/ 2006 Jo No.67/ pmk.01/ 2008, tentang organisasi dan tata kerja instansi
Vertikal Direktorat Jenderal Pajak, yang di dalamkeputusan tersebut telah
berubahnya sebagian besak instruksi dan terbentuknya Kantor Pelayanan Pajak
dan Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan. Adapun sebelumnya nama
sebutan dari Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur adalah Kantor Inpeksi Pajak
(KIP).
Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur didirikan pada tanggal 27 Mei
2008, berdasarkan keputusan Direktoral Jenderal Pajak No.Kep 95/ PJ.01/ 2008
tanggal 19 Mei 2008. Kantor Pelayanan Pratama Medan Timur merupakan
penggabungan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dan Kantor Pelayanan Pajak Bumi
dan Bangunan (PBB) dan Kantor Pemeriksaan Pajak.
Pada saat didirikan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan terbagi menjadi 6
(enam) KPP, yaitu:
1. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur.
2. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota.
3. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia.
(26)
5. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan.
6. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah.
Adapun wilayah kerja dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur
meliputi:
1. Kecamatan Medan Tembung.
2. Kecamatan Medan Timur.
3. Kecamatan Medan Perjuangan.
B. Tugas dan Fungsi KPP Medan Timur.
KPP Medan Timur mempunyai tugas melaksanakan penyuluhan,
pelayanan, dan pengawasan Wajib Pajak di bidang Pajak Penghasilan (PPh),
Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM), Pajak
tidak langsung lainnya, Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dalam wilayah
wewenangnya berdasarkan peraturan perundang – undangan yang berlaku. Dalam
melaksanakan tugasnya, KPP Medan Timur menyelenggarakan fungsi:
a. Pengumpulan, pencarian dan pengolahan data, pengamatan potensi perpajakan,
penyajian informasi perpajakan, pendataan objek dan subjek pajak serta
penilaian objek Pajak Bumi dan Bangunan.
(27)
c. Pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan
pengolahan Surat Pemberitahuan, serta penerimaan surat lainnya.
d. Penyuluhan perpajakan.
e. Pelaksanaan registrasi Wajib Pajak.
f. Pelaksanaan ekstensifikasi.
g. Penatausahaan piutang pajak dan pelaksanaan penagihan pajak.
h. Pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak.
i. Pelaksanaan pemeriksaan pajak.
j. Pelaksanaan konsultasi perpajakan.
k. Pelaksanaan intensifikasi.
l. Pembetulan ketetapan pajak.
m.Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan.
n. Pelaksanaan Administrasi Kantor.
C. Struktur Organisasi KPP Pratama Medan Timur.
Struktur organisasi adalah suatu bagan yang menggambarkan secara
sistematis mengenai penetapan tugas – tugas, fungsi dan wewenamg serta
(28)
Tujuannya adalah untuk membina keharmonisan kerja agar pekerjaan dapat
dilaksanakan dengan baik, teratur dan efisien.
Adapun struktur organisasi yang digunakan Kantor Pelayanan Pajak
Medan Timur adalah struktur organisasi linier dan staf. Adapun organisasi yang
ada di Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur, antara lain:
a) Sub Bagian Umum.
b) Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI).
c) Seksi Pengawasan dan Konsultasi I.
d) Seksi Pengawasan dan Konsultasi II.
e) Seksi Pengawasan dan Konsultasi III.
f) Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV.
g) Seksi Ekstensifikasi dan Konsultasi IV.
h) Seksi Penagihan.
i) Seksi Pemeriksaan.
j) Seksi Pelayanan.
D.Tugas dan Wewenang Masing – Masing Seksi.
Pembagian tugas dan wewenang masing – masing seksi dalam struktur
(29)
a) Sub Bagian Tata Usaha/ Umum, terdiri dari :
1. Pelaksanaan Tata Usaha dan Kepegawaian yang bertugas membantu
menangani urusan Tata Usaha dan Kepegawaian.
2. Pelaksanaan Keuangan yang bertugas menangani urusan keuangan.
3. Pelaksanan Rumah Tangga yang bertugas menangani urusan dan perlengkapan
Rumah Tangga.
b) Seksi Pengolahan Data dan Informasi, terdiri dari :
1. Melakukan pengumpulan, pencarian, dan pengolahan data, penyajian informasi
perpajakan.
2. Perekaman dokumen perpajakan.
3. Merekam SSP lembar ke-3.
4. Merekam SPT Masa PPN 1111 atau 1111 DM.
5. Merekam SPT Masa PPh Pasal 21.
6. Merekam SPT Masa PPh Pasal 23/26.
7. Merekam SPT Masa PPh Final Pasal 4 ayat 2.
8. Melakukan urusan tata usaha penerimaan perpajakan.
(30)
10. Memberi pelayanan dukungan teknis komputer.
11. Pemantauan aplikasi e-SPT dan e-Filing.
12. Pelaksanaan i-SISMIOP (Intelligence- Sistem Manajemen Informasi Objek
Pajak) dan SIG (Sistem Informasi Geografis).
13. Menyiapakan laporan kinerja.
c) Seksi Pengawasan dan Konsultasi, terdiri dari :
1. Melakukan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak.
2. Membimbing/ menghimbau kepada wajib pajak dan konsultasi teknis
perpajakan.
3. Melakukan penyusunan profil wajib pajak.
4. Menganalisis kinerja wajib pajak.
5. Memberikan konsultasi kepada wajib pajak tentang ketentuan peraturan
perundang –undangan perpajakan.
6. Melakukan rekonsiliasi data Wajib Pajak dalam rangka melakukan
intensifikasi.
7. Memberikan usulan pembetulan ketetapan pajak, pengurangan Pajak Bumi dan
Bangunan.
