Penentuan Daerah Penelitian Metode Penelitian Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Data

35

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Penentuan Daerah Penelitian

Penentuan daerah penelitian dilakukan secara sengaja atau purposive method. Daerah penelitian ditetapkan secara regional yaitu Kabupaten Jember, seluruh sawah yang dimanfaatkan sebagai tempat produksi atau usahatani padi. Penentuan daerah tersebut berdasarkan atas pertimbangan bahwa: 1. Kabupaten Jember merupakan penghasil padi terbesar di Provinsi Jawa Timur tahun 2011. 2. Kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Regional Bruto PDRB di wilayah Kabupaten Jember dari tahun ke tahun mengalami penurunan sedangkan kontribusi sektor non pertanian meningkat. 3. Kabupaten Jember memiliki kawasan urban fringe yang kawasan persawahannya mengalami perubahan fungsi.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan analitik. Metode deskriptif merupakan metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Metode analitik menerapkan bebrapa analisis yang berkaitan dengan penelitian dengan jalan menyimpulkan dan menyusun data terlebih dahulu, kemudian dianalisis dan dijelaskan Nazir, 2003.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam pelaksanaan penelitian ini berasal dari data sekunder dalam bentuk time series dari tahun 2005 –2014. Data sekunder diperoleh dari berbagai instansilembaga terkait yang selama ini memiliki wewenang dalam pengumpulan data terhadap aktivitas penggunaan tanah, misalnya Biro Pusat Statistik BPS, Dinas Pertanian Kabupaten Jember, Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Jember dan lain-lain. 36

