Muhammad Idris Nasution : Penentuan Jumlah Amoniak Dan Total Padatan Tersuspensi Pada Pengolahan Air Limbah PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir, 2008.
USU Repository © 2009
Biochemical Oxygen Demand, COD Chemical Oxygen Demand, total padatan tersuspensi, pH dan Amoniak Bebas NH
3
-N. Dari beberapa parameter diatas maka penulis hanya membahas parameter
amoniak dan total padatan tersuspensi yang terdapat pada air limbah karet di PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate. Hal ini dikarenakan amoniak dan total padatan
tersuspensi sangat erat hubungannya dengan senyawa organik and anorganik yang jika kadarnya terlalu tinggi dapat menyebabkan kematian organisme-organisme air.
1.2. Permasalahan
Apakah jumlah amoniak dan total padatan tersuspensi yang terdapat dalam air limbah PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate sudah memenuhi standar untuk
dibuang ke dalam air sungai.
1.3 Tujuan
Menganalisis jumlah amoniak dan total padatan tersuspensi yang terdapat pada air limbah PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate.
1.4 Manfaat
Hasil karya ilmiah ini dapat memberikan informasi kepada pabrik karet khususnya PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate dan para pembaca yang
membutuhkannnya.
Muhammad Idris Nasution : Penentuan Jumlah Amoniak Dan Total Padatan Tersuspensi Pada Pengolahan Air Limbah PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir, 2008.
USU Repository © 2009
Bab 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Karet
Semua karet yang berasal dari alam dibentuk dari unit dasar yang sama yaitu C
5
H
8
yang merupakan suatu senyawa hidrokarbon. Molekul individual dari senyawa ini dikenal sebagai “isoprena” . Molekul karet alam didapat dari pohon hevea, yang
tersusun dari banyak unit isoprena yang berikatan bersama dimana secara karakteristik membentuk rantai panjang yang tidak bercabang. Karet alam adalah hidrokarbon yang
merupakan makro molekul yang poliisoprena C
5
H
8 n
yang bergabung secara ikatan head to tail. Rantai poliisoprena tersebut membentuk konfigurasi cis dengan susunan
ruang yang teratur sehingga rumus kimianya 1,4 cis poliisoprena. Barlow, 1978
CH
3
H C
C
CH
2
CH
2
n Gambar 2.1 Struktur karet alam cis-1,4 isoprena
Apabila karet hevea segar dipusingkan pada kecepatan 32.000 putaran permenit rpm selama 1 jam, akan terbentuk empat fraksi, yaitu :
Muhammad Idris Nasution : Penentuan Jumlah Amoniak Dan Total Padatan Tersuspensi Pada Pengolahan Air Limbah PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir, 2008.
USU Repository © 2009
1. fraksi karet yang terdiri dari partikel-partikel karet yang berbentuk bulat
dengan diameter 0,05-3 mikron. Partikel karet diselubungi oleh lapisan pelindung yang terdiri dari protein dan lipida dan berfungsi sebagai
pemantap. 2.
Fraksi Frey Wessling yang terdiri dari partikel – partikel frey wessling yang ditemukan FREE WESSLING, fraksi ini berwarna kuning karena
mengandung karotenida. 3.
Fraksi Serum, juga disebut fraksi C centrifuge serum mengandung sebahagian besar komponen bukan karet yaitu air, karbohidrat, protein dan
ion-ion logam. 4.
Fraksi bawah, terdiri dari partikel-partikel lotoid yang bersifat gelatin, mengandung senyawa nitrogen dan ion-ion kalsium serta magnesium.
Komposisi kimia lateks hevea segar secara garis besar adalah 25-40 karet poliisoprena, C
5
H
8 n
dan 60-75 bukan karet. Kandungan bukan karet selain air terdiri dari 1-1,5 protein -glubin dan havein, 1-2 karbohidrat sukrosa, glukosa,
galaktosa, dan fruktosa, 1-1,5 lipida gliserida, sterol dan fosfolipida dan sekitar 0,5 ion-ion logam K, Na, Ca, Mg, Fe, Cu, Mn, dan lain-lain. Komposisi ini
bervariasi tergantung pada jenis tanaman, umur tanaman, musim, sistem deres dan pengunaan stimulan.Ompusunggu,1987
2.2 Pengolahan Karet