(31)
d) Seksi Penagihan Pajak, terdiri dari :
1. Melakukan urusan penatausahaan piutang pajak.
2. Penundaan dan angsuran tunggakan pajak.
3. Penagihan aktif.
4. Memberikan usulan penghapusan piutang pajak.
5. Penyimpanan dokumen – dokumen penagihan.
e) Seksi Ekstensifikasi, terdiri dari :
1. Melakuakn pengamatan potensi perpajakan.
2. Pendataan objek dan subjek pajak.
3. Pembentukan dan pemuktahiran basis data nilai objek pajak dalam menunjang
ekstensifikasi.
f) Seksi Pemeriksaan, terdiri dari :
1. Melakukan penyusunan rencana pemerikasaan.
2. Pengawasan pelaksanaan aturan pemerikasaan.
3. Penerbitan dan penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan Pajak serta administrasi
pemeriksaan perpajakan lainnya.
(32)
1. Melakukan penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan.
2. Menerima dan meneliti, serta merekam surat permohonan Wajib Pajak dan
surat – surat lainnya.
3. Melakukan penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan Wajib Pajak
lainnya.
4. Melakukan penatausahaan pendaftaran, pemindahan data, dan pencabutan
identitas Wajib Pajak.
(33)
BAB III
GAMBARAN DATA PPN A. Perhitungan PPN.
Perpajakan Indonesia yang menganut sistem self assessment
mengharuskan Pengusaha Kena Pajak menghitung, membayar, dan melaporkan
sendiri pajak yang terutang. Dalam menghitung jumlah pajak yang terutang
menggunakan mekanisme pajak keluaran dan pajak masukan. Sebelum
mengetahui mekanismenya, terlebih dahulu perlu diketahui yang dimaksud
dengan pajak masukan dan pajak keluaran.
1. Pajak Masukan.
Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 79/PMK.03/2010 Pasal 1
ayat 5 yang dimaksud dengan Pajak Masukan adalah Pajak Pertambahan Nilai
yang seharusnya sudah dibayar oleh Pengusaha Kena Pajak karena perolehan
Barang Kena Pajak dan/atau perolehan Jasa Kena Pajak dan/atau pemanfaatan
Barang Kena Pajak tidak berwujud dari luar daerah pabean dan/atau pemanfaatan
Jasa Kena Pajak dari luar daerah pabean dan/atau impor Barang Kena Pajak.
2. Pajak Keluaran.
Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 79/PMK.03/2010 Pasal 1
ayat 6 yang dimaksud dengan Pajak Keluaran adalah Pajak Pertambahan Nilai
(34)
Barang Kena Pajak, penyerahan Jasa Kena Pajak, ekspor Barang Kena Pajak,
dan/atau Jasa Kena Pajak.
3. Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai.
Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai adalah pengusaha kena pajak
mengurangkan atau mengkreditkan pajak masukan dalam suatu masa pajak pajak
keluaran dalam masa pajak yang sama.
Apabila dalam masa pajak tersebut lebih besar pajak keluaran, maka
terjadi pajak kurang bayar, oleh karena itu kelebihan pajak keluaran tersebut harus
dibayar ke kas negara.
Sebaliknya, jika dalam masa pajak tersebut lebih besar pajak masukan,
maka terjadi pajak lebih bayar . oleh karena itu, kelebihan pajak masukan dapat
dikompensasikan ke masa pajak berikutnya atau direstitusi.
B.Penyetoran.
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang dipungut wajib setorkan ke Bank
atau ke kantor pos paling lambat 7 hari setelah bulan terjadinya tagihan, bila hari
ke 7 bertepatan dengan hari libur maka penyetoran harus dilakukan pada hari
kerja berikutnya. Penyetoran dilakukan dengan melampirkan faktur pajak sebagai
bukti pemotongan.
Pembayaran Pajak Pertambahan Nilai dilakukan dengan menggunakan
Surat Setoran Pajak. Surat Setoran Pajak terdiri dari 4 lembar dan harus diissi
dengan benar, lengkap dan ditandatangani. Lembaran SSP terdiri dari:
(35)
Lembar ke- 2 untuk KPP melalui KPPN
Lembar ke-3 untuk PKP rekanan guna dilampirkan kepada SPT Masa PPN
Lembar ke-4 untuk Bank Persepsi atau Kantor Pos
C.Pelaporan.
Dalam hal melaporkan pajak yang terutang menggunakan SPT Masa PPN.
Untuk itu perlu diketahui beberapa hal mengenai SPT Masa PPN.
1. Fungsi SPT Masa PPN.
Sebagai sarana pelaporan bagi pengusaha kena pajak untuk melaporkan
dan mempertanggung jawabkan perhitungan jumlah PPN yang sebenarnya
terutang. SPT ini juga berfungsi untuk melaporkan tentang pengkreditan pajak
masukan terhadap pajak keluaran dan untuk melaporkan pembayaran dan
pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri atau atas nama pihak lain.
Dalam hal pelaporan SPT Masa PPN jika lebih besar jumlah Pajak yang
disetor daripada jumlah pajak yang terutang maka akan diterbitkan Surat
Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB), jika terjadi demikian maka Pengusaha
Kena Pajak dapat mengajukan restitusi atau kompensasi ke masa pajak
berikutnya.
Sebaliknya jika terjadi jumlah pajak yang terutang lebih besar daripada
yang disetor maka akan diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
(SKPKB) yang disertai dengan sanksi administrasi sebesar 2% dari jumlah pajak
(36)
2. Tatacara Pengisian Formulir SPT Masa PPN.
Formulir SPT Masa PPN 1111 terdiri atas 1 Halaman Induk dan 6
Halaman Lampiran sebagai berikut :
a. Formulir Induk SPT Masa PPN 1111 (Surat Pemberitahuan Masa Pajak
Pertambahan Nilai).
b. Formulir 1111 AB (Rekapitulasi Penyerahan dan Perolehan atau Formulir 1111
AB).
c. Formulir 1111 A1 (Daftar Ekspor BKP Berwujud, BKP Tidak Berwujud,
dan/atau JKP).
d. Formulir 1111 A2 (Daftar Pajak Keluaran Atas Penyerahan Dalam Negeri
Dengan Fatur Pajak).
e. Formulir 1111 B1 (Pajak Masukan Yang Dapat Dikreditkan atas Import BKP
dan Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud/JKP Dari Luar Daerah Pabean).
f. Formulir 1111 B2 (Pajak Masukan Yang Dapat Dikreditkan atas Perolehan
BKP/JKP Dalam Negeri ).
g. Formulir 1111 B3 (Daftar Pajak Masukan Yang Tidak Dapat Dikreditkan atau
Yang Mendapat Fasilitas).