3.4 Metode Analisis Data

Hipotesis pertama mengenai trend konversi lahan sawah di Kabupaten Jember menggunakan analisis statistik trend menggunakan metode kuadran terkecil atau Least Square Method. Analisis trend dilakukan untuk peramalan luas konversi lahan sawah 2015-2024 dengan menggunakan data konversi lahan sawah mulai tahun 2005 hingga 2014. Y = a + bX Dimana: = ∑ � = ∑ ∑ 2 Keterangan: Y = Jumlah konversi lahan sawah Ha a = Intersep b = Nilai koefisien trend X = Tahun kode n = periode waktu Berdasarkan formulasi tersebut, maka akan didapat nilai trend pada tahun-tahun tersebut Umar, 2004. Kriteria pengambilan keputusan : Jika garis trend menunjukkan gejala kenaikan, maka trend yang dimiliki menunjukkan rata-rata perubahan trend positif, maka konversi lahan sawah semakin meningkat ditahun mendatang. Jika garis trend menunjukkan gejala semakin berkurang, maka trend yang dimiliki menunjukkan rata-rata penurunan trend negatif, maka konversi lahan sawah semakin menurun ditahun mendatang. Menjawab pertanyaan kedua terkait proyeksi kebutuhan lahan sawah tanaman pangan padi di Kabupaten Jember, dilakukan peramalan terhadap jumlah penduduk, kebutuhan pangan, kebutuhan lahan sawah dan ketersediaan lahan sawah di Kabupaten Jember. Kebutuhan pangan merupakan hasil kali dari jumlah penduduk dengan tingkat konsumsi beras. Kebutuhan lahan sawah merupakan hasil bagi kebutuhan pangan dengan produktivitas, dan ketersediaan 37 lahan dihitung berdasar penurunan luasan lahan sawah akibat konversi yang terjadi di Kabupaten Jember. Kebutuhan pangan = tingkat konsumsi beras x jumlah penduduk Kebutuhan lahan = kebutuhan pangan produktivitas Ketersediaan lahan = lahan sawah – lahan sawah terkonversi Menjawab pertanyaan ketiga dari rumusan masalah mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi konversi lahan sawah tingkat wilayah di Kabupaten Jember menggunakan analisis regresi linier berganda berdasar deret waktu dari tahun 2004 hingga 2013. Model yang digunakan adalah sebagai berikut: Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + b 5 X 5 + b 6 X 6 Keterangan: Y = Konversi lahan sawah hektar a = Konstanta X 1 = Kontribusi PDRB sektor non pertanian X 2 = Jumlah penduduk Jiwa X 3 = Jalan aspal km X 4 = Luas lahan sawah beririgasi Ha X 5 = Produktivitas lahan sawah kuintalhatahun b 1 -b 5 = koefisien regresi 1. Guna menguji secara keseluruhan variabel independen memberikan pengaruh pada variabel dependen, maka digunakan Uji F dengan formulasi sebagai berikut: Kuadrat Tengah Regresi F-hitung = Kuadrat Tengah sisa Hipotesis: H = tidak terdapat pengaruh nyata antara kontribusi PDRB sektor non pertanian, jumlah penduduk, panjang jalan aspal dan produktivitas lahan sawah terhadap konversi lahan sawah di Kabupaten Jember. H 1 = terdapat pengaruh nyata antara kontribusi PDRB sektor non pertanian, jumlah penduduk, panjang jalan aspal dan produktivitas lahan sawah terhadap konversi lahan sawah di Kabupaten Jember. 38 Kriteria pengambilan keputusan: F-hitung F- tabel α = 0,05 maka H ditolak, berarti variabel kontribusi PDRB sektor non pertanian, jumlah penduduk,panjang jalan aspal dan produktivitas berpengaruh nyata terhadap variabel dependen konversi lahan sawah. F- hitung ≤ F-tabel α = 0,05 maka H diterima, berarti variabel variabel kontribusi PDRB sektor non pertanian, jumlah penduduk,panjang jalan aspal dan produktivitas tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen konversi lahan sawah. Jika nilai F-hitung F-tabel, maka dilanjutkan dengan uji t untuk mengetahui pengaruh masing-masing koefisien regresi dengan formulasi sebagai berikut: 2. Uji t yaitu untuk mengetahui pengaruh masing-masing koefisien regresi dengan formulasi sebagai berikut: bi Jumlah kuadrat sisa t-hitung = Sbi = √ Sbi Jumlah kuadrat tengah sisa Keterangan: bi = koefisien regresi Sbi = standar deviasi Hipotesis: H = tidak terdapat pengaruh nyata antara variabel dependen ke-i terhadap konversi lahan sawah di Kabupaten Jember. H 1 = terdapat pengaruh nyata antara variabel dependen ke-i terhadap konversi lahan sawah di Kabupaten Jember. Kriteria pengambilan keputusan: t- hitung t tabel α = 0,05 maka H ditolak, variabel independen ke-i berpengaruh nyata terhadap variabel dependen. t- hitung ≤ t tabel α = 0,05 maka H diterima, variabel independen ke-i tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen. 3. Pengujian seberapa besar variasi Y yang disebabkan oleh bervariasinya variabel bebas dihitung dengan koefisien determinasi, formulasinya sebagai berikut: 39 Jumlah kuadrat regresi R² = Jumlah kuadrat total Terkait dengan dampak alih fungsi lahan sawah kerugian yang timbul dari konversi lahan sawah diantaranya berupa hilangnya peluang memperoleh produksi dan nilai yang seharusnya dapat tercipta dari usahatani seluas lahan sawah yang terkonversi, secara matematis dihitung: 4 3 Q = • Qi, dimana Qi = Si • Hm i = 1 m = 1 Keterangan : Q = produksi padi sawah per tahun yang hilang Qi = produksi padi sawah per tahun dari sawah dengan irigasi- i yang terkonversi i = 1…4, dimana 1, 2, 3, 4 masing-masing menunjukkan jenis sawah irigasi teknis, semiteknis, sederhana, dan tadah hujan yang terkonversi Si = luas lahan sawah dengan jenis irigasi – i yang terkonversi Hm = produktivitas usahatani pada musim tanam –m dari sawah dengan jenis irigasi – i tersebut m = 1, 2, 3 masing- masing menunjukkan musim tanam 1, 2, dan 3 Nilai produksi padi sawah yang hilang dapat dirumuskan sebagai berikut: NQ = P x Q NQ = nilai produksi padi sawah yang hilang P = harga komoditi padi sawah yang ditanam Q = jumlah produksi padi sawah

3.5 Definisi Operasional