Sumber Limbah Cair Indikator Limbah cair

Muhammad Idris Nasution : Penentuan Jumlah Amoniak Dan Total Padatan Tersuspensi Pada Pengolahan Air Limbah PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir, 2008. USU Repository © 2009 Kristanto, 2002

2.5 Sumber Limbah Cair

Limbah didefinisikan sebagai hasil sampingan yang tidak berguna, yang berasal dari lingkungan masyarakat atau lingkungan industri, yang menurut sifatnya dapat dibedakan atas limbah padat, limbah cair, dan limbah gas. Limbah cair atau air kotor adalah air yang tidak bersih dan mengandung berbagai zat yang bersifat membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan yang umumnya diakibatkan karena perbuatan manusia. Dalam kehidupan sehari-hari sumber limbah cair yang lazim dikenal adalah : 1. Limbah rumah tangga Domestic Wastes, yaitu limbah yang berasal dari rumah tangga, termasuk yang berasal dari WC, kamar mandi, dapur ataupun dari pemakaian air di pekarangan 2. Limbah industri industrial waste, yaitu limbah yang berasal dari industri seperti pabrik kimia, industri baja. 3. Limbah Perdagangan Commercial Wastes, yaitu limbah yang berasal dari pusat perdagangan seperti pasar-pasar, hotel, restoran, terminal angkutan darat, laut maupun udara serta kegiatan perdagangan lainnya. Ambarwita, 1999 Limbah cair pada lazimnya terdiri tiga komponen utama yaitu bahan padat, bahan cair serta bahan gas. Kesemua bahan-bahan ini berada dalam air limbah umumnya berbentuk : 1. bahan yang mengapung floating material 2. bahan yang larut dissolved solids 3. bahan koloidal colloids Muhammad Idris Nasution : Penentuan Jumlah Amoniak Dan Total Padatan Tersuspensi Pada Pengolahan Air Limbah PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir, 2008. USU Repository © 2009 4. bahan mengendap sediments 5. bahan melayang dispersed solids. Hasibuan, 2005