Setelah mengetahui lembaran – lembaran Formulir 1111. Berikut ini adalah
tatacara pengisian SPT Masa PPN formulir 1111 adalah sebagai berikut:
a. Pengisian data pada formulir induk berupa isian Nama PKP, Masa, NPWP, dan
Pembetulan ke, begitu juga pada pada Formulir 1111 B3, 1111 B2, 1111 B1,
(37)
b. Isilah dari lampiran-lampiran terlebih dahulu (dimulai dari Formulir 1111 B3,
1111 B2, 1111 B1, 1111 A2, 1111 A1, 1111 AB, kemudian Induk 1111).
c. Penulisan Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak pada Formulir 1111 A2 harus
jelas dan lengkap.
d. SPT harus diisi dengan benar, jelas dan lengkap dengan menggunakan bahasa
Indonesia, huruf latin, angka arab dan satuan mata uang rupiah, dan wajib
ditandatangani atau distempel oleh Pengusaha Kena Pajak atu Kuasa.
3. Pengambilan Formulir 1111 SPT Masa PPN.
Berdasarkan Pasal 3 ayat 2 UU KUP wajib pajak atau PKP harus
mengambil sendiri Surat Pemberitahuan di tempat yang telah ditentukan oleh
Direktorat Jenderal Pajak seperti Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dan Kantor
Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP), atau mengambil
dengan cara lain yang tata cara pelaksanaannya diatur dengan atau berdasarkan
peraturan Menteri Keuangan Nomor 181/ PMK.03/2007 yang telah dilanjutkan
dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 9/PJ/2009 tentang tempat dan
cara lain pengambilan SPT Pasal 3 ayat 2 bahwa SPT Masa PPN dapat
didownload dari situs internet Direktorat Jenderal Pajak dengan alamat
4. Kelengkapan SPT Masa PPN.
SPT Masa PPN dinyatakan lengkap jika telah memenuhi persyaratan
seperti:
(38)
b. Ditandatangani oleh PKP atau Kuasa.
c. Melampirkan SSP.
Selain persyaratan pokok diatas, ada beberapa data tambahan yang dibutuhkan
untuk melengkapai SPT Masa PPN, meliputi data – data tambahan sebagai
berikut:
a. SPT Masa PPN :
1. Jumlah penyerahan.
2. Jumlah pajak keluaran.
3. Jumlah pajak yang dapat diperhitungkan.
4. Jumlah kekurangan dan kelebihan pajak.
5. Tanggal penyetoran.
b. SPT Masa PPN bagi pemungut :
1. Jumlah dasar pengenaan pajak.
2. Jumlah pajak yang dipungut.
3. Jumlah pajak yang disetor.
4. Tanggal penyerahan.
5. Tanggal penyetoran.
c. Untuk SPT Masa PPN bagi pengusaha kena pajak yang menggunakan nilai lain
sebagai dasar pengenaan pajak :
1. Jumlah penyerahan barang dagangan.
2. Jumlah kekurangan atau kelebihan pajak.
(39)
5. Cara Pelaporan SPT Masa PPN.
Dalam hal pelaporan SPT Masa PPN dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu:
a. Secara manual.
Penyampaian SPT Masa PPN secara manual dapat dilakukan dengan
mengisi Formulir 1111 yang diambil di KPP atau KP2KP, kemudian diisi dengan
benar, jelas dan lengkap. Setelah semua diisi dan tidak lupa ditandatangani atau
stempel, SPT Masa PPN diantarkan langsung ke KPP atau mengirim melalui
kantor pos atau melalui jasa kurir.
b. Secara elektronik.
SPT dalam bentuk data elektronik dapat disampaikan melalui e-Filling,
yaitu cara penyampaian SPT yang dilakukan secara on-line yang real time melalui
situs
Provider (ASP). Pengusaha Kena Pajak merekam data – data perpajakan yang
akan dilaporkan dengan benar dan lengkap. Setelah diisi dengan lengkap dan
benar pengusaha kena pajak mencetak formulir induk SPT Masa PPN 1111 atau
1111DM dan disimpan dalam media computer (disket, CD, dsb). Pengusaha Kena
Pajak melaporkan SPT dengan menggunakan media elektronik ke KPP dengan
membawa formulir Induk SPT Masa PPN dan hasil cetakan e-SPT yang telah
ditandatangani beserta file data SPT yang tersimpan dalam media komputer.
Bagi Pengusaha Kena Pajak yang telah melaporkan SPT Masa PPN akan
(40)
6. Batas Waktu Peyampaian SPT Masa PPN.
Penyampaian SPT Masa PPN paling lama tanggal 20 bulan berikutnya
setelah Masa Pajak berakhir. Apabila surat pemberitahuan masa tersebut tidak
disampaikan sesuai jangka waktu yang ditentukan, pengusaha kena pajak
dikenakan sanksi administrasi berupa denda sebesar lima ratus ribu rupiah
(Rp500.000) (Saidi, 2010:314).
