10
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Irawan dan Friyatno 1998 dalam penelitannya yang berjudul Dampak Konversi Lahan Sawah di Pulau Jawa terhadap Produksi Beras dan Kebijakan
Pengendaliannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum konversi lahan sawah lebih banyak terjadi pada provinsi atau kabupaten yang memiliki
tingkat pertumbuhan ekonomi dan penduduk yang relatif tinggi, serta kabupaten yang merupakan penyangga pusat pertumbuhan. Akibat konversi lahan sawah di
Pulau Jawa selama kurun waktu 18 tahun 1981-1998 diperhitungkan secara akumulasi telah hilang sebesar 50,9 juta ton gabah atau sekitar 2,82 juta ton gabah
per tahun. Pengurangan produksi padi akibat terjadinya konversi lahan sawah terbesar adalah di Provinsi Jawa Timur dengan proporsi 44,2 persen 22,5 juta ton
padi dari total pengurangan produksi padi di Pulau Jawa. Sedangkan urutan kedua dan ketiga adalah di Jawa Tengah dan Jawa Barat masing-masing 15,9 dan
10,8 juta ton padi. Hayat 2002 faktor-faktor yang diduga mempengaruhi konversi lahan
sawah di tingkat wilayah dengan metode Ordinary Least Square OLS dengan menggunakan pendekatan dua variabel, variabel tak bebas yaitu, penurunan
jumlah luas lahan dan variabel bebas yaitu, kepadatan penduduk, produktivitas padi sawah, persentase luas lahan sawah, kontribusi sektor non pertanian,
pertambahan jalan aspal dan proporsi jumlah tenaga kerja sektor non pertanian. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa faktor produktivitas lahan sawah,
persentase luas lahan sawah beririgasi teknis, kontribusi sektor non pertanian dan pertambahan jalan aspal berpengaruh nyata, sedangkan kepadatan penduduk
merupakan faktor yang tidak mempengaruhi secara nyata pada taraf uji 0,1. Hasil penelitian Sandi 2009 yang berjudul Analisis Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Konversi Lahan di Kabupaten Karawang menunjukkan bahwa dari tahun 1999 hingga 2008 terjadi peningkatan konversi lahan sawah di
Kabupaten Karawang yang disebabkan adanya izin pembangunan perumahan yang terdapat di beberapa kecamatan di Kabupaten Karawang. Berdasarkan hasil
11
pengolahan data dengan metode Ordinary Least Square OLS diketahui bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi laju konversi sawah di Kabupaten Karawang
secara signifikan adalah laju pertumbuhan penduduk dan luas lahan perumahan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Irnalia 2011 dengan judul
Keterkaitan Harga Lahan terhadap Laju Konversi Lahan Pertanian di Hulu Sungai Ciliwung
Kabupaten Bogor
menunjukkan bahwa
Faktor-faktor yang
mempengaruhi penduduk pada tingkat rumah tangga dalam mengkonversi lahan adalah harga lahan, jumlah tanggungan, pendapatan, dan luas lahan yang dimiliki
saat sebelum menjual. Penelitian lain yang dilakukan oleh Anugerah 2005 dengan judul Analis
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konversi Lahan Pertanian ke Penggunaan non Pertanian di Kabupaten Tangerang menunjukkan bahwa selama periode 1994-
2003, di Kabupaten Tangerang telah terjadi konversi lahan sebesar 5.407 hektar dengan laju sebesar 2,44 persen per tahun. Secara berturut-turut luas lahan
terkonversi dari yang terluas adalah sawah tadah hujan, sawah irigasi ½ teknis, sawah irigasi sederhana dan sawah irigasi teknis. Faktor-faktor yang berpengaruh
nyata pada taraf uji á = 0,1 terhadap terjadinya konversi lahan sawah yaitu produktivitas padi sawah, luas lahan sawah irigasi, kontribusi sektor non pertanian
dan kebijakan pemerintah. Sedangkan laju pertumbuhan penduduk dan pertambahan jalan aspal tidak berpengaruh nyata terhadap terjadinya konversi
lahan sawah. Nilai uji F-hitung menunjukkan berpengaruh nyata pada taraf uji á = 0,1. Hal ini berarti bahwa secara bersama-sama seluruh variabel penjelas
berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 90 persen. Persediaan lahan akan semakin kecil seiring dengan adanya alih fungsi
lahan yang terus terjadi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Ismail 2010 dengan judul Dampak Konversi Lahan di Kota Medan diketahui bahwa
konversi lahan mengakibatkan: 1 penurunan luas lahan pertanian di Kota Medan dari tahun 2001 sampai 2008 sebesar 4 088 ha atau berkurang sebesar 36.5 dari
luas lahan pertanian tahun 2001, 2 hasil analisis menunjukkan bahwa faktor- faktor yang secara signifikan mempengaruhi keputusan petani dalam menjual
lahan mereka adalah produktivitas dan proporsi pendapatan dengan derajat
12
kepercayaan 5, sedangkan untuk variabel yang tidak signifikan adalah harga jual lahan dan luas lahan, sedangkan untuk faktor kebijakan dan pajak tidak langsung
mempengaruhi keputusan petani dalam mengkonversi lahannya. Penelitian lain oleh Erviani 2011 dengan judul Dampak Konversi Lahan
Sawah Terhadap Keunggulan Kompetitif Usahatani Beras di Kabupaten Karawang menyimpulkan bahwa konversi lahan sawah menurunkan tingkat
keunggulan kompetitif usahatani beras di Kabupaten Karawang. Hal ini terbukti dari penurunan KP Keuntungan Privat dan peningkatan nilai RBP Rasio Biaya
Privat dari tahun 2005 sebelum konversi lahan sawah ke tahun 2010 sesudah konversi lahan sawah. Penurunan KP sebesar 1.074.640, sedangkan peningkatan
nilai RBP Rasio Biaya Privat sebesar 0,07. Penurunan KP dan peningkatan RBP disebabkan oleh peningkatan biaya faktor domestik privat berupa biaya sewa
lahan dan upah tenaga kerja sebagai akibat dari terjadinya konversi lahan sawah. Berkaitan dengan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah setempat
guna mengatasi masalah konversi lahan sawah, Erviani 2011 menyimpulkan bahwa kebijakan Land Reform akan berdampak positif bagi usahatani beras di
Desa Kondangjaya. Hal ini dilihat dari peningkatan indikator KP Keunggulan Privat, TB Transfer Bersih, KK Koefisien Keuntungan dan RSP Rasio
Subsidi Produsen. Kebijakan Landreform juga meningkatkan keunggulan kompetitif usahatani beras di Desa Kondangjaya, dilihat dari nilai indikator RBP
Rasio Biaya Privat yang semakin kecil, yaitu berkurang sebesar 0,29.
2.2 Landasan Teori