2.6 Indikator Limbah cair

Di dalam kegiatan industri, air yang telah digunakan air limbah industri tidak boleh langsung dibuang ke lingkungan karena dapat menyebabkan pencemaran. Air tersebut harus diolah terlebih dahulu agar mempunyai kualitas yang sama dengan kualitas air lingkungan. Jadi air limbah industri harus mengalami proses daur ulang sehingga dapat digunakan lagi atau dibuang kembali ke lingkungan tanpa menyebabkan pencemaran air lingkungan. Pembuangan air limbah secara langsung tanpa melalui pengolahan terlebih dahulu dapat menyebabkan terjadinya pencemaran air. Indikator atau tanda bahwa air lingkungan telah tercemar adalah adanya perubahan yang dapat diamati melalui : a. Aspek kimia-fisika, antara lain yaitu : 1. Suhu Air dalam kegiatan industri seringkali digunakan sebagai pendingin mesin. Air yang digunakan tersebut biasanya akan meningkat suhunya diakibatkan penyerapan panas dari mesin-mesin industri tersebut. Apabila air ini dibuang ke sungai maka air sungai akan menjadi panas. Air yang suhunya meningkat akan mengganggu kehidupan hewan air dan organisme air dikarenakan kadar oksigen yang terlarut dalam air akan turun bersamaan dengan kenaikan suhu. Wardhana, 2001 2. pH Muhammad Idris Nasution : Penentuan Jumlah Amoniak Dan Total Padatan Tersuspensi Pada Pengolahan Air Limbah PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir, 2008. USU Repository © 2009 Nilai pH air yang normal adalah sekitar netral, yaitu antara 6 sampai 8, sedangkan pH air yang tercemar, misalnya air limbah buangan, berbeda-beda tergantung pada jenis limbahnya. Pada tabel 2.1 ditunjukkan hubungan antara limbah dan karakteristiknya. Air limbah industri bahan anorganik pada umumnya mengandung asam mineral dalam jumlah tinggi sehingga keasamannya juga tinggi atau pH-nya rendah. Adanya komponen besi sulfur FeS 2 dalam jumlah tinggi di dalam air juga akan meningkatkan keasamannya, karena FeS 2 dengan udara dan air akan membentuk H 2 SO 4 dan besi yang larut. Perubahan keasaman pada air limbah, baik ke arah alkali pH naik maupun ke arah asam pH turun, akan sangat mengganggu kehidupan ikan dan hewan air. Kristanto, 2002 3. Warna, bau, dan rasa air Bahan buangan dan air limbah dari kegiatan industri yang berupa bahan anorganik dan bahan organik seringkali dapat larut di dalam air. Apabila bahan buangan dan air limbah industri dapat larut dalam air maka akan terjadi perubahan warna air. Air dalam keadaan normal dan bersih tidak akan berwarna, sehingga tampak bening dan jernih. Selain itu degradasi bahan buangan industri dapat pula menyebabkan terjadinya perubahan warna air. Tingkat pencemaran air tidak mutlak harus tergantung pada warna air, karena bahan buangan industri yang memberikan warna belum tentu lebih berbahaya dari bahan buangan industri yang tidak memberikan warna. Bau yang keluar dari dalam air dapat langsung berasal dari bahan buangan atau air limbah dari kegiatan industri, atau dapat pula berasal dari hasil degradasi Muhammad Idris Nasution : Penentuan Jumlah Amoniak Dan Total Padatan Tersuspensi Pada Pengolahan Air Limbah PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir, 2008. USU Repository © 2009 bahan buangan oleh mikroba yang hidup di dalam air. Bahan buangan industri yang bersifat organik atau bahan buangan dan air limbah dari kegiatan industri pengolahan bahan makanan seringkali menimbulkan bau yang sangat menyengat hidung. Timbulnya bau pada air lingkungan secara mutlak dapat dijadikan sebagai salah satu tanda tingkat pencemaran air yang cukup tinggi. Wardhana, 2001 4. Jumlah padatan Padatan di dalam air terdiri dari bahan organik maupun anorganik yang larut, mengendap maupun tersuspensi. Bahan ini akan mengendap pada dasar air, yang lambat laun akan menimbulkan pendangkalan pada dasar wadah penerima. Akibat lain dari padatan ini adalah tumbuhnya tanaman air tertentu dan dapat menjadi racun bagi makhluk lain. Banyaknya padatan menunjukkan banyaknya lumpur yang terkandung dalam air. Tabel 2.1 Hubungan antara sumber limbah dan karakteristiknya. Karakteristik Sumber limbah Fisika Warna Bau Padatan Suhu Kimia Organik karbohidrat minyak dan lemak pestisida penol Anorganik Alkali Klorida Logam berat Nitrogen pH Posfor Sulfur Bahan organik, limbah industri dan domestik Penguraian limbah industri Sumber air, limbah indutri dan domestik Limbah industri dan domestik Limbah industri, perdagangan dan domestik Limbah industri, perdagangan dan domestik Limbah hasil pertanian Limbah industri Sumber air, limbah domestik, infiltrasi air tanah Sumber air, limbah industri, pelemahan air Limbah industri Limbah pertanian dan domestik Limbah industri Limbah industri, domestik dan alamiah Limbah industri, domestik Muhammad Idris Nasution : Penentuan Jumlah Amoniak Dan Total Padatan Tersuspensi Pada Pengolahan Air Limbah PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir, 2008. USU