7. Pemenuhan Kewajiban SPT Masa PPN.
Selama melakukan Praktik Kerja Lapangan Mandiri di Kantor Pelayanan
Pajak Medan Timur penulis mendapat data tentang jumlah pengusaha kena pajak
yang melaksanakan kewajibannya selama tahun 2010, yaitu sebagai berikut:
Tabel III.1
Penerimaan SPT Masa PPN Januari – Desember 2010 di KPP Medan Timur
No. Bulan Jumlah PKP Per-
Bulan
SPT MASA Nihil Kurang
Bayar
Lebih Bayar
Total SPT Masa PPN
1. Januari 5.018 1.308 443 70 1.821
2.. Februari 5.033 904 342 453 1.699
3. Maret 5.061 1.404 407 163 1.974
4. April 5.079 1.401 408 149 1.958
5. Mei 5.101 1.309 401 160 1.870
6. Juni 5.122 1.264 393 154 1.811
7. Juli 5.148 1.318 399 145 1.862
8. Agustus 5.168 1.324 417 135 1.876
9. September 5.184 1.320 327 129 1.776 10. Oktober 5.200 1.364 371 147 1.882 11. November 5.213 1.353 359 131 1.843 12. Desember 5.238 1.317 435 126 1.878 Sumber: KPP Medan Timur
(41)
Dari tabel III.1 di atas dapat dilihat bagaimana tingkat kepatuhan
Pengusaha Kena Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya selama tahun
2010 di KPP Medan Timur. Oleh karena itu tabel III.1 akan dianalisis pada bab
(42)
BAB IV
ANALISA DAN EVALUASI
Pada bab ini, penulis melakukan analisa dan evaluasi terhadap data pada
tabel III.1 yang diperoleh di Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur. Dalam Bab
ini, penulis akan membandingkan Ketentuan Umum Perpajakan tentang Pajak
Pertambahan Nilai yang diuraikan pada bab III dengan kenyataan yang ada di
lapangan sehingga penulis dapat melihat dan menilai sampai sejauh mana
Ketentuan Umum Perpajakan tentang PPN tersebut diterapkan wajib pajak dalam
kehidupan sehari – hari.
A.Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang memenuhi dan yang tidak memenuhi kewajiban menyampaikan SPT Masa PPN Tahun 2010 di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur.
Dari tabel III.1 penulis akan menganalisa kepatuhan Pengusaha Kena
Pajak dalam melaksanakan kewajiaban menyampaikan SPT Masa PPN sebagai
berikut:
1. Januari 2010.
Jumlah Pengusaha Kena Pajak yang terdaftar pada Januari 2010 adalah 5.018
PKP, dan dari 5.018 PKP tersebut yang melaporkan pajaknya pada bulan Januari
(43)
Tabel IV.1
Penerimaan SPT Masa PPN Januari 2010 di KPP Medan Timur NO Jenis SPT Masa PPN Nihil Kurang
Bayar
Lebih Bayar
Jumlah SPT 1. SPT Masa PPN Perdagangan 851 304 49 1.204
2. SPT Masa PPN Jasa 396 95 12 503
3. SPT Masa PPN Industri 48 44 9 101
4. SPT Masa 1107 – Put 13 0 0 13
JUMLAH 1.308 443 70 1.821
Sumber : KPP Medan Timur
Dari tabel IV.1 diatas kita dapat melihat jumlah penerimaan SPT PPN
Januari 2010 adalah .
Dari penerimaan SPT Masa PPN per Januari 2010 dapat dirincikan lagi sebagai
berikut:
SPT Masa PPN Nihil =
SPT Masa PPN Kurang Bayar =
SPT Masa PPN Lebih Bayar =
Dengan melihat rincian penerimaan SPT Masa PPN Januari 2010 diatas,
penerimaan SPT Masa PPN Januari 2010 di KPP Medan Timur hanya sekitar
(44)
2. Februari 2010.
Jumlah Pengusaha Kena Pajak yang terdaftar Februari 2010 adalah 5.033 PKP,
dan dari 5.033 PKP tersebut yang melaporkan pajaknya pada bulan Februari
dapat dilihat pada tabel IV.2 di bawah ini:
Tabel IV.2
Penerimaan SPT Masa PPN Februari 2010 di KPP Medan Timur NO Jenis SPT Masa PPN Nihil Kurang
Bayar
Lebih Bayar
Jumlah SPT 1. SPT Masa PPN Perdagangan 824 221 82 1.127
2. SPT Masa PPN Jasa 19 74 363 456
3. SPT Masa PPN Industri 55 47 8 110
4. SPT Masa 1107 – Put 6 0 0 6
Jumlah 904 342 453 1.699
Sumber : KPP Medan Timur
Pada tabel IV.2 di atas dapat dilihat jumlah SPT Masa PPN Februari 2010
adalah .
Dari penerimaan SPT Masa PPN di atas dapat dirincikan sebagai berikut :
SPT Masa PPN Nihil 100% = 17,46%
SPT Masa PPN Kurang Bayar : 100% = 6,79%
SPT Masa PPN Lebih Bayar : 100% = 9,05%
Setelah melihat rincian tabel IV.2 di atas jumlah penerimaan SPT Masa PPN
Februari 2010 mengalami penurunan sebesar 2,53% dari penerimaan SPT Masa
(45)
3. Maret 2010.
Jumlah Pengusaha Kena Pajak yang terdaftar Maret 2010 adalah 5.061 PKP,
dan dari 5.061 PKP tersebut yang melaporkan pajaknya pada bulan Maret adalah :
Tabel IV.3
Penerimaan SPT Masa PPN Maret 2010 di KPP Medan Timur NO Jenis SPT Masa PPN Nihil Kurang
Bayar
Lebih Bayar
Jumlah SPT
1. SPT Masa PPN Perdagangan 892 261 128 1.281
2. SPT Masa PPN Jasa 416 108 24 548
3. SPT Masa PPN Industri 75 38 11 124
4. SPT Masa 1107 – Put 21 0 0 21
Jumlah 1.404 407 163 1.974
Sumber : KPP Medan Timur
Dari tabel IV.3 diatas dapat dilihat jumlah penerimaan SPT Masa PPN
sebesar .
Dari penerimaan SPT Masa PPN Maret 2010 di atas dapat dirincikan sebagai
berikut :
SPT Masa PPN Nihil :
SPT Masa PPN Kurang Bayar :
SPT Masa PPN Lebih Bayar :
Dengan perincian tabel IV.3 diatas dapat dilihat bahwa penerimaan SPT Masa
PPN Maret 2010 mengalami peningkatan 5,29% dibandingkan penerimaan SPT
(46)
4. April 2010
Jumlah Pengusaha Kena Pajak yang terdaftar April 2010 adalah 5.079 PKP,
dan dari 5.079 PKP tersebut yang melaporkan pajaknya pada bulan April dapat
dilihat pada tabel IV.4 di bawah ini :
Tabel IV.4
Penerimaan SPT Masa PPN April 2010 di KPP Medan Timur
NO Jenis SPT Nihil Kurang
Bayar
Lebih Bayar
Jumlah SPT 1. SPT Masa PPN Perdagangan 923 251 102 1.276
2. SPT Masa PPN Jasa 405 120 40 565
4. SPT Masa PPN Industri 60 37 7 104
5. SPT Masa 1107 – Put 13 0 0 13
Jumlah 1.407 408 149 1.958
Sumber : KPP Medan Timur
Dari tabel IV.4 diatas dapat dilihat jumlah penerimaan SPT Masa PPN
April 2010 adalah
Berdasarkan jenis SPT nya, SPT Masa PPN yang disampaikan bulan Mei adalah
sebagai berikut:
SPT Masa PPN Nihil :
SPT Masa PPN Kurang Bayar :
SPT Masa PPN Lebih Bayar :
Dari rincian tabel IV.4 diatas dapat dilihat bahwa penerimaan SPT Masa PPN
(47)
5. Mei 2010.
Jumlah Pengusaha Kena Pajak yang terdaftar Mei 2010 adalah 5.101 PKP, dan
dari 5.101 PKP tersebut yang melaporkan pajaknya pada bulan Mei adalah :
Tabel IV.5
Penerimaan SPT Masa PPN Mei 2010 di KPP Medan Timur NO Jenis SPT Masa PPN Nihil Kurang
Bayar
Lebih Bayar
Jumlah SPT 1. SPT Masa PPN Perdagangan 836 240 117 1.193
2. SPT Masa PPN Jasa 406 125 29 560
3. SPT Masa PPN Industri 50 36 14 100
4. SPT Masa 1107 – Put 17 0 0 17
Jumlah 1.309 401 160 1.870
Sumber : KPP Medan Timur
Dari tabel IV.5 diatas dapat dilihat jumlah penerimaan SPT Masa PPN
Mei 2010 adalah .
Dari penerimaan SPT Masa PPN diatas dapat dirincikan menurut jenis SPT nya,
sebagai berikut:
SPT Masa PPN Nihil :
SPT Masa PPN Kurang Bayar :
SPT Masa PPN Lebih Bayar :
Dengan melihat bahwa rincian penerimaan SPT Masa PPN Mei 2010 mengalami
(48)
6. Juni 2010.
Jumlah Pengusaha Kena Pajak yang terdaftar Juni 2010 adalah 5.122 PKP, dan
dari 5.122 PKP tersebut yang melaporkan pajaknya pada bulan Juni adalah
sebagai berikut :
Tabel IV. 6
Penerimaan SPT Masa PPN Juni 2010 di KPP Medan Timur NO Jenis SPT Masa PPN Nihil Kurang
Bayar
Lebih Bayar
Jumlah SPT 1. SPT Masa PPN Perdagangan 834 257 109 1.200
2. SPT Masa PPN Jasa 361 94 23 478
3. SPT Masa PPN Industri 52 40 21 113
4. SPT Masa 1107 – Put 17 2 1 20
Jumlah 1.264 393 154 1.811
Sumber : KPP Medan Timur
Dari tabel IV.6 diatas dapat dilihat jumlah penerimaan SPT Masa PPN Juni 2010
adalah
Berdasarkan penerimaan SPT Masa PPN Juni 2010 dapat dirincikan menurut
jenis SPT nya sebagai berikut:
SPT Masa PPN Nihil :
SPT Masa PPN Kurang Bayar :
SPT Masa PPN Lebih Bayar :
Setelah melihat rincian penerimaan SPT Masa PPN di atas, penerimaan SPT Masa
PPN Juni 2010 mengalami penurunan lagi sebesar 1,3% dibandingkan bulan
(49)
7. Juli 2010.
Jumlah Pengusaha Kena Pajak yang terdaftar Juli 2010 adalah 5.148 PKP, dan
dari 5.148 PKP tersebut yang melaporkan pajaknya pada bulan Juli dapat dilihat
pada tabel IV.7 :
Tabel IV.7
Penerimaan SPT Masa PPN Juli 2010 di KPP Medan Timur NO Jenis SPT Masa PPN Nihil Kurang
Bayar
Lebih Bayar
Jumlah SPT 1. SPT Masa PPN Perdagangan 873 259 106 1.238
2. SPT Masa PPN Jasa 379 93 27 499
3. SPT Masa PPN Industri 48 47 12 107
4. SPT Masa 1107 – Put 18 0 0 18
Jumlah 1.318 399 145 1.862
Sumber : KPP Medan Timur
Dari tabel IV.7 diatas dapat dilihat jumlah penerimaan SPT Masa PPN Juli 2010
adalah .
Berdasarkan penerimaan SPT Masa PPN di atas dapat dirincikan menurut jenis
SPT nya sebagai berikut :
SPT Masa PPN Nihil : .
SPT Masa PPN Kurang Bayar : .
SPT Masa PPN Lebih Bayar : .