Repository © 2009 Biologi Virus Limbah domestik Sumber : Kristanto, 2002 Pada dasarnya air yang tercemar selalu mengandung padatan, yang dapat dibedakan menjadi empat kelompok berdasarkan besar partikel dan sifat-sifat lainnya, terutama kelarutannya, yaitu : a. Padatan terendap sedimen Padatan terendap sedimen yaitu padatan yang dapat langsung mengendap jika air tidak terganggu untuk beberapa saat. Padatan yang mengendap tersebut terdiri dari partikel-partikel padatan yang mempunyai ukuran besar dan berat sehingga dapat mengendap dengan sendirinya karena gravitasi. b. Padatan tersuspensi dan koloid Padatan tersuspensi adalah padatan yang menyebabkan kekeruhan air, tidak terlarut dan tidak dapat langsung mengendap, terdiri dari partikel-partikel yang ukuran maupun beratnya lebih kecil dari sedimen, misalnya tanah liat, bahan- bahan organik tertentu, sel-sel mikroorganisme, dan sebagainya. c. Padatan terlarut total Padatan terlarut adalah padatan-padatan yang mempunyai ukuran lebih kecil dibandingkan padatan tersuspensi. Padatan ini terdiri dari senyawa-senyawa organik dan anorganik yang larut dalam air, mineral dan garam-garamnya. Misalnya air limbah pabrik gula biasanya mengandung berbagai jenis gula yang larut, sedangkan air limbah industri kimia sering mengandung mineral seperti Merkuri Hg, Timbal Pb, Arsenik As, Kadmium Cd, Kromium Cr, Nikel Ni, serta garam Magnesium dan Kalsium yang mempengaruhi kesadahan air. d. Minyak dan lemak Muhammad Idris Nasution : Penentuan Jumlah Amoniak Dan Total Padatan Tersuspensi Pada Pengolahan Air Limbah PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir, 2008. USU Repository © 2009 Minyak dan lemak yang mencemari air sering dimasukkan ke dalam kelompok padatan, yaitu padatan yang mengapung di atas permukaan air. Minyak yang terdapat di dalam air dapat berasal dari berbagai sumber, di antaranya dari pembersihan dan pencucian kapal-kapal di laut, pengeboran minyak di dekat atau ditengah laut, terjadinya kebocoran kapal pengangkut minyak, dan sumber-sumber lainnya seperti buangan pabrik. Semua jenis minyak mengandung senyawa volatil yang dapat segera menguap. Dalam beberapa hari, 25 dari volume minyak akan hilang karena menguap. Sisa minyak yang tidak menguap akan mengalami emulsifikasi yang mengakibatkan air dan minyak dapat bercampur. Terdapat dua macam emulsi yang terbentuk antara minyak dengan air, yaitu emulsi minyak dalam air dan emulsi air dalam minyak. Emulsi minyak dalam air terjadi jika droplet-droplet minyak terdispersi di dalam air dan distabilkan dengan interaksi kimia dimana air menutupi permukaan droplet- droplet tersebut. Sedangkan emulsi air dalam minyak terbentuk jika droplet- droplet air ditutupi oleh lapisan minyak. Emulsi ini distabilkan oleh interaksi di antara droplet-droplet air yang tertutup. Kristanto, 2002 5. Oksigen terlarut Oksigen adalah gas tak berbau, tak berasa, dan hanya sedikit larut dalam air. Kehidupan di air dapat bertahan jika terdapat oksigen terlarut minimal sebanyak 5 ppm 5 mg oksigen dalam satu liter air. Oksigen terlarut dissolved oxygen dapat berasal dari proses fotosintesis tanaman air dan dari atmosfir udara yang masuk ke dalam air dengan kecepatan tertentu. Konsentrasi oksigen terlarut dalam keadaan jenuh bervariasi tergantung dari suhu dan tekanan atmosfir. Pada suhu 20 C dengan tekanan 1 atmosfir, konsentrasi oksigen terlarut dalam Muhammad Idris Nasution : Penentuan Jumlah Amoniak Dan Total Padatan Tersuspensi Pada Pengolahan Air Limbah PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir, 2008. USU Repository © 2009 keadaan jenuh adalah 9,2 ppm, sedangkan pada suhu 50 C dengan tekanan atmosfir yang sama, tingkat kejenuhannya hanya 5,6 ppm. Semakin tinggi suhu air, semakin rendah tingkat kejenuhan. Konsentrasi oksigen terlarut yang terlalu rendah akan mengakibatkan ikan-ikan dan hewan air lain yang membutuhkan oksigen akan mati. Sebaliknya konsentrasi oksigen terlarut yang terlalu tinggi juga mengakibatkan proses korosi yang semakin cepat karena oksigen akan mengikat hidrogen yang melapisi permukaan logam. Kristanto, 2002 b. Aspek biokimia, antara lain yaitu : Organisme pengurai aerobik umumnya terdiri dari mikroorganisme seperti bakteri yang selalu bekerja di dalam air, menguraikan senyawa-senyawa organik menjadi karbondioksida dan air. Bakteri lain mengubah amoniak dan nitrit menjadi nitrat. Untuk semua proses ini dibutuhkan oksigen. Jika jumlah bahan organik dalam air hanya sedikit, maka bakteri aerob akan dapat dengan mudah menguraikannya tanpa mengganggu keseimbangan oksigen dalam air. Tetapi jika jumlah bahan organik tersebut banyak maka bakteri pengurai ini akan melipatgandakan diri. Hal ini pada umumnya akan mengakibatkan terjadinya kekurangan oksigen, seperti di rawa-rawa dan di dasar kolam dan danau yang airnya tidak mengalir diam.

2.7 Pengolahan Air Limbah Pabrik Karet