Dari rincian penerimaan SPT Masa PPN diatas dapat dilihat bahawa penerimaan
SPT Masa PPN Juli 2010 mengalami peningkatan sebesar 0,81% dibandingkan
(50)
8. Agustus 2010.
Jumlah Pengusaha Kena Pajak yang terdaftar Agustus 2010 adalah 5.168 PKP,
dan dari 5.168 PKP tersebut yang melaporkan pajaknya pada bulan Agustus
adalah seperti berikut ini :
Tabel IV.8
Penerimaan SPT Masa PPN Agustus 2010 di KPP Medan Timur NO Jenis SPT Masa PPN Nihil Kurang
Bayar
Lebih Bayar
Jumlah SPT 1. SPT Masa PPN Perdagangan 867 269 106 1.242
2. SPT MASA PPN JASA 389 112 24 525
3. SPT MASA PPN INDUSTRI 52 36 5 93
4. SPT MASA 1107 – PUT 16 0 0 16
Jumlah 1.324 417 135 1.876
Sumber : KPP Medan Timur
Dari tabel IV.8 diatas dapat dilihat jumlah penerimaan SPT Masa PPN Agustus
2010 adalah .
Berdasarkan penerimaan SPT Masa PPN diatas, dapat dirincikan menurut jenis
SPT nya, seperti berikut ini :
SPT Masa PPN Nihil : .
SPT Masa PPN Kurang Bayar : .
SPT Masa PPN Lebih Bayar : .
Dengan melihat rincian tabel IV.8 diatas, penerimaan SPT Masa PPN Agustus
(51)
9. September 2010
Jumlah Pengusaha Kena Pajak yang terdaftar Septeember 2010 adalah 5.184
PKP, dan dari 5.184 PKP tersebut yang melaporkan pajaknya pada bulan
September dengan melihat tabel IV.9 di bawah ini :
Tabel IV.9
Penerimaan SPT Masa PPN September 2010 di KPP Medan Timur
NO Jenis SPT Nihil Kurang
Bayar
Lebih Bayar
Jumlah SPT 1. SPT Masa PPN Perdagangn 848 219 84 1.151
2. SPT Masa PPN Jasa 363 70 34 467
3. SPT Masa PPN Industri 94 38 11 143
4. SPT Masa 1107 – Put 15 0 0 15
Jumlah 1.320 327 129 1.776
Sumber : KPP Medan Timur
Dari tabel IV.9 diatas dapat dilihat jumlah penerimaan SPT Masa PPN September
2010 adalah .
Dari penerimaan SPT Masa PPN September 2010 di atas, dapat dirincikan sebagai
berikut :
SPT Masa PPN Nihil : .
SPT Masa PPN Kurang Bayar : .
SPT Masa PPN Lebih Bayar : .
Dengan melihat penerimaan perincian penerimaan SPT Masa PPN September
2010 mengalami penurunan kembali sebesar 2,05% dibandingkan bulan
(52)
10. Oktober 2010
Jumlah Pengusaha Kena Pajak yang terdaftar Oktober 2010 adalah 5.200 PKP,
dan dari 5.200 PKP tersebut yang melaporkan pajaknya pada bulan Oktober
adalah sebagai berikut :
Tabel IV.10
Penerimaan SPT Masa PPN Oktober 2010 di KPP Medan Timur NO Jenis SPT Masa PPN Nihil Kurang
Bayar
Lebih Bayar
Jumlah SPT 1. SPT Masa PPN Perdagangan 911 236 114 1.261
2. SPT Masa PPN Jasa 386 100 20 506
3. SPT Masa PPN Industri 53 35 13 101
4. SPT Masa 1107 – Put 14 0 0 14
Jumlah 1.364 371 147 1.882
Sumber : KPP Medan Timur
Dari tabel IV.10 diatas dapat dilihat jumlah penerimaan SPT Masa PPN Oktober
2010 adalah
Berdasarkan penerimaan SPT Masa PPN diatas, dapat dirincikan lagi menurut
jenis SPT nya seperti berikut ini:
SPT Masa PPN Nihil :
SPT Masa PPN Kurang Bayar :
SPT Masa PPN Lebih Bayar :
Dari rincian tabel IV.10 di atasa dapat dilihat bahawa penerimaan SPT Masa PPN
Oktober 2010 mengalami peningkatan kembali sebesar 1,94% dibandingkan bulan
(53)
11. November 2010.
Jumlah Pengusaha Kena Pajak yang terdaftar November 2010 adalah 5.213 PKP,
dan dari 5.213 PKP tersebut yang melaporkan pajaknya pada bulan November
dapat dilihat pada tabel IV.11 di bawah ini :
Tabel IV.11
Penerimaan SPT Masa PPN November 2010 di KPP Medan Timur NO Jenis SPT Masa PPN Nihil Kurang
Bayar
Lebih Bayar
Jumlah SPT 1. SPT Masa PPN Perdagangan 916 225 95 1.236
2. SPT Masa PPN Jasa 375 97 29 501
3. SPT Masa PPN Industri 51 37 7 95
4. SPT Masa 1107 – Put 11 0 0 11
Jumlah 1.353 359 131 1.843
Sumber : KPP Medan Timur
Dari tabel IV.11 diatas dapat dilihat jumlah penerimaan SPT Masa PPN Oktober
2010 adalah
Dari penerimaan SPT Masa PPN per November 2010 diatas dapat dirincikan
sebagai berikut :
SPT Masa PPN Nihil :
SPT Masa PPN Kurang Bayar
SPT Masa PPN Lebih Bayar
Dengan rincian tabel IV.11 dia atas dapat dilihat bahawa penerimaan SPT Masa
(54)
12. Desember 2010.
Jumlah Pengusaha Kena Pajak yang terdaftar Desember 2010 adalah 5.238
PKP, dan dari 5.238 PKP tersebut yang melaporkan pajaknya pada bulan Januari
dapat dilihat pada tabel IV.12 di bawah ini:
Tabel IV.12
Penerimaan SPT Masa PPN Desember 2010 di KPP Medan Timur
NO Jenis SPT Nihil Kurang
Bayar
Lebih Bayar
Jumlah SPT 1. SPT Masa PPN Perdagangan 871 287 99 1.257
2. SPT Masa PPN Jasa 382 98 19 499
3. SPT Masa PPN Industri 52 50 8 110
4. SPT Masa 1107 – Put 12 0 0 12
Jumlah 1.317 435 126 1.878
Sumber : KPP Medan Timur
Dari tabel IV.12 diatas dapat dilihat jumlah penerimaan SPT Masa PPN Desember
2010 adalah
Berdasarkan jenis SPT nya, SPT yang disampaikan pada bulan Desember adalah
sebagai berikut :
SPT Masa PPN Nihil :
SPT Masa PPN Kurang Bayar :
SPT Masa PPN Lebih Bayar :
Dari rincian penerimaan SPT Masa PPN Desember 2010 dapat dilihat bahwa
penerimaan SPT Masa PPN mengalami peningkatan kembali sebesar 0,5%
(55)
Dari analisis di atas dapat dihitung, secara rata – rata, selama tahun 2010
PKP yang menyampaikan SPT Masa PPN nya adalah sebagai berikut:
Berdasarkan angka rata – rata tersebut dapat diketahui bahwa penerimaan SPT
Masa PPN selama tahun 2010 hanya sebesar 36,14% dari PKP terdaftar. Dengan
perkataan lain PKP yang tidak melaporkan SPT Masa PPN selama tahun 2010
adalah 100% - 36,14% = 63,86%.
Rincian penerimaan SPT Masa PPN selama tahun 2010 menurut jenis SPT
Masa PPNnya seperti di bawah ini:
SPT Masa PPN Nihil selama tahun 2010:
SPT Masa PPN Kurang Bayar selama tahun 2010:
SPT Masa PPN Lebih Bayar selama tahun 2010:
Berdasarkan rincian diatas dapat dilihat bahwa rata – rata penerimaan SPT Masa
PPN Nihil selama tahun 2010 lebih besar daripada rata – rata penerimaan SPT
(56)
2. Kendala - kendala yang dihadapi pegawai Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur dalam penerimaan SPT Masa PPN.
Dari hasil wawancara dengan salah satu pegawai di KPP Medan Timur,
dalam penerimaan SPT Masa PPN banyak kendala yang dihadapi Kantor
Pelayanan Pajak Medan Timur dalam menghadapi wajib pajak, seperti:
a. Wajib Pajak kurang mengetahui cara menghitung PPN dan cara mengisi SPT
Masa PPN .
b. SPT Masa PPN tidak lengkap, seperti SPT Masa PPN yang tidak
ditandatangani dan atau masa pajak tidak isi, dan berkas yang dilampirkan
tidak lengkap.
c. Adanya perubahan sistem aplikasi penerimaan SPT Masa PPN sehingga proses
(57)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A.KESIMPULAN
Berdasarkan uraian yang tertulis pada bab – bab sebelumnya maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pelaporan SPT Masa PPN menggunakan Formulir 1111 atau 1111DM dan
dapat disampaikan secara manual dan elektronik. SPT Masa PPN dinyatakan
lengkap jika telah diisi dengan lengkap, benar, dan ditandatangani oleh PKP
atau Kuasa. SPT Masa PPN dapat disampaikan secara langsung dengan diantar
langsung ke KPP tempat PKP terdaftar atau ke kantor KP2KP atau dapat
dikirim melalui kantor pos atau jasa kurir.
2. Penerimaan SPT Masa PPN selama tahun 2010 di KPP Medan Timur hanya
sebesar 36,14%, dan sisanya sebesar 63,86% tidak melaporkan SPT Masa PPN.
3. Dalam penerimaan pelaporan SPT Masa PPN KPP Medan Timur mengalami
kendala seperti :
a. Wajib pajak kurang memahami cara menghitung PPN dan cara mengisi
SPT Masa PPN,
b. SPT Masa PPN tidak lengkap,
c. Adanya perubahan sistem aplikasi penerimaan SPT Masa PPN sehingga
(58)
B.Saran
Pada dasarnya pelaksanaan administrasi perpajakan yang dilakukan di
Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur sudah berjalan dengan baik, namun
demikian penulis memberikan saran yang mungkin nantinya dapat menjadi
masukan bagi pegawai pajak.
Adapun saran penulis adalah sebagai berikut:
1. Membuat formulir SPT Masa PPN dengan lebih sederhana, untuk
mempermudah pengisiannya.
2. Menyurati PKP yang tidak melaksanakan kewajiban melaporkan SPT Masa
PPN.
3. Untuk mengatasi masalah yang dihadapi KPP Medan Timur, disarankan agar:
a. Dilakukan sosialisai dan pembinaan tentang cara menghitung PPN dan cara
mengisi SPT Masa PPN.
b. Menyurati atau menelepon PKP yang menyampaikan SPT Masa PPN tidak
lengkap agar melengkapi SPT Masa PPN nya.
c. Mempercepat proses perubahan sistem aplikasi penerimaan SPT Masa
(59)
DAFTAR PUSTAKA
Muljono,Djoko,2008,Ketentuan Umum Perpajakan lengkap dengan UU No.28 Tahun 2007,Yogyakarta: Andi
Resmi,Siti,2008,Perpajakan :Teori dan Kasus, Jakarta, Salemba Empat
Saidi, Muhammad Djafar. Prof.Dr, 2010, Pembaruan Hukum Perpajakan, Ed.Revisi 2, Jakarta: Rajawali Pers, 2010
Sukardji,Untung,2010, Pajak Pertambahan Nilai Indonesia, Ed.Revisi,cet6.Jakarta:PT Rajawali Pers.
(1)
12. Desember 2010.
Jumlah Pengusaha Kena Pajak yang terdaftar Desember 2010 adalah 5.238 PKP, dan dari 5.238 PKP tersebut yang melaporkan pajaknya pada bulan Januari dapat dilihat pada tabel IV.12 di bawah ini:
Tabel IV.12
Penerimaan SPT Masa PPN Desember 2010 di KPP Medan Timur
NO Jenis SPT Nihil Kurang
Bayar
Lebih Bayar
Jumlah SPT
1. SPT Masa PPN Perdagangan 871 287 99 1.257
2. SPT Masa PPN Jasa 382 98 19 499
3. SPT Masa PPN Industri 52 50 8 110
4. SPT Masa 1107 – Put 12 0 0 12
Jumlah 1.317 435 126 1.878
Sumber : KPP Medan Timur
Dari tabel IV.12 diatas dapat dilihat jumlah penerimaan SPT Masa PPN Desember 2010 adalah
Berdasarkan jenis SPT nya, SPT yang disampaikan pada bulan Desember adalah sebagai berikut :
SPT Masa PPN Nihil :
SPT Masa PPN Kurang Bayar : SPT Masa PPN Lebih Bayar :
Dari rincian penerimaan SPT Masa PPN Desember 2010 dapat dilihat bahwa penerimaan SPT Masa PPN mengalami peningkatan kembali sebesar 0,5%
(2)
Dari analisis di atas dapat dihitung, secara rata – rata, selama tahun 2010 PKP yang menyampaikan SPT Masa PPN nya adalah sebagai berikut:
Berdasarkan angka rata – rata tersebut dapat diketahui bahwa penerimaan SPT Masa PPN selama tahun 2010 hanya sebesar 36,14% dari PKP terdaftar. Dengan perkataan lain PKP yang tidak melaporkan SPT Masa PPN selama tahun 2010 adalah 100% - 36,14% = 63,86%.
Rincian penerimaan SPT Masa PPN selama tahun 2010 menurut jenis SPT Masa PPNnya seperti di bawah ini:
SPT Masa PPN Nihil selama tahun 2010:
SPT Masa PPN Kurang Bayar selama tahun 2010:
SPT Masa PPN Lebih Bayar selama tahun 2010:
Berdasarkan rincian diatas dapat dilihat bahwa rata – rata penerimaan SPT Masa PPN Nihil selama tahun 2010 lebih besar daripada rata – rata penerimaan SPT Masa PPN Kurang Bayar dan SPT Masa PPN Lebih Bayar.
(3)
2. Kendala - kendala yang dihadapi pegawai Kantor Pelayanan Pajak Medan
Timur dalam penerimaan SPT Masa PPN.
Dari hasil wawancara dengan salah satu pegawai di KPP Medan Timur, dalam penerimaan SPT Masa PPN banyak kendala yang dihadapi Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur dalam menghadapi wajib pajak, seperti:
a. Wajib Pajak kurang mengetahui cara menghitung PPN dan cara mengisi SPT Masa PPN .
b. SPT Masa PPN tidak lengkap, seperti SPT Masa PPN yang tidak ditandatangani dan atau masa pajak tidak isi, dan berkas yang dilampirkan tidak lengkap.
c. Adanya perubahan sistem aplikasi penerimaan SPT Masa PPN sehingga proses penerimaan SPT Masa PPN menjadi terhambat.
(4)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.KESIMPULAN
Berdasarkan uraian yang tertulis pada bab – bab sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pelaporan SPT Masa PPN menggunakan Formulir 1111 atau 1111DM dan dapat disampaikan secara manual dan elektronik. SPT Masa PPN dinyatakan lengkap jika telah diisi dengan lengkap, benar, dan ditandatangani oleh PKP atau Kuasa. SPT Masa PPN dapat disampaikan secara langsung dengan diantar langsung ke KPP tempat PKP terdaftar atau ke kantor KP2KP atau dapat dikirim melalui kantor pos atau jasa kurir.
2. Penerimaan SPT Masa PPN selama tahun 2010 di KPP Medan Timur hanya sebesar 36,14%, dan sisanya sebesar 63,86% tidak melaporkan SPT Masa PPN. 3. Dalam penerimaan pelaporan SPT Masa PPN KPP Medan Timur mengalami
kendala seperti :
a. Wajib pajak kurang memahami cara menghitung PPN dan cara mengisi SPT Masa PPN,
b. SPT Masa PPN tidak lengkap,
c. Adanya perubahan sistem aplikasi penerimaan SPT Masa PPN sehingga proses penerimaan SPT Masa PPN menjadi terhambat.
(5)
B.Saran
Pada dasarnya pelaksanaan administrasi perpajakan yang dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur sudah berjalan dengan baik, namun demikian penulis memberikan saran yang mungkin nantinya dapat menjadi masukan bagi pegawai pajak.
Adapun saran penulis adalah sebagai berikut:
1. Membuat formulir SPT Masa PPN dengan lebih sederhana, untuk mempermudah pengisiannya.
2. Menyurati PKP yang tidak melaksanakan kewajiban melaporkan SPT Masa PPN.
3. Untuk mengatasi masalah yang dihadapi KPP Medan Timur, disarankan agar: a. Dilakukan sosialisai dan pembinaan tentang cara menghitung PPN dan cara
mengisi SPT Masa PPN.
b. Menyurati atau menelepon PKP yang menyampaikan SPT Masa PPN tidak lengkap agar melengkapi SPT Masa PPN nya.
c. Mempercepat proses perubahan sistem aplikasi penerimaan SPT Masa PPN, sehingga proses penerimaan SPT Masa PPN tidak terhambat.
(6)
DAFTAR PUSTAKA
Muljono,Djoko,2008,Ketentuan Umum Perpajakan lengkap dengan UU No.28 Tahun 2007,Yogyakarta: Andi
Resmi,Siti,2008,Perpajakan :Teori dan Kasus, Jakarta, Salemba Empat
Saidi, Muhammad Djafar. Prof.Dr, 2010, Pembaruan Hukum Perpajakan, Ed.Revisi 2, Jakarta: Rajawali Pers, 2010
Sukardji,Untung,2010, Pajak Pertambahan Nilai Indonesia, Ed.Revisi,cet6.Jakarta:PT Rajawali Pers.